Anda di halaman 1dari 20

3.

4 Intervensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Dispnea 1. Observasi pola napas 1. Mengetahui
efektif b/d sindrom intervensi menurun (frekuensi, kedalaman, dan perkembangan status
hipoventilasi keperawatan 2. Penggunaan usaha napas). kesehatan pasien dan
(D.0005,SDKI-2017) selama 3 x 24 jam, otot bantu mencegah komplikasi.
maka pola napas napas menurun. 2. Observasi bunyi napas 2. Memastikan tidak ada
membaik. 3. Pernapasan tambahan. hambatan untuk bernapas.
cuping hidung 3. Sputum dapat
menurun. 3. Observasi adanya sputum. menghambat jalan napas.
4. Frekuensi napas 4. Mengetahui kadar
membaik. 4. Monitor saturasi oksigen oksigen dalam tubuh
pasien.
5. Posisi semi-fowler atau

5. Posisikan semi-fowler atau fowler mempermudah

fowler. paru-paru berekspansi.

6. Lakukan fisioterapi dada. 6. Memudahkan


pengeluaran sputum.
7. Berikan oksigen. 7. Membantu pasien merasa
nyaman.
8. Kolaborasi dengan tim medis 8. Terapi untuk melegakan
dalam pemberian pernapasan.
bronkodilator
2 Hipervolemia b/d Setelah dilakukan 1. Asupan cairan 1. Observasi tanda dan gejala 1. Mengetahui
Gangguan Mekanisme intervensi menurun hypervolemia (mis. Ortopnea, perkembangan status
Regulasi (D.0129- keperawatan 2. Haluaran urin dyspnea, edema, suara napas kesehatan pasien dan
SDKI 2017) selama 3 x 24 jam, meningkat tambahan). mencegah komplikasi
maka 3. Kelembaban 2. Observasi status 2. Status hemodinamik
keseimbangan membran hemodinamik (mis. Frekuensi yang tidak normal
cairan meningkat. mukosa jantung, tekanan darah, MAP, mempengaruhi status
meningkat. CVP, PAP). kesehatan pasien.
4. Edema 3. Monitor intake dan output 3. Jumlah output kurang
menurun. cairan dari jumlah intake
5. Tekanan darah menunjukkan volume
membaik. cairan tertimbun dalam
6. Denyut nadi tubuh.
radial membaik 4. Monitor tanda 4. Peningkatan tanda
7. Turgor kulit hemokonsentrasi (mis. Kadar hemokonsentrasi
membaik natrium, BUN, hematocrit, indikasi dari kelebihan
kreatinin). volume cairan.
5. Batasi asupan cairan dan 5. Cairan dan garam akan
garam menumpuk dalam tubuh.
6. Ajarkan cara mengukur dan 6. Asupan dan haluaran
mencatat asupan dan haluaran cairan akan
cairan memudahkan pantauan.
7. Ajarkan cara membatasi 7. Pasien mampu
cairan membatasi asupan secara
mandiri.
8. Kolaborasi dengan tim medis 8. Indikasi diuretik adalah
dalam pemberian diuretik mengurangi
penumpukan cairan
dalam tubuh.

3 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan 1. Lelah/lesu 1. Observasi kadar glukosa 1. Kadar gula darah yang
glukosa darah b/d intervensi menurun darah. tidak stabil indikasi
Hiperglikemia keperawatan 2. Rasa haus metabolisme tubuh tidak
(D.0027-SDKI 2017) selama 3 x 24 jam, menurun seimbang.
maka kestabilan 3. Mulut kering 2. Observasi tanda dan gejala 2. Hiperglikemia
kadar glukosa menurun hiperglikemia (mis. Poliuria, menyebabkan efek
darah meningkat. 4. Jumlah urine polydipsia, polifagia, samping yang
membaik kelemahan, malaise, berbahaya.
5. Kadar glukosa pandangan kabur dan sakit
dalam darah kepala).
membaik 3. Anjurkan menghindari 3. Kadar gula darah tinggi
olahraga saat kadar glukosa menyebabkan
darah lebih dari 250 mg/dL. kelemahan dan malaise.
4. Anjurkan monitor kadar 4. Memudahkan
glukosa darah secara mandiri. pemantauan kadar gula
darah.
5. Ajarkan pengelolaan diabetes 5. Dukungan dan motivasi
(mis. Penggunaan insulin, dari diri pasien mampu
obat oral, monitor asupan menyeimbangkan kadar
cairan, penggantian gula darah.
karbohidrat)
6. Kolaborasi dengan tim medis 6. Insulin dapat
dalam pemberian insulin mnyeimbangkan kadar
gula darah.
3.5 Implementasi dan Evaluasi

IMPLEMENTASI & EVALUASI

Hari /Tgl No Dx
Hari/Tgl Evaluasi formatif SOAPIE
No Dx Implementasi Paraf Waktu
Waktu. / Catatan perkembangan
28/10/19 28/10/19 1 Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak
Shift Pagi 1 - Mengobservasi pola napas (frekuensi, 19.15 Efektif
08.00- kedalaman, dan usaha napas). S:
09.30 - Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Pasien mengatakan sesak
- Mengobservasi adanya sputum. O:
- Memonitor saturasi oksigen - RR 14x/menit
- Memposisikan semi-fowler atau fowler. Kedalaman ± 2 cm
Otot nafas tambahan ( + )
Pernafasan cuping hidung ( + )
10.30- - Mengobservasi tanda dan gejala - Bunyi nafas tambahan ( - )
11.00 2 hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, - Sputum ( - )
edema, suara napas tambahan). - Terpasang O2 Nasal 3 lpm
- Mengobservasi status hemodinamik (mis. - SPO2 97%
Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, A: Masalah belum teratasi.
CVP, PAP). - dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
Kadar natrium, BUN, hematocrit, demam > 37.5ºC
kreatinin). - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
- Membatasi asupan cairan dan garam Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
masuk durante HD tanpa infus
- Observasi TTV - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
- Memberikan terapi obat k/p suhu > 37.5ºC
(neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, Lanjutkan intervensi
12.00- candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,7
13.00 injeksi novorapid 8 ui SC).
- Memberikan diit sesuai advis dokter
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : 2 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
1 28/10/19 S:-
19.20 O:
- Ortopnea ( - )
- Memantau keluhan utama pasien - Dyspneu ( + )
- Memantau tanda dan gejala RR 14x/menit
3 hiperglikemia - BB awal 63 kg
13.00- - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah BB saat ini 63.70 kg
14.00 vena) - Pitting edema pada kaki dan pipi derajat 1
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat A: Masalah belum teratasi.
1cc - dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit demam > 37.5ºC
dari RS - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
masuk durante HD tanpa infus
- Mengobservasi pola napas (frekuensi, - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
kedalaman, dan usaha napas). k/p suhu > 37.5ºC
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. Lanjutkan intervensi
1 - Mengobservasi adanya sputum. P : Intervensi dilanjutkan No 1,2 dan 3
Shift - Memonitor saturasi oksigen
Sore - Memberikan oksigen
14.00- 28/10/19 3 Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
15.00 - Mengobservasi tanda dan gejala glukosa darah
19.30
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, S:
edema, suara napas tambahan). - Pasien mengatakan suka merasa haus
2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis. O:
15.00- Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, - Pasien tampak lesu
17.00 CVP, PAP). - Pandangan kabur ( - )
- Memonitor intake dan output cairan - Pusing ( - )
- GDA 468
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
- Mukosa bibir lembab
Kadar natrium, BUN, hematocrit, - Input infus PZ 600 cc
kreatinin). Input minum ± 1200 cc
Input makan ± ¼ porsi
Output urine ± 500 cc
- Mengobservasi TTV Output BAB (-)
A: Masalah belum teratasi.
- dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memantau keluhan utama pasien durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
- Memantau tanda dan gejala demam > 37.5ºC
17.00- hiperglikemia - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
18.00 - Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
3 1cc masuk durante HD tanpa infus
19.00- - Memantau tanda dan gejala hipervolemik - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
21.00 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit k/p suhu > 37.5ºC
dari RS Lanjutkan intervensi
P : Intervensi dilanjutkan No 1, 2, 3

- Mengobservasi pola napas (frekuensi,


kedalaman, dan usaha napas).
- Mengobservasi bunyi napas tambahan.
- Mengobservasi adanya sputum.
- Memonitor saturasi oksigen
Shift 1 - Memberikan oksigen
Malam
21.00- - Membatasi asupan cairan dan garam
22.00 - Mengajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
- Mengajarkan cara membatasi cairan
- Berkolaborasi dengan tim medis dalam
2 pemberian diuretik
22.00-
22.30 - Memantau keluhan utama pasien
- Memantau tanda dan gejala
hiperglikemia
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
1cc
- Injeksi Lavemir 14 ui
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit
3 dari RS
04.00- - Mengajarkan pengelolaan diabetes
04.30
- Observasi TTV

05.00-
06.00

Hari/Tgl Hari /Tgl No Dx Evaluasi formatif SOAPIE


No Dx Implementasi Paraf Waktu
Waktu. / Catatan perkembangan
29/10/19 29/10/19 1 Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak
Shift Pagi 1 - Mengobservasi pola napas (frekuensi, 19.10 Efektif
08.00- kedalaman, dan usaha napas). S:
09.30 - Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Pasien mengatakan sesak
- Mengobservasi adanya sputum. O:
- Memonitor saturasi oksigen - RR 15x/menit
- Memposisikan semi-fowler atau fowler. Kedalaman ± 2 cm
Otot nafas tambahan ( + )
Pernafasan cuping hidung ( + )
10.30- - Mengobservasi tanda dan gejala - Bunyi nafas tambahan ( - )
11.00 2 hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, - Sputum ( - )
edema, suara napas tambahan). - Terpasang O2 Nasal 4 lpm
- Mengobservasi status hemodinamik (mis. - SPO2 97%
Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, A: Masalah belum teratasi.
CVP, PAP). Lanjutkan intervensi
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,7
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin).
- Membatasi asupan cairan dan garam

- Observasi TTV
- Memberikan terapi obat 29/10/19 2 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
12.00- (neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, 19.15 S:-
13.00 candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan O:
injeksi novorapid 8 ui SC). - Ortopnea ( - )
- Memberikan diit sesuai advis dokter - Dyspneu ( + )
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : RR 15x/menit
1 - BB awal 63 kg
BB saat ini 63.70 kg
- Pitting edema pada kaki dan pipi derajat 1
- Memantau keluhan utama pasien A: Masalah belum teratasi.
- Memantau tanda dan gejala Lanjutkan intervensi
13.00- 3 hiperglikemia P : Intervensi dilanjutkan No 1,2 dan 3
14.00 - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah
vena)
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
29/10/19 3
1cc glukosa darah
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik 19.35 S:
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit - Pasien mengatakan suka merasa haus
dari RS O:
- Pasien tampak lesu
- Pandangan kabur ( - )
- Mengobservasi pola napas (frekuensi, - Pusing ( - )
- GDA 468
kedalaman, dan usaha napas).
- Mukosa bibir lembab
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Input infus PZ 600 cc
Shift 1 - Mengobservasi adanya sputum. Input minum ± 1200 cc
Sore - Memonitor saturasi oksigen Input makan ± 3/4 porsi
14.00- - Memberikan oksigen Output urine ± 500 cc
15.00 Output BAB (-)
- Mengobservasi tanda dan gejala A: Masalah belum teratasi.
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, Lanjutkan intervensi
edema, suara napas tambahan). P : Intervensi dilanjutkan No 1, 2, 3
15.00- 2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis.
17.00 Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,
CVP, PAP).
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin).

- Mengobservasi TTV

- Memantau keluhan utama pasien


17.00- - Memantau tanda dan gejala
18.00 hiperglikemia
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
19.00- 3 1cc
21.00 - Memantau tanda dan gejala hipervolemik
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit
dari RS

- Mengobservasi pola napas (frekuensi,


kedalaman, dan usaha napas).
- Mengobservasi bunyi napas tambahan.
- Mengobservasi adanya sputum.
Shift - Memonitor saturasi oksigen
Malam 1 - Memberikan oksigen
21.00-
22.00 - Membatasi asupan cairan dan garam
- Mengajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
- Mengajarkan cara membatasi cairan
- Berkolaborasi dengan tim medis dalam
22.00- 2 pemberian diuretik
22.30
- Px datang dari HD keadaan umum
lemah TD: 130/70 S:38,8 N: 98N RR: 22
SPO2: 98% Terpasang O2 4 lpm ews 3
- Mengecek BUN CREAT post HD

23.00
- Memantau keluhan utama pasien
- Memantau tanda dan gejala
hiperglikemia
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
1cc
- Injeksi Lavemir 14 ui
04.00- 3 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit
04.30 dari RS
- Mengajarkan pengelolaan diabetes

- Observasi TTV
05.00-
06.00
Hari/Tgl Hari /Tgl No Dx Evaluasi formatif SOAPIE
No Dx Implementasi Paraf Waktu
Waktu. / Catatan perkembangan
30/10/19 30/10/19 1 Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak
Shift Pagi 1 - Mengobservasi pola napas (frekuensi, 14.30 Efektif
08.00- kedalaman, dan usaha napas). S:
09.30 - Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Pasien mengatakan sedikit sesak
- Mengobservasi adanya sputum. O:
- Memonitor saturasi oksigen - RR 15x/menit
- Memposisikan semi-fowler atau fowler. Kedalaman ± 0.5 cm
Otot nafas tambahan ( + )
Pernafasan cuping hidung ( - )
10.30- - Mengobservasi tanda dan gejala - Bunyi nafas tambahan ( - )
11.00 2 hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, - Sputum ( - )
edema, suara napas tambahan). - Terpasang O2 Nasal 3 lpm
- Mengobservasi status hemodinamik (mis. - SPO2 98%
Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, A: Masalah teratasi sebagian.
CVP, PAP). Lanjutkan intervensi
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,7
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin). 30/10/19 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
- Membatasi asupan cairan dan garam 14.45 2 S:-
O:
- Observasi TTV - Ortopnea ( - )
- Memberikan terapi obat - Dyspneu ( + )
(neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, RR 15x/menit
12.00- candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan - BB awal 63 kg
13.00 injeksi novorapid 8 ui SC). BB saat ini 63.45 kg
- Memberikan diit sesuai advis dokter - Input infus PZ 600 cc
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : Input minum ± 1000 cc
1 Input makan ± 1 porsi
Output urine ± 600 cc
Output BAB 2x
- Pitting edema pada kaki derajat 1
- Memantau keluhan utama pasien
A: Masalah belum teratasi.
- Memantau tanda dan gejala
Lanjutkan intervensi
3 hiperglikemia
P : Intervensi dilanjutkan No 1,2,3
13.00- - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah
14.00 vena)
Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
30/10/19 glukosa darah
1cc 3
15.05 S:
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik
- Pasien mengatakan sudah mampu mengatur
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit
makan dan minumnya
dari RS
O:
- Kondisi pasien tampak cukup baik
- Pandangan kabur ( - )
- Mengobservasi pola napas (frekuensi,
kedalaman, dan usaha napas). - Pusing ( - )
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. - GDA 186
1 - Mengobservasi adanya sputum. - Mukosa bibir lembab
- Input minum ± 1000 cc
Shift - Memonitor saturasi oksigen
Input makan ± 1 porsi
Sore - Memberikan oksigen
A: Masalah teratasi
14.00-
P : Intervensi dihentikan
15.00 - Mengobservasi tanda dan gejala
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea,
edema, suara napas tambahan).
2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis.
15.00- Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,
17.00 CVP, PAP).
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin).

- Mengobservasi TTV

- Memantau keluhan utama pasien


- Memantau tanda dan gejala
17.00- hiperglikemia
18.00 - Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
3 1cc
19.00- - Memantau tanda dan gejala hipervolemik
21.00 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit
dari RS

- Mengobservasi pola napas (frekuensi,


kedalaman, dan usaha napas).
- Mengobservasi bunyi napas tambahan.
- Mengobservasi adanya sputum.
- Memonitor saturasi oksigen
Shift 1 - Memberikan oksigen
Malam
21.00- - Membatasi asupan cairan dan garam
22.00 - Mengajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
- Mengajarkan cara membatasi cairan
- Berkolaborasi dengan tim medis dalam
2 pemberian diuretik
22.00-
22.30 - Memantau keluhan utama pasien
- Memantau tanda dan gejala
hiperglikemia
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
1cc
- Injeksi Lavemir 14 ui
23.00 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit
dari RS
- Mengajarkan pengelolaan diabetes

- Observasi TTV

3
04.00-
04.30

05.00-
06.00
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ

ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya

dengan baik. Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar BUN

dan kreatinin serta adanya oedema anasarka atau perifer. Penanganan kasus gagal

ginjal kronik dibutuhkan ketepatan dalam memantau dan menghitung balance

cairan serta membatasi cairan dalam waktu 24 jam dan juga terapi hmodialisa.

4.2 Saran

Secara umum diharapkan mahasiswa keperawatan maupun perawat ruangan

mengetahui konsep gagal ginjal kronik dan mengetahui teori asuhan keperawatan

gagal ginjal kronik dan bisa menjalankan asuhan keperawatan pada pasien gagal

ginjal kronik yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi. Sehingga mahasiswa

perawat maupun perawat ruangan memperhatikan pasien gagal ginjal kronik dan

mengatasi masalah tersebut dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Last Pecahan
    Last Pecahan
    Dokumen16 halaman
    Last Pecahan
    essa nevya putri
    Belum ada peringkat
  • Gakkou
    Gakkou
    Dokumen4 halaman
    Gakkou
    essa nevya putri
    Belum ada peringkat
  • MC Seminar Raspl Kep
    MC Seminar Raspl Kep
    Dokumen4 halaman
    MC Seminar Raspl Kep
    essa nevya putri
    Belum ada peringkat
  • LENGKAP
    LENGKAP
    Dokumen67 halaman
    LENGKAP
    essa nevya putri
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner 1
    Kuisioner 1
    Dokumen2 halaman
    Kuisioner 1
    essa nevya putri
    Belum ada peringkat