Anda di halaman 1dari 5

BAB II1

ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR


DAN AGREGAT HALUS

3.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pengujian analisis saringan agregat kasar dan agregat halus
adalah sebagai berikut.
1.) Menentukan distribusi besaran atau jumlah persentase butiran pada agregat
halus maupun agregat kasar.
2.) Menentukan modulus kehalusan dari agregat halus dan agregat kasar.

3.2. Landasan Teori


Agregat adalah salah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan
batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Berdasarkan ukuran
nya, agregat terbagi menjadi dua, antara lain agregat kasar dan agregat halus.

Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir


maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus
olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran
dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan. Berdasarkan ASTM C33
agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel butir lebih kecil dari 5 mm.

Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm sampai 40 mm. Berdasarkan ASTM
C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan partikel butir lebih
besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.

Analisis saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan
agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan.
Adapun tujuan dari analisis saringan adalah sebagai berikut.
Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat

1.) Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan (diaduk, dialirkan, dan
didapatkan) yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
2.) Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
3.) Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.
4.) Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.
5.) Untuk mendapatkan komposisi campuran (gabungkan) analisa agregat kasar dan
agregat halus dalam bentuk ideal.

Ukuran merupakan pengelompokan besar butir agregat yang dianalisa.


Berdasarkan besar saringan, perangkat saringan untuk agregat kasar dapat dilihat
pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 perangkat saringan agregat kasar


Nomor saringan Ukuran lubang (mm)
1” 25,00
3/4" 19,00 Perangkat saringan untuk
1/2" 12,50 agregat kasar
3/8” 9,50 Berat minimal sampel
No. 4 4,760 2500 gram

No. 8 2,380
No. 16 1,190

Sedangkan pada perangkat saringan untuk agregat halus dapat dilihat pada
tabel 3.2.

Alfin Misrizal – M1C118019


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat

Tabel 3.2 perangkat saringan agregat halus


Nomor saringan Ukuran lubang(mm)
1” 25,00
3/8” 9,500
No. 4 4,760
Perangkat saringan untuk
No. 8 2,380 agregat halus
No. 16 1,190 Berat minimal sampel 500
No. 30 0,595 gram

No. 50 0,270
No. 100 0,149
No. 200 0,074

Untuk menggetarkan perangkat saringan terdapat dua cara, yaitu secara manual
dan menggunakan mesin sieve shaker. Sieve shaker adalah alat yang digunakan
untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan
penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh (ukuran dari jumlah lubang suatu
jaring atau kasa pada luasan 1 inch persegi) saringan yang berbeda-beda. Peralatan
ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak
dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan
permukaan bahan yang akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan
yang tidak tersaring. Shieve shaker biasanya digunakan pada agregat halus. Hal ini
dikarenakan agregat halus jika disaring tanpa menggunakan shieve shaker, agregat
halus pasti ada yang tertinggal pada saringan.

Dan setelah disaring, didapatlah gradasi agregat. Gradasi agregat adalah


distribusi dari variasi ukuran butir agregat . Gradasi agregat berpengaruh pada
besarnya rongga dalam campuran dan menentukan workabilitas (kemudahan dalam
pekerjaan) serta stabilitas campuran. Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan
jaringan kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat
per inchi pesegi dari saringan tersebut. Gradasi agregat dapat dibedakan menjadi
tiga, antara lain sebagai berikut.

Alfin Misrizal – M1C118019


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat

1.) Gradasi seragam (uniform graded), yaitu gradasi agregat dengan ukuran butir
yang hampir sama.
2.) Gradasi rapat (dense graded), yaitu gradasi agregat yang terdapat butiran dari
agregat kasar sampai halus.
3.) Gradasi senjang (gap graded), yaitu gradasi agregat yang ukuran agregat yang
ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit
sekali.

3.3. Peralatan
Adapun peralatan untuk pengujian analisis saringan agregat kasar dan agregat
halus adalah sebagai berikut.
3.3.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengujian analisis saringan agregat
kasar dan agregat halus adalah sebagai berikut.
1.) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram, berfungsi sebagai alat pengukur berat
agregat sebelum dan setelah disaring.
2.) Oven, berfungsi untuk mengeringkan agregat.
3.) Shieve Shaker, berfungsi untuk memisahkan antara butiran agregat mulai dari
yang paling kasar sampai yang paling halus.
4.) Wadah, berfungsi sebagai tempat pengambilan agregat.
5.) Seperangkat saringan agregat halus dan kasar.
6.) Kuas, sikat kuningan, dan alat-alat lainnya.
3.3.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian analisis saringan
agregat kasar dan agregat halus adalah sebagai berikut.
1.) Agregat kasar
2.) Agregat halus

3.4. Prosedur Kerja


Adapun langkah-langkah pengerjaan pengujian analisis saringan agregat kasar
dan agregat halus adalah sebagai berikut.

Alfin Misrizal – M1C118019


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat

1.) Persiapkan alat dan bahan.


2.) Timbanglah agregat menggunakan timbangan, dengan rincian agregat halus
sebanyak 1.100 gram dan agregat kasar sebanyak 5.000 gram.
3.) Setelah ditimbang, masukkan agregat halus dan agregat kasar ke dalam wadah
yang terpisah.
4.) Bersihkan agregat yang akan diuji, kemudian keringkan benda uji dengan
menggunakan oven suhu 110°C.
5.) Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dan timbang benda uji nya (W).
6.) Curahkan benda uji pada seperangkat saringan. Susunan saringan dimulai
dengan saringan paling besar dari atas ke bawah (tabel 3.1 dan tabel 3.2).
7.) Pada benda uji agregat kasar, seperangkat saringan diguncang secara manual.
Sedangkan pada benda uji agregat halus, seperangkat saringan diguncangkan
menggunakan mesin sieve shaker selama 10 menit.
8.) Timbang berat benda uji yang tertahan pada masing-maing saringan (W3)

Alfin Misrizal – M1C118019

Anda mungkin juga menyukai