1
BAB I
BATASAN DAN RUANG LINGKUP
Semua pihak ingin SEHAT
Menurut U U No 23 tahun 1992:
Keadaan sejahtera badan,jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara social dan ekonomis.
Disini tersirat bahwa hidup dapat mandiri secara ekonomis dalam
lingkungannya baik terhadap keluarga maupun masarakat sekitarnya.
2
Environmental health services atau Public health services sasarannya
adalah kelompok atau masyarakat
Dokter keluarga
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family
doctor ,family physician).
1. Batasan dari IDI 1982 : D.K adalah dokter yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat
pada keluarga, dengan demikian seorang pasien adalah sebagai individu
dan sebagai bagian dari unit keluarga, dan D.K tak hanya pasif, tapi
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
2. Batasan The American Board of family Practice, 1969
D.K adalah yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan satu
keluarga, dan bila menghadapi masalah yang khusus yang tak mampu
ditanggulang, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai.
3
KARAKTERISTIK PELAYANAN DOKTER KALUARGA
Menurut IDI (1982)
Melalui muktamar ke 18 yang dilaksanakan di Surakarta 1982:
a. yang melayani penderita tidak sebagai individu, melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat
sekitarnya misalnya bagaimana juga kesehatan anggota keluarga yang
lain dan kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. yang melayani secara menyeluruh dan memperhatikan kepada
penderita secara lengkap dan sempurna yang melebihi jumlah
keseluruhan keluhan yang disampaikan misalnya keluhan sosial
ekonomi keluarga.
c. yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan yang
istimewa adalah mengobati penyakit sedini mungkin (early diagnosis
and prompt treatment)
d. yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.
e. yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan
lanjutan.
4
Beberapa pihak kurang setuju bahwa pelayanan dokter keluarga dapat
dilaksanakan oleh dokter spesialis, karena pelayanan dokter spesialis
bersifat tunggal.
TUJUAN PELAYANAN
1. Tujuan Umum
Sama dengan tujuan pelayanan kesehatan pada umumnya:
Keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
2.Tujuan khusus
a. Pelayanan lebih efektif
Ini terjadi karena dalam menangani satu masalah kesehatan tidak
hanya pada keluhan yang disampaikan, tetapi pada pasien sebagai
manusia seutuhnya dengan lingkungannya masing-masing, dengan
demikian pengelolaan suatu masalah secara sempurna dan lebih
memuaskan bagi pasien.
b. Pelayanan lebih efisien.
Ini karena pelayanan mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
dan diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan yang berarti menghindarkan tindakan atau
pemeriksaan yang berulang-ulang. Dengan demikian angka jatuh
sakit akan menurun, pada gilirannya menurunkan biaya kesehatan
3. Sasaran pelayanan
Sasarannya adalah keluarga sebagai satu unit.
Keluarga adalah satu unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami istri dengan anaknya, atau ayah dengan
anaknya atau ibu dengan anaknya (UU No 10 tahun 1992)
7
BAB II
PENDAHULUAN
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah keluarga sebagai satu
kesatuan.
Dengan demikian perlu memahami apa yang dimaksudkan dengan
keluarga,dan akan tercapai dengan memuaskan pelayanan dan
mencapai tujuan pelayanan.
BATASAN
Menurut UU No 10 tahun 1992:
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya,
atau ayah dengan anaknya,atu ibu dengan anaknya.
Falsafah hidup bangsa Indonesia sangat menghormati lembaga
perkawinan. Dalam agama Islam tidak mengakui keabsahan lembaga
adopsi.
BENTUK
Menurut Sussman (1970) dibedakan dua bentuk:
1. Keluarga tradisional
Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami,
istri, ada 8 macam, Yakni:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup
bersama dalam satu Rumah tangga
b. Keluarga inti diad (Nuclear dyad)
Tediri dari suami dan istri tanpa anaknya atau anak-anak mereka
telah tidak tinggal bersama mereka.
c. Keluarga orang tua tunggal (Single parent family)
Adalah keluarga inti yang suami atau istri telah meninggal dunia.
8
d. Keluarga orang dewasa bujangan (Single adult living alone)
Hanya terdiri dari satu orang dewasa, laki atau wanita yang hidup
sendiri secara membujang
e. Keluarga tiga generasi (three generation family)
Adalah keluarga inti ditambah anak yang dilahirkan anak-anak
mereka.
f. Keluarga pasangan umur pertengahan atau jompo (Middle age or
elderly couple)
Adalah keluarga inti yang suami dan istri telah memasuki usia
pertengahan atau jompo
f. Keluarga –dari jaringan keluarga (kin network)
Adalah keluarga inti ditambah saudara-saudara vertical dan
horizontal keduanya
g. Keluarga karier kedua (second carrier family)
Adalah keluarga inti diad yang karena anak-anak telah meninggalkan
keluarga, suami atau istri aktif lagi bekerja.
FUNGSI KELUARGA
Menurut Peraturan Pemerintah No 21 tahun 1994:
1. Fungsi keagamaan
Sebagai tempat persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai budi
luhur budaya bangsa.
2. Fungsi budaya
Sebagai tempat mengembangkan tata cara masing-masing daerah
3. Fungsi cinta kasih
Sebagai tempat bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir
dan batin antar suami, istri, anak, dan generasi
4. Fungsi melindungi
Sebagai tempat yang merasa aman dan kehangatan bagi setiap
anggota keluarga.
5. Fungsi reproduksi.
Sebagai tempat melanjutkan keturunannya yang direncanakan
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
9
Sebagai keluarga yang mengembangkan pendidikan keturunannya
agar bisa menyesuaikan dengan alam kehidupan dimasa depan
7. Fungsi ekonomi
Sebagai keluarga yang mendukung unsur kemandirian dan ketahanan
keluarga
8. Fungsi pembinaan lingkungan
Sebagai tempat pembinaan fungsi menempatkan diri secara serasi,
selaras, seimbang sesuai daya dukung alam dan lingkungan yang
berubah secara dinamis.
Apabila fungsi keluarga ini dapat terlaksana dengan baik, akan
terwujud keluarga yang sejahtera.
Menurut U U No 10 th 1992 keluarga sejahtera (Welfare
family) yi:
Dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang
sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME,
memiliki hubungan selaras serasi dan seimbang antar
anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
10
Keluarga telah memenuhi kebutuhan semua diatas tapi belum dapat
memberikan sumbangan secara teratur kepada masyarakat sekitarnya,
ataupun aktif pengurus lembaga kemasyarakatan yang ada.
5. Keluarga sejahtera tahap 3 plus
Keluarga telah memenuhi kebutuhannya serta memiliki kepedulian
kesertaan yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
sekitarnya.
11
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah.
Di AS, usia anak antara 6—13 th, berarti berlangsung selama 7 th.
Tahap penyesuaian orang tua yang baik, dan penyasuaian
penghasilan, sesuai usia anak sekolah, dan pengaturan serta
pengembangan fisik, sosial, emosional serta kecerdasan usia anak
sekolah.
Kesiapan kita : mencakup pelayanan anak usia sekolah, penanganan
kecelakaan dan luka, nasihat masalah perilaku serta nasihat dan
pelayanan KB
12
7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years)
Tahap ini hanya tinggal suami dan istri usia menengah. Di AS masa
ini sampai pensiun, ini di AS selama 15 th.
Tahap ini mempersiapkan diri untuk memasuki masa pension,
mempersiapkan diri untuk menghaai pelbafai penyakit da atau
kelainan degeneratif.
Kesiapan kita:
Nasehat bagaimana menghadapi pension, nasehat untuk hidup
mandiri tanpa anak, menghadapi penyakit-penyakit degeneratif,
keadaan menopause.
13
PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN
Menurut Freeman 1970 maksud pengaruh tersebut adalah :
1. Keluarga adalah unit terkecil masyrakat, apabila masalah
kesehatan setiap keluarga dapat diatasi, berarti masalah kesehatan
masyarakat secara keseluruhan dapat teratasi.
2. Keluarga punya peranan penting dalam membangun. mencegah,
mengadaptasi, dan memperbaiki masalah kesehatan dalam
keluarga
Peranan ini juga untuk keseluruhan masyarakat.
3. Bila anggota keluarga banyak terkena sakit, berarti mempengaruhi
fungsi-fungsi dalam masyarakat.
4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang
terpenting, juga untuk masyarakat.
5. Keluarga adalah saluran paling efektif untuk melakukan upaya
ataupun pesan-pesan kesehatan
Menurut Marby (1964)
Keluarga sangat penting dalam diagnose (alo anamnesa),
pencegahan penyakit (imunisasi bayi-bayi), pengobatan, perawatan
(beban moril maupun materiel), karena itu kesembuhan penyakit
akan dapat dipercepat
14
PENGARUH KESEHATAN TERHADAP KELUARGA
1.Bentuk keluarga.
Apabila suami atau istri menderita kemandulan (infertility), terbentuk
keluarga tanpa anak.
Apabila seseorang menderita penyakit jiwa, tentunya akan terbentuk
anggota keluarga membujang.
2.Fungsi keluarga.
Apabila kesehatan kepala keluarga terganggu maka fungsi ekonomi
terganggu. Apabila ibu rumah tangga yang terganggu maka fungsi
afektif atau sosialisasi akan terganggu.
3.Siklus kehidupan keluarga
Misalnya pada keluarga tanpa anak, tentunya tahapan-tahapan keluarga
tidak pernah dilalui, bila salah satu diantara mereka meninggal, maka
keluarga tersebut akan cepat masuk dalam tahap lenyapnya keluarga.
15
BAB III
Batasan:
Ditinjau dari sudut penyelengara pelayanan, menerapkan semua tatacara
pelayanan: promotive, preventive, curative, rehabilitative.
Memobilisasi semua sumberdaya yang diperlukan untuk pelayanan,
termasuk manusia dan peralatan yang diperlukan.
Pelayanan ditujukan untuk memastikan kelainan organik, serta
pengobatannya, juga menyelesaikan masalah emosional pasien, masalah
keluarga, lingkungan, sosio ekonomis pasien
Ditinjau dari sudut keluarga yang dilayani:
Dilayaninya keluarga yang sedang sakit maupun yang sehat.
Dilayaninya semua kebutuhan kesehatan keluarga semua golongan
umur dalam keluarga.
17
FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH
18
Ini melalui institusi yang ada puskesmas, termasuk para dokter yang
menyelenggarakan praktek swasta, dimotivasi untuk melaksanakan
pelayanan kedokteran menyeluruh.
Cara ini tidak efisien, sebab:
a.memerlukan biaya sangat mahal
b.keterbatasan kemampuan.
Karena kemampuan setiap sarana terbatas
19
Dengan hubungan baik pelbagai kebutuhan dan tuntutan
dapat diketahui, dan latar belakang sosial,budaya, ekonomi,
lingkungan hidup serta pelbagai faktor lainnya.
Hubungan tersebut bukan perorangan tapi dokter dengan
keluarga keseluruhan..
2. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang ada
dimasyarakat (health resources)
Mekanismenya tentunya dengan konsultasi dan rujukan
3.Minat terhadap perkembangan IT kedokteran
Dengan demikian diharapkan meningkatnya kemampuan
secara berkesinambungan dan pelbagai pelayanan pun dapat
telayani.
20
B A B IV
Sebenarnya bukan hal yang baru tapi tercantum dalam kode etik
kedokteran. Alasan salah satu adalah upaya penanggulangan masalah
kesehatan sebenarnya bersifat tidak pasti (uncertainty),
penyembuhan, keberhasilan tergantung kepada ALLAH (Tuhan).
Disamping itu diperlukan kepercayaan kerja sama antara dokter dan
pasien.
BATASAN
Hubungan yang terjadi antar dokter dan pasien berdasar tanggung
jawab dan kewajiban dokter terhadap pasien.
Hubungan ini tidak saja waktu sakit tapi juga waktu pasien sehat,
karena itu dianjurkan untuk dapat berkunjung kerumah pasien,
mengenal kehidupan pasien selengkapnya, sosial ekonomi, sosial
budaya, lingkungan perumahan, pergaulan dan sebagainya
Dan menurut Koh et al, 1988;Mc Whinney, 1981, karakteristik
hubungan tersebut juga mencakup bidang yang amat luas, hubungan
tersebut majemuk, peran dokter adalah sebagai konselor, sebagai
guru, sebagai teman disamping sebagai ahli kesehatan
Hubungan ini berlangsung jangka waktu lama, dan dokter memiliki
pengetahuan lengkap tentang pasiennya. Dan ini membantu dokter
dalam mempertajam diagnosis atau menanggulangi masalah
kesehatan keluarga.
Hubungan ini tidak mengenal batas waktu atau ruang lingkup
masalah.
Sekali lagi pengertian hubungan seperti ini adalah dari sudut
tanggung jawabnya. sehingga group practice sangat dianjurkan.
Imbalance relationship karena dokter dianggap status social lebih
tinggi dan hubungan paternalistic (ayah dan anak) dan otoriter (tak
boleh dibantah) tidak boleh dipakai dipakai sebagai pedoman.
21
Hubungan dokter-pasien dianjurkan bersifat professional dalam arti
saling menghormati hak serta kewajiban dokter dan hak kewajiban
pasien.
Ahli hukum mengemukakan aspek legal hubungan tersebut. Waktu
menyelenggarakan pelayanan, telah terjadi kesepakatan antar dokter
dengan pasien suatu hubungan legal, popular dengan sebutan
kontrak terapeutik. Apabila salah satu pihak melanggar, maka
pihak tersebut dapat diminta pertanggung jawaban hukumnya
(liability).
PEMAHAMAN PASIEN
BAB V
24
KONSULTASI DAN RUJUKAN
PENDAHULUAN
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh,
karena kemampuan dokter keluarga terbatas, maka perlu
memanfaatkan pelbagai sumber kedokteran (resources medicine).
Perlu dijalin komunikasi baik diantara sumber-sumber, dan yang
dianggap penting yakni konsultasi (consultation) dan rujukan
(referral).
BATASAN
Konsultasi, memintakan bantuan professional penanganan suatu
kasus penyakit yang sedang ditangani seorang dokter kepada dokter
lainnya yang lebih ahli.
Rujukan, upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan suatu kasus penyakit kepada dokter lainnya yang yang
sesuai.
Berbeda pengaturannya, konsultasi lebih bersifat kesejawatan sesuai
ketentuan yang berlaku dalam kode etik profesi, sedang rujukan
dituangkan dalam undang-undang, untuk Indonesia ada pada Surat
Keputusan Menteri Kesehatan R I No 032/Birhup/72 tahun 1972..
Rujukan dalam pelayanan DK adalah
Rujukan medis.
Dibedakan tiga macam:
a. rujukan pasien (transfer of patient), rujukan ini dari strata
pelayanan kurang mampu kepada strata yang lebih sempurna, atau
sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan.
b. Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)
Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang lebih ahli
ke strata yang kurang mampu untuk melaksanakan bimbingan dan
diskusi atau sebaliknya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (transfer of specimens)
Adalah sama halnya diatas dari yang kurang kepada yang lebih
mampu atau sebaliknya untuk tindak lanjut yang diperlukan.
25
Hanya saja rujukan pada pelayanan DK mempunyai karakteristik:
1. Pelimpahan tidak secara total tapi hanya untuk masalah penyakit
yang sedang ditanggulangi saja sedang masalah lainnya atau
kesehatan secara keseluruhan tetap berada ditangan DK
2. Dalam melakukan rujukan tidak hanya atas dasar penyakit saja tapi
Juga keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan
3. Rujukan juga meliputi bidang peningkatan derajat kesehatan dan
pencegahan penyakit.
26
Bila perlu ini atas persetujuan pasien, lakukan kon/rujukan
kedokter lain (third opinion)
5. Apabila ada pembatas dalam melakukan kon/rujukan
Bisa dari dokter yang kurang menunjang, atau dari pasien yang
tidak bersedia karena biaya atau sulitnya transportasi.
Atau dari pihak ketiga, misal asuransi atau perusahaan, perlu
dibicarakan
6. Apabila karena sosial budaya yang berlaku, karena faktor social
ekonomi, kon/ref tidak dapat dilakukan, misalnya karena pihak
keluarga tidak mengizinkan, tidak ada keluarga yang menunggu,
berakibat penghasilan untuk keluarga terpengaruh dll
1. Konsultasi.
Dapat secara formal atau informal. Sebaiknya dokter keluarga lebih
mengutamakan yang informal.
Cara formal (Mc whinney,1981) langkah-langkah sebagai berikut:
a. alasan harus dijelaskan lebih dulu kepada pasien
b. dokter yang berkonsultasi harus berkomunikasi secara langsung
dengan dokter tempat konsultasi, biasanya dengan tertulis. Bila
27
keadaan darurat misalnya acute abdomen konsultasi dapat dengan
telepon, yang ideal bersama-sama memeriksa pasiennya.
c. Keterangan yang disampaikan harus lengkap sesuai rekam medik.
d. Seyogiyanya dokter tempat konsultasi memberi bantuan
professional yang sesuai. Jika dokter ini merasa diluar
jangkauannya, menasihatkan untuk kedokter lain.
2. Rujukan
Dokter keluarga merujuk pasien yang sedang ditanganinya,
selanjutnya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab masalah
penyakit yang dirujuk tersebut, DK dianjurkan dapat selalu
mendampingi pasien pada waktu merujuk pasien, atau selalu
berkomunikasi dengan dokter itu.
Ada empat macam pembagian wewenang dan tanggung jawab antara
dokter keluarga dan dokter rujukan:
a. Interval referral, dimana dalam waktu tertentu DK menyerahkan
pasien, misalnya waktu cuti, atau ada pertemuan diluar kota
b. Collateral referral, DK merujuk untuk masalah kedokteran
khusus, misal chronic glaucoma, menometrorrhagi, epistaxis
berlanjut dll.
c. Cross referral, DK menyerahkan pasien untuk selamanya, ini tidak
dianjuran, kecuali karena pasien pindah kedaerah lainnya. Ini
dapat terjadi misalnya bila DK merasa tidak senang dengan
keluarga itu.
d. Split referral, DK menyerahkan pasien kepada beberapa dokter
konsultan, sementara DK tidak ikut campur. Ini tidak dianjurkan
karena tidak ada yang bertanggung jawab kepada kesehatan pasien
sebagai manusia seutuhnya.
Tata cara rujukan sama dengan cara konsultasi, yaitu:
1.apa alasan merujuknya
2.DK harus berkomunikasi langsung dengan dokter tempat rujukan,
biasanya tertulis, dalam keadaan darurat dapat pertelefon misalnya
pada acute abdomen.
3. keterangan yang disampaikan harus lengkap. 4.Ada rujuk balik.
28
BAB VI
PENDAHULUAN
Kunci pokok keberhasilan pelayanan DK adalah mengetahui latar
belakang pasiennya. Latar belakang ini diketahui dengan kunjungan
kerumah pasien (home visit) dan melakukan perawatan dirumah
(home care). Dengan cara ini DK dapat menyelenggarakan pelayanan
kedokteran menyeluruh.
BATASAN
Kunjungan dan perawatan pasien dirumah secara sederhana adalah
kedatangan petugas kesehatan kerumah adalah untuk lebih mengenal
kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran.
Pertolongan kedokteran dua macam:
1. bersifat rawat jalan saja (ambulatory services)
2. bersifat rawat inap dirumah (hospitalization)
ALASAN KUNJUNGAN
1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien
Pelayanan kedokteran menyeluruh dan pelayanan kedokteran
berkesinambungan antara lain tersedianya data lengkap keadaan
pasien, latar belakang kehidupan pasien. Dengan kunjungan
kerumah inilah seorang DK dapat memenuhi ini, inilah yang
disebut DK bersifat aktif tidak hanya menanti kunjungan.
2. Untuk melakuan pertolongan kedokteran baik rawat jalan dengan
alasan pasien tidak memungkinkan datang ke tempat praktek a.l:
a. Menderita penyakit akut atau menular yang membahayakan
kepada orang lain.
b. Menderita penyakit khronis, terutama orang tua, atau lumpuh
karena sesuatu penyakit
c. Menderita penyakit terminal
Maupun tindak lanjut pelayanan rawat inap di RS, ini akan
bertambah penting karena mahalnya perawatan di RS, sehingga
pasien walaupunbelum berapa sembuh telah minta pulang.
29
MANFAAT KUNJUNGAN DAN PERAWATAN PASIEN DIRUMAH
1. Dapat meningkatkan pemahaman tentang pasien, diantaranya data
sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, keadaan menu sehari-hari.
2. Dapat meningkatkan hubungan dokter-pasien
Prinsip saling menghormati, saling mengunjungi, dan pasien
merasa ada kebanggaan tersendiri dokter (misalkan dengan mobil
sedan baru ataupun motor ) telah mendatangi rumahnya.
3. Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan
kesehatan pasien.
4. Dapat meningkatkan kepuasan pasien (patient satisfaction)
Ini telah disepakati sebagai salah satu tolok ukur penting dari
pelayanan kesehatan bermutu.
31
d. Mempersiapkan jadwal kunjungan, ada baiknya dibuat tiap
minggu.
e. Menyampaikan jadwal kepada pasien, misalnya melalui surat,
telepon
f. Mempersiapkan keperluan kunjungan sesuai keperluan,
jangan lupa rekam medis keluarga.
g. Melakukan pertolongan kedokteran dan pemberian nasehat,
penyuluhan kesehatan.
h. Mengisi rekam medik keluarga
i. Menyusun RTL, jika perlu pelayanan rawat inap di RS
bicarakan sebaik-baiknya.
BAB VII
BATASAN
1. Konseling adalah suatu komunikasi tatap muka untuk membantu
penderita menetapkan pilihan atas dasar pemahaman yang lengkap
tentang dirinya serta masalah kesehatan yang sedang dihadapi
secara mandiri (AVSC, 1995)
2. Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk membantu orang
lain memperoleh pengertian lebih baik mengenai dirinya dalam
usaha nya untuk memahami dang mengatasi yang sedang
dihadapinya (Sadli, 1988)
KARAKTERISTIK
1. Konseling adalah tatap muka langsung, beda dengan komunikasi
biasa, dimana tatap muka tidak bersifat mutlak.
2. Konseling membantu penderita memahami diri sendiri dan
penyakitnya, beda dengan wawancara biasa hanya sekedar
mengetahui keadaan penderita.
3. Pengambilan keputusan dilakukan oleh penderita. Beda dengan
motivasi dimana keputusan oleh dokter.
MANFAAT
1. Meningkatkan pemahaman terhadap diri dan kesehatannya
sehungga pasien dapat mempercepat penyembuhannya
2. Meningkatkan kepercayaan diri pasien, sehingga juga
mempercepat penyembuhannya.
3. Meningkatkan kemandirian pasien, yang mendorong munculnya
tanggung jawab menghadapi penyakitnya.
33
Dilaksanakan dalam ruangan nyaman, sepi, terjaga privacynya,
sehingga tidak menghambat keterbukaan pasien.
2. Suasana konseling.
Dilakukan dalam suasana tidak tertekan, tidak marah-marah, sunguh-
sungguh
3. Syarat bagi pelaksana
a. mempunyai minat yang besar untuk menolong orang lain.
b. Bersikap terbuka, bersedia jadi pendengar yang baik, tidak
memotong pembicaraan orang lain.
c. Mampu menunjukkan empati (merasakan perasaan orang lain)dan
menumbuhkan kepercayaan dan peka terhadap kebutuhan pasien.
d. Mempunyai pengamatan sehingga mampu mengatasi masalah
yang dihadapi pasien.
BAB VIII
35
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Pendahuluan
Dilakukan atau tidak dilakukannya tindakan medik haruslah
mendapat persetujuan dahulu dari yang bersangkutan. Ini dikenal
dengan persetujuan tindakan medik (informed consent)
Pentingnya pemahaman ini didorong oleh makin baiknya kesadaran
hukum masyarakat, menyebabkan gugatan hukum (liability) makin
sering ditemukan.
BATASAN
PTM atau informed consent (PERMENKES No. 585 th 1989).
Informed berarti telah mendapatkan penjelasan, serta consent berarti
persetujuan.
Dengan adanya PTM dapat dihindari perbuatan yang dipaksakan,
yang bertentangan dengan kode etik dan undang-undang, bila opeasi
tidak disetujui pasien dapat dikenakan pasal 531 KUHP, dianggap
penganiayaan.
Tuntutan menghormati hak-hak azazi manusia, di kedokteran sebagai
patient rights berhasil mewarnai praktek kedokteran. Butir 6 kode
etik kedokteran internasional yang disahkan th 1949, menyebutkan a
physician shall respect the right of the patient. Sedang hak-hak pasien
disahkan th 1981, butir 3 tercantum menolak atau menerima setelah
mendapat keterangan yang cukup.
TUJUAN
Adalah untuk menimbulkan pengertian dan pemahaman pada diri
pasien tentang tindakan medik yang akan dialaminya, kemudian akan
menetapkan keputusan yang menurut pertimbangannya adalah
terbaik (educated decision)
UNSUR-UNSUR PERSETUJUAN TM
1.Sumber Informasi
a. Dalam hal tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif
lainnya, informasi disampaikan oleh dokter yang akan melakukan
operasi tersebut.
36
b. Dalam keadaan tidak ada dokter operator, informasi
disampaikan oleh dokter lainnya dengan diketahui oleh dokter
operator.
c..Dalam hal tindakan bukan ovensif lainnya informasi boleh oleh
dokter lain atau perawat dengan sepengatahuan dokter operator
2.Informasi
Dapat dibedakan lima macam, yakni:
a.Informasi tentang tujuan TM
Mungkin tujuannya untuk menyembuhkan, diagnostic—harus
diberitahukan
Mungkin untuk penelitian harus sepengatahuan dan izin ybs.
b. Informasi tentang prosedur (cara) TM
Pada bagian ini harus menjelakan tentang cara tindakan. Jika
tindakan invasif penjelasan harus terperinci
c.Informasi tentang risiko TM
Risiko yang lazim saja, bukan yang muncul karena kelalaian
(malpractice), bila kelalaian tetap berlaku tuntutan pengadilan
Risiko yang disampaikan: jenis, derajat, probabilitas, waktu
terjadinya. Misalnya: terjadi gg motorik anggota gerak (jenis),
menimbulkan kelumpuhan (derajat), sering dialami (probabilitas),
serta bersifat segera (waktu) ini akan lebih berarti bagi olahragawan
daripada pekerja kantor.
d.Informasi tentang alternative tindakan medik dan risikonya
Penjelasan tentang tindakan medik ini dan TM lainnya serta masing-
masing risikonya. Perlu pula disampaikan bila tidak dilakukan TM.
e.Informasi tentang prognosis (ramalan tentang jalannya penyakit)
bila TM dilakukan atau tidak dilakukan
3.Media.
Menurut peraturan Men Kes No 585 th 1989 menetapkan media
adalah lisan dan akan lebih mudah diterima bila menggunakan alat
Bantu.
37
4.Sasaran.
Menurut peraturan diatas adalah pasien dewasa, sadar, sehat mental
Jika belum dewasa (21th atau belum kawin), tidak sadar atau
terganggu jiwanya iformasi tersebut dapat disampaikan kepada wali
atau curator, atau kalau dia berhalangan dapat disampaikan kepada
keluarga terdekat atau induk semang.
Bila pasien pingsan dan tidak didampingi keluarga terdekat padahal
menurut medik berada dalam keadaan darurat segera, tidak perlu
persetujuan TM.
5.Hasil
Diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
Pasien, dapat menetapkan persetujuannya.
MASALAH
1. Yang berkaitan dengan informasi
Bila informasi tersebut menimbulkan ketakutan pada diri
pasien, dikalangan dokter dikenal dengan apa yang disebut
therapeutic privilege (hak pengobatan), yakni demi
kepentingan pasien dokter dapat saja menahan informasi itu, ini
ada dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia pasal 5.
2. Yang berkaitan dengan kemampuan
Bila diketahui pasien tidak mampu membiayainya, tidak etis
bila dokter menyampaikannya.
38
Bila dokter harus merujuk ketempat lain dan pasien mampu
membiayainya, tidak etis bila dokter menahan informasinya.
3. Yang berkaitan dengan keputusan
Bila keputusan harus oleh bapak dan ibu, dan tidak sepakat
keduanya, bila pasien sudah mendekati usia dewasa (20) tapi
telah diperguruan tinggi maka tanya pada anaknya, bila setuju
lakukan.
Tapi bila berhadapan dengan kepentingan umum, persetujuan
pasien tidak perlu dihormati misalnya wabah penyakit menular
Pada PTM yang dinilai aspek kognitif (pengetahuan), tapi bila
aspek afektif (sikap pasien, perasaan) berbeda, maka pilihan
pada yang menguntungkan pasien.
TATACARA PTM
Karena mempunyai tujuan sama dengan konseling, maka tata caranya
sama dengan 6 macam yakni: GATHER
BAB IX
39
REKAM MEDIS PELAYANAN DK
PENDAHULUAN
Rekam medis adalah semua berkas, catatan yang berisikan data tentang
keadaan kesehatan pasien
BATASAN
Tercantum dalam PERMENKES RI No 749 a th 1989, adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
yang dipergunakan serta tersedia pada suatu sarana pelayanan kesehatan
Catatan catatan mungkin dicatat dalam komputer.
Dari batasan ini dapat dipahami bahwa rekam medis: kartu pasien,
catatan dan semua dokumen termasuk kartu indeks, buku register,
formulir hasil pemeriksaan penunjang, foto roentgen, formulir PTM,
formulir jaminan asuransi kesehatan, salinan sertifikat kelahiran, salinan
sertifikat kematian dan data non fisik seperti psikhis dll.
Dierluas lagi dengan mulai saat diterimanya, catatan medis selama
pelayanan, penyimpanannya.
MANFAAT
1. Menjamin kelengkapan administrasi pasien
2. Memudahkan perencanaan dan penilaian pelayanan medis
Dengan catatan ini dapat dinilai pelayanan medis yang telah
dilakukan dan perencanaan berikutnya, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan.
3. Melindungi kepentingan hukum pelbagai pihak.
Dapat membuktikan kebenaran dilakukan atau tidak suatu
tindakan medis, atau telah mendapat persetujuan dari pasien.
Isi rekam medis tersebut bila pihak pasien merasa dirugikan
dapat dipakai sebagai titik tolak untuk mengajukan tuntutan
hukum.
4. Membantu memperlancar administrasi keuangan pasien.
Dapat dihitung biaya pengobatan pasien.
5. Sumber data penelitian.
40
Apat dipakai sebagai sumber data penelitian, yang berperan
dalam meningkatkan ilmu dan teknologi kedokteran
6. Bahan rujukan pendidikan dan latihan
7. Kelengkapan dokumentasi, harus disimpan baik-baik
8. Memperlancar komunikasi antar petugas kesehatan dalam
unit tersebut atau keluar unit
43
BAB X
BENTUK PRAKTEK DK
1. Pelayanan DK sebagai bagian dari pelayanan RS (hospital based)
Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus, yang disebut bagian DK
(departemen of family medicine), semua pasien baru berkunjung ke
RS diwajibkan melalui bagian ini, bila perlu pelayanan spesialistik
baru kemudian dirujuk ke bagian lain.
44
dianjurkan). Diterapkan satu manajemen , yang berarti secara
bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama.
Diperoleh beberapa keuntungan (Clark, 1971):
Beberapa keuntungan :
a. Pelayanan DK akan lebih bermutu.
Ini karena antar DK saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan,
ketrampilan.
b. Pelayanan DK lebih terjangkau
Ini karena pembelian alat secara bersama (cost sharing),
pendapatanpun dikelola bersama, pelayanan akan lebih terjangkau.
PRAKTIK DK
Dapat berlangsung bila tersedia:
-sarana dan prasarana
-sdm
-manajemen sistem operasinal (SOP)
47
BAB XI
PEMBIAYAAN PELAYANAN DK
PENDAHULUAN
Pembiayaan yang dipilih adalah pembiayaan melalui program
asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali datang
berobat tidak perlu bayar tunai, karena pembayaran tersebut telah
ditanggung oleh pihak ketiga yaitu badan asuransi.
Untuk memperkecil risiko biaya, progr. Asuransi menerapkan prinsip
membagi risiko (risk sharing), sehingga bagi penyelenggara
pelayanan kesehatan harus memelihara, meningkatkan kesehatan, dan
mencegah tidak sampai sakit.
BATASAN
Dua batasan:
1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan
perlindungan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Beider and
Breadles, 1972).
2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana sipenangung
dengan menerima suatu premi mengikatkan dirinya untuk
memberi ganti rugi kepada sitertanggung yang mungkin
terjadinya peristiwa yang mengandung ketidak kepastian dan
yang akan mengakibatkan kehilangan, kerugian, atau
hilangnya untung (Kitab UU Hukum dagang, 1987)
Pengertian disini hanya kepada sitertanggung saja, tetapi
asuransi jenis lain diperluas kepada seluruh anggota
masyarakat, ini dikenal dengan asuransi social (s0cial
insurance), yang termasuk didalamnya asuransi kesehatan.
Disebutkan asuransi kesehatan adalah suatu program
jaminan pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat yang
biasanya dipikul bersama oleh masyarakat melalui system
kontribusi yang dilaksanakan secara praupaya.
48
BENTUK-BENTUK PEMBAYARAN DARI BADAN ASURANSI
KEPADA PENYELENGGARA PELAYANAN.
PPKT meliputi:
Jenis-jenis pelayanan kesehatan diluar yang paket dasar, tetapi
pelayanan tambahan ini setelah mengikuti paket dasar.
MANAJEMEN PESERTA
51
MANAJEMEN KEUANGAN
Adalah upaya yang dilakukan agar uang yang dibayar cara kapitasi tidak
sampai merugikan DK. Ada dua hal, yakni:
1. Analisis actuarial (actuarial analysis)
Menilai besanya kapitasi yang ditawarkan oleh badan asuransi
dengan cara:
a. mempelajari jenis pelayanan yang harus dipertanggung jawabkan
b. mencari informasi misalnya dari praktek-praktek dokter, apotik,
puskes setempat, klinik bersalin tentang angka pemanfaatan
(utilization rate)
b.1 Angka kunjungan
Disini hati-hati misalnya begitu biaya kesehatan ditanggung,
mereka yang biasanya tak pernah berobat akan datang juga.
b.2 Angka penyakit
Disini hati-hati angka penyakit tidak menggambarkan yang
sebenarnya karena ada yang sakit tidak berobat tapi beli obat
sendiri.
c. menghitung unit biaya (unit cost) untuk satu kali pemanfaatan
d. menghitung biaya kapitasi untuk semua jenis pelayanan kesehatan
yang ditanggung sesuai jangka waktu. Kemudian menjumlahkan
semua hasil perkalian antara angka pemanfaatan dengan unit
biaya.
e. Bandingkan besarnya biaya kapitasi dengan yang ditawarkan As.
52
No. Jenis pelayanan Angka pemanfaatan Biaya Kapitasi
Perbulan (%) (Rp) (Rp)
1. Konsultasi 20 5.000 1.000
2. Tindakan 5 20.000 1 000
3. Lab 1 20.000 200
4. Rontgen 1 20.000 200
5. Obat 20 15.000 3.000
6. Rawat 2 1.000.000 20.000
7. Operasi 0,5 3.000.000 15.000
8. Bersalin 2 2.000.000 40.000
Jumlah 80.400
53
Tambahkan pada biaya kapitasi yang ditawakan badan asuransi.
BAB XII
54
PEMASARAN SOSIAL
PRAKTEK DOKTER KELUARGA
PENDAHULUAN
Mengingat konsep pelayanan DK masih baru, perlu dimasyarakatkan
baik kepada masyarakat maupun kepada kalangan profesi dokter.
Dalam manajemen kesehatan dikenal dengan nama pemasaran social
(social marketing).
Untuk menghindari keadaan yang bertentangan dengan kode etik
kedokteran, kegiatan pemasaran yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga juga mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat
Dan pemasaran ini termasuk pemasaran social.
BATASAN
Pemasaran social adalah upaya yang dengan menggunakan prinsip-
prinsip serta teknologi pemasaran , bermaksud mencanangkan program,
gagasan, dan atau perilaku social (Kotler dan Zaltman, 1971)
KARAKTERISTIK
1. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik komunikasi.
Tapi perbedaan bahwa PS tidak hanya meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan perilaku
masyarakat, yang merupakan tujuan utama komunikasi, tapi
juga untuk mempersiapkan produk/jasa yang akan
dipasarkan baik, murah, efektif, sedemikian rupa sehingga
mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyrakat.
2. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik perubahan
social (social change), tapi berbeda pada PS tidak hanya
untuk keuntungan masyarakat sebagai tujuan utama social
change tapi juga untuk keuntungan para penyelenggara
pemasaran social
3. PS banyak menggunakan prinsip serta teknik pemasaran
(marketing). Tidak saja untuk keuntungan para
penyelenggara pemasaran tapi PS juga untuk keuntungan
55
masyarakat yang memanfaatkan produk/jasa yang
dipasarkan.
Dalam bidang kesehatan prinsip serta teknik pemasaran social
tersebut telah dimanfaatkan pada program imunisasi,
pembrantasan diare dan KB.
56
a. Biaya langsung (direct cost). Misalnya biaya rontgen, biaya
lab, biaya tindakan, biaya obat-obatan
b. Biaya tidak langsung (indirect cost). Misal gaji karyawan,
dokter, pemeliharaan bangunan dan peralatan, biaya listrik,
air, telefon, aqua dll
3..Menghitung biaya rencana pengembangan (development
plan). Termasuk rencana perluasan bangunan klinik, biaya
penambahan peralatan medis non medis seperti komputer,
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan.
4.Menetapkan besarnya target keuntungan (profit margin)
Apakah 10%, 20% terserah
58
treatment) dimana biaya dapat murah dibandingkan dengan tingkat
kedua maupun tingkat ketiga.
Secara masing-masing dokter keluarga harus meningkatkan
ketrampilannya dalam kompetensinya melalui Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan (PKB =CME)
BATASAN
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan
diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan (Maltos and Keller,1989)
Batasan ini dilengkapi oleh batasan lain bahwa PMM dilakukan
terpadu, melaksanakan cara penyelesaian sesuai kemampuan yang
dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindak
lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
KARAKTERISTIK
1. Berkesinambungan, berarti dilaksanakan terus menerus (Continous
Quality Improvement Program)
2. Sistematis, berarti harus mengikuti alur kegiatan yang baku yaitu
menetapkan masalah (dengan data-data), penyebab masalah mutu,
menetapkan upaya penyelesaian masalah, melaksanakan upaya
penyelesaian masalah, dilakukan penilaian, serta menyusun tindak
lanjut. Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur
pelayanan yakni lingkungan, masukan, proses serta keluaran
pelayanan.
3. Objektif, berarti tidak boleh dipengaruhi oleh pelbagai
pertimbangan lain misal pengarahan pimpinan, ancaman program
yang akan datang, politik, tekanan internasional, kecuali atas dasar
data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas, dipergunakan
pelbagai standard an indicator.
4. Terpadu, berarti terpadu dengan pelayanan yang dilakukan yaitu
melayani pasien. Sambil bekerja sambil menjalankan perbaikan
/pengontrolan mutu. Sering disebut pula sebagai Managemen
Mutu Terpadu (Total Quality Management)
59
MANFAAT PMM
1. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan yang diselengarakan.
Ini erat dengan dapat diatasinya masalah kesehatan secara tepat,
sesuai standar yang telah ditetapkan.
2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan yang diselenggarakan.
Ini erat dengan dapat dicegahnya pelayanan dibawah standard an
ataupun berlebihan
3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat akan pelayanan.
Ini erat dengan pasien merasa puas dan tidak pindah ke-pelayanan
lain.
4. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan dari gugatan hukum.
5. Dapat menjamin kelanggengan eksistensi klinik.
UNSUR-UNSUR PMM
1. Mutu pelayanan
Tingkat mutu pelayanan adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang satu
pihak menimbulkan kepuasan pasien, serta tata cara
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi.
2. Sasaran PMM (unsur-unsur pelayanan)
Sasarannya adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan., disini
terdapat 4 unsur:
a. unsur masukan (input)
Yang dimaksud adalah semua hal yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pelayanan : tenaga pelaksana (man), sarana
(material), serta dana (money)
b. unsur lingkungan (environment)
Adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan, misalnya
kebijakan (policy), struktur organisasi (organization) serta system
manajemen (management) yang diterapkan.
c. Unsur proses (process)
Adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan:
60
Tindakan medis (medical procedure) mulai dari anamnesis sampai
pengobatan.
Tindakan non medis (non medical procedure), seperti tatacara rekam
medis, persetujuan tindakan medis, penerimaan dan perawatan pasien
d. Unsur keluaran (Output)
Adalah penampilan pelayanan : penampilan medis (medical
performance) misalnya kesembuhan, kecacatan, atau kematian.
Aspek non medis (non medical performance) misal kepuasan dan
keluhan pasien.
3. Standar PMM
Standar adalah tingkat ideal tercapai yang diinginkan.
Tingkat ideal tercapai tidak kaku tetapi masih ada dalam batas –batas
toleransi.
a.. Standar persyaratan minimal (minimum requirement standard)
Dibedakan dua macam yakni:
a.1 Standar masukan
Terdiri dari
Jenis,jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana (standard of personels)
Jenis dan jumlah,spesifikasi arena medis dan non medis (standard of
facilities)
Jumlah dana (capital)
Standar-standar masukan ini harus ditetapkan
a.2 Standar lingkungan
Terdiri dari garis-garis basar kebijakan,struktur organisasi, system
manajemen. Standar-standar ini harus ditetapkan.
a.3 Standar proses
Standar tersebut terdiri dari tindakan medis (standard of medical
procedures). Standar ini juga harus ditetapkan.
61
Jika ditemukan penyimpangan standar persyaratan minimal, maka yang
akan ditemukan adalah penyebab timbulnya masalah standar masukan,
standar lingkungan, standar proses..
Tapi jika ditemukan penyimpangan standar penampilan minimal, maka
yang ditemukan masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan atau standar keluaran.
2. Kegiatan pelaksana
Ada 5 macam:
a. Menetapkan masalah dan prioritas masalah mutu
Masalah disini adalah kesenjangan antara penampilan (what is)
dengan standar yang ditetapkan (what should be). Karena untuk
menetapkan prioritas perlu dilakukan pengumpulan data. Misalnya
melakukan survai kepuasan pasien (patient satisfaction) atau kajian
rekam medis (record review).
b. Menentukan penyebab dan prioritas penyebab.
Untuk menentukan penyebab, perhatian hendaknya pada unsur
masukan,(input), process dan ataupun lingkungan. Setiap
kesenjangan adalah penyebab masalah mutu. Gunakan alat bantu fish
bone (tulang ikan) dalam menetapkan prioritas penyebab.
c. Menetapkan cara dan prioritas penyelesaian masalah mutu
(PLAN)
d. Melaksanakan prioritas cara penyelesaian masalah mutu (DO)
62
e. Melakukan penilaian dan apabila ternyata berhasil mencapai
tujuan, diteruskan dengan menyusun saran tindak lanjut (CHECK
dan ACTION)
Jika diperhatikan kelima kegiatan ini identik dengan kegiatan lingkaran
pemecahan masalah (problem solving cycle).
63
BAB XIV
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan dalam rangka membantu
pengembanngan ilmu kedokteran keluarga dianjurkan
menyelenggarakan penelitian pelayanan DK. Ada dua alas an yakni:
1. Kebanyakan penelitian saat ini menampilkan kasus-kasus
yang sangat spesifik dari rumah sakit. Sedangkan ruang
lingkup perhatian DK adalah kasus-kasus yang bersifat
umum yang ditemukan dilingkungan keluarga, misalnya:
mengapa sulit mengobati penyakit tbc paru di Indonesia,
mengapa sulit membrantas penyakit tbc paru di Indonesia,
begitu pula penyakit-penyakit menular lainnya, apakah
penyakit-penyakit itu memang harus endemik di Indonesia.
2. Pelayanan DK mempunyai karakteristik khusus.
Kecuali melayani kepentingan kesehatan semua anggota
keluarga itu juga berhubungan dengan semua anggota
keluarga untuk jangka waktu yang lama.
JENIS PENELITIAN
Secara umum ada dua jenis, yakni:
1. Penelitian discriptif (descriptive research)
Adalah ingin melihat gambaran dengan mempelajari tentang jumlah
serta penyebaran penyakit yang dilayani DK.
Penelitian dengan menghitung dua angka pokok, yakni:
a. angka insiden (insudence rate)
Adalah jumlah semua kasus baru suatu penyakit dalam satu kurun
waktu (biasanya satu th), dibagi jumlah penduduk yang beresiko
(population at risk) pada pertengahan kurun waktu yang
bersangkutan dikali 100% atau 1000 permil.
b. angka prevalen (prevalence rate)=umumnya terjadi
Adalah jumlah semua kasus lama dan baru suatu penyakit pada
suatu saat misal: hari, minggu, bulan, tahun, dibagi dengan jumlah
penduduk yang beresiko pada saat itu dikali 100% atau 1000 permil.
64
Penelitian diskriptif mengenai penyebaran penyakit, dibedakan tiga
macam yakni:
a. Penyebaran menurut karakteristik pasien.
Misalnya: umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, tingkat
pendidikan dan atau pekerjaan.
b. Penyebaran menurut tempat.
Misalnya: menurut RT, RW, Kelurahan. Kecamatan,dan Kabubaten.
c. Penyebaran menurut waktu.
Catatlah waktu mulai munculnya penyakit tersebut, kemudian
uraikan (analisa) penyebaran menurut jangka waktu tertentu tertentu,
misalnya satu minggu, satu bulan, satu tahun.
66
FAKTOR-FAKTOR PENOPANG PENELITIAN PRAKTEK DK
1. Makin baik dan lengkapnya rekam medis, apalagi rekam medis yang
dipergunakan tersebut adalh berarientasi masalah (problem oriented
medical record)
2. Makin banyaknya dipergunakan computer sebagai pengganti rekam
medis
3. Munculnya minat penelitian baru
4. Kemudahan kepustakaan yang ada hubungan dengan DK
67
4.Penulisan laporan penelitian. Hasil pengolahan data dalam bentuk
laporan penelitian, (a) dalam bentuk artikel ilmiah,
(b) atau buku laporan penelitian
Format kedua bentuk ini berbeda, tapi pada umumnya ada 6 hal:
* Pendahuluan, yang menguraikan latar belakang, masalah, tujuan
serta manfaat penelitian
Bahan dan cara kerja penelitian
Hasil penelitian
Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
Daftar kepustakaan
68
BAB XV
69
2. Pembayaran iuran / premi dengan semangat gotong royong
memperingan beban perorangan.
3. Pembayaran kapitasi kepada DK akan mendorong pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan menjaga agar tidak jatuh dalam sakit
kronis yang mahal.
4. JPKM membuat pelayan kesehatan DK memperoleh balas jasa
lebih terhormat karena membuat masyarakat makin sehat.
71
3) Mempunyai tanggung jawab komunitas pada kelompok keluarga
yang merupakan bagian dari kesehatan masyarakat.
72
2.Hakikat psikologik
Sebagai mahluk social manusia mempunyai aktifitas dan tingkah
laku yang merupakan gambaran siap manusia yang menentukan
perilaku dan kebiasaannya.
Keluarga yang merupakan orgnisasi social, punya keterkaitan
keakraban antar anggota keluarga
Hubungannya dengan dokter keluarga didasarkan atas transaksi
jasa pelayanan kedokteran yang masing-masing punya hak dan
tanggung jawab dan penggunaan jasa punya garansi akan
keberhasilan pelayanan.
Setiap manusia punya keinginan untuk hidup lebih baik, manusia
mempunyai kemampuan da keterbatasan, kemampuannya sebagai
potensi untuk berbudaya sehat.
3. Hakikat Sosiologik
Dalam kehidupan manusia berhubungan sesamanya baik dalam:
1.Keluarga 3 Budaya
2.Pekerjaan 4 Geografis
Keempat factor inilah menimbulkan berbagai proses dan gejolak
Kebijaksanaan yang digunakan DK yang berorientasikan penyakit,
yaitu:
1) Proses dinamika dalam keluarga yang erat dan tanggung jawab
yang timbal balik dalam menjalankan fungsi keluarga.
2) Pendidikan dan lingkungan yang mempengaruhi kemampuan
produksi dan ketrampilan yang membantu uoaya penyelesaian
masalah.
3) Kualitas hidup dipengaruhi oleh budaya positif yang punya nilai
Produksi untuk pemenuhan kebutuhan pokok keluarga:
Makan, minum, pakaian, rumah, kesehatan.
4.Hakikat Ekologik
Manusia punya interaksi dengan sesamanya, spesies lainnya juga
hubungannya dengan lingkungan fisik dalam rumah tangganya.
Timbul dan berkembangnya penyakit tidak saja disebabkan oleh factor
intrinsic tubuh manusia, anggota keluarga lainnya serta berbagai
komponen biologi dalam rumah tangga serta factor kimia dan fisik yang
ada. Persyaratan rumah sehat, penampilan prilaku dan kebiasaan hidup
73
yang baik sekaligus dapat membuat kenyamanan lingkungan dan
penghuninya terhindar dari pencemaran manusia, udara, air, zat kimia,
dan kecelakaan dalam rumah tangga.
5.Hakikat Medik
Ilmu KK dipengaruhi oleh temuan bidang teknologi kedokteran.
Demikian pula pergerakan pola perilaku, pergerakan pola penyakit dan
perkembangan HAM.
Profesi kedokteran bertanggung jawab dalam mengembalikan fungsi
tubuh manusia pengguna jasa untuk optimal agar dapat menjalankan
fungsi sosialnya kembali untuk mencapai kesejahteraan keluarga.
Karena itu KK sebagai ilmu akan berkembang yang mempengaruhi:
Kesehatan
Kesejahteraan, dan
Kebahagiaan keluarga
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KK
AZAS PERTAMA
Pelayanan medis berdasarkan etika, moral dan spiritual sebagai
pengamalan profesi kedokteran sesuai sumpah dokter.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, kadang kala ditemukan
keraguan diagnostic dan tindakan namun dokter tetap bertekad
malakukan pelayanan yang bermanfaat, disinilah doa akan
menimbulkan keajaiban dalam kesembuhan pasien.
Pendekatan spiritual harus dilatih disamping kemampuan medis.
74
AZAS KE-DUA
Pelayanan medis dan tindakan dilakukan bermanfaat secara optimal
bagi kesembuhan pasien dan penyelesaian kesehatan individu sebagai
komponen keluarga. Hal-hal yang tidak ada relevansinya tidak usah
dilakukan.
AZAS KE-TIGA
Pelayanan medis dengan dasar partisipasi keluarga dan manfaat serta
pemanfaatan sumber-sumber yang ada. Pemberitahuan perihal tindakan
yang akan diberikan pada pengguna jasa dapat banyak membantu
penyelesaian masalah dan penyembuhan.
Pihak pengguna jasa akan melaksanakan, mematuhi segala bantuk
intervensi yang disepakati.
AZAS KE-EMPAT
Penyelenggaraan pelayanan didasari pengetahuan kedokteran mutahir,
seksama dan bertanggung jawab.
AZAS KE-LIMA
Pelayanan kesehatan menyeluruh, paripurna, terpadu,
berkesinambungan dan sesuai dengan kondisi kehidupan social,
ekonomi, dan budaya keluarga.
75
SISTEM PELAYANAN DK (SPDK)
Komponennya:
1. Dokter praktek umum / keluarga (DPU/DK) yang
menyelenggarakan pelayanan primer di klinik dokter keluarga (KDK)
2. Dokter spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di
klinik dokter spesialis (KDsp)
3. Rumah Sakit
4. JPKM.
Pengobatan rasional
Pada prinsipnya meminimalkan efek samping pengobatan terutama
mengurangi penyuntikan dan penggunaan antibiotic yang benar pada
kasus-kasus infeksi serta menghindarkan polifarmasi.
Sebagai langkah awal diutamakan menghindari / menguangi:
1. Penggunaan antibiotic pada penyakit diare.
2. Penyuntikan kecuali pada kasusu-kasus yang perlu
dan gawat darurat.
3. Polifarmasi.
4. Evidence base medicine.
Sebagai contoh: bila anak panas sekarang dikompres
dengan air hangat kuku, tidak lagi dengan air es dll.
Permasalahan PPK
1. Pembayaran pra upaya terlalu rendah.
Dokter harus mengurangi kebutuhan berlebihan dari peserta dan
pengeluaran kesehatan.
2. Kebutuhan peserta diluar ketentuan harus disadarkan akan paket
pelayanan.
3. Terkumpulnya peserta beresiko dalam jumlah besar. Bila banyak
penyakit berat perlu biaya ekstra, apa ini dibayar/dibatasi?
4. Ketidak pastian dalam diagnosa.
Demi profesionalnya pelayanan menghadapi diagnosa ragu-ragu,
perlu test tambahan ini bagaimana?
5. Beban administrasi.
Administrasi tetap harus ada, tapi dokter jangan terperangkap habis
energi dalam mengurusinya.
6. Penundaan pembayaran.
Jagan sampai ada pelayanan tertentu yang dibayar atau tidak.
Pendidikan KK di FK
Rekomendasi WHO dan WONCA di Ontario 1994:
Kedokteran keluarga harus diajarkan di FK, sebagai ilmu kedokteran
keluarga punya 3 komponen penyangga batang tubuh pengetahuan
(body of knowledge):
1. Wawasan : ontology
2. Penjelasan ilmu pengetahuan : epistemology.
3. Pemanfaatan,penggunaan, pengalaman : aksiology
The best time to make progress is when other people are wasting
their time. Good luck, May God bless you
77
Rencana perkuliahan:
Pertemuan ke:
1. Batasan dan Ruang lingkup
2. Keluarga sebagai subjek dan objek pelayanan DK
3. Pelayanan kedokteran menyeluruh
4. Hubungan dokter pasien
Konsultasi dan Rujukan
5. Kunjungan dan Perawatan di Rumah
Pelayanan Konseling DK
6. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
7. Rekam medis Pelayanan DK
8. Praktek DK
9. Pembiayaan Pelayanan DK
10.Pemasaran social Praktek DK
11.Program menjaga mutu Pelayanan DK
12.Pendidikan DK
Penelitian dalam Praktek DK
13.Dokter Keluarga dalam JPKM
14.Review
78
Kasus-kasus: (8)
Kasus: (4)
1. Seorang DK, mengirim pasien kepada seorang dkter ahli
dengan surat pengantar :
Dengan ini saya kirim seorang pasien, nama , umur b, alamat c,
dengan keluhan d, diagnosa kerja e, pernah tahun lalu sakit f.
Apa yang masih kurang keterangan tersebut:
a. Keterangan klinik.
b. Faktor risiko.
c. Data riwayat kesehatan keluarga.
d. Data demografi
79
Manajemen Pemeliharaan Kesehatan
Dalam Kedokteran Keluarga
Pada BPJS kesehatan dilaksanakan pelayanannya menerapkan
pelayanan kedokteran keluarga.
Fungsi utama Bapel JPKM (BPJS Kesehatan) adalah
menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan
bertanggungjawab atas tersedia dan diberikannya paket pemeliharaan
kesehatan (paket Harkes) yang menjadi hak peserta.
Untuk dapat menjalankan tanggungjawab tersebut, BAPEL harus
mengusahakan adanya suatu jaringan Pelaksana Pemeliharaan
Kesehatan (PPK).
Karena itu, manajemen harkes mengatur 2 hal pokok, yakni:
a) Paket harkes yang dijual Bapel kepada peserta agar
menarik dan sesuai kebutuhan
b) PPK yang melayani pemberian paket harkes kepada
peserta agar bermutu, efektif dan efisien
Dalam manajemen harkes dilaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang
pada dasarnya sama dengan fungsi-fungsi secara umum yakni:
Planning: pengembangan paket harkes dan penentuan PPK (RS,klinik)
Organizing: penataan mekanisme hubungan dengan PPK
Actuating : pelaksanaan pelayanan kepada peserta
Controlling: pemantauan dan analisis mutu pelayanan PPK
Dan utilisasi oleh peserta.
80
PAKET PEMELIHARAAN KESEHATAN PARIPURNA
Diartikan sebagai pemeliharaan menyeluruh meliputi promotif-
preventif-kuratif-rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan
Dalam JPKM (berbeda dengan BPJS) ada 2 paket pemeliharaan :
81
RUANG LINGKUP KEDOKTERAN KELUARGA
82
83