Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, atas rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Sistem Urinaria”
dengan baik. Salawat serta salam tidak lupa kami curahkan kepada nabi besar kita,
Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kepada zaman yang
terang benderang.
Terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyusuan makalah inj.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari berbagai kesalahan baik
dalam segi isi maupun penulisan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan pembuatan makalah ke depannya. Semoga
makalah ini bermanfaat serta membawa berkah bagi pembaca maupun penyusunnya.
Banda Aceh, 21
September 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Hari ini adalah hari pertama kuliah seorang mahasiswa kedokteran gigi. Hari
yang sangat cerah, mahasiswa tersebut merasa kepanasan dan berkeringat, setelah
selesai kuliah mahasiswa tersebut banyak minum dan pada sore harinya merasa
sebentar sebentar ingin berkemih. Esok harinya mahasiswa tersebut puasa sunnah dan
lupa sahur, sehingga tidak sempat minum. Pada siang hari diajak temannya berolahraga
sepak bola, karena ajakan temannya iapun ikut, setelahnya ia merasa kehausan dan
pada hari itu ia mengamati tidak seperti hari sebelumnya dimana ia sebentar sebentar
ingin berkemih.
a. Definisi
b. Fisiologi
c. Histologi
KAJIAN PUSTAKA
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses terjadinya penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
(Air Kemih). (dr. Rusbandi Sapini, 2015.)
Sistem urinaria terdiri atas dua ginjal (ren), dua ureter yang menuju ke satu
kantung kemih (Vesica Urinaria) dan satu uretra. (Atlas Histologi diFiore, Victor P.
Eroschenko, EGC, Jakarta.)
1. Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ yang terletak di bagian
belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, dan terbungkus oleh kapsul Renalis.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah, Jumlahnya ada dua, di
kiri dan di kanan. Letak ginjal kiri sedikit lebih tinggi dibanding
ginjal kanan. Pada bagian yang melengkung (concave) adalah
tempat keluarnya pembuluh renal dan ureter. (dr. Rusbandi Sapini,
2015.)
Ginjal adalah organ paling besar yang letaknya
retroperitoneal pada dinding posterior tubuh. Di setiap ginjal
terdapat kelenjar adrenal (Glanula suprarenalis) yang terbenam di
dalam lemak dan jaringan ikat ginjal. Batas medial ginjal yang
cekung adalah hilum, yang terdiri atas 3 bangunan besar yaitu arteri
renalis, vena renalis, dan pelvis renalis bentuk corong. Struktur ini
dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dan rongga berisi lemak yang
disebut sinus renalis. (Victor P. Eroschenco, 2015)
Bagian-bagian Ginjal.
(1) Kulit ginjal (Cortex). Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Tiap ginjal
terdapat 1-1,5 juta uit fungsional yang disebut nephron. Nephron
terdiri dari (a) Glomerulus, (b) capsula/simpai bowman, (c)
Tubulus. Penyaringan darah terjadi di badan malphigi, yaitudiantara
glomerulus dan simpai bowman. Zat-zat terlarut dalam darah akan
masukke dalam simpai bowman. Dari sini maka zat-zat tersebut
akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bowman.
(2) Bagian tengah ginjal (medulla). Terdiri beberapa badan berbentuk
kerucut yang sering disebut pyramid renal. Dengan dasarnya
menghadap korteks dan puncakna disebut apeks atau papilla renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu pyramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga
18 buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran
parallel (tubuli dan duktus koligentes), diantara pyramid terdapat
jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian
ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari
simpai bowman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan Malpighi, setelah
mengalami berbagai proses.
(3) Pelvis Renalis. Adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk seperti cotong lebar. Sebelum berbatasan dengan jaringan
ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor
yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kaliks minor ini
menampung urine yang terus keluar dari papila. Dari kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renalis, ke ureter, hingga di
tampung dalam kantung kemih (vesicaurinaria).
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa untuk mengalirkan urine dari ginjal
ke kandung kemih, panjangnya sekitar 25 cm dengan penampang
sekitar 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter
terdiri dari 3 lapisan :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos (smoothmuscle)
c. Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa)
4. Uretra
b. Penyerapan (Absorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi
bagian terbesar dari filtered solute. Percepatan dan kemampuan
reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak sama. Pada
umumnya, pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk
mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling
tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan
meninggalkan tubulus proksimal.
d. Augmentasi
Adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kotortus distal. Komposisi urine yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea dan sisa subtansi
lainnya. Misalnya, pigmen empedu yang berfungsi member warna
dan bau pada urine. Zat sisa metabolism adalah hasil katabolisme
zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain; CO2, H2O,
NHS, Zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Kedua senyawa
tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa, namun sebagiannya masih dapat
dipakai sebagai dapar (Penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan,
misalnya sebagai pelarut. Ammonia (NH3), Hasil
pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun
bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluaran dari tubuh.
Namun demikian, Jika untuk sementara disimpan dalam tubuh, zat
tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun yaitu
dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil
perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan
disimpan pada kantung empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi
jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan
urin. Asam urat merupakan sisa metabolism yang mengandung
nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih
rendah dibandingkan ammonia, karena daya larutnya dalam air
rendah.
2.2.2 Faktor Pembentukan Urine
1. Hormon:
a. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorbsi air
sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air di dalam tubuh.
Hormon ini dibentuk oleh hipofisis posterior yang mensekresi
ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan
ekstrasel.
b. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal, berfungsi pada
absorbs natrium di tubulus Ginjal. Proses pengeluaran aldosteron
ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasu kalium, natrium,
dan sistem angiotensin rennin.
c. Prostaglandin
Merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi
merespon radang, pengendalian darah, kontraksi uterus, dan
pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak
ini berperan dalam mengatur sirkulasi.
d. Glukokortikoid
Hormon ini bersungsi mengatur peningkatan reabsorbsi natrium
dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga
terjadi retensi natrium.
e. Renin
Selain itu ginjal menghasilkan rennin; yang dihasilkan oleh sel-
sel apparatus juxta glomerularis. Sel ini merupakan renggangan
yang apabila renggangannya turun akan mengeluarkan rennin.
Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab rennin
mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I,
yang oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II dan ini
efeknya menaikkan tekanan darah.
2. Zat-zat diuretik :
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya, jika banyak
mengkonsumsi zat diuretic ini maka akan menghambat proses
reabsorbsi, sehingga volume urin bertambah.
4. Konsentrasi darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air di dalam
darah akan rendah. Reabsorbsi air di ginjal meningkat, volume urin
menurun.
5. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang meningkatan dan penurunan
volume urin.
Untuk menjaga keseimbangan cairan, orang sehat dengan fungsi ginjal yang
normal dan tidak berkeringat berlebihan, harus minum sedikitnya 1 liter cairan per
hari. Untuk mencegah dehidrasi dan pembentukan batu ginjal, dianjurkan untuk
minum cairan sebanyak 1,5-2 liter per hari. Bila otak dan ginjal berfungsi dengan
baik, tubuh dapat mengatasi parubahan yang ekstrim dalam asupan cairan.
Seseorang biasanya dapat minum cairan yang cukup untuk menggantikan
kehilangan air yang berlebihan dan mempertahankan volume darah dan konsentrasi
dari garam-garam mineral yang terlarut ( elektrolit ) dalam darah. Jika seseorang
tidak dapat minum air yang cukup untuk menggantikan kehilangan air yang
berlebihan (seperti yang terjadi pada muntah berkelanjutan atau diare hebat), maka
bisa mengalami dehidrasi. Terjadinya dehidrasi dapat memicu proses osmosis,
dimana akan menimbulkan berkerutnya sel dan berkurangya kadar H2O yamg
merusak keseimbangan osmoregulator tubuh
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urinaria merupakan salah satu sistem yang paling penting bagi tubuh. Sistem
perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
terjadinya penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
(Air Kemih).Sistem urinaria terdiri atas dua ginjal, dua ureter, satu kandung kemih,
dan satu uretra.
Tahap pembentukan urine dibagi menjadi tiga tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan
filtrasi.