TAHUN 2019
Narator : Dwi Wisnu
Tokoh :
NARASI 1
1 tahun berlalu setelah kejadian kecelakaan tragis yang menimpa Rendy berusia 25 tahun
yang mengakibatkan kebutaan pada matanya. Selama 1 tahun itu Rendy merasa sangat depresi
dengan keadaan yang dialaminya. Dia selalu berfikir tentang bagaimana kehidupan nya di masa
mendatang jika dia buta. Sebagian teman temannya bahkan calon istrinya mulai meninggalkan
Rendy dan itu membuat Rendy sangat putus asa. Mereka mungkin malu dan terbebani jika masih
berhubungan dengan Rendy yang sudah tidak bias melihat lagi.
Suatu hari tunangan Rendy pergi kerumah Rendy dan berbicara dengannya.
Mawar : “Jika keadaanmu seperti ini lalu bagaimana nanti kamu akan menafkahiku?”.
Rendy : “Aku akan berusaha bekerja keras untuk menafkahimu, dan kamu tolong
tetaplah bersamaku”.
Mawar : “Itu tidak mungkin terjadi ren, kamu nantinya tidak akan bisa mencari pekerjaan
yang layak, tujuannku kesini hanya ingin membatalkan rencana pernikahan kita,
aku tidak ingin mempunyai suami yang tidak bisa melihat”. (Sambil melepaskan
cincin pertunangan dan mengembalikannya ke Rendy)
Rendy : “Tidak, aku mohon mari kita berusaha bersama bantu aku dengan matamu untuk
melihat dunia”. (Rendy mulai meraba raba mencari mawar)
Mawar : “Aku tidak bisa Ren, maafkan aku” (Sembari berjalan menjauhi Rendy)
NARASI 2
Setelah 1 bulan kemudian Rendy semakin depresi dan ia seperti mayat hidup, berhari hari
ia hanya berdiam diri dikamar. Ketika ditanya ia enggan untuk menjawab. Melihat anaknya
seperti itu orang tua Rendy sangat merasa terpukul melihat nasib anaknya yang seperti ini. Pada
tanggal 2 Desember 2019 dipagi yang cerah keluarga Bapak Agung mendapatkan kabar gembira
darki pihak Rumah Sakit Mounth Elisabeth bahwa sudah ada pendonor mata untuk puteranya.
Bapak Agung masih menyembuyikan kabar tersebut dari Rendy. Karena sudah sering ada kabar
pendonoran mata tetapi selalu dibatalkan mendadak oleh keluarga pendonor sehingga makin
membuat Rendy kacau mentalnya. Bapak Agung menyatakan akan mengajak anaknya berlibur
ke luar negeri, Rendy sempat menolak untuk apa berlibur ke luar negeri kalau dia tidak bisa
melihat. Namun dengan kesabaran Bapak Agung akhirnya Rendy mau dibujuk.
(Percakapan dipesawat)
Ayah : “Kita akan pergi kesuatu tempat. Dimana tempat itu akan memberikan
perubahan untuk masa depanmu kelak”.
Ayah : “Sabarlah nak, nanti Ayah akan kasih tau jika sudah sampai”
Ayah : “Inilah tempatnya, disini kamu sudah mendapatkan pendonor mata yang cocok
untukmu. Jadi sekarang kamu akan melakukan operasi mata”
Rendy : (Terdiam, karena dia masih tidak percaya karena hal ini)
FASE ORIENTASI
Perawat Angel : “Selamat pagi pak saya perawat angel yang bertugas pagi ini”.(teknik
bload opening)
Ayah : “Iya sus saya sendiri dan ini putera saya Rendy”
Perawat Angel : “Info dari RS, anak bapak akan menjalani operasi besok pada hari Rabu
pukul 09.00. Sebelumnya silahkan bapak mengisi formulir persetujuan”.
(teknik irforming)
Perawat Angel : “Selamat pagi mas, perkenalkan saya perawat Angel, boleh saya tahu
nama mas siapa?” (Sambil menggengam tangan Rendy) (teknik broad
opening)
Perawat Angel : (Sambil meyentuh pundak) “Mas Rendy apakah mendengar apa yang
saya katakana?”.
Perawat Angel : “Baiklah mungkin hari ini mas Rendy masih belum mau bercerita, tidak
apa apa, besok pukul 09.00 saya akan kesini lagi untuk mengobrol dengan
mas Randy, nanti kalau ada yang mau ditanyakan bapak bisa keruang
perawat”.
FASE KERJA
Perawat Bagas : “Permisi mas, dengan mas Rendy? saya perawat bagas disini saya akan
mengambil sampel darah untuk kebutuhan laboratorium, apakah mas
bersedia?”. (teknik broad opening)
Perawat Bagas : “Nanti ketika saya mengambil sampel darah jika terasa sakit mas Rendy
bisa tarik nafas”. (dengan cepat perawat mengambil sampel darah Rendy)
Perawat Bagas : “Mungkin besok pagi, nanti jka hasilnya sudah keluar saya akan
memberitahu bapak”. (teknik informing)
Perawat Angel : “Selamat pagi mas Rendy? Apakah masih ingat dengan saya? (teknik
broad opening) (Sambil memgang tangan pasien dan tersenyum)
Rendy : Menggeleng “Tidak sus, saya tidak bisa tidur karena takut dengan
operasinya”.
Perawat Angel : “Oh jadi mas Rendy takut sampai tidak bisa tidur?” (teknik restarting)
Perawat Angel : “Tidak apa apa mas, katanya mas Rendy ingin segera sembuh, nanti mas
bisa sambil berdoa ya”.
FASE KERJA
Perawat Ais : “Permisi saya perawat Ais, disini saya akan mengukur tanda tandaa vital
seperti tekanan darah suhu dan nadi untuk mengetahui keadaan mas Rendy
sebelum operasi”. (teknik informing)
Rendy : (Mengangguk)
Perawat Ais : (Perawat melakukan TTV) “Dari hasil pemeriksaan tekanan darah
120/80 mmHg, suhu 36.8 derajat Celcius, nadi 88x / menit dan RR 20x
/menit”.
Perawat Ais : “Semua dalam batas normal bapak tidak usah khawatir”.
Perawat Kevin : “Permisi pak, apakah bapak masih ingat kenapa mas Rendy tidak bisa
melihat?”. (teknik klarifikasi)
Ayah : “Iya, selain terbentur, gangguan penglihatan yang rusak seperti kornea,
lensa mata, serta kerusakan saraf, semua ini mengakibatkan adanya virus
sehingga mengakibatkan kebutaan”.
Perawat Kevin : “Betul sekali, nah bapak saya pamit dulu, bapak bisa menemani mas
Rendy sambil menunggu perawat ruang operasi menjemput kesini”.
Ayah : “Baiklah”
Perawat Kevin : “Mas saya tinggal dulu mas Rendy bisa istirahat dan berdoa agar
operasinya nanti lancer dan cepat sembuh, apakah ada yang mau
ditanyakan?”.
Perawat Eric : “Selamat pagi, saya perawat eric apakah benar ini dengan mas Rendy?
Bisa saya lihat gelangnya”.
Perawat Eric : “Sudah siap operasi mas sudah berdoa? Semoga operasinya berjalan
dengan lancar, mari mas saya antarkan keruang operasi, untuk bapak bisa
menunggu diluar ruang operasi”