Lapkas RM
Lapkas RM
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) / Low Back Pain (LBP) adalah gejala yang
paling sering timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk
dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pungung bawah
jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai
sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan
orang.
Spesialis Saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan Mei 2002 di 14 rumah
etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot
sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam
tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak
mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat
trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-lain.
1
Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada
Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Nyeri punggung bawah pada HNP dapat berupa
nyeri tumpul maupun tajam, selain memberikan keluhan klinis berupa nyeri
punggung bawah, HNP juga dapat bermanifestasi menjadi keluhan kram otot,
kelemahan kaki, hilangnya fungsi kaki, hilangnya control bladder dan bowel.
Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling
L5. Biasanya LBP oleh karena HNP lumbalis akan membaik kira-kira dalam
waktu 6 minggu. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa dan pada individu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain” (LBP)
merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gejala utama berupa rasa nyeri
atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah punggung bagian bawah
dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya
merupakan masalah yang terjadi karena gangguan pada otot bagian belakang.
kesulitan dalam setiap pergerakan dan pasien harus beristirahat. LBP termasuk
mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumboskaral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh
dan kaki. Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-
HNP adalah suatu keadaan dimana keluarnya sebagian atau seluruh bagian
yang sering dijumpai pada orang dewasa. Diskus intervetebra bertugas rangkap,
3
yaitu untuk artikulasi (memberikan fleksibilitas kepada tulang belakang dan
Daerah Transisi.
2. Nukleus pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglican
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan
Pada diskus yang sehat, bila mendapat tekanan maka nukleus pulposus
menyalurkan gaya tekan ke segala arah dengan sama besar. Penurunan kadar
air nukleus mengurangi fungsinya sebagai bantalan, sehingga bila ada gaya
tekan maka akan disalurkan ke anulus secara asimetris aksibatnya bisa terjadi
2.2 Etiologi
Low back pain (LBP) dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Proses Degeneratif
4
terjadi pada korpus vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta
yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini
fibrosis diskus intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio
(HNP). Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini
2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu arthritis rematoid yang sering timbul
sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada
yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu
dirasakan.
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita,
seringkali disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.
4. Kelainan Kongenital
5
patologik. Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus
vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
6. Tumor
metastasis.
7. Toksik
8. Infeksi
osteomielitis kronik.
9. Problem Psikoneurotik
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-
batas anatomis.
6
Etiologi dari HNP sendiri adalah:
Fakto resiko:
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah
raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok,
2.3 PATOFISIOLOGI
2) Prolapse: bentuk ataupun posisi dari diskus dapat berubah yang ditunjukkan
dengan adanya penonjolan ke spinal canal. Hal ini sering pula disebut dengan
fibrosus dan menempati sisi luar dari discus yaitu pada spinal canal.
7
Gambar 1. 4 langkah terjadinya HNP
2. Beban berat
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis,
penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang
selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri
8
inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf
saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi
mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal
Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan
tidak enak namun lokasi tidak jelas. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot
paraspinal agak spastik di daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian
9
Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa
tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin. Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai
yang menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak
diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis. Dapat muncul
distesia tanpa nyeri pada daerah istribusi radiks yang terkena. Dapat disertai
kelumpuhan otot dan gangguan reflex. Terjadi pembentukan osteofit pada bagian
sentral dari korpus vertebra yang menekan medula spinalis. Kauda ekuina dapat
terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis kanal lumbal.
malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol. Pada lokasi
infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila istirahat. Gejala
dan tanda kompresi radiks atau medulla spinalis terjadi pada 20% kasus (akibat
abses dingin) Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra
dan kifosis) Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti
dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok
10
tulang vertebra. Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang
Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun. Tidak hilang dengan istirahat dan
gerakan di sendi sakrolumbal dan seluruh tulang belakang lumbal. Laju endap
Manifestasi klinis yang timbul pada HNP tergantung lokasi lumbal yang
terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya
pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf
pinggang dan sindroma kauda equina. Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah
saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh. Masing-masing hampir sebesar jari.
Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di
belakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa
menyebar sepanjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada
orang Ischialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf Ischiadikus yang mempersarafi
daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa
faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot daerah bokong, adanya
11
perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus Pulposus (HNP), dan
lain sebagainya.
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri
2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
nyeri, stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktor mekanik, derajat disfungsi, faktor
resiko dan pekerjaan, ada tidaknya trauma dan hasil pemeriksaan penunjang.
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? Apakah nyeri diawali oleh suatu
kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu trauma? Dimana
letak nyeri? (sebaiknya penderita sendiri yang disuruh menunjukkan dimana letak
nyerinya). Ada tidak penjalaran? Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah
pada sikap tubuh tertentu? Apakah bertambah pada kegiatan tertentu? Apakah
nyeri berkurang pada waktu istirahat? Adakah keluarga dengan riwayat penyakit
serupa? Ada tidak perubahan siklus haid, atau perdarahan pervaginam? Ada tidak
12
Gambaran klinis
Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala
membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat menguranginya.
Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang belakang merupakan ciri
spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot hamstring tidak
sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti adanya subluksasi vertebra. Keadaan
umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Pada penderita dengan low back pain biasanya ditemukan antalgic gait
(cara berjalan seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak bisa duduk
lama. Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus tidaknya, lordosis, ada
2. Palpasi
salah satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi
Pemeriksaan Neurologik
pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab
yang lain.
13
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik dengan
diketahui.
2. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana
yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen L4 maka
3. Pemeriksaan refleks
Refleks tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor
neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah
yang disebabkan oleh HNP maka reflex tendon dari segmen yang terkena akan
4. Tes-tes
a. Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae
sedangkan sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri
pinggang dikarenakan iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
b. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit
menyebabkan rasa nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed
lasegue positif.
c. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi,
14
d. Patrick sign (FABERE sign). FABERE merupakan singkatan dari fleksi,
abduksi, external, rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari
kaki yang satu diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini
dilakukan penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila
timbul rasa nyeri maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik
misalnya coxitis.
e. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi
sendi lutut dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di
f. Bragard’s sign. Bragard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue
(LSR). Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika
LSR + (nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika
g. Sicard’s sign. Sicard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR).
Jika LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR +
(nyeri) dan secara cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+)
h. Tes Naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS
i. Tes Valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuatnya.
15
Postur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi bersifat
tulang belakang berkurang karena nyeri dan terdapatnya spasme otot. Penyangga
badan kadang-kadang memberikan rasa nyeri pada pasien, dan nyeri umumnya
tampak pada beberapa segmen distal dari level/tingkat dimana lesi mulai timbul.2
Ketika pasien diletakkan pada posisi telungkup (prone) di atas meja pemeriksaan,
perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentifikasi ketika palpasi dilakukan
secara langsung diatas defek pada tulang belakang. Nyeri dan kekakuan otot
adalah hal yang sering dijumpai. Pada banyak pasien, lokalisasi nyeri disekitar
defek dapat sangat mudah diketahui bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan
meletakkan kaki mereka keatas seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat
diketahui pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu membuat massa
otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa pasien, palpasi pada
berkemih dan defekasi biasanya normal, terkecuali pada pasien dengan sindrom
c. Pemeriksaan Penunjang
16
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari
spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal
2.6 Penatalaksanaan
pengobatan atau kombinasi beberapa jenis pengobatan dalam rencana terapi pada
diantaranya adalah:
17
1. Perawatan non-farmakologis.
Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang relaks, lutut
agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk HNP lumbalis selama 2-3 minggu
tergantung keparahannya.
2. Perawatan farmakologi
Obat-obatan NSAID
3. Pembedahan
dics.
a. Medikamentosa
- Analgetik
- Transquilizer
- Neuroroborantia
18
Fisioterapi
- Traksi
Okupasi Terapi
- Latihan AKS
Ostetis Prostetis
Psikolog
19
2.7 Prognosis
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh sempurna
dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan berlanjut menjadi
kronik nyeri punggung bawah walaupun telah menjalani terapi. Dan bila berlanjut
dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan bladder maka perlu dipikirkan
2.8 Pencegahan
aman. Mengontrol berat badan bisa mencegah trauma punggung atau pinggang
20
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny S.M
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Pineleng
ANAMNESIS
RPS :
Nyeri punggung bawah dirasakan pasien sejak ± 20 hari yang lalu. Nyeri terasa
setelah pasien bangun dari posisi duduk di ayunan depan rumah. Nyeri terasa di
punggung bawah dan menjalar sampai ke bokong. Nyeri bersifat hilang timbul,
timbul/bertambah pada saat pasien duduk atau berdiri dan hilang pada saat pasien
tidur. Keesokan harinya pasien dibawa ke RS advent teling. Dan dirawat selama 5
spine. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan gambaran adanya kelainan pada tulang
belakang dan penderita di konsulkan ke dokter bagian saraf. Namun karena pasien
21
merasa tidak ada perubahan dari nyerinya tersebut pasien memutuskan untuk
pulang kerumah sebelum diperiksa oleh dokter spesialis saraf. Tanggal 31 agustus
pasien dibawa ke Instalasi Rawat Darurat Medik RSUP Prof. Kandou karena
keluhan nyeri belakangnya bertambah hebat. Saat pasien batuk dan bersin nyeri
badan disangkal penderita. Riwayat jatuh terduduk juga disangkal penderita. BAK
disangkal pasien.
Riwayat Kebiasaan :
Adik penderita juga sering mengeluh sakit bagian punggung bawah tapi
ekonomi Unsrat anak kedua laki-laki dan masih duduk di bangku SMA.
Pasien dan suaminya memiliki sebuah kios dan bekerja di kios tersebut.
dinding terbuat dari beton dan beratapkan seng. Kamar mandi dan WC di
22
dalam rumah, menggunakan WC jongkok. Sumber air dari Perusahaan Air
sendiri (Umum).
Riwayat psikologi :
Pasien merasa cemas dengan sakit yang dideritanya. Bahkan saat ini
dari orang.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Bening (-)
Thorax :
krepitasi (-)
23
Perkusi : sonor
Abdomen :
Inspeksi : datar
tidak teraba
Perkusi : timpani
Status Neurologis :
GCS E4M6V5
Dekstra Sinistra
Gerakan N N
Sensibilitas L1 2 2
24
L2 2 2
L3 2 2
L4 2 2
L5 2 2
S1 2 2
Palpasi : nyeri tekan (-), spasme (+) regio L5-S1, kalor (-), tumor (-
),
0 8 10
Skor VAS : 8
Tes Provokasi :
Lasegue -/-
Bragard -/-
Sicard -/-
Patrick -/-
naffziger -
Valsava +
25
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini berupa pemeriksaan MRI
Resume
26
Perempuan, 52 tahun, keluhan utama nyeri hilang timbul pada punggung bawah
Pada status lokalis regio lumbosakral didapatkan, spasme(+) regio L5-S1, tes lipat
Lumbal spine 3-4-5. Gambaran Protrusio disc / HNP pada potongan disc L5-S1
Canalis spinalis.
Diagnosis
TERAPI
Medikamentosa
1. Lyrica 3x 75 mg
2. Fitbon 1x1
3. Na Diclofenac 2x50mg
6. Ranitidine 2x150mg
27
Rehabilitasi Medik
2. Gangguan AKS (sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya bisa berbaring
di tempat tidur)
orang.
1. Fisioterapi
regio L5-S1.
2. Okupasi Terapi
3. Ortotik Prostetik
28
- Gangguan AKS (sulit untuk duduk maupun berdiri, hanya
Orthose).
4. Psikologis
5. Sosial medik
29
6. Home programs
- Back exercise
- Proper body mechanism : (cara berdiri, cara berjalan, cara duduk, cara
* Cara Berdiri :
sebentar.
* Cara Duduk :
punggung.
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari
paha.
punggung kursi.
* Cara Tidur :
Tidur di tempat tidur yang memiliki alas yang keras dan rata.
30
Anjuran : Sebaiknya Pasien memperbanyak makan buah dan sayur atau
BAB nya.
PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam :
31
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-
90.
7. Junus H.M dr., Latihan untuk Nyeri Punggung Bawah. Dalam : Back
Francisco, 2002;924-926
http://health.yahoo.com/back-overvier/low backpain/healthwise-
32
hi6490.html. Agustus 2008.
33