Anda di halaman 1dari 7

BESARAN DAN SATUAN RADIASI

Sebelum membicarakan radiasi lebih rinci kita perlu mengetahui besaran-besaran apa saja
yang dipakai orang untuk mengukur radiasi secara kuantitatif. Ada empat besaran yang
penting dalam semesta pembicaraan radiasi, yaitu : aktivitas radioaktif, eksposur, dosis
serapan dan dosis ekivalen.

1. Aktifitas radioaktif (A)


Besaran ini merupakan ukuran aktifitas inti atom radioaktif yang menyatakan banyaknya
peluruhan yang terjadi per detik. Satuan SI untuk aktivitas adalah becquere (bq) yang
didefinisikan sebagai satu peluruhan per detik. Nama satuan ini diambil dari nama fisikawan
Perancis pemenang hadiah Nobel Henri Bequerel (1852-1908), penemu gejala radioaktivitas
alamiah pada tahun 1896. Satuan lain yang lebih sering dipakai adalah curie (Ci) yang
diambil dari nama suami-istri Piere (1859-1906) dan Marie Curie (1867- 1934), pemenang
hadiah Nobel fisika tentang radioaktivitas alamiah, Marie sendiri menerima Nobel kimia pada
tahun 1911 untuk penemuan unsur radium (Ra) dan polonium (Po).

1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Ci sebetulnya adalah aktivitas 1 gram unsur radium. Tampak bahwa aktivitas sama sekali
tidak menampilkan jenis radiasi maupun besar energi yang dipancarkannya, sehingga besaran
ini tidaklah berguna untuk mengukur dampak radiasi terhadap makhluk hidup. Jenis radiasi
dan jenis penerima radiasi turut menentukan efek biologis yang ditimbulkannya.

2. Eksposur (X)
Dampak radiasi yang paling menonjol adalah kemampuannya mengionisasi materimateri
yang ditumbukinya. Sinar X dan gamma dengan mudah dapat mengusir electron dari
tempatnya menghasilkan ion-ion bermuatan listrik. Demikian pula elektron, ia menolak
sesama elektron membentuk ion positif atau ia menempel pada suatu atom membentuk ion
negatif. Partikel positif seperti partikel alpha mampu merebut elektron dari atom-atom yang
dilewatinya. Bahkan partikel tak bermuatan seperti netron pun dapat mengionisasi walaupun
secara tidak langsung. Kekuatan radiasi dalam hal kemampuan ionisasi inilah yang diukur
oleh besaran eksposur. Satuan yang umum dipakai untuk eksposur ini adalah roentgen
R dimana 1 R didefinisikan sebagai eksposur sinar X atau gamma yang menghasilkan
muatan 1 esu di dalam 1 cc udara kering dalam keadaan STP. Tampak satuan SI untuk
eksposur adalah coulomb/kg, dan :
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg. Nama roentgen diambil dari fisikawan Jerman Wilhelm Roentgen,
penemu sinar X pada tahun 1895.

3. Dosis serapan (D)


Laju serapan energi yang timbul akibat radiasi ionisasi tergantung pada jenis bahan yang
diradiasi. Besaran yang dipakai sebagai standar serapan radiasi untuk berbagai jenis bahan
dosis serapan, yaitu jumlah energi radiasi yang terserap dalam 1 satuan massa bahan. Satuan
SI untuk dosis serapan ini adalah gray (Gy), 1 Gy sama dengan energi 1 joule yang terserap
oleh 1 kg bahan. Satuan lain yang juga sering dipakai adalah rad (radiation abssorbed doses)
yaitu energi 100 erg yang terserap tiap gram bahan, sehingga 1 Gy = 100 rad. Hubungan D
dan X dapat dibuat jika bahan penyerap energi radiasinya adalah udara STP.

Eksposur 1 R mampu menghasilkan :


(2,58 x 10-4)/(1,6 x 10-19) = 1,61 x 1015, ion/kg udar. 1,6 x 10-19 coulomb adalah muatan
listrik yang dimiliki oleh sebuah elektron, atau ion akibat kehilangan/kelebihan elektron.
Untuk membentuk tiap ion udara rata-rata dibutuhkan energi 34 eV, sehingga eksposur 1 R
memberikan energi : (1,61x1015)x(34x1,6x10-19)=0,0088 joule/kg udara

Dengan demikian eksposur sinar X atau gamma sebesar 1 R di dalam udara memberikan
dosis serapan sebesar 0,0088 Gy atau 0,88 rad.

4. Dosis Ekivalen (DE)


Ketiga besaran radiasi di atas tidak satupun yang mengukur dampak radiasi terhadap tubuh
manusia, padahal tentu saja dampak biologis inilah yang terpenting untuk diketahui awam,
agar semua orang dapat mempertimbangkan bahaya radiasi yang dialaminya. Jenis radiasi
ikut menentukan dampak biologis ini, dampak radiasi gamma dan beta 1 rad tidak sama
dengan dampak radiasi alpha 1 rad misalnya. Untuk itu didefinisikan dosis ekivalen :
DE = Q. D
Q adalah faktor kualitas radiasinya, untuk sinar X, beta dan gamma Q = 1, sedangkan radiasi
proton atau netron berkisar 2 < Q < 5 untuk energi rendah (keV) dan 5 < Q < 10 untuk energi
tinggi (MeV). Q tertinggi dimiliki oleh radiasi alpha atau ion berat lainnya, yaitu dapat
mencapai 20. Jadi radiasi alpha dapat memiliki kemampuan merusak sel-sel tubuh 20 kali
lebih besar daripada radiasi beta. Jika D dalam rad maka DE dalam rem (roentgen equivalent
in man), sedangkan satuan SI-nya adalah sievert (Sv). 1 Sv = 100 rem.

Perlu dicatat di sini bahwa radiasi ion-ion berat macam partikel alpha tidak membahayakan
jika mereka berada di luar tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya tembus partikel-
partikel tersebut, kulit manusia sudah mampu untuk menahannya. Mereka akan sangat
berbahaya jika masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan atau makanan/minuman.

Ternyata tiap organ tubuh manusia tidak sama baiknya dalam hal menyerap energy radiasi,
sehingga akhirnya didefinisikan pula dosis ekivalen efektif yang sama dengan DE dikalikan
dengan suatu faktor pembobot. Faktor pembobotan ini berbeda-beda untuk tiap organ tubuh,
beberapa di antaranya dapat dilihat pada tabel-

Tabel-1 Faktor pembobot organ tubuh

Organ Faktor pembobot

testes/ovarium 0,25
payudara 0,15
sumsum merah 0,12
paru-paru 0,03
kelenjar gondok 0,03
permukaan tulang 0,03
organ lainnya 0,30

Rekomendasi yang dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on Radiation


Protection) untuk batasan radiasi adalah 0,5 rem per tahun untuk orang awam dan maksimum
5 rem per tahun untuk pekerja di lingkungan beradiasi seperti reaktor nuklir. Dampak radiasi
bersifat kumulatif, sehingga dosis ekivalen yang diterima tiap saat berlaku seumur hidup
secara kumulatif. Tabel-2 berikut ini memberikan dampak biologis yang ditimbulkan oleh
dosis ekivalen yang diterima dalam sekali radiasi pada seluruh tubuh.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, para ahli menyimpulkan bahwa radiasi dapat
memperpendek umur kita, yaitu sekitar 3-5 hari per 1 rem dosis serapan. Rata-rata tiap orang
menerima dosis 20 rem selama hidupnya, berarti jika ia dapat hidup tanpa radiasi umurnya
akan bertambah selama 3 bulan.

Tabel 2 Dampak biologis radiasi

DE (rem) Dampak biologis


50 Mulai tampaknya dampak biologis radiasi.
100 Dampak serius muncul : Selera makan hilang, rambut rontok, muntah,
diare, pendarahan, pucat, kemandulan tetap pada wanita, kemandulan 3-4
tahun pada pria. Mulai timbulnya peluang penyakit seperti kanker,
200 leukemia.
450 Kematian (10%) dalam beberapa bulan.
700 Kematian (50%) dalam beberapa bulan.
1000 Kematian (90 %) dalam beberapa bulan.
10000 Kematian dalam beberapa hari
100000 Kematian dalam beberapa jam
Kematian dalam beberapa menit

RADIASI OLEH AKTIVITAS MANUSIA

Pada jaman modern ini terdapat banyak sekali sumber radiasi buatan manusia. Di dunia
kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun proses penyembuhan
penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang memberikan dosis
serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan seorang pasien
mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu lama. Dosis radiasi beberapa
aktivitas medis dapat kita lihat dalam tabel-3.

Perlu dicatat bahwa dosis pada tabel-4 itu hanya berlaku untuk sekali aktivitas saja. Selain itu
waktu radiasinya juga singkat sekali dan sasaran radiasi terlokalisir di bagian tubuh tertentu.
Terapi radiasi untuk kanker yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu singkat
dan daerah sasarn yang seminimal mungkin yaitu bagian yang memang dikehendaki mati sel-
selnya. Jika radiasi itu dikenakan ke seluruh tubuh matilah orang yang teradiasi berdasarkan
tabel-2. Di Amerika Serikat tiap orang menerima kirakira 80 mrem per tahun dari aktivitas
medis yang dilakukannya.

Tabel-3 Dosis ekivalen radiasi aktivitas medis

Aktivitas medis DE (mrem)


Radiografi gigi (sinarX) 910 (seluruh mulut)
Mamografi 1500
Barium enema 8000
Terapi radiasi (kanker) 5000000
Foto sinar X :
-dada 22
-perut 500
Bekerja sebagai teknisi peralatan medis 50-300

Sumber radiasi buatan lain yang cukup besar adalah aktivitas tenaga nuklir, mulai dari
penambangan uranium, pengayaannya, penggunaannya dalam reaktor nuklir, pembuangan
sampah nuklir, sampai dengan percobaan senjata nuklir. Jika faktor kecelakaan diabaikan,
dosis yang timbul akibat aktivitas tenaga nuklir ini per tahunnya dapat dilihat pada tabel 5

Tabel-4 Dosis ekivalen radiasi aktivitas nuklir

Aktivitas DE (mrem)
Tinggal di dekat reaktor nuklir 4-76
Tinggal 8 km di sekitar reaktor 0,6
Aktivitas nuklir di seluruh dunia 0,04
Percobaan senjata nuklir 5
Bekerja di tambang uranium 100000
Bekerja di PLTN 600-800
Dari tabel-4 dapat disimpulkan bahwa tanpa reaktor nuklir di dekat rumah kita, kita tetep
menerima dosis sekitar 5 mrem per tahun dari kegiatan nuklir di seluruh dunia. Jumlah ini
amatlah kecil dibandingkan dengan dosis yang berasal dari radiasi alamiah, apalagi jika
dibandingkan dengan radiasi aktivitas medis. Kegiatan lain yang berperan dalam akumulasi
radiasi pada manusia per tahunnya ada dalam tabel-5 di bawah ini. Merokok termasuk dalam
tabel-6, disebabkan daun tembakau mengandung unsure-unsur radioaktif dari deret uranium.
Bahkan orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asapnya juga akan memasukkan
unsur radioaktif ini ke dalam paru-parunya.

Tabel-5 Sumber lain radiasi buatan

Aktivitas/alat DE (mrem)
Perjalanan lewat udara 2 (tiap 2400 km)
TV / monitor komputer 2 (1 jam per harinya)
Arloji (radium), detektor asap, limbah industri 2
Merokok 40 (1 pak sehari)
Bekerja sebagai kru pesawat jet 140

RADIASI BERLEBIHAN
Radiasi eksternal yang berlebihan dapat menyebabkan kulit terbakar, rambut rontok, dan
gejala lain tersebut dalam tabel 2 di atas. Lensa mata yang terionisasi atom-atomnya akan
menimbulkan katarak. Ionisasi yang disebabkan radiasi akan memberikan dampak kimiawi
terhadap sel-sel tubuh, padahal banyak proses di dalam tubuh berjalan secara kimiawi,
akibatnya terjadilah penyimpangan fungsi organ tubuh. Pada umumnya bahaya radiasi
eksternal ditimbulkan oleh radiasi beta.
Radiasi internal yang berlebihan mempengaruhi proses pembentukan darah, tulang dan juga
kerja kelenjar endokrin seperti gondok. Radioisotop yang sudah terlanjur masuk ke dalam
tubuh sulit dihilangkan. Hal ini disebabkan tubuh kita hanya dapat memilih zat berdasarkan
sifat kimiawinya, bukan sifat inti atomnya. Tubuh dapat membedakan unsur, bukan isotop.
Contohnya adalah unsur yodium yang dikumpulkan di dalam kelenjar gondok, seluruh
yodium yang masuk ke dalam tubuh, termasuk yang radioaktif, akan terakumulasi dalam
kelenjar gondok. Jika radiasi yodium radioaktif berlebihan kelenjar gondok dengan
sendirinya akan rusak, dampaknya tentu ke fungsi seluruh tubuh. Berikut ini adalah isotop-
isotop yang berbahaya:

1. Iodium-131 (131I)
Tubuh dapat menyerap yodium baik lewat alat pencernaan maupun lewat paru-paru. Isotop
ini segera diangkut ke kelenjar gondok dan berada disana berbulanbulan.
2. Cesium-134 ; Cesium-137 (134Cs ; 137Cs)
Isotop-isotop ini masuk tubuh lewat rantai makanan. Mereka akan terakumulasi dalam otot
sampai berbulan-bulan lamanya.
3. Strontium-90 (90Sr)
Watak isotop ini mirip dengan kalsium bahan pembuat tulang. Ia masuk tubuh menggantikan
kalsium untuk berada di permukaan tulang. Radiasi berlebihan yang dipancarkannya
menyebabkan kanker tulang, jika sudah menahun dapat merusak sumsum tulang
menimbulkan leukemia.
4. Karbon-14 (14C)
Ia memasuki tubuh lewat rantai makanan. Untunglah isotop ini cukup mudah keluar kembali
sebagai gas karbondioksida. Satu lagi bahaya radiasi adalah efek genetik yang akan
diturunkan ke generasi berikutnya. Sayangnya data efek genetik baik yang diturunkan
maupun tidak (berbagai macam kanker), hanya berasal dari radiasi yang kuat saja, itupun dari
percobaan terhadap tikus-tikus. Khusus untuk manusia data ini diperoleh dari korban bom
nuklir di Jepang.
Padahal radiasi lemah, misalnya radiasi alamiah, diduga kuat ikut berperan dalam proses
mutasi dalam evolusi makhluk hidup.

Anda mungkin juga menyukai