Anda di halaman 1dari 6

5 Kiat Praktis Menghadapi Hidup

Menurut Abdullah Gymnastiar

Kali ini, saya akan mengupas isi buku kecil tulisan Abdullah Gymnastiar
yang populer dengan panggilan Aa’ Gym. Tau kan ya siapa Beliau? Jangan
bilang ga kenal ya.. hehehe. Yup, saya tertarik sekali untuk kembali
menyajikan isi buku kecilnya. Kontennya sangat menarik untuk dipahami dan
dihayati. Tentang apa siih ? well, buku kecilnya ini menyajikan “5 kita
praktis menghadapi persoalan hidup”. Diproduksi di tahun 2011 dan di
terbitkan oleh MQS Publishing, buku kecil ini hanya terdiri dari 32 halaman
atau sekitar 16 lembar di luar cover buku. Tapi, temans… isinya sangat cetar
membahana. Menyentuh dan sangat praktikal sekali. Secara personal, saya
setuju sekali dengan apa yang Beliau kupas dalam buku ini. Penasarann…?
hayuuuu di baca paragraf selanjutnya.

Well, menurut Aa’ hidup itu sebenarnya adalah episode penuh masalah.
Masalah dihadirkan justru untuk memperkaya warna kehidupan. Coba ingat
kembali, siapa yang selama hidupnya tidak pernah mendapatkan masalah?
Tidak ada bukan..! tentu saja, bahkan Rasulullah sedari kecil sudah
dihinggapi dengan berbagai masalah. Masih ingat seperti apa perlakuan yang
diperoleh Beliau di Mekkah ? dilempari batu dan kotoran unta, dikatain gila
bahkan dikejar-kejar untuk dibunuh. Apa yang Rasulullah alami sebenarnya
jauh lebih berat dari kita. Berkaca dengan kehidupan Rasulullah, lantas
membuat saya berpikir bahwa tidak ada gunanya berputus asa. Selalu dan
Pasti ada jalan keluar. Rasulullah sudah mencontohkan dengan sangat baik
bahwa jalan keluar itu adalah mendekatkan diri pada Pemilik semesta alam.
REPORT THIS AD

Kawan, kita diibaratkan seperti pohon yang semakin bertambahnya usia


maka semakin meninggi pula pohon tersebut. Masih ingat ya, semakin pohon
tersebut meninggi maka sudah sewajarnya pula, angin yang menerpa pucuk
pohon pun akan semakin kencang. Di buku kecil ini, berulang kali Aa’ Gym
mengingatkan bahwa dalam kenyataannya hidup ini akan semakin berat.
Semakin menanjak level kita, maka akan semakin besar tantangan yang harus
diterima dan diselesaikan. Begitulah sunatullah nya..!

Pernah naik tangga kan ya? Atau pernah mendaki gunung ? coba kita ingat
kembali, apa yang sobat rasakan ketika menaiki tangga di gedung bertingkat
? atau masih lekatkah di ingatan dirimu ketika mendaki gunung yang tinggi?
Apa yang dikau rasakan saat itu? Lelah tidak ? Tentu, semakin kita menaiki
undakan tangga, maka energi yang dibutuhkan akan semakin besar.
Kemudian, kita akan berpeluh keringat dan nafas pun akan terengah-
engah. Begitulah yang akan terjadi pada hidup jika kita memutuskan naik
level. Akan sangat banyak pengorbanan dan energi yang wajib kita
keluarkan. Pun kita harus akan segera berpeluh dan terengah-engah pada fase
itu. Contoh real-nya saja adalah saya sendiri. Beberapa bulan yang lalu, saya
memutuskan untuk sekolah lagi. Saya sangat tahu, memutuskan untuk
kembali bersekolah lagi adalah keputusan yang penuh tantangan. Karena
dengan bersekolah lagi maka saya sadar bahwa saya akan segera kembali
berkutat dengan tugas kuliah maupun thesis. Banyak sekali pengorbanan
yang pasti dilakukan. Apa itu? Yaaa,, hidup sendiri di tempat orang, jauh dari
orang tua dan keluarga, tugas-tugas kuliah yang menggila, tuntutan
universitas dan sebagainya. tapi, saya bisa saja tidak mengambil pilihan ini .
kembali berkumpul dengan keluarga tercinta, teman-teman, dan hanya
menyibukkan diri dengan aktifitas mengajar. Tapi, pasti saya tidak akan
pernah bisa belajar banyak. Sebanyak apa yang saya dapatkan saat ini.
Dengan keyakinan penuh, saya sangat menyadari akan tiba masanya dimana
saya akan segera menikmati perjuangan ini. Bukankah tidak ada kesulitan
yang kekal ?
REPORT THIS AD

Kembali dalam buku ini, Aa’ gym menghentak saya dengan paradigma
bahwa justru permasalahan, tantangan dan hambatan yang dialami manusia
dalam hidup, sebenarnya adalah karunia Allah. Suatu karunia karena dengan
permasalahan itulah kita mampu belajar banyak. Beliau menjelaskan di saat-
saat seperti ini biasanya peluang untuk semakin dekat dengan Allah justru
lebih besar. Kenapa ya? Karena bukannya kita lebih banyak ingat Allah
justru saat sempit melanda. *sighh…*

Lebih lanjut, Aa’ gym menggambarkan orang-orang yang dalam hidupnya


tidak pernah mengalami masalah atau tantangan, maka mereka pun tidak
akan memiliki tingkat kesungguhan yang tinggi dalam memohon pertolongan
Allah. Mental mereka tidak akan terdidik dan terlatih untuk menjawab
tantangan kehidupan. Sebetulnya, hidup itu memang benar-benar bagaimana
cara kita menyikapinya. Oleh karenanya, lima kiat praktis dan sederhana
disajikan oleh Beliau dalam buku kecilnya, check it out ya ..

1. Siap
Bersiap akan apapun yang segera menimpa kita adalah langkah pertama yang
disajikan dalam buku ini. Point pentingnya adalah melatih mental dan
mendewasakan diri, agar ketika masalah itu menerpa, kita justru sudah siap
dan cukup kuat untuk menghadapinya. Menurut saya, sulit untuk
dilaksanakan tapi mudah sekali menuliskannya disini. Tapi disini, lagi-lagi
Penulis mengingatkan bahwa dalam hidup ini tidak jarang terjadi sesuatu
yang di luar jangkauan kita, diluar dugaan dan kemampuan untuk
mencegahnya. Jika tidak siap, maka segera kita akan dipenuhi oleh
kekecewaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan dan sebagainya. Satu hal
yang pasti, selalu ingatlah Allah swt selalu punya rencana terbaik untuk kita.
Dia yang maha tahu atas segala sesuatu, berkuasa atas dunia dan
seisinya. Jadi, cukup Allah saja tempat menghamba dan mengharap.
Mohonkan saja, agar kita tetap berada disisiNya saat angin kencang itu
menerpa. Ingat selalu ingat bahwa tidak ada kesulitan yang kekal pun tidak
akan pernah ada kemudahan yang tak berkesudahan. Semuanya hadir silih
berganti agar kita lebih dewasa dan bijaksana menyikapinya.
REPORT THIS AD

2. Ridha
Benar kawan, meridhoi apapun yang sudah terjadi merupakan salah satu tips
sederhana itu. Kata Aa’ Gym, ketika berada di episode yang sulit, kita harus
benar-benar arif dalam menyikapi setiap episode dengan lapang dada dan
berkepala dingin serta ikhlas. Berkeluh kesah justru tidak akan pernah
menyelesaikan masalah.

Saat itu terjadi, tetaplah berbaik sangka padanya. Ingat,,,..! ada sesuatu yang
Allah ingin kita pelajari disini. Ia mendidik kita, menjadikan kita lebih kuat.
Berbaik sangkalah, insya Allah maka kelapangan itu akan segera diperoleh.
Aa’ menjelaskan bahwa sudah waktunya kita belajar menerima kenyataan
yang ada. Tapi jangan dirimu lupakan, pikiran dan tubuh wajib berikhtiar
untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang Allah ridhoi.

3. Jangan mempersulit diri


Disini saya kembali tercekat dengan untaian tulisan penulis. Menurut Beliau,
sesungguhnya kita ini paling hobi mendramatisasi dan mempersulit diri.
Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran
sendiri. Benar sekali..! justru inilah yang acapkali saya alami. Masalah
kebanyakan dipikirkan dengan cara yang rumit dan tentu saja sikap inilah
yang semakin membuat permasalahan lebih seram, lebih besar, lebih pahit
dan lebih pilu dari kenyataan yang ada.

Maka, dalam menghadapi persoalan apa pun jangan segera terhanyut dan
tenggelam dalam pikiran yang salah. Tenang, menguasai diri seraya
merenungkan janji dan pertolongan Allah adalah tips luar biasa yang kudu
dilaksanakan. Karena menurut penulis, ujian berupa persoalan hidup adalah
salah satu cara Allah dalam menyaring mana hamba-hambaNya yang benar-
benar beriman kepadaNya. Disini, Allah akan melihat bagaimana respon kita
terhadap masalah-masalah tersebut.
REPORT THIS AD

4. Evaluasi Diri
Ya…. segera evaluasi diri kita saat persoalan itu hadir. Karena dianalogikan
oleh penulis bahwa hidup ini bagai gaung di pergunungan. Apa yang kita
bunyikan, suara itulah yang akan kembali kepada kita. Artinya, segala yang
terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan. Bukankah Allah itu
maha peka ? maka sekecil apa pun yang kita lakukan akan segera
mendapatkan balasan dariNya. Dengan mengevaluasi diri maka diharapkan
kita akan menjadi jauh lebih baik. Membaik karena belajar dari permasalahan
yang ada dan tidak mengulanginya lagi. Jadikanlah setiap masalah menjadi
sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri. Karena dengan
begitulah, karunia dari problema kehidupan bisa segera dipetik. ^^

5. Hanya Allah satu-satunya pertolongan


Lagi, disini Beliau kembali menekankan untuk tidak takut pada persoalan
kehidupan. Yang seharusnya kita takutkan adalah sikap berputus asa dari
luasnya rahmat pertolonganNya. Ingat kawan, sesungguhnya, tidak akan
terjadi sesuatu kecuali atas izin Allah. Pahami konsep ini ! karena dengan
memahaminya, kita justru akan terlecut bahwa persoalan yang tengah
dihadapi adalah salah satu bentuk skenarioNya. Jangan takut….! Allah pasti
menyediakan jalan keluarnya. Jadikanlah Ia sebagai satu-satunya tempat
menghamba, memohon dan mengharap pertolongan. Percayalah, kita tidak
akan menemui kekecewaan barang sedikit pun jika menghamba padaNya.
Tidak,..! segera tidak akan kita temui..! karena Dia-lah pemilik setiap
hembusan nafas yang kita miliki. Jadi, percayalah He will never leave us
alone. NEVER..!!!
REPORT THIS AD

Begitulah 5 tips praktis yang dikemukakan oleh seorang Abdullah


Gymnastiar. Luar biasa menurut saya. Karena saya belajar banyak dari buku
kecil dan tipis ini. Teringat dirimu, maka segera saya hadirkan kembali isi
buku ini disini. Hmmmm….. Saya hanya ingin teman-teman merasakan apa
yang rasakan ketika membaca buku ini. Tulisan saya ini tidak begitu bagus,
pun masih banyak kekurangan disana-sini. Sebenarnya, saya harus
mengendapkan tulisan ini sebelum dipublish. Tujuannya, agar dikemudian
hari kesalahan-kesalahan yang tercipta bisa diperbaiki. Hehe tapi,,,, saya
justru merindukan feedback dari kalian. Dan kemudian, berdasarkan masukan
itu nanti akan saya edit dan dijadikan acuan untuk postingan selanjutnya.
Hehehe..! So,, this life is only our outlook towards life.

#tulisan saya yang jelek ini jangan di plagiat ya,, hehehe… jika, ingin di re-
post, silahkan dengan mencantumkan alamat blog saya#
Advertisements
REPORT THIS AD
Advertisements
REPORT THIS AD

Anda mungkin juga menyukai