Besaran Dan Satuan Radiasi
Besaran Dan Satuan Radiasi
Sebelum membicarakan radiasi lebih rinci kita perlu mengetahui besaran-besaran apa saja
yang dipakai orang untuk mengukur radiasi secara kuantitatif. Ada empat besaran yang
penting dalam semesta pembicaraan radiasi, yaitu : aktivitas radioaktif, eksposur, dosis
serapan dan dosis ekivalen.
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Ci sebetulnya adalah aktivitas 1 gram unsur radium. Tampak bahwa aktivitas sama sekali
tidak menampilkan jenis radiasi maupun besar energi yang dipancarkannya, sehingga besaran
ini tidaklah berguna untuk mengukur dampak radiasi terhadap makhluk hidup. Jenis radiasi
dan jenis penerima radiasi turut menentukan efek biologis yang ditimbulkannya.
2. Eksposur (X)
Dampak radiasi yang paling menonjol adalah kemampuannya mengionisasi materimateri
yang ditumbukinya. Sinar X dan gamma dengan mudah dapat mengusir electron dari
tempatnya menghasilkan ion-ion bermuatan listrik. Demikian pula elektron, ia menolak
sesama elektron membentuk ion positif atau ia menempel pada suatu atom membentuk ion
negatif. Partikel positif seperti partikel alpha mampu merebut elektron dari atom-atom yang
dilewatinya. Bahkan partikel tak bermuatan seperti netron pun dapat mengionisasi walaupun
secara tidak langsung. Kekuatan radiasi dalam hal kemampuan ionisasi inilah yang diukur
oleh besaran eksposur. Satuan yang umum dipakai untuk eksposur ini adalah roentgen
R dimana 1 R didefinisikan sebagai eksposur sinar X atau gamma yang menghasilkan
muatan 1 esu di dalam 1 cc udara kering dalam keadaan STP. Tampak satuan SI untuk
eksposur adalah coulomb/kg, dan :
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg. Nama roentgen diambil dari fisikawan Jerman Wilhelm Roentgen,
penemu sinar X pada tahun 1895.
Dengan demikian eksposur sinar X atau gamma sebesar 1 R di dalam udara memberikan
dosis serapan sebesar 0,0088 Gy atau 0,88 rad.
Perlu dicatat di sini bahwa radiasi ion-ion berat macam partikel alpha tidak membahayakan
jika mereka berada di luar tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya tembus partikel-
partikel tersebut, kulit manusia sudah mampu untuk menahannya. Mereka akan sangat
berbahaya jika masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan atau makanan/minuman.
Ternyata tiap organ tubuh manusia tidak sama baiknya dalam hal menyerap energy radiasi,
sehingga akhirnya didefinisikan pula dosis ekivalen efektif yang sama dengan DE dikalikan
dengan suatu faktor pembobot. Faktor pembobotan ini berbeda-beda untuk tiap organ tubuh,
beberapa di antaranya dapat dilihat pada tabel-
testes/ovarium 0,25
payudara 0,15
sumsum merah 0,12
paru-paru 0,03
kelenjar gondok 0,03
permukaan tulang 0,03
organ lainnya 0,30
Pada jaman modern ini terdapat banyak sekali sumber radiasi buatan manusia. Di dunia
kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun proses penyembuhan
penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang memberikan dosis
serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan seorang pasien
mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu lama. Dosis radiasi beberapa
aktivitas medis dapat kita lihat dalam tabel-3.
Perlu dicatat bahwa dosis pada tabel-4 itu hanya berlaku untuk sekali aktivitas saja. Selain itu
waktu radiasinya juga singkat sekali dan sasaran radiasi terlokalisir di bagian tubuh tertentu.
Terapi radiasi untuk kanker yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu singkat
dan daerah sasarn yang seminimal mungkin yaitu bagian yang memang dikehendaki mati sel-
selnya. Jika radiasi itu dikenakan ke seluruh tubuh matilah orang yang teradiasi berdasarkan
tabel-2. Di Amerika Serikat tiap orang menerima kirakira 80 mrem per tahun dari aktivitas
medis yang dilakukannya.
Sumber radiasi buatan lain yang cukup besar adalah aktivitas tenaga nuklir, mulai dari
penambangan uranium, pengayaannya, penggunaannya dalam reaktor nuklir, pembuangan
sampah nuklir, sampai dengan percobaan senjata nuklir. Jika faktor kecelakaan diabaikan,
dosis yang timbul akibat aktivitas tenaga nuklir ini per tahunnya dapat dilihat pada tabel 5
Aktivitas DE (mrem)
Tinggal di dekat reaktor nuklir 4-76
Tinggal 8 km di sekitar reaktor 0,6
Aktivitas nuklir di seluruh dunia 0,04
Percobaan senjata nuklir 5
Bekerja di tambang uranium 100000
Bekerja di PLTN 600-800
Dari tabel-4 dapat disimpulkan bahwa tanpa reaktor nuklir di dekat rumah kita, kita tetep
menerima dosis sekitar 5 mrem per tahun dari kegiatan nuklir di seluruh dunia. Jumlah ini
amatlah kecil dibandingkan dengan dosis yang berasal dari radiasi alamiah, apalagi jika
dibandingkan dengan radiasi aktivitas medis. Kegiatan lain yang berperan dalam akumulasi
radiasi pada manusia per tahunnya ada dalam tabel-5 di bawah ini. Merokok termasuk dalam
tabel-6, disebabkan daun tembakau mengandung unsure-unsur radioaktif dari deret uranium.
Bahkan orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asapnya juga akan memasukkan
unsur radioaktif ini ke dalam paru-parunya.
Aktivitas/alat DE (mrem)
Perjalanan lewat udara 2 (tiap 2400 km)
TV / monitor komputer 2 (1 jam per harinya)
Arloji (radium), detektor asap, limbah industri 2
Merokok 40 (1 pak sehari)
Bekerja sebagai kru pesawat jet 140
RADIASI BERLEBIHAN
Radiasi eksternal yang berlebihan dapat menyebabkan kulit terbakar, rambut rontok, dan
gejala lain tersebut dalam tabel 2 di atas. Lensa mata yang terionisasi atom-atomnya akan
menimbulkan katarak. Ionisasi yang disebabkan radiasi akan memberikan dampak kimiawi
terhadap sel-sel tubuh, padahal banyak proses di dalam tubuh berjalan secara kimiawi,
akibatnya terjadilah penyimpangan fungsi organ tubuh. Pada umumnya bahaya radiasi
eksternal ditimbulkan oleh radiasi beta.
Radiasi internal yang berlebihan mempengaruhi proses pembentukan darah, tulang dan juga
kerja kelenjar endokrin seperti gondok. Radioisotop yang sudah terlanjur masuk ke dalam
tubuh sulit dihilangkan. Hal ini disebabkan tubuh kita hanya dapat memilih zat berdasarkan
sifat kimiawinya, bukan sifat inti atomnya. Tubuh dapat membedakan unsur, bukan isotop.
Contohnya adalah unsur yodium yang dikumpulkan di dalam kelenjar gondok, seluruh
yodium yang masuk ke dalam tubuh, termasuk yang radioaktif, akan terakumulasi dalam
kelenjar gondok. Jika radiasi yodium radioaktif berlebihan kelenjar gondok dengan
sendirinya akan rusak, dampaknya tentu ke fungsi seluruh tubuh. Berikut ini adalah isotop-
isotop yang berbahaya:
1. Iodium-131 (131I)
Tubuh dapat menyerap yodium baik lewat alat pencernaan maupun lewat paru-paru. Isotop
ini segera diangkut ke kelenjar gondok dan berada disana berbulanbulan.
2. Cesium-134 ; Cesium-137 (134Cs ; 137Cs)
Isotop-isotop ini masuk tubuh lewat rantai makanan. Mereka akan terakumulasi dalam otot
sampai berbulan-bulan lamanya.
3. Strontium-90 (90Sr)
Watak isotop ini mirip dengan kalsium bahan pembuat tulang. Ia masuk tubuh menggantikan
kalsium untuk berada di permukaan tulang. Radiasi berlebihan yang dipancarkannya
menyebabkan kanker tulang, jika sudah menahun dapat merusak sumsum tulang
menimbulkan leukemia.
4. Karbon-14 (14C)
Ia memasuki tubuh lewat rantai makanan. Untunglah isotop ini cukup mudah keluar kembali
sebagai gas karbondioksida. Satu lagi bahaya radiasi adalah efek genetik yang akan
diturunkan ke generasi berikutnya. Sayangnya data efek genetik baik yang diturunkan
maupun tidak (berbagai macam kanker), hanya berasal dari radiasi yang kuat saja, itupun dari
percobaan terhadap tikus-tikus. Khusus untuk manusia data ini diperoleh dari korban bom
nuklir di Jepang.
Padahal radiasi lemah, misalnya radiasi alamiah, diduga kuat ikut berperan dalam proses
mutasi dalam evolusi makhluk hidup.