dengan tumbukan satu dimensi, yaitu tumbukan yang terjadi pada satu dimensi
atau pada satu garis lurus; dan setelah terjadi tumbukan, kedua benda bergerak
Kita ambil arah momentum dan kecepatan kea rah kanan adalah positif dan
relatif saling mendekati kedua partikel sebelum tumbukan sama dengan kecepatan
m1 m2 xu ( 2m 2 )
v1 1 x u 2 ; dan
(m1 m2 ) (m1 m2 )
( 2m1 ) ( m 2 m1 )
v2 = xu1 x u2
( m1 m2 ) (m1 m 2 )
v1 = u2 dan v2 = u1
jadi pada tumbukan elastik satu dimensi dari dua partikel bermassa sama,
( m1 m 2 ) (2m1 )
v1 = xu ; dan v= xu
m1 m 2 ( m1 m2 )
Jadi jika partikel ringan bertumbukan dengan partikel yang jauh lebih berat,
kecepatan dari partikel ringan akan berbalik, sedang partikel yang berat kira-
1. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dipukul pada waktu bergerak horizontal dengan
kecepatan 40 m/s dengan arah berlawanan terhadap arah dating bola. Kalau
gaya yang bekerja selama 0,0001 detik, hitung gaya rata-rata yang bekerja
2. Dua buah balok (A dan B) dengan massa mA dan mB, dihubungkan dengan
sebuah pegas. Kedua balok dan pegas terletak pada sebuah meja horizontal
3. Benda pertama dengan massa 16 gram melaju dalam arah x positif dengan
sesudah tumbukan?
11 m/s dan negatif 7m/s, setelah bertumbukan kedua benda sesaat sesudah
tumbukan.
BENDA TEGAR
Pertama-tama, kita buat batas khayal melingkupi system yang akan kita tinjau.hal
ini menolong kita untuk melihat dengan jelas benda atau system benda mana yang
Kedua, gambarkan vektor-vektor yang menyatakan besar, arah, dan titik tangkap
semua gaya eksternal. Yang dimaksud dengan gaya eksternal ini adalah gaya-gaya
yang berasal dari luar batas yang digambar tadi. Contoh gaya luar yang sering
dijumpai adalah gaya gravitasi dan gaya yang disalurkan oleh tali, kawat, batang
koordinat yang kita sukai, lalu uraikan gaya eksternal tadi ke dalam arah sumbu-
koordinat yang kita sukai, lalu kita uraikan torka eksternal dalam arah sumbu-
sebuah sumbu melalui tempat dua gaya bekerja dan tegak lurus kepada bidang
yang dibentuk oleh kedua gaya tersebut, maka kedua gaya itu dengan sendirinya
tidak memiliki torka sepanjang sumbu ini. Resultan komponen torka dari semua
gaya eksternal terhadap sembarang sumbu dalam keseimbagan harus sama dengan
F1
½ ½ F2
F1 F2
¼ ¼ ½
W w
Gambar 6.1.(a). Sebuah batang baja seragam terletak di atas dua buah neraca
pegas. (b). Sebuah beban digantung pada jarak seperempat panjang batang dari
CONTOH:
a. Sebuah batang meter baja yang seragam diletakkan di atas dua neraca pada
masing-masing neraca.
F1 + F2 + w = 0
F1 + F2 – 0,4 pon = 0
Dalam hal ini harus ditunjukkan bahwa resultan torka terhadap sumbu yang tegak
lurus bidang gambar sama dengan nol. Misalkan sumbu ini kita pilih melalui
pusat gravitasi. Dengan mengambil rotasi searah jarum jam positif dan yang
berlawanan arah dengan jarum jam negatif, syarat keseimbangan rotasi menjadi:
F1 ( ½ ) – F2 ( ½ ) + w(0) =0
F1 + F2 = 0
F1 + F2 = 2 F1 = 2 F2 = 4,0 pon
F1 = F2 = 2,0 pon
b. Misalkan sebuah balok seberat 6,0 pon diletakkan di atas tanda 25 cm pada
Gaya eksternal yang bekerja pada batang ditunjuk dalam gambar 6.1 b. dengan w
adalah gaya yang dilakukan pada batang balok, syarak keseimbangan pertama:
F1 + F2 –W- w = 0
F1 + F2 = 10 pon
Jika sumbu kita pilih melalui ujung kiri batang, maka syarat keseimbangan kedua
adalah :
w ( ¼ ) + W ( ¼ ) – F2 (l) = 0
F1 + 3,5 lb = 10 pon
F1 = 6,5 pon
Pada keadaan seimbang neraca kiri menunjuk 6,5 pon dan neraca kanan menunjuk
3,5 pon..
6.2 Rotasi
hubungan sebagai berikut. Jika suatu momen gaya bekerja pada sebuah benda
yang mpu momen inersia I terhadap sumbu putar, akibatnya benda tersebut akan
berputar dengan kecepatan sudut dan dengan percepatan sudut , yang nilainya
Kemudian jika momen gaya menyebabkan benda berputar, maka kerja yang
2
W= d
1
Karena kerja yang dilakukan pada benda, maka energi kinetik benda akan berubah
sebagai:
T
Gambar 6.2. a.Seutas tali dililitkan pada sebuah piringang yang
diputar pada sumbu s. tali ditarik dengan gaya F
Kita perhatikan persoalan pada gambar di atas, sebuah piringan bermassa M = 5
kg, mempunyai jejari R= 50 cm, berputar tanpa gesekan pada sumbu melalui
pusat piringan. Seutar tali ringan dililitkan pada piringan dan ditarik dengan gaya
T yang tetap, misalnya besar gaya T adalah 100 N. Marilah kita hitung percepatan
I = ½ M R2 = ½ )5 kg) (0,5)2 m2
= 0, 625 kg m2
50
= I atau I 0,625 = 80 rad/det2
= 40 m/det2
Misalkan kita sekarang menghubungkan tali dengan sebuah benda dengan massa
0,5 kg, dan kita lepaskan. Beparakah besar percepatan gerak beban waktu
bergerak ke tanah.
mg
Gambar 6.2. b.Tali dihubungkan dengan benda bermassa m kemudian
benda dilepaskan
Untuk memecahkan persoalan ini kita harus tentukan lebih dulu gaya-gaya yang
bekerja pada beban, dan gaya-gaya yang bekerja pada piringan. Karena berat
beban, tali menarik piringan dengan gaya T, jika berat tali diabaikan , maka gaya
reaksi pada beban adalah T’ = -T. Dari Hukum II Newton pada beban diperoleh
=RT=I
I = ½ M R2
Sehingga didapat R T = ½ M R2
Karena percepatan gerak benda adalah sama dengan percepatan tangensial pada
piringan maka a = R.
2m
a= g
M 2m
Mm
T = g
M 2m
2 (0,5) 10
a = 5 2(0,5) 10 = =1,67 m/det2
6
5 (0,5) 10 25
T = 5 2(0,5) = =4,7 Newton
6
Gaya tarik T harus lebih kecil dari berat beban ( w = mg = 5 N) agar beban
bergerak ke bawah.
Persoalan selanjutnya, misalnya piringan mula-mula berada dalam keadaan diam.
Sekarang marilah kita hitung kerja yang dilakukan momen gaya pada piringan
setelah 2 detik karena momen gaya adalah tetap, maka kerja yang dilakukan
adalah:
2 2
W= d d = (2-1)
1 1
Misalkan pada posisi awal kita ambil 1 = 0, maka setelah 2 detik sudut yang telah
ditempuh adalah:
= W0 T + ½ t2
a 1,67
= 3,34 rad/det2 maka
R 0,5
W = (2) = R T2
Sedang dari perhitungan di atas gaya tarik T mempunyai nilai T = 4,17 Newton
sehingga:
= 13,93 Joule
Sekarang marilah kita hitung berapa pertambahan energi kinetik dalam waktu 2
K = ½ I W2
Disini kelihatan bahwa pertambahan energi kinetik piringan adalah sama dengan
kerja yang dilakukan oleh pada piringan. Gaya yang bekerja dalam persoalan ini
adalah gaya gravitasi mekanik total, yaitu jumlah energi kinetik dan energi
t=0
a
t =2 h1
h2
Mula-mula piringan dan benda m berada dalam keadaan diam. Energi kinetik
piringan = energi kinetik benda m = 0. jadi permulaan hanya ada energi potensial
E = V1= mgh1
Setelah bergerak selam 2 detik maka energi total system terdiri dari energi kinetik
rotasi dari piringan, yaitu sebesar K2 = ½ I W22, energi kinetik translasi benda m
yaitu sebesar K = ½ mv2, dan energi potensial benda yaitu sebesar : mgh2.
Jarak h1-h2 adalah jarak yang ditempuh benda dalam waktu 2 detik. gerak benda
K m = ½ m v2
K = ½ (0,5) (3,34)2
= 2,79 Joule
= 16,70 Joule
E1 = m g h1 = ½ I W22 +½ m v22 + m g h2 = E2
6.3 Menggelinding
doronglah sedikit agar mengelinding di atas lantai. Marilah kita selidiki geraknya.
Silinder yang kita pergunakan adalah benda tegar, dan gerak menggelinding ini
dapat dipandang sebagai kombinasi dua gerak, yaitu gerak pusat massa dan gerak
Gerak menggelinding ini adalah suatu gerak yang sangat penting, gerak
Setiap bagian silinder melakukan dua gerak sekaligus. Satu gerak bersama
pusat massa, yaitu dengan kecepatan vo sedang gerak lain adalah gerak lingkar
dengan kecepatan sudut . Titik P, O dan Q bukanlah titik yang dicatkan pada
silinder, akan tetapi menyatakan posisi dari silinder dengan lantai, titik O adalah
titik pusat massa, dan titik Q menyatakan bagian paling atas dari silinder.
Jika silinder tidak menggelincir atau tidak slip maka titik P harus
mempunyai kecepatan nol terhadap tanah. Pada titik P bersinggungan tanah harus
dalam keadaan berhenti. Hal ini terjadi kecuali ada slip, karena slip berarti
bersinggungan akan tetapi terjadi gerak relatif. Jadi titik P berada dalam keadaan
diam, sedangkan kecepatan vp adalah resultan dari kecepatan pusat massa vo dan
vp = vo- R 0.
vo = R
atau kecepatan gerak pusat massa adalah sama dengan kecepatan tangensial
vq = vo + R = 2 vo
=2R
Jika kita perhatikan, titik P mempunyai kecepatan sama dengan nol, titik nol
gerak silinder dianggap sebagai gerak rotasi murni terhadap titik P, dengan
kecepatan sudut .
Q
vq =R
v=R1
R1 vo=R
vo
R
P
Gambar 6.4. Gerak menggelinding dapat dianggap sebagai gerak rotasi
murni terhadap titik singgung antara silinder dan lantai.
Titik singgung P disebut sumbu sesaat dari gerak menggelinding. Jika gerak
menggelinding dipandang dari segi kombinasi gerak ke pusat massa dan gerak
K0 = ½ m vo2 + ½ I 2
Akan tetapi jika gerak ini kita pandang sebagai gerak rotasi murni terhadap
K p = ½ Ip 2
Dari dalil sumbu sejajar, momen inersia terhadap sumbu pusat dapat ditulis
sebagai:
IP = M I 2 + I 0
Akan tetapi Rl, yaitu jarak pusat massa k esumbu sesaat melalui P adalah sama
dengan R. Jadi :
IP = M R 2 + I 0
Kp = ½ Ip 2
= ½ ( M R 2 + I0 ) 2
= ½ M R2 2
Yaitu jumlah dari energi kinetik pusat massa dan energi kinetik rotasi terhadap
pusat massa.
Contoh :
Sebuah silinder pejal mempunyai massa M dan jejari R. silinder ini
menggelinding ke bawah pada sebuah bidang miring tanpa slip. Berapa kecepatan
h
o
Persoalan ini dapat kita pecahkan dengan hukum kekekalan energi, mula-
mula silinder berada dalam dia. Energi mekanik total awal dari silinder sama
mekanik total adalah sama energi kinetik silinder saja, karena energi potensial
adalah nol.
Jadi : E = ½ m v2 + ½ I o2
Karena gaya yang melakukan kerja di sini hanya gaya gravitasi, yaitu gaya
Jadi M g h = ½ M v2 + ½ Io 2
I0 = ½ M R 2
v
Sedang = , sehingga persamaan menjadi:
R
v2
M g h = ½ M v2 + ½ ( ½ M R2) atau
R2
M g h = ¾ M v2
3
v = gh
4
v= 2g h
Jadi laju silinder yang menggelinding ke bawah adalah lebih kecil dari laju
silinder yang tergelincir ke bawah tanpa gesekan, karena pada silinder yang
Perhatikan bahwa agar silinder dapat melakukan gerak rotasi, perlu adanya
Adapun kita berhubungan dengan gaya gesek statik, titik singgung antara silinder
dengan lantai ada dalam keadaan diam. Dalam hal ini terjadi slip, maka harus
Karena pada gerak menggelinding tanpa slip, gaya gesekan yang bekerja
adalah gaya gesekan static, maka kerja yang dilakukan gaya gesekan statik ini
sama dengan nol. Gesekan terjadi tanpa ada gerak relatif antara dua benda yang
kekekalan energi. Marilah kita coba untuk memecahkan persoalan ini dengan
dinamika. Diagram gaya yang bekerja pada silinder ditunjukkan pada gambar 6.6
M g adalah gaya berat silinder yang mempunyai arah vertical ke bawah dan
f
h Mg sin
Mg cos
Mg
gerak menggelinding
Gaya N adalah gaya normal yang dilakukan oleh bidang miring pada silinder, dan
f adalah gaya gesekan static yang bekerja sepanjang bidang miring pada titik
gerak rotasi menggelinding pusat massa diberikan oleh : I, dimana I0 adalah
momen inersia terhadap pusat massa. Gaya N dan M g tidak dapat menyebabkan
rotasi terhadap titik C, sehingga momen gaya yang dilakukan terhadap titik C
Momen gaya resultan terhadap titik C adalah momen gaya oleh gaya gesekan f,
jadi
= R f = I0
Akan tetapi
a
I0 = ½ MR2 dan = sehingga
R
I 0 M a
f=
R 2
2
a= g sin
3
2
jadi percepatan sudut massa silinder yang menggelinding ( g sin ) adalah
3
lebih kecil dari percepatan pusat massa silinder yang tergelincir ke bawah pada
Hal ini berlaku setiap saat, tidak tergantung pada silinder sepanjang bidang
miring. Pusat massa bergerak lurus dengan percepatan tetap. Laju gerak pusat
v2 = 2 a s sehingga
2
v2 = 2 ( g sin ) s = 4/3 g h atau v = 4/3 g h. hasil ini sesuai dengan hukum
3
lebih mudah dan langsung akan tetapi jika kita ingin mengetahui gaya-gaya yang
Ma M 2 1
f= ( g sin ) = M g sin
2 2 3 3
ELASTISITAS
F1 F //
Tegangan normal = , tegangan tangensial = (geser/puntir)
A A
l
Tegangan tarik/tekan
lo
lo
l
x
Regangan Geser = tan
h
x
h
Tegangan ~ Regangan
F=kx
b c
a d
0 reg
0’
w / w
w Poisson’s ratio =
l / l
tengangan geser
Modulus geser (puntir/kelakuan) s = regangan geser = G
tekanan
Modulus benda (volume/Bulk) B = - reg . volume = G
P+dP dp dp
V+dv = dv V
dv
V
1 1 dV
kompressibilitas k = B V dp
F’ = k x
F=-kx
F
k= tetapan pegas
x
Definisi :
1) F = - kx
Atau 2) a = - konstanta x
Besaran g. h. s. :
x = simpangan
1
f = = frekuensi = getaran persatuan waktu
T`
2
= kecepatan sudut = 2 f =
T
dx
v = = kecepatan
dt
dv
a = = percepatan
dt
LATIHAN
1. Berapa gaya yang diperlukan untuk menarik sepotong kawat yang luas
Hitung gaya yang menekan balok tersebut jika modulus Youngnya = 9 x10 11
dyne/cm2.
berapakah kiranya pilar akan meledak bila diberi beban 80.000 kg (dari atas)?.
1. Teorema Torricelli
2.
8.5