Intervensi Dan Implementasi
Intervensi Dan Implementasi
4 Intervensi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
3 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan 1. Lelah/lesu 1. Observasi kadar glukosa 1. Kadar gula darah yang
glukosa darah b/d intervensi menurun darah. tidak stabil indikasi
Hiperglikemia keperawatan 2. Rasa haus metabolisme tubuh tidak
(D.0027-SDKI 2017) selama 3 x 24 jam, menurun seimbang.
maka kestabilan 3. Mulut kering 2. Observasi tanda dan gejala 2. Hiperglikemia
kadar glukosa menurun hiperglikemia (mis. Poliuria, menyebabkan efek
darah meningkat. 4. Jumlah urine polydipsia, polifagia, samping yang
membaik kelemahan, malaise, berbahaya.
5. Kadar glukosa pandangan kabur dan sakit
dalam darah kepala).
membaik 3. Anjurkan menghindari 3. Kadar gula darah tinggi
olahraga saat kadar glukosa menyebabkan
darah lebih dari 250 mg/dL. kelemahan dan malaise.
4. Anjurkan monitor kadar 4. Memudahkan
glukosa darah secara mandiri. pemantauan kadar gula
darah.
5. Ajarkan pengelolaan diabetes 5. Dukungan dan motivasi
(mis. Penggunaan insulin, dari diri pasien mampu
obat oral, monitor asupan menyeimbangkan kadar
cairan, penggantian gula darah.
karbohidrat)
6. Kolaborasi dengan tim medis 6. Insulin dapat
dalam pemberian insulin mnyeimbangkan kadar
gula darah.
3.5 Implementasi dan Evaluasi
Hari /Tgl No Dx
Hari/Tgl Evaluasi formatif SOAPIE
No Dx Implementasi Paraf Waktu
Waktu. / Catatan perkembangan
28/10/19 28/10/19 1 Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak
Shift Pagi 1 - Mengobservasi pola napas (frekuensi, 19.15 Efektif
08.00- kedalaman, dan usaha napas). S:
09.30 - Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Pasien mengatakan sesak
- Mengobservasi adanya sputum. O:
- Memonitor saturasi oksigen - RR 14x/menit
- Memposisikan semi-fowler atau fowler. Kedalaman ± 2 cm
Otot nafas tambahan ( + )
Pernafasan cuping hidung ( + )
10.30- - Mengobservasi tanda dan gejala - Bunyi nafas tambahan ( - )
11.00 2 hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, - Sputum ( - )
edema, suara napas tambahan). - Terpasang O2 Nasal 3 lpm
- Mengobservasi status hemodinamik (mis. - SPO2 97%
Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, A: Masalah belum teratasi.
CVP, PAP). - dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
Kadar natrium, BUN, hematocrit, demam > 37.5ºC
kreatinin). - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
- Membatasi asupan cairan dan garam Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
masuk durante HD tanpa infus
- Observasi TTV - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
- Memberikan terapi obat k/p suhu > 37.5ºC
(neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, Lanjutkan intervensi
12.00- candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,7
13.00 injeksi novorapid 8 ui SC).
- Memberikan diit sesuai advis dokter
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : 2 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
1 28/10/19 S:-
19.20 O:
- Ortopnea ( - )
- Memantau keluhan utama pasien - Dyspneu ( + )
- Memantau tanda dan gejala RR 14x/menit
3 hiperglikemia - BB awal 63 kg
13.00- - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah BB saat ini 63.70 kg
14.00 vena) - Pitting edema pada kaki dan pipi derajat 1
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat A: Masalah belum teratasi.
1cc - dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit demam > 37.5ºC
dari RS - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
masuk durante HD tanpa infus
- Mengobservasi pola napas (frekuensi, - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
kedalaman, dan usaha napas). k/p suhu > 37.5ºC
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. Lanjutkan intervensi
1 - Mengobservasi adanya sputum. P : Intervensi dilanjutkan No 1,2 dan 3
Shift - Memonitor saturasi oksigen
Sore - Memberikan oksigen
14.00- 28/10/19 3 Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
15.00 - Mengobservasi tanda dan gejala glukosa darah
19.30
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, S:
edema, suara napas tambahan). - Pasien mengatakan suka merasa haus
2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis. O:
15.00- Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, - Pasien tampak lesu
17.00 CVP, PAP). - Pandangan kabur ( - )
- Memonitor intake dan output cairan - Pusing ( - )
- GDA 468
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
- Mukosa bibir lembab
Kadar natrium, BUN, hematocrit, - Input infus PZ 600 cc
kreatinin). Input minum ± 1200 cc
Input makan ± ¼ porsi
Output urine ± 500 cc
- Mengobservasi TTV Output BAB (-)
A: Masalah belum teratasi.
- dr. Herjun acc HD transfusi PRC 1 bag
- Memantau keluhan utama pasien durante HD tanpa infus, pamol (k/p) bila
- Memantau tanda dan gejala demam > 37.5ºC
17.00- hiperglikemia - Rencana besok HD 4-5 jam UF 3000
18.00 - Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat Heparin standar, transfusi PRC 1 bag,
3 1cc masuk durante HD tanpa infus
19.00- - Memantau tanda dan gejala hipervolemik - Memberikan paracetamol tablet 500 mg
21.00 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit k/p suhu > 37.5ºC
dari RS Lanjutkan intervensi
P : Intervensi dilanjutkan No 1, 2, 3
05.00-
06.00
- Observasi TTV
- Memberikan terapi obat 29/10/19 2 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
12.00- (neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, 19.15 S:-
13.00 candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan O:
injeksi novorapid 8 ui SC). - Ortopnea ( - )
- Memberikan diit sesuai advis dokter - Dyspneu ( + )
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : RR 15x/menit
1 - BB awal 63 kg
BB saat ini 63.70 kg
- Pitting edema pada kaki dan pipi derajat 1
- Memantau keluhan utama pasien A: Masalah belum teratasi.
- Memantau tanda dan gejala Lanjutkan intervensi
13.00- 3 hiperglikemia P : Intervensi dilanjutkan No 1,2 dan 3
14.00 - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah
vena)
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
29/10/19 3
1cc glukosa darah
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik 19.35 S:
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit - Pasien mengatakan suka merasa haus
dari RS O:
- Pasien tampak lesu
- Pandangan kabur ( - )
- Mengobservasi pola napas (frekuensi, - Pusing ( - )
- GDA 468
kedalaman, dan usaha napas).
- Mukosa bibir lembab
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Input infus PZ 600 cc
Shift 1 - Mengobservasi adanya sputum. Input minum ± 1200 cc
Sore - Memonitor saturasi oksigen Input makan ± 3/4 porsi
14.00- - Memberikan oksigen Output urine ± 500 cc
15.00 Output BAB (-)
- Mengobservasi tanda dan gejala A: Masalah belum teratasi.
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, Lanjutkan intervensi
edema, suara napas tambahan). P : Intervensi dilanjutkan No 1, 2, 3
15.00- 2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis.
17.00 Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,
CVP, PAP).
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin).
- Mengobservasi TTV
23.00
- Memantau keluhan utama pasien
- Memantau tanda dan gejala
hiperglikemia
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
1cc
- Injeksi Lavemir 14 ui
04.00- 3 - Menganjurkan untuk menghabiskan diit
04.30 dari RS
- Mengajarkan pengelolaan diabetes
- Observasi TTV
05.00-
06.00
Hari/Tgl Hari /Tgl No Dx Evaluasi formatif SOAPIE
No Dx Implementasi Paraf Waktu
Waktu. / Catatan perkembangan
30/10/19 30/10/19 1 Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak
Shift Pagi 1 - Mengobservasi pola napas (frekuensi, 14.30 Efektif
08.00- kedalaman, dan usaha napas). S:
09.30 - Mengobservasi bunyi napas tambahan. - Pasien mengatakan sedikit sesak
- Mengobservasi adanya sputum. O:
- Memonitor saturasi oksigen - RR 15x/menit
- Memposisikan semi-fowler atau fowler. Kedalaman ± 0.5 cm
Otot nafas tambahan ( + )
Pernafasan cuping hidung ( - )
10.30- - Mengobservasi tanda dan gejala - Bunyi nafas tambahan ( - )
11.00 2 hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, - Sputum ( - )
edema, suara napas tambahan). - Terpasang O2 Nasal 3 lpm
- Mengobservasi status hemodinamik (mis. - SPO2 98%
Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, A: Masalah teratasi sebagian.
CVP, PAP). Lanjutkan intervensi
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. P: Lanjutkan intervensi no 1,2,3,7
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin). 30/10/19 Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia
- Membatasi asupan cairan dan garam 14.45 2 S:-
O:
- Observasi TTV - Ortopnea ( - )
- Memberikan terapi obat - Dyspneu ( + )
(neurodex 1 tab, asam folat 1 tab, RR 15x/menit
12.00- candesartan 8 mg 1 tab, nabic 1 tab dan - BB awal 63 kg
13.00 injeksi novorapid 8 ui SC). BB saat ini 63.45 kg
- Memberikan diit sesuai advis dokter - Input infus PZ 600 cc
- Mengganti cairan infus PZ : Kidmin = 2 : Input minum ± 1000 cc
1 Input makan ± 1 porsi
Output urine ± 600 cc
Output BAB 2x
- Pitting edema pada kaki derajat 1
- Memantau keluhan utama pasien
A: Masalah belum teratasi.
- Memantau tanda dan gejala
Lanjutkan intervensi
3 hiperglikemia
P : Intervensi dilanjutkan No 1,2,3
13.00- - Melakukan cek darah 2jpp (ambil darah
14.00 vena)
Diagnosa Keperawatan : Ketidakstabilan kadar
- Injeksi novorapid 8 ui, sirup sukralfat
30/10/19 glukosa darah
1cc 3
15.05 S:
- Memantau tanda dan gejala hipervolemik
- Pasien mengatakan sudah mampu mengatur
- Menganjurkan untuk menghabiskan diit
makan dan minumnya
dari RS
O:
- Kondisi pasien tampak cukup baik
- Pandangan kabur ( - )
- Mengobservasi pola napas (frekuensi,
kedalaman, dan usaha napas). - Pusing ( - )
- Mengobservasi bunyi napas tambahan. - GDA 186
1 - Mengobservasi adanya sputum. - Mukosa bibir lembab
- Input minum ± 1000 cc
Shift - Memonitor saturasi oksigen
Input makan ± 1 porsi
Sore - Memberikan oksigen
A: Masalah teratasi
14.00-
P : Intervensi dihentikan
15.00 - Mengobservasi tanda dan gejala
hypervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea,
edema, suara napas tambahan).
2 - Mengobservasi status hemodinamik (mis.
15.00- Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,
17.00 CVP, PAP).
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, BUN, hematocrit,
kreatinin).
- Mengobservasi TTV
- Observasi TTV
3
04.00-
04.30
05.00-
06.00
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ
dengan baik. Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar BUN
dan kreatinin serta adanya oedema anasarka atau perifer. Penanganan kasus gagal
cairan serta membatasi cairan dalam waktu 24 jam dan juga terapi hmodialisa.
4.2 Saran
mengetahui konsep gagal ginjal kronik dan mengetahui teori asuhan keperawatan
gagal ginjal kronik dan bisa menjalankan asuhan keperawatan pada pasien gagal
perawat maupun perawat ruangan memperhatikan pasien gagal ginjal kronik dan