Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

Selama memberikan asuhan keperawatan tim penulis menemukan beberapa


kesenjangan anatara konsep teoritis dan kasus yang ditemukan. Dalam bab ini tim
penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan yang sudah
diterapkan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan
Dalam bab ini dibahas tenang asuhan keperawatan pada Tn. P dengan
pnemonia di ruang Dahlia Garing Transparan BRSU Tabanan dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan serta kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan kasus
nyata di lapangan.
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksisus (Smeltzer & Bare, 2001: 571). Pneumonia adalah
peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur
(Medicastore). Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil,
berkeringat, batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum
berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan yang
berguna untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan
pasien sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam pengumpulan data tim penulis menggunakan metode wawancara atau
tanya jawab dengan pasien dan keluarga serta observasi dengan menggunakan
pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada status pasien. Hasil
pengkajian berupa data dasar, data khusus, data penunjang, pemeriksaan fisik,
membaca catatab medis dan catatan keperawatan.

Selama melakukan pengkajian tim penulis tidak banyak menemui kesulitan,

73
hal ini berkaitan dengan kerjasama dan partisipasi dari pasien dan keluarga dalam
memberikan informasi yang diperlukan, berkaitan dengan kondisi pasien. Dalam
penulisan keperawatan tidak ditemukan kesenjangan pada pengkajian Tn.P
dengan pengkajian teori saat ini. Pengakajian yang dilakukan pada Tn. P sudah
sesuai dengan teori yang ada di laporan pendahuluan.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori pneumonia, terdapat 12 diagnosa keperawatan diantaranya :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya eksudat
pada alveoli akibat infeksi
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubhan membran
alveolar-capiler
Pada tinjauan kasus semua sudah sesuai teori namun setelah di
lapangan penulis menemukan kesenjangan antara teori yaitu kurang
pengetahuan yang disebabkan kurangnya terpapar informasi mengenai
penyakit pneumonia tersebut. akhirnya penulis mengangkat tiga masalah
keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, hipertermi dan kurang
pengetahuan tentang manajemen pnemuonia. Karena saat pengkajian pasien
sudah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat sehingga
masalah-masalah keperawatan yang mendukung diagnosa yang lainya tidak
terjadi.
C. Intervensi Keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dapat ditegakan, maka perlu penetapan
rencana keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut.
Kegiatan perencanaan ini meliputi : memperioritaskan masalah,
merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan.
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan kriterianya, maka tim penulis membuat rencana
berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang ada pada tinjauan pustaka,
rencana tindakan dibuat selama 3 hari perawatan. Dari 3 diagnosa

74
keperawatan yang muncul yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan adanya eksudat pada alveoli akibat infeksi, Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi, dan kurang pengetahuan tentang
manajemen pneumonia berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
penulis dapat membuat intervensi sesuai dengan teori kasus asuhan
keperawatan pasien Tn. P dengan Pneumonia.
Faktor pendukung terdapat kerjasama yang baik dalam melaksanakan
perencanaan yang telah dibuat antara mahasiswa dan perawat diruangan.

D. Implementasi Keperawatan
Dalam tahap pelaksanaan penulis dapat melaksanakan semua
rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Semua
tindakan bisa dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
Faktor pendukung dari tindakan keperawatan adalah adanya
kerjasama yang baik antara penulis dengan perawat ruangan dalam
melakukan tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan
keperawatan penulis melakukan pendekatan kepada keluarga klien, serta
melakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan dan bekerjasama
dengan perawat untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah dibuat dan mendokumentasikannya.
E. Evaluasi Keperawatan
Pada evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk menilai
keberhasilan pemberian asuhan keperawatan, apakah tujuan keperawatan
berhasil. Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep teori. Pada diagnosa
yang penulis angkat maka :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya eksudat
pada alveoli akibat infeksi. Tujuan tercapai masalah teratasi.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Tujuan tercapai
masalah teratasi.
3. Kurang pengetahuan tentang manajemen pneumonia berhubungan
dengan kurang terpapar informasi. Tujuan tercapai masalah teratasi.

75
Penulis dengan melibatkan keluarga klien dalam proses asuhan
keperawatan, melakukan komunikasi teraupetik, memberi kesempatan
lebih banyak keluarga pasien untuk mengungkapkan perasaannya, penulis
lebih mudah untuk mengevaluasi keadaan klien.

76
77

Anda mungkin juga menyukai