KELOMPOK 3:
BOBY IRSANDI
ADE AFRIYANTI SIREGAR
CHELTA MAY LIMBONG
TRIFANDI SIMANJUNTAK
POLTAK SIBORO
BANGUN PAK PAHAN
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I :PENGERTIAN DAN KOMPOSISI BAJA
1. PENGERTIAN
2. KOMPOSISI BAJA
A. UMUM
B. STRUKTUR MIKRO
C. UKURAN BUTIR
D. KANDUNGAN UNSUR UNSUR NON LOGAM YANG MEMPENGARUHI KEULETAN
E. ENDAPAN DI PERMUKAAN ANTAR BUTIRAN
F. KANDUNGAN UNSUR UNSUR NON LOGAM PENGIKAT GAS
G. SIFAT TAHAN PANAS DAN TAHAN KOROSI
SIFAT BAJA
BAB IV : PENUTUP
BAB I : PENGERTIAN DAN KOMPOSISI BAJA
1. PENGERTIAN
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000
SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya.
Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan
untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan
sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar
bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih
besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag
yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone
iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti
oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi.
Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar
3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan
metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar
untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks
yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan
menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas
melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang
lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi
pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon
sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini
adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron
akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan
untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian
besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry
Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi,
pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas
secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills.
Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja
Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan
karbon sebagai material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen
pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice,
begereser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan
penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan
jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih
rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon
sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini
dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material
aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru,
baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastik.
Dan umumnya baja juga menjadi bahan pelapis rompi anti peluru, yang
dimana baja menjadi bahan pelapis bahan inti rompi tersebut, yaitu bahan
milik Kevlar.
A. UMUM
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C) lebih dari
1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast
Iron).
Besi
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe dan nomor atom 26. Merupakan
logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur paling umum di bumi
berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam
bumi. Wikipedia
Karbon
Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C
dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada
tabel periodik, karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4
(tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang dapat
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam isotop
karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang stabil, dan 14C
yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730
tahun.[9] Karbon merupakan salah satu dari di antara beberapa unsur yang
diketahui keberadaannya sejak zaman kuno.[10][11] Istilah "karbon" berasal
dari bahasa Latin carbo, yang berarti batu bara.
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal
sbb:
Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
Keliatan / elongasi baja berkurang,
Semakin sukar dilas.
Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon
pada kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya
keliatan dan sifat sulit dilas diatas, tetapi sifat kuat leleh dan kuat tariknya
tetap tinggi.
Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Mn dan nomor atom 25. Wikipedia
Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium trivalen diperlukan dalam
jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Wikipedia
Molibdenum
Molibdenum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mo dan nomor atom 42. Wikipedia
Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.
Wikipedia
Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat.
Wikipedia
Untuk memahami pengaruh komposisi kimia dan heat treat terhadap sifat
akhir baja, maka kita perlu menganal factor – factor sbb:
Struktur mikro,
Ukuran butiran,
Kandungan nonlogam.
Endapan dipermukaan antar butiran.
Keberadaan gas – gas yang terserap atau terlarut
B. STRUKTUR MIKRO
Unsur Fe dan C menyususn diri dalam suatu struktur berulang dalam pola
tiga dimensi yang dinamakan dengan kristal. Kristal –kristal yang
berorientasi (arah pengulangan / susunan ) sama disebut sebagai
butir.Susunan kumpulan butir satu dengan yang lain pada suatu fasa
tertentu dinamakan struktur mikro, contoh struktur mikro antara lain:
ferit, perlit dan sementit.
C. UKURAN BUTIR
Penghalusan butir baja akan menghasilkan:
Peningkatan kuat leleh (yield strength),
Perbaikan sifat keuletan (toughness) dan keliatan (ductility),
Penghalusan butiran dapat dilakukan dengan penambahan unsur niobium,
vanadium dan aluminium dengan jumlah maksimal 0.05% atau dengan heat
treatment.
Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam yang
tidak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. Wikipedia
Fospor
Fosforus adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.
Wikipedia
Fosforus adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.
Fosforus berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen,
banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi
tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosforus amatlah reaktif,
memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen,
ditemukan dalam berbagai bentuk, dan merupakan unsur penting dalam makhluk
hidup. Kegunaan fosforus yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan
secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida,
odol, dan deterjen.
Unsur – unsur lain yang juga dapat menurunkan keuletan baja baja anatar
lain: timah (Sn), antimon (Sb) dan arsen (As) hingga baja menjadi getas.
Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn dan nomor atom 50. Timah memiliki dua kemungkinan bilangan
oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil. Wikipedia
Simbol: Sn , Massa atom: 118,71 u , Nomor atom: 50 , Konfigurasi elektron:
[Kr] 4d105s25p2 , Nomor CAS: 7440-31-5 , Jari-jari atom: 140 pm , Elektron
per kelopak: 2, 8, 18, 18, 4.
Antimon
Antimon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Sb dan nomor atom 51. Lambangnya diambil dari bahasa Latin
Stibium. Antimon merupakan metaloid dan mempunyai empatalotropi
bentuk. Wikipedia
Simbol: Sb , Massa atom: 121,76 u ± 0,001 u , Nomor atom: 51 ,
Menemukan: 3000 SM , Konfigurasi elektron: [Kr] 4d105s25p3 , Nomor CAS:
7440-36-0 , Deret kimia: Pnictogen, Metaloid, Toxic heavy metal, Unsur
periode 5
Arsen
Elemen Kimia
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid
yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam,
dan abu-abu. Wikipedia
Baja yang mengandung gas – gas terlarut dalam kadar yang tinggi terutama:
Oksigen (O) dan Nitrogen (N) dapat menimbulkan sifat getas. Untuk
mengurangi kadar gas tersebut biasa digunakan unsur - unsur yang dapat
mengikat kedua unsur gas diatas menjadi senyawa yang cukup ringan
sehinggan senyawa tersebut akan mengapung ke permukaan baja yang masih
panas dan cair.
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen
dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini
berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling
melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa[1] dan unsur paling melimpah
di kerak Bumi.[2] Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi..[3]
Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Ini adalah pniktogen paling ringan pada temperatur
kamar. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa, dan
merupakan gas diatomik, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan
unsur lainnya. Nitrogen merupakan unsur umum di alam semesta, diperkirakan
merupakan unsur ketujuh dari total kelimpahan di Bima Sakti dan Tata Surya. Di
Bumi, unsur ini membentuk sekitar 78% dari atmosfer bumi dan dengan demikian
merupakan unsur bebas yang paling melimpah. Unsur nitrogen ditemukan sebagai
komponen yang dapat dipisahkan dari udara, oleh fisikawan Skotlandia Daniel
Rutherford, pada tahun 1772.
Selain mengisi 78,08 persen atmosfer Bumi, nitrogen terdapat pula dalam banyak
jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam
amino, amonia, asam nitrat, dan sianida.
Unsur - unsur pengikat gas N dan O biasanya digunakan unsur silicon (Si) dan
atau aluminium (Al) yang fungsinya disebut sebagai Deoxidant.
Sifat – sifat khusus baja seperti yang dibahas pada bab 1 paragraf 4, dapat
dicapai dengan penambahan unsur – unsur utama sebagai berikut: Chrom
(Cr), Nikel (Ni) dan molybdenum (Mo).
Baja tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%,
dimana pada kondisi seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap proses
oksidasi. Baja tahan karat dapat dibedakan sesuai struktur mikronya yaitu:
baja tahan panas martensit, baja tahan panas ferit dan baja tahan panas
austenit.
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan tariknya
diperoleh dari proses pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai untuk
lingkungan korosif ringan, serta biasanya digunakan untuk saluran dan
rumah –rumah turbin.
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan
korosif terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya
digunakan untuk komponen – komponen dalam industri kimia.
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu
6500, dimana sifat itu didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang
cukup tinggi. Berbeda dengan baja tahan karat adalah umunya kandungan
karbonnya lebih tinggi. Umumnya digunakan pada ketel uap, boiler, tungku
dan lain – lain.
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik
padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam.
Keseluruhan proses dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengerjaan :
a. Ijih besi menjadi besi kasar (pig iron) atau besi spons(sponge iron)
Proses pertama
1. Komponen dasar : iron ore (biji besi), limestone (tanah kapur), coke
(dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke dalam
blast furnance.
2. Coke : bahan bakar untuk furnance, dibuat dari coal dengan proses
tertentu.
3. Cairan besi : (molten metal) yang panas di dalam furnance terpisah
menjadi 2 bagian, yang atas adalah slag (wasted,impurities), dan yang
bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan ini kemudian
dicetak menjadi pig iron. Kadar C dalam pig iron bisa mencapai 2 %
Proses kedua
1. Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, bisa berupa
oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth furnace. Ke dalam
furnace ini, berbagai bahan kimia ditambahkan untuk mendapatkan
material properties yang diinginkan. Seringkali scrap juga dimasukkan ke
dalam furnace ini.
2. Didalam proses dengan oksigen, carbon di dalam molten metal bereaksi
dengan oksigen mmenghasilkan gas karbonmonoksida. Gas ini harus
keluar, kalau tidak akan membentuk gas pockets (rimming) saat menjadi
dingin (rimmed steel). Untuk menghindari, digunakan doxidizer : silicon,
aluminum baja yang dihasilkan: killed steel atau semi-killed steel.
3. Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk slab, blom, atau billet.
Proses ketiga
1. Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, blom, atau billet tersebut
selanjutnya dibentuk menjadi berbagai macam profit seperti H-beam, angle
(siku), channel, rel kereta, pelat, pipa (seamless pipe), dsb.
Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi kasar
dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari
atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm.
Reaksi yang terjadi:
O2 + C --> CO2
Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.
Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat
penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi
horizontal atau vertikal Konvertor.
Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu tahan apinya
harus bersifat asam (Misal : kwarsa atau aksid asam SiO2). Besi mentah cair
yang digunakan dalam proses Bessemer harus mempunyai kadar unsur Si <=
2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S sekecil mungkin. Ketika udara panas
dihembuskan lewat besi mentah cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn terbakar
menjadi oksidasinya.
Sebagian oksida besi yang terbentuk pada reaksi di atas akan berubah
menjadi terak dan sebagian lagi akan bereaksi dengan Si dan Mn.
Pada periode ke dua yang disebut “The brilliant flame blow” atau “Carbon
blow” dimulai setelah Si dan Mn hampir semuanya terbakar dan keluar dari
besi mentah cair.
Pada periode ke dua ini unsur C akan terbakar oleh panas FeO dengan reaksi
yang diikuti dengan penurunan temperatur + 50 - 80% dan berlangsung + 8 -
12 menit. CO akan keluar dari mulut Konvertor dimana CO ini akan teroksider
oleh udara luar dengan ditandai dengan timbulnya nyala api bersinar panjang
di atas Konvertor. Periode ketiga disebut “Reddisk Smoke period” yang
merupakan periode brilliant flame terakhir.
Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses
basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah
besi kasar yang bersifat basa. Muatan converter.
putih yang banyak mengandung fosfor. Proses pembakaran sama dengan
proses pada konvertor Bessemer.hanya
saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya terbakar.
Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri akan
terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai
prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi.
Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan
tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat.
Hasil proses yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang
biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.
Proses Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process” yaitu proses Bessemer
dalam keadaan basa. Proses ini memakai Converter yang di bagian dalamnya
dilapisi bahan tahan api (refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3
CaCO3).
Pertama-tama converter diisi dengan batu kapur, kemudian besi mentah (pig
iron) cair yang mengandung unsur phosfor (P) : 1,6 - 2% ; dan sedikit Si dan S
(0,6% Si, 0,07 % S).
Pada periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu pada saat
penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan terbentuklah terak basa
(basic slag). Dengan adanya batu kapur, akan terjadi kenaikan temperatur,
tetapi unsur phosfor (P) yang terkandung dalam besi mentah belum dapat
dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon blow) yang ditandai
dengan adanya penurunan temperatur, dimana Carbon (C) akan terbakar,
berarti kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 - 0,2%, maka temperatur
akan turun menjadi 1400 - 1420oC.
Pada proses Open-Hearth digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat
atau cair dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada
proses ini temperatur yang dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai 1800oC.
Bahan bakar (fuel) dan udara sebelum dimasukkan ke dalam dapur terlebih
dahulu dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
d. Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan cokes
oven gas.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam
heart lewat puntu pengisian.
- See more at:
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth furnace ini dapat dalam
keadaan basa atau asam (basic or acid open-hearth). Pada basic open-hearth
furnace, dinding bagaian dalam dapur dilapisi dengan magnesite brick. Bagian
bawah untuk tempat logam cair dan terak dari bahan magnesite brick atau
dolomite harus diganti setiap kali peleburan selesai. Terak basa yang
dihasilkan + 40 - 50 % CaO.
Pada acid open-hearth furnace, dinding bagian dalam dapur dilapisi dengan
dinas-brick. Bagian bawah dinding dapur harus diganti setiap kali peleburan
selesai. Terak yang dihasilkan mengandung silica yang cukup tinggi yaitu 50 -
55 % SiO2. Pada proses basic ataupun acid dapat menggunakan bahan isian
padat ataupun cair.
Proses yang menggunakan isian padat biasa disebut “Scarp and pig process”
yaitu proses yang isian padatnya terdiri dari besi mentah (pig iron), baja
bekas (Scrap steel) dan sedikit bijih besi (iron ore). Proses yang
mengggunakan besi mentah cair terdiri dari besi mentah cari + 60 % dan baja
bekas kira-kira 40 % dan sedikit bijih besi dan bahan tambah. Cara ini biasa
dikerjakan pada perusahaan dapur tinggi (blast furnace) dimana besi mentah
cair dari dapur tinggi tersebut langsung diproses pada open-hearth furnace.
Pada akhir proses peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi
mentah akan berubah menjadi terak “
Banyak tipe dapur listrik yang digunakan, tetapi secara praktek hanya tipe
berikut yang digunakan dalam industry pembuatan baja :
Pada dapur busur listrik – arus bolak balik, arus melewati suatu elektroda
turun ke bahan logam melalui suatu busur listrik, kemudian arus tersebut dari
bahan logam mengalir keatas melalui busur listrik melalui busur listrik
menuju elektroda lainnya. Untuk peleburan baja dapat dilakukan arus satu,
dua atau tiga fasa. Umumnya digunakan arus 3 fasa.
Dalam dapur listrik – arus searah, arus listrik melewati satu elektroda turun
kebahan yang akan dilebur melelui busur listrik, yang kemudian mengalir
menuju elektroda pasangannya yang berada dibawah dapur.
Dapur listrik ini dikembangkan oleh Dr. Paul Heroult ( USA ). Dapur busur
listrik Heroult yang pertama dibuat untuk memproduksi baja, dibangun oleh
Halcomb steel company di Syracuse, New York pada tahun 1906.
Gambar 1. Skema penampang dapur busur listrik – arus bolak balik.
Pada dapur induksi, arus listrik diinduksikan kedalam baja dengan osilasi
medan magnet. Berdasarkan frekwensinya, dapur induksi dikelompokkan
sebagai berikut:
Dapur listrik dapat digunakan untuk pembuatan baja, baik dengan proses
asam maupun basa. Hampir semua dapur listrik yang digunakan untuk
melayani produksi ingot baja, baja cetak kontinya dan industry pengecoran
saat ini menggunakan pelapis bata tahan api basa.
Dapur listrik dapat digunakan untuk memproduksi hampir semua jenis baja.
Untuk kapasitas dibawah 1.500.000 ton/tahun, dapur listrik lebih ekonomis
digunakan daripada kombinasi blast furnace dan proses oxygen steel making
basa. Hal tersebut khususnya berlaku pada daerah dimana tersedia banyak
scrap dan harga tenaga listrik yang murah. Dapur listrik lebuh fleksibel untuk
melayani operasi produksi yang intermittent ( misal, akibat permintaan pasar
yang fluktuatif ).
Kandungan nitrogen dalam baja biasanya dua kali lebih tinggi daripada baja
yang dihasilkan oleh proses oxygen steel making, baik basa maupun asam.
Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja lain jika
bersentuhan dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu ‘berkorosi’).
Bisa juga bahwa pihak pabrik sudah memberikan lapisan pelindung pada
produk tersebut. Peralatan rumah tangga biasanya dilapisi dengan email.
Dalam hal ini produk baja tersebut diberi lapisan mengkilap (email).
Metode yang digunakan unutk melindungi suatu benda dari korosi adalah
melapisi benda tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat yang
paling banyak dipakai untuk tujuan tersebut adalah
Pipa baja peka terhadap korosi dan pembentukan karat. Korosi dapat terjadi
baik di bagian luar maupun bagian dalam dari pipa. Untuk melawan korosi
bagian luar antara lain digunakan lapisan aspal pada kedua sisi las tinggi kira-
kira 150mm tanpa lapisan. Tetapi bagian ini sudah sudah ada lapisan zat
perekat dari primer sebagai lapisan digunakan gulungan aspal yang
diperkuat dengan bahan sintetis. Rol aspal ini dapat digulung pada pipa
dengan mesin gulung tangan.
BAB IV: PENUTUP
Dapat di simpulkan bahwa baja adalah campuran dari berbagai
logamyang memiliki kemampuan/kelebihan tertentu yang diproses dengan di
panaskan dengan suhu derajat yang sangat super tinggi untuk menghasilkan
barang yang sangat berkualitas baik untuk membangun sebuah gedung tak
bertingkat hingga gedung tingkat tinggi (skyline)
Akhir kata,, Kami disini sebagai makhluk ciptaan tuhan yang tidak
sempurna, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada
makalah kami, kritik dn saran akan sangat membantu kami untuk
perubahan yang lebih baik dimasa yang akan dating, sekian dan terima
kasih ,,