Anda di halaman 1dari 6

Maria Imaculata Santi Oman

3203015354/A

Etika profesi:

a) Auditor
Integritas
Auditor bersikap jujur, adil, dan sebenar-benarnya dalam melakukan praktiknya.
Objekvitas
Auditor harus bersikap netral dalam menjalankan audit, interpektasi bukti audit
dan laporan yang sudah ditelaah.
Kompetensi profesional dan kecermatan
Auditor harus berpengetahuan serta berketrampilan sesuai profesionalnya dalam
memberikan jasanya.
Kerahasiaan
Auditor harus menjaga kerahasiaan informasi ataupun hubungan klien tanpa
seizin klien kecuali ada ketentuan hukum yang mengharuskan mereka ungkapkan
informasinya.
Perilaku professional Auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang dapat
merusak citra profesi mereka seperti kelalaian dalam melakukan tugas,
melecehkan pihak lain, membandingkan baik dan buruknya.

b) Akuntan Manajemen
Kompetensi
Dengan merasakan adanya manfaat mempelajari akuntansi, setiap anggota
bertanggung jawab untuk:
 Mempertahankan kompetensi dan keahlian profesional dengan terus-
menerus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan.
 Melaksanakan tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan, dan
standar teknis yang berlaku
 Menyediakan informasi dan rekomendasi yang akurat, jelas, ringkas, dan
tepat waktu dalam membantu pengambilan keputusan.
 Mengomunikasikan batasan-batasan profesional atau hambatan lainnya
yang akan menghalangi keberhasilan kinerja.

Kerahasiaan
Setiap anggota bertanggung jawab untuk:
 Menjaga kerahasiaan informasi kecuali ketika suatu pengungkapan
diizinkan atau diperlukan secara legal.
 Menginformasikan kepada seluruh pihak terkait mengenai kelayakan dan
kerahasiaan penggunaan dalam akuntansi sebagai sistem informasi.
Mengawasi aktivitas bawahan untuk memastikan hal tersebut terpenuhi.
 Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia untuk mengambil
keuntungan secara tidak etis atau illegal
Integritas
Untuk meningkatkan fungsi laporan keuangan, setiap anggota bertanggung jawab
untuk:
 Menghindari terjadinya konflik kepentingan. Melakukan komunikasi
secara teratur kepada rekan bisnis untuk mencegah timbulnya konflik
kepentingan. Memberi nasihat kepada semua pihak yang berkepentingan
terhadap publik.
 Menahan diri dari penugasan yang akan menimbulkan keraguan terhadap
kemampuan melaksanakan tugas secara etis.
 Menghindari penugasan atau pemberian dukungan terhadap aktivitas yang
akan mendiskreditkan profesi.
Kredibilitas
Untuk meningkatkan kredibilitas dalam sistem pengendalian manajemen sektor
publik, setiap anggota bertanggung jawab untuk:
 Mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif.
 Mengungkapkan seluruh informasi terkait untuk memberikan pemahaman
kepada pihak pengguna terhadap suatu laporan, analisis, atau
rekomendasi.
 Mengungkapkan keterlambatan atau kekurangan dalam informasi,
ketepatan waktu, pemrosesan, atau pengendalian internal yang terkait
dengan kebijakan organisasi dan/atau hukum yang berlaku.

c) Akuntan Secara Umum


 Tanggung Jawab Profesi.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
 Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme.
 Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan
yang diambilnya.
 Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
 Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.
 Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
 Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
 Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.
d) Akuntan Pajak
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1, Tax Return Positions (Posisi
Pengembalian Pajak) : Statemen ini menetapkan standar masa depan yang bisa
diterapkan untuk anggota ketika merekomendasikan tingkat pengembalian pajak
dan menyiapkan atau menandatangani surat pembayaran pajak (termasuk klaim
untuk lebih bayar) yang disimpan dengan mengenakan pajak otoritas. Karena
tujuan standar ini, suatu nilai pajak terutang, (a) mencerminkan tingkat
pengembalian pajak seperti yang mana wajib pajak telah secara rinci
membicarakannya dengan anggota atau (b) suatu anggota mempunyai
pengetahuan semua fakta yang bersifat material dan, atas dasar fakta itu, telah
menyimpulkan apakah posisinya sudah sesuai.
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 2, Answers to Questions on
Returns (Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian) : statemen Ini menetapkan
standar yang bisa diterapkan untuk anggota ketika menandatangani suatu pajak
kembalian jika atau mempertanyakan kelebiahan pajak kembalian.
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 3, Certain Procedural Aspects
of Preparing Returns (Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan Pengembalian)
: Dalam menyiapkan atau menandatangani suatu pajak kembalian, suatu anggota
dengan hati jujur boleh mempercayakan, tanpa verifikasi, atas informasi yang
diberikan oleh wajib pajak atau dengan pihak ketiga
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 4, Use of Estimates
(Penggunaan Estimasi) : Kecuali jika yang dilarang oleh undang-undang atau
menurut peraturan, suatu anggota boleh menggunakan taxpayer’s untuk menaksir
persiapan suatu pajak kembalian jika itu bukanlah praktis untuk memperoleh data
tepat dan jika anggota menentukan bahwa perkiraan yang layak adalah didasarkan
pada keadaan dan fakta saat itu yang diperlihatkan kepada anggota.
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 5, Departure From a Position
Previously Concluded in an Administrative Proceeding or Court Decision
(Keberangkatan dari suatu posisi yang sebelumnya disampaikan di dalam suatu
kelanjutan administrative atau keputusan pengadilan) : Pajak Kembalian
berkenaan dengan memposisikan suatu item ketika ditentukan di dalam suatu
kelanjutan administratif atau keputusan pengadilan/lingkungan tidak membatasi
suatu anggota merekomendasikan dari suatu pajak yang berbeda, kemudian
memposisikannya kembali, kecuali jika wajib pajak dalam pemeriksaan
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 6, Knowledge of Error: Return
Preparation (Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian) : Suatu anggota perlu
menginformasikan kepada wajib pajak dengan segera atas suatu kesalahan di
dalam suatu pajak kembalian yang disimpan atau ketika sadar akan kegaalan
suatu taxpayer’s untuk memfile suatu kembalian yang diperlukan. Seorang
anggota perlu merekomendasikan ukuran yang diambil untuk melakukan koreksi,
seperti rekomendasi yang diberi dengan lisan.
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 7, Knowledge of Error:
Administrative Proceedings (Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi) :
Jika suatu anggota sedang mewakili suatu wajib pajak di dalam administratifnya
untuk suatu kembalian yang berisi suatu kesalahan, maka anggota perlu
menginformasikannya kepada wajib pajak itu.
 Statement on Responsibilities in Tax Services No. 8, Form and Content of Advice
to Taxpayers (Format dan isi nasihat pada klien) : Suatu anggota tidaklah
diperlukan untuk mengikuti suatu bentuk standar atau petunjuk dalam
berkomunikasi lisan atau tertulisdalam memberi petunjuk kepada suatu wajib
pajak.

Kasus ( X Auditor menemukan temuan yang tidak lazim )

Dalam rangka mempersiapkan SPT OP klien, auditor “X” menemukan bahwa pengurangan
terhadap kontribusi dan bunga dalam jumlah yang tak lazim/besar. Saat auditor tersebut
menanyakan ke klien tentang informasi yang memback-up pengurangan tersebut, klien
mengatakan bahwa itu adalah sebenarnya / tidak bohong dan auditor itu pun mengisi SPT OP
klien berdasarkan informasi yang diperoleh dari klien tersebut.

Analisanya :
Berkaitan dengan kasus tersebut, auditor tidak sepenuhnya mencari tau apa yang
menyebabkan kontribusi dan bunga dalam jumlah yang besar, seharusnya auditor bias
memeriksa agar ditemukan kesalahannya sehingga X auditor bias mengetahui kegiatan apa saja
yang terjadi sehingga informasi yang seharusnya terjadi bisa terungkap setelah itu bias
mengambil keputusan dan di analisis. Seharusnya pihak X auditor dapat memeriksa setiap
keecurigaan yang terjadi tidak hanya sekedar bertanya kepada klien dan mengambil keputusan.
Berdasarkan keputusan yang di buat oleh X auditor tersebut bisa menyesatkan karena hanya bisa
mengambil kesimpulan berdasarkan keterangan klien.
Auditor X melanggar Prinsip dasar etika profesi akuntan publik yaitu prinsip integritas, dimana
disebutkan dalam kode etik 110.2 Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, Komunikasi, atau
informasi lainnya yang diyakininya terdapat :
 kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan,
 pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati,
 penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang
seharusnya diungkapkan.

Anda mungkin juga menyukai