Anda di halaman 1dari 6

ISI DAN PEMBAHASAN

Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah, Apis mellifera. Cairan ini
dapat dibedakan menjadi madu floral dan madu non-floral menurut asalnya. Madu floral berasal
dari nektar dari bunga yang telah mekar, sedangkan madu non-floral diproduksi dari honeydew yang
berasal dari eksresi tumbuhan yang tidak berbunga. Nektar dan honeydew yang telah dikumpulkan
oleh lebah akan dikombinasikan dengan substansi tertentu dan disimpan di sarang. (MANFAAT
MADU CITRA)
Cairan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, asam organik, dan polyphenol ini memiliki
hubungan yang erat dengan manusia sejak zaman batu. Masyarakat Cina, India, Roma, Yunani, dan
Mesir telah memanfaatkan madu sejak zaman dahulu sebagai bahan makanan dan obat. Tabel
Sumerian menggambarkan hubungan manusia dan madu telah terjalin sejak tahun 2100 hingga
2000 sebelum masehi. Pada masa itu madu digunakan sebagai obat salep dan obat. (CITRA 2)
Pemanfaatan madu untuk bahan makanan dan obat berkembang hingga sekarang. Dahulu
kala madu digunakan sebagai sumber karbohidrat utama dan bahan pemanis hingga industri gula
mulai berkembang pada tahun 1800. Penggunaan madu sebagai obat berkembang pula dari tahun ke
tahun. Dewasa ini, madu sering digunakan sebagai obat penyembuh luka bakar, katarak, bisul, dan
luka kulit. Madu dipercaya menjadi obat penyembuh luka karena kandungan madu yang kaya
dengan antioksidan dan antibakteria. (CITRA 2)
Madu dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena kaya kandungan vitamin, mineral, air,
dan zat lainnya.
TABEL 1 NUTRISI MADU (CITRA 4, ........)

Komposisi utama madu adalah gula dan air. Gula yang dihasilkan adalah fruktosa dan
bermanfaat sebagai pemanis dan penghasil energi.
Agama Islam menjelaskan madu merupakan cairan yang memiliki berbagai manfaat.
Penjelasan tentang madu tercantum di beberapa ayat Al-Quran dan hadist. Salah satu hadist
menjelaskan bahwa Rasulullah senang mengonsumsi madu. Hadist ini disampaikan oleh Aisha di
dalam hadist Nabi Muhammad yang berbunyi:
“Rasulullah sangat menyukai makanan yang manis dan madu.”
Rasulullah merupakan panutan utama dalam Agama Islam. Perilaku Rasulullah merupakan
cerminan dari Islam. Hadist di atas menjelaskan secara tersirat bahwa Rasulullah senang
mengonsumsi madu karena kaya manfaat dan cairan kental yang memiliki rasa manis ini dianjurkan
pula di dalam Islam. Rasulullah mengajak pula para sahabat untuk mengonsumsi madu. Manfaat
madu yang begitu besar dijelaskan pula di surat An-Nahl ayat 68-69 :

Dan Tuhamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-


pohonkayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia." (16: 68)

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan. (16: 69)
Pada awal ayat 68 memiliki arti bahwa Allah meminta lebah untuk membuat sarang di
gunung, pohon, dan gedung atau rumah, sedangkan ayat 69 menjelaskan bahwa produksi madu
sebagai bahan makanan dan obat. Selain surat An-Nahl ayat 68 dan 69, hadist dari Al Bukhari juga
menjelaskan manfaat madu untuk memerangi penyakit. Hadist tersebut berbunyi:
“Mencegah penyakit dapat dilakukan dengan tiga cara: meminum madu, bekam dan katerisasi.
Namun, saya melarang umat saya untuk katerisasi.”
(HADIST DAN QURAN TENTANG MADU)
Antibakterial madu
Peran madu sebagai antibakterial berkaitan dengan kandungan madu yang memiliki
osmolaritas tinggi, pH rendah, dan kandungan hidrogen peroksida (H2O2), serta non-peroksida
seperti methylglyoxal (MGO).
Efek osmotik dari madu merupakan efek dikarenakan kandungan osmolaritas madu yang
tinggi menghambat pertumbuhan bakteri. Dimana campuran monosakarida yang tinggi baik
fruktosa dan glukosa, dan sedikitnya aktivitas air, menyebabkan bakteri mengalami dehidrasi, tidak
berkembang dengan baik dan akhirnya mati. Sifat asam dari madu yaitu pH 3,2-4,5 juga menjadi
faktor untuk menghambat pertumbuhan bakteri pathogen, selain memberi keasaman pada bakteri,
madu juga menetralkan kelebihan asam lambung oleh magnesium dan alumunium.(madu 2)
MGO merupakan zat non-peroksida pada madu yang tidak mengandung H2O2, seperti jenis
madu manuka New Zealand. Fig 1 menggambarkan perbandingan efek antibakterial antara jenis
madu manuka yang dengan madu US-produced, dengan membandingkan efek osmotik kedua jenis
madu tanpa mengaitkan kandungan H2O2. Walaupun madu jenis manuka tidak mengandung H2O2,
namuk efek osmotik dari madu ini dapat menghambat pertumbuhan H.pylori 100% pada
konsentrasi <10%, sedangkan efek inhibisi madu US-produced tanpa menyertakan kandungan
H2O2 pada konsentrasi >15%. Dengan demikian, madu jenis manuka tetap memiliki efek
antibakterial dengan kandungan monosakarida yg tinggi walaupun tidak mengandung H2O2.*citra
5

Hidrogen peroksida merupakan komponen utama madu yang berfungsi sebagai


antibakterial. Hidrogen peroksida madu dihasilkan selama oksidasi glukosa yang dikatalis oleh
enzim glukosa oksidase. Enzim ini akan aktif saat madu dilarutkan, yang mengoksidasi glukosa
menjadi asam glukonat dan H2O2, osmolaritas madu yang tinggi menjadikan madu saat
bersentuhan dengan cairan luka maka akan mengisap air pada cairan tersebut, sehingga enzim
katalis menjadi aktif.(madu 2). semakin tinggi konsentrasi enzim katalis maka semakin banyak
produksi hidrogen peroksida. Jumlah Konsentrasi enzim katalis tersebut dipengaruhi oleh umur
lebah, lingkungan, dan serbuk sari. Fungsi antibakterial ini dengan menghambat proses proliferatif
sel sehingga pertumbuhan sel menjadi lambat.
Antioksidan
Madu merupakan produk alami dari nektar oleh lebah madu dan telah menjadi subyek
penelitian selama bebrapa tahun terakhir. Kandungan gula, bebrapa enzim, mineral, zat bioaktif
menjadikan madu sebagai antiinflamasi, antibakterial, antioksidan dll. Struktur konsituen gula
fruktosa dan oligosakarida yang mungkin memainkan peran dalam efek hipoglikemik atau
antidiabetik.

Antioksidan adalah substansi yang menunda, mencegah, menghilangkan kerusakan


oksidatif. Kerusakan oksidatif atau oxidative stress adalah ketidakseimbangan antara oksidan dan
antioksidan, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Oksidative stress dapat menyebabkan
kerusakan tingkat biomolekuler oleh reaktive species baik reactive oxygen species (ROS) atau
rective nitrogen species (RNS). Senyawa yang tergolong ROS diantaranya superoksida (O2-),
hidroksil (OH), dan hidrogen peroksida(H2O2), sementara RNS adalah nitrat oksida (NO), nitrogen
dioksida(NO2), dan peroxynitrit (OONO-) .
Kemampuan sel untuk memerangi reaktive species berlebih dipengaruhi oleh efisiensi
antioksidan. Antioksidan dapat bersifat endogen dan eksogen. Antioksidan endogen berasal dari
dalam tubuh, yaitu superoksida dismutase(SOD), katalase. Sedangkan antioksidan eksogen
bersumber dari mkronutrien diet yang dikonsumsi manusia, seperti madu.

Senyawa antioksidan dalam madu adalah fenolik dan flavonoid serta beberapa mineral
diantaranya mangan (Mn), seng (Zn), dan tembaga (Cu). Berikut reaksi pemecahan radikal bebas
oleh antioksidan. Diantara senyawa fenolik dan flavonoid tersebut yaitu asam ellagik, asam gallat,
asam benzoat, asam sinamat, asam ferulic, myrisetin, asam klorogenik, hesperetin, isoramnetin,
chrysin.

Efek H2O2 sebagai radikal bebas dalam madu rendah, disebabkan kandungan zat
antioksidan dan mineral-mineral pengkatalisis kerja antioksidan menghilangkan efek radikal bebas
tersebut.

. (antibacter & H2O2, Indo, antioksidant)


H.pylori
Salah satu aktivitas antibakterial madu adalah pada bakteri Helicobacter pylori. Helicobacter
pylori pertama ditemukan oleh ilmuwan jerman Walery tahun 1875, yaitu bakteri berbentuk spiral
hidup di lapisan dinding dalam lambung dihasilkan sejumlah bahan kimia yang merusak lapisan
lambung. Sejak ditemukan, H.pylori sering dikaitkan dengan penyebab sejumlah patologis gastro-
duodenal, seperti gastritis kronis, ulkus peptikum, ulkus duodenum, non-ulkus dispepsia, kanker
mukosa lambung dan mucosaassociated lymphoid tissue (MALT) gastrik. keterkaitan H.pylori
dengan penyebab gastritis dan ulkus kurang dipercaya, karena diyakini tidaqk ada bakteri yang bisa
bertahan lama dalam pH asam lambung, namun tahun 1989 ilmuwan Marshall menginfeksikan
sendiri bakteri tersebut, dan dia positif terkena gastritis. Wahyu al-Qur’an dan hadis jelas
menyebutkan keefektifan madu dalam pengobatan, Abu Taib et al. Menyebutkan pertumbuhan
h.pylori 20% dihambat oleh konsentrasi madu. Melalui percobaan inkubasi
microaerophilically(CO2 10%, Oksigen 10%, Nitrogen 80%) selama 3 hari dalam suhu 37c,
pemeberian 100 mikroL pada inokulum yang mengandung 1 x 104 H.pylori pada agar coklat,
menciptakan zona inhibisi pertumbuhan lebih dari 8mm.

Gb 1: zona inhibisi madu pada H.pylori


Dari beberapa jenis madu yang dijadikan sample percobaan, madu jenis black forest memiliki daya
inhibisi pertumbuhan H.pylori tertinggi, seperti dalam tabel berikut.

Tabel 1 : zona inhibisi pertumbuhan H.pylori oleh beberapa sampel madu (helic.pilori).

Anda mungkin juga menyukai