PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.Adapun gangguan pada sistem pencernaan seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis
dan maag.Masalah pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat
memperburuk keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi
obat , yang termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor antagonis
, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa inhibitor, Prokinetik,
Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang
penting karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat juga dapat
menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan
apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan
lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
D. Manfaat
4. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Gastrointestinal berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan intestinal yang artinya usus.
Jadi, gastrointestinal adalah hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus.
Gastrointestinal merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai dari
mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar. Di
mulut makanan dikunyah dan dicampur dengan sekresi kelenjar saliva sehingga menjadi bolus.
Esophagus mengantarkan bolus dari mulut ke stomach (lambung), Lambung, usus halus dan usus besar
sebagai tempat penampung makan/bolus dan produk akhir dari pencernaan.
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem
pencernaan berfungsi :
menerima makanan
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak, Antipasmodik,
Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif.
5
2.1.1 ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian bawah,
dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak lambung ialah
meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang
serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun pembagian dari antitukak
contohnya antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu hati karena
hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau
tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas,
mengandung magnesium (Mg+), Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal
dari bahasa lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena
ION H+ membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung
menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga
bermanfaat dalam mengurangi iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-
zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada
kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-zat misalnya penambahan
simetikon atau dimetil polisiloksan dalam kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat
mengurangi CO2) sehingga mengurangi terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan kerja antasida
bersifat lokal karena hanya sebagian kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa
lemah maka jika berikatan dengan asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang.
Disamping itu, antasida juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan
bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat yang harus
diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1 jam.Sodium Bikarbonat
(NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida sistemik yang sekarang sudah sangat
jarang digunakan. Obat ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na+ dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan
Ca (O2)2menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na+ menyebabkan retensi cairan yang berakibat
udem dan tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan CO2 disaluran
pencernaan yang berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi (memperparah penutup
tukak yang ada.
6
H2CO3 H2O + CO2
Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung almunium (Al) dan kalsium
(Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan fosfat. Sedangkan diare merupankan efek samping
antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh karena itu, kebanyakan antasida mengandung
kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek samping utamanya. Antasida jika digunakan
dalam perut kosong efeknya akan bedurasi sekitar 30 menit tetapi jika di gunakan 1 jam setelah makan
aktivitasnya dapat berlangsung sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai
baffer dan menghambat kekosongan lambung. Golongan Obat Antitukak :
TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini
mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik
klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam mengobati tukak.
Adapun Golongan Obat Penenang :
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat relaksasi
mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat cemas
dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam,
oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas ini
nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol. Diduga
resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya baru timbul setelah 10-15 hari,
sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
7
3. Hydroxyzine
2.1.2 ANTISPASMODIK
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot polos.Termasuk
dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih tepatnya anti muskarinik) dan
antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik dapat mengurangi spasme usus , tetapi
penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya
bermanfaat sebagai penobatan tambahan. Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik
konvensional relatif kecil, karena dosisnya dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain
itu, keberadaannya telah digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni
antagonis reseptor-H2 histamin dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang
digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak
peptik dan sebagainya.Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan
mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan
untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan
abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik
kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan
mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG
1. Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel
penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth atau antibiotik
misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh
penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan
8
anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin
dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik, dll diobati dengan jenis
antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis anti ulkus
yang menghalangi pelepasan asam lambung.
2.1.3 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan frekuensi
& konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare
airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada
penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut:
untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium
tinctur) atau loperamide.
untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan
pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak menyebabkan
ketergantungan..Contoh antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem
tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna
9
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar
atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus
diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga,
makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang
baik.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa
menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga
tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus
besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan
magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau
minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram
perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah
15-60 menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi
tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau
mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar
(misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh masyarakat
luas adalah DULCOLAX.
10
DULCOLAX
Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik,
terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti
usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui
hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.
Komposisi:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida,
eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba
wax, shellac..
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan
peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan
alektrolit dalam lumen usus besar.
11
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi
pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum
bersama-sama dengan susu atau antasida.
Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya
dan 1 sipositoria pada esok paginya.
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam
waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat mengendapkan
onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan
DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan
berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal
terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut
terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan
supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan
proktitis ulserativa.
12
Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan.
Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus
dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak.
Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.
Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram,
sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid
juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
Interaksi:
Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan
berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan
kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat
dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung.Dalam hal ini mungkin
diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat diperlukan pada
pasien usia lanjut dan muda.
13
2.1.5 KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR
Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih
kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi aliran empedu ke duodenum
disebut Kolagogum.Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit hepatitis yang
kronis karena virus.Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini , seperti di bawah ini :
Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus enterohepatik pada
efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate.
AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri dari asam
amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar
AARC ini akan menurun.
Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari empat asam organik utama yang diproduksi
oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien
yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali
atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu
dengan pembedahan).
Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun
tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan
terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir
dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi
karena mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau
terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus
menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah
yang berat atau anemia sehingga memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin
harus dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya.
Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya
terbentuknya pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan
menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol
karena banyak tinja yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar. Gatal pada
daerah anus (pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena keadaan wasir
yang terkeluar itu menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat menyebabkan partikel-partikel
14
kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat berpotensi
menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit di bagian tulang
belakang bagian bawah. Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium
2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang
menyebabkan terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan
pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan
suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita
karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah
(fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna memperbaiki
fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan.
15
Sediaan digestan :
Enzim pankreas
Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin (protease)
& lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipase relatif lebih tinggi dari
pankreatin.
Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu kolesterol kandung
empedu.
2.2.8 ANTASIDA
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg
menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat
penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat
antasida digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan
HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan diare karena bersifat
pencahar, sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan sembelit maka
biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut
hidrotalsit.
2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit gastroesophageal
refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan
untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan mungkin memerlukan
antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan mengurangi H. pylori.
3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi adalah sembelit,
diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan mengurangi
16
kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar
pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan
berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol
(antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).Peningkatan pH
dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-
obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida dapat
menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam.
contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
a. Antasida
· Aluminium Hidroksida
· Al Oksida
· Magnesium Karbonat
· Mg Trisilikat
· Mg Oksida
· Mg Hidroklorida
· Natrium Karbonat
· Bismuth Subnitrat
· Bismuth Subsitrat
· Kalsium Karbonat
17
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
· Ranitidin
· Simetidin
· Famotidin
· Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2.
· Omeprazol
· Lansoprazol
· Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim
adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal lambung)
· Pirenzepin
· Fentonium
· Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan kejang
e. Analog Prostaglandin
· Misoprostol
f. Pelindung mukosa
· Sukralfat
18
g. Penguat motilitas
· Metoklorpramid
· Domperidon
h. Zat pembantu
· Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah masuk
angin, kembung dan kentut
i. Penenang
· Diazepam
· Klordiazepoksida
2.1.9 ANTIKOLINERGIK
19
Jenis-Jenis Obat Pencernaan
Biasanya obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi untuk mengobati ulkus/luka/tukak yang
terjadi pada pada saluran cerna seperti :
Ulkus duodenalis/ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak
ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari
usus halus, tepat dibawah lambung.
Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung.
Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana
lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.
Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa
menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus Peptikum adalah luka
berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari
(duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit
(sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).
2. Obat pencernaan jenis regular GIT , antifatulen dan anti inflamasi
Regular GIT (gastrointestinal) adalah obat pencernaan ditujukan untuk menghentikan gangguan
motilitas/pergerakan dari gastro intestinal. Antiflatulen adalah obat mengatasi gas yang
berlebihan pada sistem pencernaan seperti pada meteorisme.Obat pencernaan jenis ini juga
biasanya digunakan unutk mengatasi mual atau muntah.
3. Obat pencernaan jenis antispasmodic
Obat pencernaan jenis ini digunakan unutk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin
disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.
4. Obat diare (obat sakit perut)
Obat pencernaan jenis ini diunakan untuk diare non spesifik artinya diareyang tidak dikethaui
penyebabnya. Jika sudah diketahui penyebabnya misalnya bakteri digunakan antibiotik.
5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
Obat pencernaan jenis ini digunakan pada masalah sembelit atau sulit bang air besar dengan cara
melembekkan feses atau merangsang untk melakukan defikasi.
6. Obat pencernaan jenis digestan
20
Obat pencernaan jenis ini biasanya berisi enzim-enzim atau campurannya yang berguna untuk
memperbaiki fungsi pencernaan.
7. Obat pencernaan jenis kolagogum, kolelitolitik dan hepati protector
Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih
kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.
8. Obat pencernaan untuk hemoroid Obat pencernaan golongan ini untuk permasalahan pada anus
yaitu hemoroid/wasir atau luka.
a. Antasida
Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan
nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi volume HCL yang dikeluarkan lambung, tetapi
peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin. Umumnya antasida merupakan basa lemah.
Senyawa oksi alumunium sukar untuk meninggikan pH lambung lebi dari 4, sedangkan basa yang
lebih kuat seperti magnesium hidroksida secara teoritis apat meninggikan pH sampai 9, tetapi
kenyataannya tidak terjadi. Semua antasida meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan pH
yang meningkatkan aktivitas gastrin.
Antasida dibagi kedalam dua golongan yaitu antasida sistemik dan antaasida non sistemik. Antasida
sistemik misalnya natrium bikarbonat, diabsorbsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urin
bersifat alkalis. Pada pasien dengan kelainan ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik.kronik natrium
bikarbonat memudahkannefrotiliasis fosfat. Antaida non sistemik hampir tidak diabsorbsi dalam usus
sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasida non sistemik ialah sediaan
magnesium, aluminium dan kalsium.
Obat berikut ini diindikasi untuk tukak peptik karena dapat menghambat sekresi asam lambung,
yaitu antihistamin H2, antimuskarinik, penghambat proton dan misoprostol. Penghambat pompa
proton merupakan penghambat sekresi asam lambung lebih kuar dari AH2. Obat ini bekerja di terakhir
peoses asam lambung, lebih distal dari AMP. Pada obat misoprostol, suatu analog metil ester
prostaglandi E1. Obat ini berefek menghambat sekresi HCL dan bersifat sitoprotektif untuk mencegah
21
tukak saluran cerna yang diinduksi obat-obat AINS. Obat ini menyembuhkan tukak lambung dan
duodenum, efeknya berbeda bermakna dibanding plasebo dan sebanding dengan simetidin.
Misoprostol menyembuhkan tukak duodenum yang telah refrakter terhadap AH2.
Obat yang mempertahankan mukosa lambung contohnya sukralfat. Senyawa alumunium sukrosa ini
membentuk polimer mirip lem dalam suasana asam ddan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara
selektif. Sukralfat hampir tidak diabsorbsi secara sistemik. Obat yang bekerja ebagai sawar terhadap
HCL dan pepsin ini terutama efektif terhadap tukak duodenum. Kaarenaa suasana asam perlu untuk
mengaktifkan obat ini, pemberiaan bersama AH2 atau antasida menurunkan biovailabiitas.
Obat ini juga dinamakn prokinetika atau propulsiva dan berdaya antiemetik serta antagonis
dopamin. Gerakan peristaltik lambung dan usus duabelas jari dihambat oleh neurotransmiter dopamin.
Efek ini ditiadakan oleh antagonis-antagonis tersebut dengan jalan menduduki reseptor DA yang
banyak terdapat disaluran cerna dan otak.
Penggunaan antiemetik tersebut pada gangguan lambung adalah kaarena pengaruh memperkuat
motilitas lambung yang diperkirakan terganggu. Dengan demikian pengaliran kembali empedu dan
enzim-enzim pencernaan dari duodenum kejurusan lambung tercegah. Tukak tidak dirangsang lebih
lanjut dan dapat sembuh dengan lebih cepat.
e. Obat penenang
Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat penyakit tukak lambung bertambah parah,
sedangkan pada waktu serangan akut biasanya timbul kegelisahan dan kecemasan pada penderita.
Guna mengatasi hal-hal tersebut, penderita sering kali diterapi dengan antasida disertai tambahan obat
penenang seperti oksazepam.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar
Sistem pencernaan berfungsi : menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses
yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare
, Laksatif. Dari sekian obat yang disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda
sesuai dengan golongan obat tersebut.
B. Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat menyediakan ataupun memberikan
informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan
penggunaan obat.
23
Daftar Pustaka
http://ngurahjayaantara.blogspot.co.id/2013/12/farmakologi-obat-pencernaan.html
http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
http://hmkuliah.wordpress.com/2011/04/30/obat-sistem-pencernaan/
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html
24