Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sosial Humaniora (JSH)

2019, Volume 11, Ed. 1


ISSN Online: 2443-3527
ISSN Print: 1979-5521

Analisis Faktor Penyebab Berhenti Merokok pada Mahasiswa

Penulis1, Penulis 2,Penulis 3


[Nama penulis dengan asal Fakultas, Universitas/Institutsi, Kota, Kode Pos,. E-mail:]

Diterima: Click or tap to enter a date. Subject Area : Mahasiswa yang pernah merncoba berhenti
Direview: Click or tap to enter a date. merokok
Diterbitkan: Click or tap to enter a
date. Abstract
------- Penelitian analisis faktor penyebab berhenti merokok pada mahasiswa
Hak Cipta © 2019 oleh Penulis (dkk)
dan Jurnal Sosial Humaniora (JSH) bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab seseorang berhenti
*This work is licensed under the merokok dan kendala yang dihadapinya. Penelitian ini dilakukan
Creative Commons Attribution
International License (CC BY 4.0). menggunakan metode wawancara. Respondennya yaitu seorang mahasiswa
http://creativecommons.org/licenses/by/ yang pernah mencoba berhenti merokok. Dari hasil wawancara tersebut
4.0/
diperoleh salah satu faktor penyebab seseorang berhenti merokok adalah
karena faktor sosial. Kendala yang dihadapi ketika berusaha berhenti
merokok adalah badan yang terasa lemas dan seperti ada yang
kurang.--------

Keywords:  faktor penyebab berhenti merokok ; kendala yang dihadapi

1 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

Pendahuluan/Latar Belakang
Rokok bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang
berbahaya bagi kesehatan. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat sering menjumpai orang yang sedang
merokok. Merokok bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan juga remaja bahkan anak-anak.
Menurut riskesdas 2018, jumlah perokok yang berusia 18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari
7,2% menjadi 9,1%. Jika tidak ada tindakan pengendalian terhadap kebiasaan merokok, maka jumlah
tersebut akan terus meningkat.
Berdasarkan Kajian Badan Litbangkes tahun 2015, lebih dari 230.000 kematian di Indonesia setiap
tahunnya terjadi akibat mengonsumsi produk termbakau. Hal ini terjadi karena saat rokok dibakar terdapat
lebih dari 8.000 bahan kimia, seperti aesenik, benzena, karbon monoksida, dan lain-lain. Di mana seratus
diantaranya berpotensi menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker paru-paru, penyakit pembuluh
kardiovaskular, emfisema, dan lain-lain. Namun, pada tahun 2019 masyarakat Indonesia mulai sadar tentang
bahaya merokok. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan konsumsi rokok sebesar 8,6%. Oleh karena itu,
tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab seseorang berhenti merokok dan
kendala yang dihadapinya.

Tinjauan Pustaka
Dari hasil bacaan kelompok kami, terdapat banyak faktor penyebab seseorang berhenti merokok.
Pertama, perokok merasa merokok adalah hal yang merugikan. Merokok termasuk hal yang merugikan
karena perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya padahal rokok berbahaya bagi kesehatan bahkan
dapat menyebabkan kematian. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Kumboyono, 2011 yang
menghasilkan penelitian bahwa perokok yang termotivasi untuk berhenti merokok meyakini jika merokok
adalah hal yang merugikan.
Kedua, faktor kesehatan. Banyak perokok yang mengalami gangguan kesehatan dikarenakan
banyaknya zat kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
Rohayatun, 2015 yang menghasilkan penelitian bahwa alasan seseorang berhenti merokok yaitu faktor
kesehatan yang berhubungan dengan sakit yang diderita perokok, seperti hipertensi, batuk, dan dada terasa
nyeri.
Ketiga, faktor dukungan sosial. Dalam mengambil keputusan dalam berhenti merokok, mahasiswa
harus didukung oleh motivasi diri sendiri dan juga dukungan sosial lingkungan sekitarnya. Hal ini didukung
oleh hasil penelitian Muntiarini, 2011 yang menunjukan adanya korelasi positif antara dukungan sosial
dengan motivasi berhenti merokok. Artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula
motivasi remaja untuk berhenti merokok.
Keempat, faktor keuangan. Hampir semua mahasiswa belum memiliki penghasilan sendiri, mereka
mendapatkan uang dari orang tua dan jumlahnya juga terbatas. Sedangkan untuk membeli rokok
membutuhkan uang yang tidak sedikit, apalagi sekarang ini terdapat isu kenaikan harga rokok. Hal ini
didukung oleh penilitian dari Rizanna, 2013 yang menunjukkan bahwa harga rokok yang mahal menjadi
salah satu alasan mahasiswa untuk berhenti merokok

1 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

Kelima, faktor agama. MUI berfatwa bahwa rokok makruh seharusnya mahasiswa mulai ada
dorongan untuk berhenti merokok . Namun, dalam penelitian Rizanna, 2013 menunjukan hanya satu dari 31
koresponden yang termotivasi berhenti merokok akibat faktor agama. Hal ini terjadi karena ada sebagian
pemuka agama yang tetap merokok dan mereka berpendapat bahwa rokok tidak masalah.
Keenam, faktor niat. Niat yang kokoh untuk berhenti merokok secara total akan menguatkan
perokok untuk mengontrol perilakunya dalam kondisi apapun pada saat akan melakukan aktivitas merokok .
Namun hal ini bertentangan dengan penelitian Riska, 2012 yang menunjukkan bahwa niat atau keinginan
perokok untuk berhenti merokok tidak berpengaruh pada keberhasilan berhenti merokok.
Ketujuh, faktor iklan pada bungkus rokok. Iklan pada bungkus rokok selalu memberi peringatan
akan bahaya rokok bagi kesehatan dan dengan gambar penyakit kronis yang diakibatkan oleh rokok, dengan
itu semua seharusnya mahasiswa termotivasi untuk berhenti merokok hal ini didukung dengan penelitian
Sherly, 2014 yang menunjukkan bahwa sikap positif dari peringatan pada bungkus rokok untuk berhenti
merokok berasosiasi positif dengan intensi untuk berhenti merokok.
Kedelapan, faktor lingkungan. Seseorang pasti sedikit banyak akan terpengaruh oleh lingkungannya.
Dengan lingkungan yang tidak ada perokok pasti mahasiswa tidak akan merokok begitu juga sebaliknya
dengan lingkungan perokok mahasiswa lama kelamaan pasti akan terpengaruh hal ini ditunjukkan oleh
penelitian Sukmawati, 2017 yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perilaku merokok
siswa adalah pengaruh lingkungan sosial termasuk teman sebaya.
Kesembilam, faktor pendidikan kesehatan. Mahasiswa yang mendapat pendidikan kesehatan pasti
tau akan bahaya yang dapat ditimbulakan rokok, sehingga mereka cenderung berhenti merokok atau tidak
merokok. Hal ini didukung oleh penelitian Henridha, 2013 yang menunjukan pengaruh yang baik dalam arti
mengurangi konsumsi rokok oleh responden yang diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok.
Kesepuluh, faktor kesadaran sosial. Rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok namun berbahaya
bagi orang lain yang ada sekitarnya terlebih lagi apabila ada ibu hamil, anak-anak, dan orang yang mengidap
asma. Dengan adanya kesadaran tentang bahaya rokok bagi orang lain mahasiswa akan termotivasi untuk
berhenti merokok. Hal ini juga didukung oleh penelitian Nurhidayati, 2005 yang menunjukkan bahwa ada
koresponden yang berhenti merokok karena ada balita disekitarnya.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pemecahan permasalahan faktor-faktor penyebab seseorang berhenti
merokok termasuk metode wawancara. Target yang akan kami wawancarai adalah mahasiswa yang sudah
pernah mencoba untuk berhenti merokok. Daftar pertanyaan yang akan kami tanyakan adalah sebagai
berikut.
 Sejak kapan responden mulai merokok?
 Apakah lingkungan sekitar responden mayoritas perokok?
 Apakah orang tua responden mengetahui bahwa responden adalah seorang perokok?
 Bagaimana tanggapan teman-teman responden terhadap responden yang merupakan
seorang perokok?

2 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

 Kapan waktu responden merokok?


 Apa yang dirasakan responden ketika merokok?
 Berapa banyak batang rokok yang dihabiskan responden dalam sehari?
 Apa yang dirasakan responden ketika tidak merokok?
 Apakah ada teman atau keluarga responden yang membujuk agar berhenti merokok?
 Apakah responden memiliki niat untuk berhenti merokok?
 Apakah ada kendala yang dihadapi responden saat berusaha berhenti merokok?

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Target yang kami wawancarai adalah seorang mahasiswa yang mulai mencoba merokok ketika TK B
(setelah ayahnya meninggal). Hal itu terjadi karena ketidaksengajaan menemukan rokok sisa yang masih
dapat dihisap dan kebetulan sedang membawa korek api untuk bermain petasan. Ketika SD, responden tidak
merokok, namun bukan karena faktor membahayakan kesehatan melainkan karena faktor sosial di mana ia
takut di-bully oleh teman-temannya karena masih SD sudah merokok . Ia mengatakan mulai kecanduan
merokok ketika SMP lalu sempat berhenti ketika SMA. Namun, kembali merokok ketika hendak UN karena
merasa stres.
Responden hidup di lingkungan yang mayoritas keluarganya adalah perokok. Orang tuanya pun
mengetahui bahwa anaknya merokok. Tanggapan dari teman-teman responden yang bukan perokok yaitu
menjauh karena tidak kuat dengan asap rokok dan takut masalah kesehatannya terganggu. Namun, teman-
teman responden yang juga perokok bersikap biasa saja.
Waktu responden merokok tidak menentu, sesuai dengan keinginannya saja. Ketika pertama kali
merokok, responden menghabiskan dua puluh batang per hari. Namun sekarang, dikarenakan masalah
keuangan, dalam sehari ia hanya bisa menghabiskan 3-12 batang rokok. Terkadang responden bahkan
meminta rokok ke temannya. Responden merasakan rasa nge-fly yang tidak seberapa ketika merokok. Jika
dalam sehari ia tidak merokok, badannya terasa tidak enak. Bahkan, responden pernah tidak merokok selama
dua minggu dan badannya terasa lemas.
Responden sudah memiliki niat untuk berhenti merokok. Ia mendapat bujukan dari teman gerejanya
untuk berhenti merokok. Ia juga sudah pernah mencoba untuk tidak merokok selama sebulan. Namun, masih
terdapat kendala yaitu belum bisa berhenti total karena badannya merasa lemas dan seperti ada yang kurang
sehingga ia memutuskan untuk kembali merokok.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa faktor-faktor penyebab seseorang
berhenti merokok salah satunya adalah faktor sosial dan faktor keuangan. Kendala yang dihadapi perokok
saat berusaha untuk berhenti merokok adalah badan yang terasa lemas dan seperti ada yang kurang karena
belum terbiasa.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu faktor
penyebab berhenti merokok adalah karena faktor sosial. Setiap orang yang berusaha berhenti merokok, pasti
memiliki kendala masing-masing, seperti badan yang terasa lemas dan seperti ada yang kurang karena belum

3 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

terbiasa. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan metode yang lebih sesuai dan responden yang lebih
banyak sehingga data yang didapat lebih akurat. Sebaiknya, diadakan terapi berhenti merokok agar orang
yang berusaha berhenti merokok badannya tidak terasa lemas.

Daftar Pustaka
Kumboyono, K. (2011). Analisis Faktor Penghambat Motivasi Berhenti Merokok Berdasarkan Health Belief
Model pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Soedirman Journal of Nursing,
6, 1-8.
Rohayatun, R. (2015). Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Perokok untuk Berhenti Merokok di
Klinik Berhenti Merokok Puskesmas Kampung Bali Pontianak. Jurnal Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Untan, 1(4).
Muntiarini, S. (2011). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Motivasi Berhenti Merokok pada Remaja Putra
di MAN Kota Blitar. SKRIPSI Jurusan Bimbingan dan Konseling & Psikologi-Fakultas Ilmu Pendidikan UM.
Rosemary, R. (2013). Antara motivasi dan tantangan berhenti merokok (studi kasus mahasiswa di Banda
Aceh). Jurnal Komunikologi (Ilmu Komunikasi), 10(1).
WOYANTI, N. (2011). PENGARUH KENAIKAN TARIF CUKAI DAN FATWAHARAM MEROKOK
TERHADAP PERILAKU KONSUMEN ROKOK DI KOTA SEMARANG. Media Ekonomi dan Manajemen, 23(1).
Rosita, R., Suswardany, D. L., & Abidin, Z. (2012). Penentu keberhasilan berhenti merokok pada
mahasiswa. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 1-9.
Indrawani, S. N., Mailani, L., & Nilawati, N. (2014). Intensi Berhenti Merokok: Peran Sikap Terhadap Peringatan
pada bungkus Rokok dan Perceived Behavioral Control. Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 9(2).
Sukmawati, S. (2017). PERILAKU MEROKOK (STUDI KASUS DUA SISWA SMA NEGERI 4
PAREPARE). PERSPEKTIF: JURNAL PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI, 2(2), 256-263.
Ikhsan, H. (2013). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP
PERILAKU MENGURANGI KONSUMSI ROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di Dukuh Kluweng Desa
Kejambon Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang). Karya Ilmiah.
Fawzani, N., & Triratnawati, A. (2005). Terapi berhenti merokok (studi kasus 3 perokok berat). Makara,
Kesehatan, 9(1), 15-24.

4 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

5 - JSH
Nama penulis 1, penulis 2, dst

6 - JSH

Anda mungkin juga menyukai