Anda di halaman 1dari 7

PROFIL KOMPETENSI GURU MATEMATIKA JENJANG SMP

DI KOTA BENGKULU
Dewi Herawaty
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu
Email: dewiherawaty71@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kompetensi Guru Matematika Jenjang SMP di
Kota Bengkulu. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif dengan menerapkan
pendekatan survei; Populasi penelitian ini adalah seluruh guru matematika jenjang SMP di Kota
Bengkulu. Adapun jumlah total guru matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu adalah 103 orang,
dengan sampel penelitian 30 orang guru yang diambil dengan random sederhana. luaran dari penelitian
ini adalah rekomendasi kepada pengambil kebijakan tentang peningkatan kompetensi guru matematika
di Kota Bengkulu, buku profil dan peta kompetensi guru matematika di Kota Bengkulu, artikel tentang
profil dan kompetensi guru matematika SMP di Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut: Kompetensi guru matematika SMP di Kota Bengkulu terendah berada pada Kompetensi
Profesional yakni ada kurang lebih 30% guru yang berkompetensi profesional kurang baik, selebihnya
lebih dari atau sama dengan 90% guru matematika dinilai oleh Kepala Sekolah berkompetensi minimal
baik.

Kata Kunci: Kompetensi, Guru Matematika

Abstract: this study is aimed for describing competency of mathematics teacher at secondary school (SMP) in
Bengkulu. This quantitative-descriptive study make use a survei approcah for population of all of the mathematics
teacher of grade SMP in Bengkulu. From the total of 103 mathematics teachers for grade SMP, the number of
sample of survei obtained by using simple random is 30 teachers. The outcome of this study are a recommendation
for policy maker in mathematics teacher professional development in Bengkulu, a profil book with the map of the
competency of mathematics teacher in Bengkulu, and an article about profil of the competency of mathematics
teacher grade SMP in Bengkulu. This study suggest that: (1) low competency of mathematics teachers grade SMP
in Bengkulu is seen from teacher professional competency, which is arounf 30% of the teachers grouped as less
professional competency class. The remaining portion around 90% of the mathematics teachers evaluated by the
headmaster of each school is in average good professional competency class.

Keywords: Competency, Mathematics Teacher

menengah. Guru profesional harus memiliki


Pendahuluan
kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi
tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian),
adalah pendidik profesional dengan tugas utama memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, rohani, serta memiliki keuan untuk mewujudkan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik tujuan pendidikan nasional.
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan Guru yang profesioal adalah guru yang
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi

77
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains, Vol. 22, No. 1, Maret 2015: 77–83

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi Kemendikbud (2012), Guru adalah pendidik
profesional. Berdasarkan keprofesionalannya, profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan
guru dapat dibedakan menjadi dua golongan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan
besar yakni guru yang profesional (walau dia bangsa. Guru yang profesional diharapkan
tidak tersertifikasi) dan guru yang belum berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk
profesional (termasuk yang tersertifikasi). mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa
Menurut Syamsuri (2010) masih banyak juga kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu
guru yang belum profesional meskipun telah pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis,
tersertifikasi. Untuk mengetahui sampai di tingkat etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.
mana keprofesionalan guru, diadakanlah survei di Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa
Malang, dengan asumsi sekolah di Kota Malang depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian
sudah cukup memadai dan dapat dijadikan besar ditentukan oleh guru. Sesuai dengan
sebagai “contoh” bagi sekolah di sekitarnya. Kemendikbud (2012), terdapat empat indikator
Survei serupa diselenggarakan di Padang dan kompetensi guru matematika yang profesional
Banjarbaru. Berdasar survei yang yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
diselenggarakan penulis bekerjasama dengan Profesional, Kompetensi Kepribadian dan
JICA pada bulan Februari dan Maret 2010 Kompetensi Sosial.
menghasilkan kesimpulan bahwa masih perlu Menurut Santyasa (2009), profesionalisme
adanya inservice training guru (pembinaan guru guru memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
dalam jabatan) dalam bentuk pendampingan oleh tiga faktor, yaitu kompetensi, sertifikasi, dan
para ahli. Survei yang diselenggarakan di Kota tunjangan profesi. Ketiga faktor tersebut
Malang, mengambil sampel 11 SMP terdiri dari diprediksi mempengaruhi kualitas pendidikan.
1 RSBI, 2 SSN, 3 SMPN non SSN, 3 SMP Sertifikasi erat kaitannya dengan proses belajar,
Swasta, 1 MTs N dan 1 MTs Swasta, bertujuan sehingga tidak bisa diasumsikan mencerminkan
untuk mengetahui kesesuaian antara kebijakan kompetensi yang unggul sepanjang hayat. Pasca
Pemerintah (DIKNAS Pusat, Provinsi, Kota) sertifikasi seyogyanya merupakan tonggak awal
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan
(KTSP) dengan implementasinya di sekolah profesionalisme secara kontinu. Secara
beserta permasalahan yang ada. Responden preskriptif, dukungan kompetensi manajemen,
terdiri dari Tim Pengembang Kurikulum (TPK) strategi pemberdayaan, supervisi pengembangan,
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Kepala dan penelitian tindakan kelas merupakan dimensi-
Bidang Pendidikan Menengah (DIKMEN) Dinas dimensi teoretis alternatif untuk meningkatkan
Pendidikan Kota Malang dan beberapa anggota kompetensi dan profesionalisme guru. Keempat
TPK Kota Malang (KASI Kurikulum dan 3 orang dimensi teoretis tersebut berlandaskan pada
pengawas SMP), Kepala MAPENDA Kantor filosofi humanistik, bahwa pada dasarnya guru
Departemen Agama Kota Malang dan Staf, 11 dapat meningkatkan profesionalismenya secara
Kepala Sekolah SMP/MTs negeri dan swasta, dan mandiri. Dimensi-dimensi teoretis tersebut
sejumlah orang guru matematika dan IPA, serta berperan sebagai fasilitas dan pijakan bagi guru
beberapa orang guru non MIPA. Pengumpulan untuk meningkatkan komitmen dan kesadaran
data survei dilakukan melalui wawancara berbasis refleksi diri dalam rangka meningkatkan
terhadap responden, meminta dokumen KTSP, profesionalismenya.
dan observasi pembelajaran di kelas. Profil Menurut Latiana (2011), bahwa sertifikasi
kompetensi guru Matematika tersebut masih guru sengaja dilaksanakan oleh pemerintah untuk
belum ada di kota lain misalnya Bengkulu meningkatkan profesionalisme guru. Hal ini
sehingga perlu eksplorasi tentang kompetensi berarti bahwa sertifikasi guru sangat berengaruh
guru di daerah lain termasuk Bengkulu. terhadap profesionalisme guru. Selain itu,
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan
tertarik untuk melakukan suatu aktivitas berupa kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
penelitian tentang “Kompetensi Guru Matematika sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan
Jenjang SMP di Kota Bengkulu”. Menurut tujuan pendidikan nasional; meningkatkan proses

78
Profil Kompetensi Guru Matematika… (Dewi Herawaty)

dan mutu hasil pendidikan; meningkatkan dengan (𝑅𝑅𝑥𝑥𝑥𝑥𝑦𝑦) 0,792 dan koefisien
)
martabat guru; serta meingkatkan profesionalitas determinasi (𝑅𝑅𝑥𝑥𝑥𝑥𝑦𝑦2 sebesar 0,628 dan Fhitung
guru. sebesar 29,536 lebih besar dari F tabel sebesar 4,10
Berdasarkan hasil penelitian Sunendar dkk.
(2010) terungkap bahwa, pada umumnya guru pada taraf signifikansi 5% dan N=38. Selain itu,
yang telah mengikuti sertifikasi profesi dari hasil penelitian Baruningsih (2011) diperoleh
mengalami peningkatan penguasaan kompetensi simpulan bahwa terdapat pengaruh sertifikasi
dan memberikan dampak positif terhadap sikap profesi guru terhadap kinerja guru akuntansi.
profesionalisme guru. Kondisi ini Seorang guru yang profesional harus
mengimplikasikan bahwa sertifikasi guru melalui memiliki empat kompetensi. Kompetensi tersebut
penilaian fortofolio memberikan dampak tertuang dalam Undang-Undang Dosen dan Guru
terhadap peningkatan profesionalisme guru, (2005), yakni:
walaupun guru-guru SMA Negeri di Jawa Barat 1. kompetensi pedagogik adalah kemampuan
masih mengharapkan peningkatan dan mengelola pembelajaran peserta didik,
pengembangan melalui pelatihan-pelatihan yang 2. kompetensi kepribadian adalah kemampuan
berkaitan dengan profesionalisme guru. Namun kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
profesionalisme guru masih dipandang belum arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
memuaskan, sehingga pemerintah bekerja sama peserta didik,
dengan LPTK-LPTK termasuk UPI mengadakan 3. kompetensi profesional adalah kemampuan
program sertifikasi guru agar dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran yang luas dan
profesionalisme guru. Dalam penelitian ini, mendalam,
diperoleh data tentang sikap profesionalisme 4. kompetensi sosial adalah kemampuan guru
guru, tingkat penguasaan kompetensi guru, untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
penguasaan kompetensi dalam pembuatan RPP efektif dan efisien dengan peserta didik,
dan pelaksanaan pembelajaran serta dampak dari sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan
sertifikasi guru. masyarakat sekitar.
Hasil penelitian Wati (2010) menunjukkan Hasil penelitian Pakpahan (2011)
bahwa: 1) terdapat pengaruh yang positif dan menunjukkan bahwa implementasi kebijakan
signifikan sikap Guru tentang Sertifikasi Guru sertifikasi guru yang terkait komunikasi, sumber
terhadap Kinerja Guru Program Keahlian daya, disposisi dan struktur birokrasi dapat
Akuntansi SMK Se-Kota Yogyakarta tahun 2010. diklasifikasikan pada kategori tinggi yang
Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien diindikasikan telah terlaksana dengan baik.
korelasi (𝑟𝑟𝑥𝑥𝑦𝑦) sebesar 0,501 koefisien Ditemukan bahwa kebijakan sertifikasi guru
berpengaruh terhadap kinerja guru di Propinsi
determinasi (𝑟𝑟𝑥𝑥𝑦𝑦2) sebesar 0,251 dan thitung Jawa Barat, sehingga kinerja guru dapat
sebesar 3,474 lebih besar dari ttabel sebesar 2,021 diklasifikasikan pada kategori tinggi.
pada taraf signifikansi 5% dan N=38; 2) terdapat Pada spektrum yang lebih luas, pengakuan
pengaruh positif dan signifikan antara Abilitas atas profesi guru secara lateral memunculkan
Guru terhadap Kinerja Guru Program Keahlian banyak gagasan. Pertama, diperlukan
Akuntansi SMK Se-Kota Yogyakarta tahun 2010. ekstrakapasitas untuk menyediakan guru yang
Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien profesional sejati dalam jumlah yang cukup
korelasi 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑦𝑦) sebesar 0,787 koefisien sehingga peserta didik yang memasuki bangku
sekolah tidak terjebak pada kesia-siaan akibat
determinasi 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑦𝑦2) sebesar 0,619 dan thitung layanan pendidikan dan pembelajaran yang
sebesar 7,646 lebih besar dari ttabel sebesar 2,021 buruk. Kedua, regulasi yang implementasinya
pada taraf signifikansi 5% dan N=38; dan 3) taat asas dalam penempatan dan penugasan guru
terdapat pengaruh positif dan signifikan Sikap agar tidak terjadi diskriminasi akses layanan
Guru tentang Sertifikasi Guru terhadap Kinerja pendidikan bagi mereka yang berada pada titik-
Guru dan Abilitas Guru terhadap Kinerja Guru titik terluar wilayah negara, di tempat-tempat
Program Keahlian Akuntansi SMK Se-Kota yang sulit dijangkau karena keterisolasian, dan di
Yogyakarta tahun 2010. Hal ini ditunjukkan daerah-daerah yang penuh konflik. Ketiga,
79
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains, Vol. 22, No. 1, Maret 2015: 77–83

komitmen guru untuk mewujudkan hak semua Guru Matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu
warga negara atas pendidikan yang berkualitas tersebut meliputi: 1) Kompetensi Pedagogik; 2)
melalui pendanaan dan pengaturan negara atas Kompetensi Profesional; 3) Kompetensi
sistem pendidikan. Keempat, meningkatkan Kepribadian; dan 4) Kompetensi Sosial.
kesejahteraan dan status guru serta tenaga
1 2 3 4
kependidikan lainnya melalui penerapan yang
90.96 91.11
efektif atas hak asasi dan kebebasan profesional 89.73
mereka. Kelima, menghilangkan segala bentuk
diskriminasi layanan guru dalam bidang
pendidikan dan pembelajaran, khususnya yang
berkaitan dengan jender, ras, status perkawinan,
kekurangan, orientasi seksual, usia, agama, 76.17
afiliasi politik atau opini, status sosial dan
ekonomi, suku bangsa, adat istiadat, serta
mendorong pemahaman, toleransi, dan
penghargaan atas keragaman budaya komunitas.
Keenam, mendorong demokrasi, pembangunan
berkelanjutan, perdagangan yang fair, layanan Gambar 1. Kompetensi Guru Matematika jenjang
sosial dasar, kesehatan dan keamanan, melalui SMP di Kota Bengkulu. (Keterangan: 1.
solidaritas dan kerjasama di antara anggota Kompetensi Pedagogik; 2. Kompetensi
organisasi guru di mancanegara, gerakan Profesional; 3. Kompetensi Kepribadian; 4.
organisasi kekaryaan internasional, dan Kompetensi Sosial).
masyarakat madani. Berdasarkan Gambar 1, guru-guru
matematika Kota Bengkulu telah memiliki
kompetensi baik (yaitu skor 4 atau 5) yang
Metode diberikan oleh Kepala Sekolah. 90,96%
Berdasarkan masalah penelitian ini, maka Kompetensi Pedagogik guru-guru matematika
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Kota Bengkulu adalah baik dan baik sekali;
kuantitatif dengan menerapkan pendekatan survei. 76,17% Kompetensi Profesional guru-guru
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan matematika Kota Bengkulu adalah baik dan baik
profil dan kompetensi guru matematika jenjang sekali; 91,11% Kompetensi Kepribadian guru-
SMP di Kota Bengkulu. Populasi penelitian ini guru matematika Kota Bengkulu adalah baik dan
adalah seluruh guru matematika jenjang SMP di baik sekali; serta 89,73% Kompetensi Sosial
Kota Bengkulu. Adapun jumlah total guru guru-guru matematika Kota Bengkulu adalah baik
matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu dan baik sekali. Hal ini menandakan bahwa
adalah 103 orang, dengan sampel sebanyak 30 kompetensi guru matematika Kota Bengkulu
orang. Instrumen penelitian kompetensi Guru berada pada level baik atau baik sekali. Namun
Matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu dari keempat komponen kompetensi guru
adalah Kuisioner/angket. Kompetensi Guru matematika Kota Bengkulu, ada satu komponen
Matematika jenjang SMP (diisi oleh Kepala yang mencolok yaitu ada 24% guru yang
Sekolah di mana Guru Matematika bertugas). memiliki kompetensi profesional yang cukup ke
Teknik analisis data penelitian ini adalah dengan bawah. Hal ini harus menjadi perhatian bagi guru
menerapkan analisis deskriptif kuantitatif dengan dan kepala sekolah untuk memperbaikinya.
menggunakan statistik deskriptif berupa rerata, Selanjutnya secara rinci, hasil analisis
persentase, dan modus. Kompetensi Guru Matematika SMP Kota
Bengkulu disajikan pada Gambar 2.
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis deskriptif tentang Kompetensi
Guru Matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu
ditunjukkan pada Gambar 1. Profil kompetensi

80
Profil Kompetensi Guru Matematika… (Dewi Herawaty)

1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Profesional


1 1

2 2
3 3
4 4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
Gambar 3. Kompetensi pedagogik Guru
Gambar 2. Kompetensi pedagogik Guru Matematika jenjang SMP di Kota
Matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu. (Keterangan: 1. Kemampuan
Bengkulu (Keterangan: 1. Kesiapan menjelaskan pokok bahasan/topik secara
memberikan pembelajaran dan/atau tepat; 2. Kemampuan memberi contoh
praktek/praktikum; 2. Keteraturan dan relevan dari konsep yang diajarkan; 3.
ketertiban penyelenggaraan Kemampuan menjelaskan keterkaitan
perpembelajaranan; 3. Kemampuan bidang/topik yang diajarkan dengan
menghidupkan suasana kelas; 4. Kejelasan bidang/topik lain; 4. Kemampuan
penyampaian materi dan jawaban terhadap menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang
pertanyaan di kelas; 5. Pemanfaatan media diajarkan dengan konteks kehidupan; 5.
dan teknologi pembelajaran; 6. Penguasaan akan isu-isu mutakhir dalam
Keanekaragaman cara pengukuran hasil bidang yang diajarkan; 6. Penggunaan hasil-
belajar; 7. Pemberian umpan balik terhadap hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
tugas; 8. Kesesuaian materi ujian dan/atau perpembelajaranan; 7. Pelibatan siswa/
tugas dengan tujuan matematika SMP; 9. peserta didik dalam penelitian/kajian dan atau
Kesesuaian nilai yang diberikan dengan hasil pengembangan/rekayasa/desain yang
belajar). dilakukan guru; 8. Kemampuan
menggunakan beragam teknologi
komunikasi).
Berdasarkan Gambar 2, hanya indikator-
indikator: pemanfaatan media dan teknologi Berdasarkan Gambar 3, terdapat indikator
pembelajaran, keanekaragaman cara pengukuran yang memiliki skor sangat tidak baik yaitu
hasil belajar, dan pemberian umpan balik pelibatan siswa/peserta didik dalam
terhadap tugas yang mendapat skor cukup, penelitian/kajian dan atau pengembangan/
selebihnya mendapatkan skor baik. Dengan rekayasa/desain yang dilakukan guru, dan skor
demikian maka komponen kompetensi pedagogik tidak baik yaitu penggunaan hasil-hasil penelitian
guru matematika SMP Kota Bengkulu terkategori untuk meningkatkan kualitas perpembelajaranan.
baik. Namun kemampuan guru matematika Kota
Bengkulu dalam menjelaskan pokok
bahasan/topik secara tepat mendapat skor
tertinggi yaitu sangat baik. Selebihnya
mendapatkan skor minimal baik. Dengan
demikian, komponen kompetensi profesional
guru matematika SMP Kota Bengkulu yang
sangat perlu mendapat perhatian adalah terkait
dengan indikator penelitian dan pemanfaatannya.

81
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains, Vol. 22, No. 1, Maret 2015: 77–83

3. Kompetensi Kepribadian

1
1
2
2
3
3
4 4
5 5
6

Gambar 4. Kompetensi pedagogik Guru


Gambar 4. Kompetensi pedagogik Guru Matematika jenjang SMP di Kota
Matematika jenjang SMP di Kota Bengkulu. (Keterangan: 1. Kemampuan
Bengkulu. (Keterangan: 1. Kewibawaan menyampaikan pendapat; 2. Kemampuan
sebagai pribadi guru; 2. Kearifan dalam menerima kritik, saran, dan pendapat orang
mengambil keputusan; 3. Menjadi contoh lain; 3. Mengenal dengan baik siswa/peserta
dalam bersikap dan berperilaku; 4. Satunya didik yang mengikuti pembelajarannya; 4.
kata dan tindakan; 5. Kemampuan Mudah bergaul di kalangan sejawat,
mengendalikan diri dalam berbagai situasi karyawan, dan siswa/peserta didik; 5.
dan kondisi; 6. Adil dalam memperlakukan Toleransi terhadap keberagaman
siswa/peserta didik). siswa/peserta didik).

Berdasarkan Gambar 4, hanya indikator- Penutup


indikator: menjadi contoh dalam bersikap dan Simpulan
berperilaku dan satunya kata dan tindakan yang Berdasarkan hasil analisis data guru
mendapatkan skor cukup, selebihnya matematika SMP Kota Bengkulu secara
mendapatkan skor baik. Dengan demikian maka deskriptif, maka disimpulkan bahwa kompetensi
komponen kompetensi kepribadian guru guru matematika SMP di Kota Bengkulu terendah
matematika SMP Kota Bengkulu terkategori baik. berada pada Kompetensi Profesional yakni ada
kurang lebih 30% guru yang berkompetensi
4. Kompetensi Sosial profesional kurang baik, selebihnya lebih dari
Berdasarkan Gambar 5, hanya indikator- atau sama dengan 90% guru matematika dinilai
indikator: kemampuan menerima kritik, saran, oleh Kepala Sekolah berkompetensi minimal
dan pendapat orang lain, dan mudah bergaul di baik.
kalangan sejawat, karyawan, dan siswa/peserta
didik yang dinilai cukup, selebihnya Saran
mendapatkan skor baik. Dengan demikian maka Sesuai dengan simpulan hasil penelitian ini
komponen kompetensi sosial guru matematika bahwa kompetensi guru matematika Kota
SMP Kota Bengkulu terkategori baik. Bengkulu tergolong baik maka disarankan kepada
para guru matematika Kota Bengkulu untuk dapat
memanfaatkan kompetensi yang dimilikinya
dalam upaya pengembangan diri maupun
pengembangan dan peningkatan kemampuan
peserta didik.

Daftar Pustaka
Baruningsih, Palupi. 2011. Pengaruh Sertifikasi
Profesi Guru terhadap Kinerja Guru
Akuntansi di SMK Se-Kabupaten Sragen.
Artikel Ilmiah. Semarang: Jurusan

82
Profil Kompetensi Guru Matematika… (Dewi Herawaty)

Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,


Universitas Negeri Semarang.

Kemendikbud. 2012. Pembinaan dan


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Kemendikbud.

Latiana, Lita. 2011. Peran Sertifikasi Guru dalam


Meningkatkan Profesionalisme Pendidik.
Artikel. Semarang: FIP Unnes.

Pakpahan, Frans Masse. 2011. Pengaruh


Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Jabatan
terhadap Kinerja dan Kesejahteraan Guru
di Propinsi Jawa Barat. Artikel Disertasi
PPs Doktor dalam Bidang Manajemen
Pendidikan pada Universitas Islam
Nusantara.

Santyasa, I Wayan. 2009. Dimensi-dimensi


Teoretis Peningkatan Profesionalisme
Guru. Artikel Ilmiah: Diakses pada 14 Mei
2014 dari http://staipuimajalengka.files.
wordpress.com/2009/09/dimensi-teoritis-
profesionalis-guru.pdf.

Sunendar, Dadang, Yoyoh Jubaedah, Tri Indri


Hardini. 2010. Dampak Penyelenggaraan
Sertifikasi Guru terhadap Peningkatan
Profesionalisme Guru (Studi Deskriptif
Dampak Penyelenggaraan Sertifikasi Guru
terhadap Peningkatan Profesionalisme
Guru SMA di Jawa Barat. Laporan Hasil
Penelitian. Bandung: Lembaga Penelitian
UPI Bandung.

Syamsuri, Istamar. 2010. Peningkatan


Kompetensi Guru untuk Meningkatkan
Minat Siswa pada Bidang MIPA. Artikel
Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab
IV Guru Bagian Kesatu Kualifikasi,
Kompetensi dan Sertifikasi.

Wati, Ratna Panca. 2010. Pengaruh Sikap Guru


tentang Sertifikasi Guru dan Abilitas Guru
terhadap Kinerja Guru Program Keahlian
Akuntansi SMK se-Kota Yogyakarta Tahun
2010. Artikel Ilmiah. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
83

Anda mungkin juga menyukai