Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu
perkembangan yangsangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sampai dengan perusahaan-perusahaan
besar. Itu menandakan bahwasanyakesadaran akan berwirausaha pada saat ini
telah meningkat dari sebelumnya.Tahapan-tahapan membuat suatu usaha adalah
suatu proses yang akan membantu kitauntuk bisa mendirikan suatu usaha
dengan benar. Tahapan tersebut adalah, membuat Ide Bisnis, SKB ( Studi
Kelayakan Bisnis ), Perencanaan, dll .Untuk menjalankan usaha diperlukan
sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuahusaha layak dijalankan atau tidak
layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkanuntuk menentukan
seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usahadan
implikasi usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal
ataudisebut sumber daya yang akan di alokasikan. Pengembaliannya adalah
perbandingan antarainput investasi dengan dibandingkan dengan output yang
akan dihasilkan denganmempertimbangkan seluruh aspek yang perlu dijalankan.
Studi kelayakan dilakukan sebelumsebuah usaha benar-benar akan dijalankan,
masih dalam tahap awal perencanaan dan sangat penting dalam pengambalian
keputusan strategis.

Pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan


perundang-undangan,yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu
sama lainya. Investor berkepentingandalam rangka untuk mengetahui tingkat
keuntungan dari investasi, bank berkepentinganuntuk mengetahui tingkat
keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah

1
lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik
bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.

Aspek-Aspek dalam studi kelayakan bisnis, yaitu :

a. Aspek Hukum
b. Aspek Lingkungan hidup
c. Aspek Yuridis
d. Aspek Pasar dan pemasaran
e. Aspek Sumber daya manusia dan manajamen
f. Aspek Teknis dan teknologi

Dalam makalah ini kelompok kami akan mengupas semua tentang aspek
yuridis dan aspek lingkungan hidup. Kedua aspek ini juga sangat berpengaruh
dalam studi kelayakan bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. bagaimana peran aspek yuridis dalam studi kelayakan bisnis?
2. bagaimana peran aspek lingkungan hidup dalam studi kelayakan bisnis?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASPEK YURIDIS

A. PENGANTAR

Dilihat dari segi yuridis, pada dasarnya pelaksanaan bisnis merupakan


rangkaian kegiatan prestasi dan kontraprestasi. Istilah prestasi adalah
pelaksanaan kewajiban oleh sesuatu pihak, sedangkan kontraprestasi ialah
pelaksanaan kewajiban oleh pihak lain.

Penilaian dan analisis aspek yuridis ini sangat perlu dilakukan bagi calon
kreditor yang akan memberikan bantuan pinjaman, juga bagi calon investor
yang ingin menanamkan modalnya di dalam bisnis yang sangat bersangkutan.
Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa calon kreditor yang bersangkutan
aman karena tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi
pemilik bisnis, tujuan melakukan analisis yuridis adalah untuk meyakinkan
kepada calon kreditor atau investor bahwa bisnisnya tidak menyimpang dari
hukum dan peraturan yang sedang berlaku.1

B. SIAPA PELAKSANA BISNIS

Pelaku bisnis adalah individu atau organisasi yang terlibat dalam


pelaksanaan bisnis, atau tepatnya adalah sponsor bisnis. Pelaku bisnis dibagi
menjadi dua macam, antara lain sebagai berikut:

1
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta:
PT Bumi Angkasa, 2009), h.325.

3
1. Bentuk Badan Usaha

Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya, ialah


sebagai berikut:2

a. Perusahaan perseorangan
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan
dikelola oleh seseorang. Di satu pihak ia memperoleh semua
keuntungan perusahaan, di lain pihak juga menanggung semua risiko
yang timbul dalam kegiatan perusahaan.
b. Firma
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh
beberapa orang dengan menggunakan nama bersama. Di dalam firma
semua anggota mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama terhadap utang-utang perusahaan pada
pihak lain.

c. Perseroan Komanditer (CV)


Perseroan komanditer merupakan suatu persekutuan yang didirikan
oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah
uang dalam jumlah yang tidak perlu sama. Sekutu dalam Perseroan
Komanditer ini ada dua macam, ada yang disebut sekutu
komplementer yaitu orang-orang yang bersedia untuk mengatur
perusahaan dan sekutu komanditer yang mempercayakan uangnya
dan bertanggung jawab terbatas kepada kekayaan yang
diikutsertakan dalam perusahaan.

2
Umar,Husein , Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003),
h.281.

4
d. Perseroan Terbatas (PT)
Adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, dan kewajiban
yang terpisah dari yang mendirikan dan yang memiliki.

e. Perusahaan Negara (PN)


Adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usahayang
modalnya secara keseluruhan dimilik oleh negara. Tujuan dari
pendirian perusahaan negara adalah untuk membangun ekonomi
nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur.

f. Perusahaan Pemerintah yang lain


Bentuk pemerintah perusahaan pemerintah yang lain di Indonesia
adalah Persero, Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan
(Perjan), dan Perusahaan Daerah (PD). Persero dan Perusahaan
Daerah (PD) merupakan perusahaan yang mencari keuntungan bagi
negara, sedangkan untuk Perum dan Perjan bukanlah semata-mata
mencari keuntungan finansial.

g. Koperasi
Merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang
bersifat murni, pribadi dan tidak dapatdialihkan.

2. Identitas Pelaksana Bisnis


Beberapa sisi dari identitas pelaksana bisnis perlu diteliti, seperti
berikut ini:3
a. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan sponsor bisnis perlu diketahui, hal itu ada
hubungannya dengan peraturan-peraturan yang berbeda antara warga

3
Ibid,.

5
negara dengan negara asing dalam kaitannyadengan pendirian suatu
perusahaan.

b. Informasi bank
Adalah keterlibatan debitur pada bank lain. Jika ya, perlu diketahui
apakah ada keterlibatan lain misalnya terdapat kemacetan
pembayaran kredit, cek kosong, maupun jaminannya.

c. Keterlibatan pidana atau perdata


Perlu juga diketahui apakah pelaksana proyek tengah terlibat dalam
suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan ataupun tuntutan.

d. Hubungan keluarga
Jika terdapat hubungan suami-istri atau orang tua- anak sebagai
individu-individu yang terlibat dalam rencana proyek bisnis, perlu
diselidiki bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya.

C. BISNIS APA YANG AKAN DILAKSANAKAN

Beberapa sisi yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Bidang Usaha
Paling tidak bidang usaha yang akan dibangun harus sesuai dengan
anggaran dasar perusahaan.
2. Fasilitas
Apabila proyek akan mendapat fasilitas-fasilitas tertentu, selidiki apakah
pengurusannya telah diselesaikan secara sah.
3. Gangguan Lingkungan
Proyek yang akan dibuat perlu memperhatikan lingkungan sekitar tempat
proyek berada. Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek

6
akan berdampak negatif pada proyek itu sendiri, seperti pencemaran
udara, air, suara, dan moral masyarakat
4. Pengupahan
Proyek yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang rendah
biasanya tidak kesulitan memperolehnya dan mereka pun mau dibayar
dengan rendah. Sistem pengupahan perlu memperhatikan standar upah
minimum yang ditetapkan pemerintah setempat karena jika dilanggar,
keresahan buruh akan berdampak negatif pada proyek.

D. DI MANA BISNIS AKAN DILAKSANAKAN

Yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi bisnis ialah sebagai


berikut: 4

1. Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang
diperlukan. Disamping itu, juga perlu memperhatikan situasi dan kondisi
lokasi proyek dalam waktu yang akan datang.
2. Status Tanah
3. Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi
masalah dikemudian hari.

E. WAKTU PELAKSANAAN BISNIS

Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis


terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting untuk diteliti. Perizinan
tersebut antara lain:5

4
Ibid, .
5
Ibid, Jumingan, h.328.

7
1. Izin usaha yang dikaitkan dengan bidang usaha yang bersangkutan,
misalnya Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perhotelan, Izin Usaha
EMKL, Izin Usaha Periklanan, dan sebagainya.
2. Izin Usaha Perdagangan serta IMB, HO, izin lokasi yang telah
disebut di atas.
3. Izin Khusus, misalnya di bidang perhotelan, izin menjual minuman
keras, izin di dirikan diskotik, dan sebagainya.

F. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN BISNIS

Cara pelaksanaan bisnis adalah berkaitan dengan cara memperoleh


tambahan modalyang menyangkut penentuan hak dan kewajiban diantara para
penanam modal dalam proyek / perusahaan yang bersangkutan. Tambahan
modal dapat diperoleh dari:

1. Tambahan modal dari perorangan / individu

Dari jumlah pemilik modal yang terdapat di dalam suatu bisnis,


bisa dibedakan bentuk bisnisnya. Misalnya jika seseorang merasa
mampu menanamkan modal sendiri seluruhnya di dalam bisnis maka
bentuk bisnisnya adalah bisnis perorangan. Jika dia memerlukan
tambahan modal dan diperolehnya dari orang lain yang memiliki hak dan
kewajiban sama maka bisnis menjadi firma.

2. Tambahan modal yang didapat dari lembaga keuangan


Sebagai pemberi pinjaman, suatu Lembaga Keuangan menentukan
syarat-syarat memperoleh pinjaman. Salah satu syarat adalah:
a. Pencegahan

Contoh pencegahan yang disyaratkanoleh lembaga keuangan


yang bersangkutan terhadap calon debitur misalnya, setiap
penggantian persero pada Perseroan Komanditer atau pemegang

8
saham pada pada Perseroan Terbatas, sebelumnya harus mendapat
persetujuan dari lembaga keuangan yang akan menjadi kreditur.

b. Penanggulangan
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu sebagai berikut:
i. Jaminan
Jaminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu sebagai
stimulan kesungguhan sponsor proyek dan dapat
mengatasi kesulitan debitur dalam memenuhi
kewajibannya.
Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua, yaitu
jaminan atas benda dan janji tidak bersyarat atau jaminan
perorangan. Jaminan atas benda bisa berupa proyek itu
sendiri dan jaminan tambahan. Sedangkan janji tidak
bersyarat diberikan oleh sponsor proyek atau bisa pula
dilakukan oleh pihak ketiga, misalnya bisnis induk dari
calon debitur. Jaminan atas benda, baik berupa proyek
maupun jaminan tambahan biasanya berupa tanah,
bangunan, mesin-mesin, dan peralatan, serta piutang.
ii. Asuransi
Dalam hal kreditur menerima barang-barang
jaminan kredit dan diasuransikan maka kreditur harus
mensyaratkan dalam pengansurasiannya dengan
pencantuman klausula bank. Artinya, setiap ganti rugi
yang diberikan penanggung kepada tertanggung harus
diterima kreditur.
Dalam kaitannnya dengan penilaian proyek, ada
dua jenis asuransi yaitu Asuransi Kerugian dan Asuransi
Jumlah. Asuransi kerugian bisa dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan barang, asuransi rangka kapal, dan lain

9
sebagainya. Sedangkan asuransi jumlah dalam hal ini
adalah Credit life Insurance yang ditinjau dari segi
pembayaran ganti rugi merupakan suatu jenis jaminan.

G. PERATURAN DAN PERUNDANGAN

Aturan- aturan yang sesuai dengan rencana bisnis yang akan dilaksanakan
ialah sebagai berikut:6

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Dasar Hukum Perseroan


Terbatas

Bab 1 : Ketentuan Umum


Secara umum bab ini menjelaskan tentang apa yang dimaksud
dengan Perseroan Terbatas, Organ Perseroan, RUPS, Direksi,
Komisaris, Perseroan Terbuka dan Menteri.

Bab 2 : Pendirian, Anggaran Dasar, Pendaftaran, dan Pengumuman.

Bab ini menjelaskan tentang pendirian perseroan yang antara lain


mengatakan bahwa perseroan memperoleh status badan hukum
setelah Akta Pendirian disahkan menteri. Akta pendirian memuat
Anggaran Dasar dan keterangan lain. Selanjutnya Direksi
perseroan wajib mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan paling
lambat 30 hari setelah pengesahan.

Bab 3 : Modal dan Saham

Bab ini menjelaskan tentang modal, antara lain bahwa modal


dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham atas
nama dan atau atas unjuk, minimal sebesar 200 juta rupiah tetapi
dapat saja ditentukan lain tergantung dari PP- nya. Bab ini juga

6
Ibid, Husein, h.286.

10
menjelaskan saham, mulai dari nilai nominal dan mata uang yang
dipakai, daftar pemegang saham, klasifikasi saham, pemindahan
hak atas saham sampai pada penggadaian saham.

Bab 4 : Laporan Tahunan dan Penggunaan Laba

Bab ini menjelaskan dua hal, untuk laporan tahunan, setelah 5


bulan setelah tahun buku perseroan ditutup, direksi menyusun
laporan tahunan untuk diajukan kepada RUPS yang
ditandatangani oleh semua anggota direksi dan komisaris. Untuk
penggunaan laba, antara lain diatur mengenai kewajiban
menyisihkan jumlah tertentu dari laba yang diputuskan oleh
RUPS serta aturan mengenai pembagian dividen.

Bab 5 : Rapat Umum Pemegang Saham

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan RUPS.


Penjelasan RUPS antara lain mengenai siapa dan kapan
dilaksanakannya RUPS, siapa pemberi izin RUPS,
pemanggilan/undangan kepada pemegang saham, hak suara,
syarat minimal anggota yang hadir dalam RUPS.

Bab 6 : Direksi dan Komisaris

Bab ini menjelaskan tentang direksi sebagai pengurus perusahaan


dan jumlah minimal anggota direksi. Dan mengenai perihal
Komisaris, dijelaskan kewajiban perusahaan memiliki komisaris,
bagaimana pengangkatannya, jangka waktu menjabat, tugas,
kewajiban dan wewenangnya.

Bab 7 : Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan

Bab ini menjelaskan tentang seluk-beluk penggabungan satu atau


lebih perseroan dengan perseroan lain yang telah ada atau
meleburkan diri dengan perseroan lain dan membentuk perseroan

11
baru. Mengenai pengambilalihan juga dijelaskan mengenai apa,
bagaimana, kapan, oleh siapa pengambilalihan dilakukan.

Bab 8 : Pemeriksaan Terhadap Perseroan

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pemeriksaan terhadap


perseroan di mana telah diduga bahwa perusahaan atau direksi
atau komisaris telah melakukan pelanggaran hukum.

Bab 9 : Pembubaran Perseroan dan Likuidasi

Bab ini antara lain menjelaskan tentang pembubaran persero,


mulai dari alasan-alasan pembubaran, proses pembubaran,
penundaan pembubaran, penunjukkan likuidator, proses likuidasi
sampai kepada pemberi tahukan kepada kreditor.

Bab 10 : Ketentuan Peralihan

Bab ini berisi tentang akibat-akibat yang terjadi dengan


diberlakukannya undang-undang ini terhadap undang-undang
sebelumnya.

Bab 11 : Ketentuan Lain-lain

Bab 12 : Ketentuan Penutup

2. Hal-hal Umum yang dimuat dalam Akta Pendirian Sebuah PT

Hal-hal umum yang dimuat dalam akta pendirian sebuah PT adalah sebagai
berikut:7

a. Nama Perusahaan
Tata cara pemberian nama suatu PT. Misalnya nama perusahaan
tidak boleh sama dengan nama PT yang sudah ada baik yang sudah
dipakai maupun yang masih dalam proses.

7
Ibid ,.

12
b. Tempat kedudukan PT
Harus dijelaskan sekurang-kurangnya Daerah Tingkat II tempat
PT itu berdomisili.

c. Maksud dan Tujuan Berusaha


Yang penting tujuan berusaha tidak bertentangan dengan
ketentuan yang ada, ketertiban umum dan kesusilaan serta ketentuan-
ketentuan dari instansi yang berwenang.

d. Modal
Bagian ini menjelaskan tentang modal usaha. Misalnya modal
usaha harus dinyatakan dalam mata uang rupiah (Rp) kecuali jika dengan
tegas diadakan ketentuan lain berlandaskan undang-undang yang
berlaku.

e. Surat Saham
Bagian ini menjelaskan perihal saham perusahaan. Misalnya
bentuk saham yang berlaku sekarang hanya dikenal saham atas nama dan
dikeluarka atas nama pemiliknya dan atau surat saham kolektif untuk
dua atau lebih saham.

f. Rapat Direksi
Bagian ini menjelaskan tata cara pelaksanaan Rapat Direksi.
Misalnya Rapat direksi dapat dipanggil oleh Direktur Utama atau salah
satu anggota direksi.

g. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris


Pada bagian ini dijelaskan mengenai hak dan kewajiban Dewan
Komisaris. Misalnya DK mempunyai tugas untuk mengawasi tindakan

13
kepengurusan dan pengelolaan PT oleh direksi, melaksanakan RUPS dan
lain-lain.

h. Rapat Dewan Komisaris


Bagian ini menjelaskan mengenai tata cara rapat Dewan
Komisaris. Misalnya mengenai pemimpin rapat, jumlah pelaksanaan
rapat per tahun, tempat, syarat sah hasil keputusan rapat, maupun hasil
berita acara rapat DK.

i. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Bagian ini menjelaskan Rapat Umum Pemegang Saham yang
terdiri dari atas dua macam rapat, yaitu Rapat Umum Tahunan
Pemegang Saham (RUTPS) dan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham (RULBPS).

j. Pemungutan Suara dalam (RUPS)


Bagian ini menjelaskan aturan pemungutan suara, misalnya
hanya pemegang saham yang berhak mengeluarkan suara dalam
pemungutan suara.

k. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.


Bagian ini menjelaskan tentang perubahan anggaran dasar,
termasuk misalnya mengubah nama, tempat, kedudukan, mengubah
modal dasar perusahaan.

l. Langkah dalam Likuidasi


Bagian ini menjelaskan secara lengkap mekanisme dalam
likuidasi perusahaan, misalnya likuidasi dilakukan oleh Direksi di
bawahpengawasan Dewan Komisaris, cara mengumumkan hasil

14
keputusan likuidasi dan cara pencatatan likuidasi di Departemen
Kehakiman.

3. Undang-undang No. 8 Tahun 1999: Tentang Perlindungan


Konsumen

Undang-Undang ini terdiri atas 15 bab dan 65 pasal. Ringkasan isinya


adalah sebagai berikut:

Bab 1 : Ketentuan Umum


(Pasal 1)
Bab 2 : Asas dan Tujuan
(Pasal 2-3)
Bab 3 : Hak dan Kewajiban
Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama tentang hak dan
kewajiban konsumen (pasal 4-5) dan hak dan kewajiban pelaku
usaha (pasal 6-7)
Bab 4 : Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
(Pasal 8-17)
Bab 5: Ketentuan Pencantuman Klausula Baku
(Pasal 18)
Bab 6 : Tanggung Jawab Pelaku Usaha
(Pasal 19-28)
Bab 7: Pembinaan Dan Pengawasan
(Pasal 29-30)
Bab 8 : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Berisi tentang peraturan Badan Perlindungan Konsumen
Nasional (BPKS)
(Pasal 31-43)
Bab 9 : Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

15
Pasal ini berisi tentang pengakuan pemerintah terhadap lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi
syarat
(Pasal 44)
Bab 10 : Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa antara pelaku usaha dan konsumen
(Pasal 45-48)
Bab 11 : Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Bahwa pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa
konsumen di Daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa
konsumen di luar pengadilan
(Pasal 49-58)
Bab 12 : Penyidikan
Pasal ini berisi ketentuan mengenai pejabat pegawai negeri
sipil yang berwenang melakukan penyidikan di bidang
perlindungan konsumen.
(Pasal 59)
Bab 13 : Sanksi
Pasal-pasal ini berisi ketentuan mengenai sanksi-sanksi
terhadap pelanggaran undang-undang ini.
(Pasal 60-63)
Bab 14 : Ketentuan Peralihan
(Pasal 64)
Bab 15 : Ketentuan Penutup
(Pasal 65)

Beberapa Penjelasan:

1) Hak Konsumen
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

16
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa, serta mendapatkan
barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
kondisi, serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur serta
tidak diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.

2) Kewajiban Konsumen
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan proseduru pemakaian
atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan
keselamatan;
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang/atau jasa;
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.

3) Hak Pelaku Usaha


a. Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

17
b. Mendapatkan perlindungan hukum dan tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik;
c. Melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen;
d. Rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.

4) Kewajiban Pelaku Usaha


a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatannya;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan;
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta
tidak diskriminatif;
d. Mejamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau
jasa yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau
mencoba barang dan/atau jasa tertentu, secara memberi jaminan
dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau pergantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan;
g. Memeberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai perjanjian.

18
5) Sanksi Hukum bagi Pelaku Usaha

Di dalam undang-undang mengenai perlindungan konsumen ini, juga


ditentukan mengenai larangaan-larangan dan sanksi hukum bagi pelaku
usaha, yakni dalam Bab IV yang terdiri dari 10 pasal dimulai dari pasal 8
sampai dengan 17.

6) Larangan

Pada dasarnya undang-undang ini tidak memberikan perlakuan yang


berbeda kepada masing-masing pelaku usahan yang menyelenggarakan
kegiatan usaha, sepanjang para pelaku usaha tersebut menjalankannya secara
benar dan bertanggung jawab. Pasal 8 merupakan satu-satunya ketentuan
umum, yang berlaku secara umum bagi kegiatan usaha. Sedangkan, pasal 9
sampai pasal 16 berisi aturan mengenai promosi dan penawaran barang
dan/atau jasa yang dilarang. Larangan tersebut secara garis besar dapat
dibagi dalam dua larangan pokok, yaitu:

a. Larangan mengenai produk itu sendiri untuk dimanfaatkan konsumen;


b. Larangan mengenai ketersediaan informasi yang tidak benar, dan tidak
akurat, sehingga dapat menyesatkan konsumen.

7) Sanksi Hukum

Sanksi-sanksi yang dapat dikenakan kepada pelaku pelanggar undang-


undang ialah sebagai berikut:

a. Sanksi Administratif, adalah penyelesaian sengketa konsumen di luar


pengadilan yang dikelola oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK).

b. Sanksi pidana pokok, merupakan sanksi yang dapat dikenakan dan


dijatuhkan oleh pengadilan atas tuntutan jaksa penuntut umum terhadap
pelanggaran yang dikenakan oleh pelaku usaha.

19
c. Sanksi pidana tambahan, undang-undang memungkinkan diberikannya
sanksi pidana tambahan diluar sanksi pidana pokok yang dapat dijatuhkan.
Sanksi- sanksi pidana tambahan yang dapat dijatuhkan berupa:
1. Perampasan barang tertentu;
2. Pengumuman keputusan hakim;
3. Pembayaran ganti rugi;
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan
timbulnya kerugian konsumen;
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran;
6. Pencabutan izin usaha.

4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999: tentang Pemerintah Daerah

Bab 1 : Ketentuan Umum (Pasal 1)

Bab 2 : Pemerintah Daerah (Pasal 2-3)

Bab 3 : Pembentukan dan Susunan Daerah (Pasal 4-6)

Bab 4 : Kewenangan Daerah (Pasal 7-13)

Bab 5 : Bentuk dan Susunan Pemerintahan (Pasal 14-68)

Bab 6 : Peranturan Daerah dan Kepala Daerah (Pasal 69-74)

Bab 7 : Kepegawaian Daerah (Pasal 75-77)

Bab 8 : Keuangan Daerah (Pasal 78-86)

Bab 9 : Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan (Pasal 87-89)

Bab 10 : Kawasan Perkotaan (Pasal 90-92)

Bab 11 : Desa (Pasal 93-111)

Bab 12 : Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 112-114)

20
Bab 13 : Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (Pasal 115-116)

Bab 14 : Ketentuan Lain-lain (Pasal 117-123)

Bab 15 : Ketentuan Peralihan (Pasal 124-130)

Babs 16 : Ketentuan Penutup (Pasal 131-134)

2.2 ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu penelitian-


penelitian/pembelajaran mengenai kelayakan usaha karena hal ini menyangkut
kelangsungan perusahaan itu sendiri, apakah dapat bertahan atau tidak. Ada
berbagai aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis salah satunya adalah
aspek lingkungan hidup. Aspek lingkungan hidup berkaitan erat dengan
lingkungan sekitar perusahaan itu sendiri yakni mengacu pada analisis AMDAL
(analisis mengenai dampak lingkungan).8

A. Mengapa AMDAL ?
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau
Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok,
yaitu:
1. Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki
demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek
yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan

8
http://junamahardika.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-bisnis-dilihat-dari-aspek-
lingkungan-hidup//.

21
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghilangkan dampak
samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya
untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkuangannya.Pada
awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi seteleh
perubahan itu menjadi di luar ambang batas,maka manusia tidak dapat
mentolerir lagi perubaahan yang merugikan itu.

Perusahaan air minum harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia


harus mengeluarkan biaya.Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan
berarti harus diemban perusahaan itu sendiri. Ia dapat menyerehkan
penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran
dari pemerintah. Namun,pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang
bertanggung jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.9

B. Kegunaan AMDAL
Dengan adanya kegiatan investasi atau usaha, maka komponen lingkungan
hidup secara otomatis akan berubahdengsan menimbulkan berbagai dampak
terutama dampak negatif yang sangat tidak diinginkan.
AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDAL yang lebih besar dan penting, mnyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar.

Beberapa peranan AMDAL bagi perusahaan :10

a) Peranan AMDAL dalam pengelolaan lingkungan,

9
http://junamahardika.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-bisnis-dilihat-dari-aspek-
lingkungan-hidup//.
10
Ibid, Husein, h.304.

22
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana
pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak
lingkungan yang akan timbul akibat dari peroyek ataupun prusahaan yang
kita bangun,
b) Peran AMDAL dalam peroyek/perusahaan, AMDAL merupakan salah
satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan
perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek teknis
dan ekonomis.Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama ,di mana
masing-masing aspek dapat memberikan masukan untuk aspek-aspek
lainnya sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek dapat
diperoleh.Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan
untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian didalam
studi kelayakan untuk aspek lainnya.Bagian dari AMDAL yang dapat
diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana
keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,terutama sumber
daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air,energi,manusia,dan
ancaman alam sekitar.

c) AMDAL sebagai dokumen penting.


Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi yang
detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan
gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.Dokumen
ini juga penting untuk evaluasi,untuk membangun proyek yang lokasinya
berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.

C. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN


Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami
peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi
tempat studi AMDAL dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan tersebut
ada yang berlaku secara internasional dan ada juga yang berlaku untuk suatu

23
negara saja. Dalam satu negara, dapat saja peraturan dan perundangannya
berbeda menurut propinsi dan sektornya.

Berlaku secara internasional. Peraturan – peraturan yang bersifat


internasional penting diperhatikan terutama oleh mereka yang melakukan studi
AMDAL yang dampak proyeknya akan melampaui daerah yang digunakan
secara internasional, seperti misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke
laut atau limbah yang dapat ditiup angin sampai jatuh ke negara lain, seperti
misalnya hujan asam.Peraturan –peraturan yang berlaku secara internasional
mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian – perjanjian bilateral
maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut
Declarationof the United Nations Conference on the Human Environment yang
oleh semua negara anggota PBB tahun 1972.Berlaku di Dalam Negeri.Di
indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat
nasipnal, sektoral maupun regional / daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51
tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan
peraturan baru pengganti dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986.11

Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini
penulis sajikan ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi
bisnis.

D. KOMPONEN AMDAL
Yang didimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan
pembuatan 5 ( lima ) dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi
Lingkungan ), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan

11
Ibid, .

24
), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ), dan RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ) adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang
direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan lingkungan yang
amat mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digaris
bawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus
dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang
diperkirakan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.12

E. ISI LAPORAN AMDAL


Pada bagian ini akan diberikan kerangka tertulis tiga macam dokumen
AMDAL, yaitu dokunen AMDAL, RPL dan RKL.

F. DOKUMEN RENCANA KELOLA LINGKUNGAN ( RKL )


Beberapa penjelasan mengenai dokumen RKL disajikan berikut ini.
Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) mnerupakan dokumen yang
memuat upaya - upaya mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak
penting lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif
sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan mencakup
empat kelompok aktivitas :13

a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau


mencegah dampak negatif lingkungan melalui pemilihan atas alternatif,
tata letak (tata ruang mikro ) lokasi, dan rancang bangun proyek.
b. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan menanggulangi,
meminimalisasi,atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul di

12
Ibid,.
13
http://junamahardika.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-bisnis-dilihat-dari-aspek-
lingkungan-hidup//.

25
saat usaha atau kegiatan beroperasi, maupun hingga saat usaha atau
kegiatan berakhir misalnya rehabilitasi lokasi proyek.
c. Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif
sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar
baik kepada pemprakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang
turut menikmati dampak positif tersebut.
d. Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan
ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas
sumberdaya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial
ekonomi dan atau ekologis)sebagai akibat usaha atau kegiatan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan


Mengingat dokunen AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan, maka
dokumen RKL hanya akan bersifat memberikan pokok – pokok arahan, prinsip-
prinsip, atau persyaratan untuk pencegahan / penanggulangan / pengendalian
dampak.

Hal ini tidak lain disebabkan karena:

a. Pada taraf studi kelayakan, informasi rencana usaha atau kegiatan


(proyek) masih relatif umum, bellum memiliki spesifikasi tehnik yang
rinci, dan masih memiliki beberapa alternatif ini tak lain karena tahaf ini
memang dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana proyek dipandang
poatut atau layakuntuk dilaksanakan ditinjau dari segi teknis dan
ekonomis; sebelum investasi, tenaga, dan waktu terlanjur dicurahkan
lebih banyak.
b. Pokok – pokok arahan, prinsip –prinsip, dan persyaratan pengelolaan
lingkungan yang tertuang dalam dokumen RKL selanjutnya akan
diintegrasikan atau menhadi dasar pertimbangan bagi konsultan rekayasa
dalam menyusun rancangan rinci rekayasa.

26
Rencana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengelolaan lingkungan dapat berupa pencegahan dan penanggulangan
dampak negatif, serta peningkatan dampakpositif yang bersifat strategis.
Rencana pengelolaan lingkungan harus diuraikan secara jelas, sistematis serta
mengandung ciri – ciri poikok sebagai berikut :
a. Rencana pengelolaan lingkungan memuat pokok – pokok arahan, prinsip
– prinsip,pedoman, atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi,
m,engendalikan atau meningkatkan dampak penting baik negatif maupun
positif yang bersifat strategis ; dan bila dipandang perlu, lengkapi pula
dengan acuan literatur tentang rancang bangun penanggulangan dampak
dimaksud.
b. Rencana pengelolaan lingkungan dimaksud perlu dirumuskan
sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan bahan pertimbanagan untuk
pembuatan rancangan rinci rekayasa, dan dasar pelaksanaan kegiatan
pengeloalaan lingkungan.
c. Rencana pengelolaan lingkungan mencakup pula upaya peningkatan
kemampuan dan pengetahuan karyawan pemprakarsa kegiatan dsalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui kursus – kursus dan pelatihan.
d. Rencana pengelolaan lingkungan juga mencakup pembentukan unit
organisasi yang bertanggung jawab dibidang lingkungan untuk
melaksanakan RKL.

Format Dokumen RKL14


I. Latar Belakang Pengelolaan Lingkungan
1. Pernyataan tentang latar belakang perlunya dilaksanakan rencana
pengelolaan lingkungan baik ditinjau dari kepentingan pemprakarsa,
pihak-pihak yang berkepentingan,maupun untuk kepentingan yang lebih
luas dalam rangka menunjang program pembangunan.

14
Ibid, Husein,h. 313-318.

27
2. Uraian secara sistematis, singkat, dan jelas tentang tujuan pengelolaan
lingkungan yang akan dilaksanakan pemprakarsa sehubungan dengan
rencana usaha atau kegiatan.
3. Uraian tentang manfaat pelaksanaan pengelolaan lingkungan baik bagi
pemprakarsa usaha atau kegiatan, pihak –pihak yang berkepentingan,
maupun bagi masyarakat luas.
4. Uraikan secara singkat wilayah, kelompok masyarakat, atau ekosistem di
sekitar rencana usaha atau kegiatan yang sensitif terhadap perubahan
akibat adanya rencana usaha atau kegiatan tersebut.
5. Kemukakan secara jelas dalam peta secara jelas dengan skala yang
memadai (peta administrative, peta lokasi, peta topografi, dan lain-lain)
yang mencangkup informasi tentang :
a. Letak geografis rencana usaha dan kegiatan;
b. Aliran sungai, rawa, danau;
c. Jaringan jalan dan pemukiman penduduk;
d. Batas administratif pemerintah daerah;
e. Wilayah, kolompok masyarakat, atau ekosistem disekitar rencana
usaha atau kegiatan yang sensitif terhadap perubahan.

II. Rencana Pengelolaan Lingkungan


1. Dampak penting dan sumber-sumber dampak penting
a. Uraikan secara singkat dan jelas komponen atau parameter lingkungan
yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar.
b. Uraikan secara singkat sumber penyebab timbulnya dampak penting:
- Apabila dampak penting timbul sebagai akibat langsung dari
rencana usaha atau kegiatan, maka uraikan secara singkat jenis usaha
atau kegiatan yang merupakan penyebab atau timbulnya dampak
penting.

28
2. Tolok Ukur Dampak
Jelaskan tolok ukur dampak yang akan digunakan untuk mengukur
komponen lingkungan yang akan terkena dampak akibat rencana usaha atau
kegiatan berdsasarkan baku mutu standar (ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan);
Keputusan para ahli yang dapat diterima secara ilmiah, lazim digunakan,
dan atau lebih ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan.

3.Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan


Sebagai misal , dampak yang secara strategis harus dikelola untuk suatu
rencana industri pulp (bubur kertas) dan kertas adalah kualitas air limbah
,maka tujuan upaya pengelolaan lingkungan secara spesifik adalah :
“Mengendalikan mutu limbah cair yang dibuang ke sungai xyz, khususnya
parameter BOD5, COD< Padatan Tersuspensi total, dan PH; agar tidak
melampaui baku mutu limbah cair sebagaimana yang ditetapkan pemerintah,
tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan yang sudah Beroperasi”

4. Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang di utarakan juga mencakup upaya
pengoperasian unit atau sarana pengendalian dampak (misal unit
pengelolaan limbah),bila unit atau sarana yang dimaksud dinyatakan sebagai
aktivitas dari rencana usaha atau kegiatan.

5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan


Utarakan rencana lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan dengan
memperhatikan sifat dampak penting yang dikelola. Sedapat mungkin
lengkap pula dengan peta /sketsa/ gambar.

29
6.Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan dilaksanakan dengan memperhatikan sifat dampak
penting yang dikelola (lama berlangsung sifat kumulatif, dan berbalik
tidaknya dampak ),serta kemampuan pemprakarsa (tenaga, dana).

7.Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan


Pembiayaan untuk melaksanakan RKL merupakan tuygas dan tanggung
jawab dari pemprakarsa rencana usaha atau kegiatan yang bersangkutan.
Pembiayaan tersebut mencakup :
a. Biaya investasi misalnya pembelian peralatan pengelolaan lingkungan
serta biaya untuk kegiatan teknis lainnya.
b. Biaya personal dan biaya operasional.
c. Biaya pendidikan serta latihan keterampilan operasional

8.Institusi Pengelolaan Lingkungan


a. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Menteri
Negara Lingkungan Hidup.
b. Peraturan perundangan-undangan yang dikeluarkan oleh Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
c. Peraturan Perundangan-undangan yang dikeluarkan oleh sektor
terkait.
d. Keputusan Gubernur, Bupati / Walikota.
e. Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan pembentukan
institusi pengelolaan lingkungan.

III. Pustaka
Pada bagian ini diutarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam
penyusunan RKL, baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan ,
maupun laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar
ditulis dengan berpedoman pada tata cara penulisan pustaka.

30
IV. Lampiran
Pada lampiran ini dilampirkan tentang :
a. Lampirkan ringkasan RKL dalam bentuk table dengan urutan kolom
sebagai berikut:
- Jenis dampak lingkungan
- Tujuan pengelolaan lingkungan
- Rencana pengelolaan lingkungan
- Lokasi pengelolaan lingkungan
- Institusi pengelolaan lingkungan

b. Data informasi penting seperti peta-peta (lokasi kegiatan, lokasi


pemantau lingkungan,dll), rencamna teknik (engineering design), matrk
secara data utama yang terkait dengan rencana pengelolaan lingkungan
untuk menunjang isi dokumen.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis aspek yuridis sangat perlu dilakukan bagi calon kreditor yang
akan memberikan bantuan pinjaman, juga bagi calon investor yang ingin
menanamkan modalnya di dalam bisnis yang sangat bersangkutan. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa calon kreditor yang bersangkutan aman
karena tidak terlibat dalam suatu kegiatan yang menyimpang hukum. Bagi
pemilik bisnis, tujuan melakukan analisis yuridis adalah untuk meyakinkan
kepada calon kreditor atau investor bahwa bisnisnya tidak menyimpang dari
hukum dan peraturan yang sedang berlaku.

Aspek lingkungan hidup berkaitan erat dengan lingkungan sekitar


perusahaan itu sendiri yakni mengacu pada analisis AMDAL (analisis mengenai
dampak lingkungan). AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi
kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:

1. Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki


demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik
proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya
memikirkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa
menghilangkan dampak samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya
untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah
lingkuangannya.Pada awalnya perubahan lingkungan itu belum
menjadi masalah,tapi seteleh perubahan itu menjadi di luar ambang
batas,maka manusia tidak dapat mentolerir lagi perubaahan yang
merugikan itu.

32
DAFTAR PUSTAKA

Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan,


(Jakarta: PT Bumi Angkasa, 2009)

Umar,Husein , Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,


2003)

http://junamahardika.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-bisnis-dilihat-dari-
aspek-lingkungan-hidup//.

33

Anda mungkin juga menyukai