Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Stress
Stres merupakan hal menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Berikut ini akan kita bahas mengenai definisi stres, stres psychological
and physical strain or tensien generated by
physical,emotional,social,economic, or occupational circumstances,
evects, or experiences that are difficult to manage or endure. Makna dari
kalimat tersebut adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan
ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan
atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola atau
bertahan (Nasir, 2011)

B. Jenis – jenis Stress


Menurut Nasir (2011) Di tinjau dari penyebabanya, stres dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :
1. Stres fisik, merupakan stres yang di sebabkan oleh keadaan fisik,
seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar
matahari yang terlalu menyengat, dan lain lain.
2. Stres kimiawai, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh
senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat berajun asam, basa,
faktor hormon atau gas, dan lain lain.
3. Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kumsn,
seperti virus, bakteri, atau parasit.
4. fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi

organ tubuh, antara laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan

organ, dan lain lain.

5. Stres proses tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan,

dan pertambahan usia.

4
5

6. Stres psokologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan

oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi

psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan

interpersonal, sosial budaya, atau ke agamaan.

Ada dua jenis stres yaitu baik dan buruk. Stres melibatkan perubahan

fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik

anxiouness (distres) atau pleasure ( eustres ).

1. Stres yang baik atau eustres adalah sesuatu yang positif. Stres

dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk

memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya

sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stres

yang baik, semua pihak merasa di untungkan.

2. Stres yang buruk atau distres adalah stres yang bersifat negatif.

Distres dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang

buruk, dimana respon yang digunakan selalu negatif dan ada

indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebuah

ancaman.

Terdapat 4 jenis stres , antara lain sebagai berikut.

1. Frustasi. Kondisi dimna seseorang merasa jalan jalan yang akan

ditempatkan untuk meraih tujuan di hambat.


6

2. Konflik. Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih prilaku saling

berbenturan, di mana masing masing perilaku tersebut butuh untuk

diekspresikan atau malah saling memberatkan.

3. Perubahan . kondisi yang di jumpai ternyata merupakan kondisi

yang semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.

4. Tekanan . kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan

yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan prilaku

tertentu.

Patel (2010) dalam Nasir (2011) menjelaskan adanya berbagai

jenis reaksi stres yang umumnya dialami manusia.

1. Too little stres. Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami

tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya.

Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya

stimulus mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya

makna dalam tujuan hidup.

2. Optimun stres. Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang

saat berada di “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen

yang baik oleh dirinya. Kepuasan kerja dan perasaan individu

dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani

kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi masalah

yang terlalu banyak atau ras leleh yang berlebihan.

3. Too much stress. Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah

melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari.


7

4. Breakdown stress. Ketika pada tahap too much stres individu tetap

meneruskan usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan

berkembang menjadi adanya kecendrungan neurotis yang kronis

atau munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu

yang memiliki perilaku merokok atau kecanduan minuman keras,

konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.

C. Penyebab Timbulnya Stress


Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang
mengakibatkan terjadinya respons stres. Stresor dapat berasal dari
berbagai sumber, baiknya dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan
juga muncul pda situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosila, dan
lingkungan luar lainya ( Patel, 2010 dalam Nasir, 2011).
Secara garis besar, strespr bisa dikelompokan menjadi dua.
1. Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa
kematian orang yang disayang, masuk sekolah untuk pertama kali, dan
perpisahan.
2. Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah

kehidupan sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap

hal hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk,

2011, dalam isnawarti, 2010 dikutip oleh Nasir, 2011).

Taylor (2010) dalam Nasir, 2011 merinci beberapa karakteristik

kejadianya yang berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stresor.

1. Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stres daripada

kejadian positif.
8

2. Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat

stres daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.

3. Kejadian “ambigu” sering kali di[andang lebih mengakibatkan stres

daripada kejadian yang jelas.

4. Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih muda

mengalami stres daripada orang yang memiliki tuugas lebih sedikit.

Berikut ini cara untuk mengukur tingkat stress menurut Skala Miller dan

Smith :

1 : Hampir selalu

2 : Biasanya

3 : Kadang – Kadang

4 : Hampir Tidak Pernah

5 : Tidak Pernah

1. Saya makan makanan yang hangat dan berimbang sedikitnya satu kali sehari. 1 2 3 4 5
2. Saya tidur 7-8 jam sedikitnya empat malam dalam seminggu. 1 2 3 4 5
3. Saya member dan menerima kasih sayang secara teratur. 1 2 3 4 5
4. Saya memiliki sedikitnya satu orang kerabat yang dapat di andalkan dalam 1 2 3 4 5
jarak 75 km.
5. Saya melakukan olah tubuh hingga berkeringat sedikitnya dua kali seminggu. 1 2 3 4 5
6. Saya merokok kurang dari setengah bungkus sehari 1 2 3 4 5
(bukan perokok = hamper selalu).
7. Saya minum kurang dari lima gelas minuman beralkohol dalam seminggu 1 2 3 4 5
(bukan peminum = hamper selalu).
8. Berat badan saya seimbang dengan tinggi badan. 1 2 3 4 5
9. Saya memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. 1 2 3 4 5
10. Saya memperoleh kekuatan dari agama / keyakinan saya. 1 2 3 4 5
11. Saya menghadiri kegiatan klub atau social secara teratur. 1 2 3 4 5
12. Saya mempunyai jaringan teman dan kenalan. 1 2 3 4 5
13. Saya mempunyai sedikitnya satu orang sahabat yang dapat dipercaya dalam 1 2 3 4 5
hal-hal yang bersifat abadi.
14. Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan gigi). 1 2 3 4 5
15. Saya dapat berbicara secara terus terang mengenai perasaan saya di saat marah 1 2 3 4 5
9

atau gelisah.
16. Saya bercakap-cakap secara teratur dengan orang-orang yang tinggal bersama 1 2 3 4 5
saya mengenai urusan rumah, seperti pekerjaan rumah sehari-hari dan masalah
keuangan.
17. Saya melakukan sesuatu untuk bersenang-senang sedikitnya sekali seminggu. 1 2 3 4 5
18. Saya mampu mengelola waktu dengan efektif. 1 2 3 4 5
19. Saya minum kurang dari tiga cangkir kopi (atau minuman lain yang 1 2 3 4 5
mengandung kafein) sehari.
20. Saya mengalokasikan waktu untuk berdiam diri dalam sehari. 1 2 3 4 5
Total Skor = _________- 20 = ___________poin

Skor Ketahanan Stres:


0-10 poin = Memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres
11-30 = Tidak terlalu rentan terhadap stress
31-50 = Cukup rentan terhadap stress
51-74 = Rentan terhadap stress
75-80 = Sangat rentan terhadap stres

D. Proses Terjadinya Stress


Epinefrin (adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar
adrenal. Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk
meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan pernafasan,
dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil respon stres adalah
kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang yang mempersiapkan seseorang
untuk menghadapi bahaya. Setelah kondisi stres terlewati, tubuh
berelaksasi dan kembali normal (Swarth, 2013).
Stres Adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang
dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem
pertahanan yang membuat kita tetap hidup. Stres adalah kondisi yang tidak
menyenangkan di mana manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu
situasi sebagai beban atau di luiar batasan kemampuan mereka untuk
memenuhoi tuntutan tersebut. Pandangan dari patel (2013), stres
merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di sebabkan
oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan –
tantangan ( challenge ) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (
threat ), atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak
10

realistis dari lingkungan, dengan demikian, bisa di artikan bahwa stres


merupakn suatu sistem pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang
mengusik integritas diri, sehingga menganggu ketentraman yang dimaknai
sebagai tuntutan yang harus disesuaikan. Di samping itu, keadaan stres
akan muncul apabila ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam
keselamatan atau integritas seseorang. (Nasir, 2011)

E. Aspek Psikososial
Kita dapat melihat bahwa ada hubungan antara sistem biologis,
psikologis, dan sosial pada saat seseorang mengalami stres. Stresor
menghasilakan perubahan fisiologis tetapi faktor psikososial juga
mempunyai peranan. Tingkat stres yang tinggi dapat memepengaruhi
ingatan dan perhatian seseorang karena sters dapat menyebabakan
ketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering kali mengalihkan perhatian
kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi stresopr dan ada orang yang
tinggal di lingkungan yang sangat bising, misalnya di dekat rel kereta api
atau jalan bebas hambatan.
Ada beberapa reaksi emosional yang umum terjadi pada saat stres.

1. Ketakutan adalah reaksi emosional yang mengikutsertakan

ketidaknyamanan psikologis dan rangsangan fisik apabila kita merasa

terancam.

2. Fobia adalah ketakutan yang intensif dan irasional yang di kaitkan

dengan kejadian dan situasi khusus.

3. Ansietas adalah perasaaan ketidaknyamanan yang tidak jelas atau

samar samar yang sering kali melibatkan ancaman yang relatuf tidak

jelas atau tidak spesifik.


11

4. Kemarahan ( anger), khususnya kitika seseorang menerima suatu

keadaan sebagai keadaan yang membahayakan atau frustasi.

Stres juga dapat menimbulkan perasaan sedih atau depresi. Perbedaan

antara depresi normal dan depresi sebagai gangguan yang serius adalah

masalah tingkatanya. Depresi dapat menjkadi gangguan fisiologis apabila

fatal, sering terjadi, dan sifatnya bertahan lama. Orang dengan gangguan

ini cendrung memeilki karakteristik berikut ini :

1. Umumnya mempunyai mood yang tidak stabil (unhappy mood ).


2. Tidak memiliki harapan (hopeless ) tentang masa depannya.
3. Kelihatan pasif dan tidak mempunyai semangat.
4. Memperlihatkan kebiasaan makan dan tidur yang kacau.
5. Mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan sering menyalakan diri

sendiri atas kejadian yang memengaruhi kehidupannya.

F. Sumber – Sumber Stress dalam Kehidupan


Berikut ini adalah sumber sumber stress yang biasa terjadi dalam
kehidupan menurut Nasir, 2011:
1. Sumber stress dari individu
Terkadang smber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu
yang dapat menimbulkan stress dari pribadi sendiri adalah melalui dari
penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan
demands pada system biologis dan psikologis, dan tingkatan stress
yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan
penyakit dan usia dari orang terseut.
2. Sumber stress dalam keluarga
Perilaku, kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota keluarga
yang mempunyai pengaruh dan berinteraksi dengan anggota keluarga
12

lainnya, kadang menimbulkan gesekan. Dari banyak stressor dalam


keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu sebagai berikut :
a. Bertambahnya anggota keluarga dengan kelahiran anak dapat
menimbulkan stress yang dapat dengan masalah keuangan
bertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah
kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu.
b. Perceraian dapat mengahsilkan banyak perubahan yang penuh
dengan stres untuk semua anggota keluarga karena mereka harus
menghadapi perubahan dalam status social, pindah rumah, dan
perubahan kondisi keuangan.
c. Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang pada

umumnya memerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi

perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran.

3. Sumber stress dalam komunitas dan lingkungan


Jika kita terlepas dari stress akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk
mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini di sebabkan karena tuntutan
pekerjaan yang dapat menghasilkan stress dalam dua cara.
a. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan
untuk mendapatkan penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih
tinggi.
b. Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stress lebih dari

pada yang lainya. Beberapa aspek dari pekerjaan dapat

meningkatan stress pada pekerja, di antaranya adalah sebagai

berikut :

- Lingkungan kerja (tingkat kebisingan, temperature,


kelembapan atau pencahayaannya).
- Realibitas peralatyan kerja (kinerja mesin, computer, dan

sebagainya).
13

- Hubungan interpersonal yang buruk.


- Pengurangan pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik
dan tidak adanya kemajuan dari pekerjaan.
- Kehilangan pekerjaan akibat di pecat atau pension.

G. Teknik Manajemen Stress


1. Menggunakan Teknik Relaksasi Progresif
Relaksasi progresif adalah teknik untuk mengurangi kecemasan
dengan bergantian antara tegang dan santai pada oto – oto yang
mendalam. Relaksasi progresif ini dikembangkan dan diterbitkan oleh
Edmond Jacobson (dokter dari Chicago), menerbitkan buku Progresive
Relaxtion (relaksasi progresif) pada tahun 1929. Di dalam buku ini
dijelaskan teknik relaksasi otot dalam, yang tidak memerlukan
imajinasi, ketekunan, atau sugesti, namun lebih memerlukan suatu
keyakinan bahwa tubuh berespons pada ansietas yang merangsang
pikiran dan kejadian dengan ketegangan otot.
Relaksasi progresif akan menurunkan denyut nadi dan tekanan
darah, juga mengurangi keringat dan frekuensi pernapasan. Teknik ini
telah efektif dalam pengobatan ketegangan otot, kecemasan, insomnia,
depresi, kelelahan, iritasi usus, kejang otot, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, fobia ringan, dan gagap. Dr Jacobson sendiri
pernah berkata, "Pikiran yang cemas tidak bisa eksis dalam tubuh
santai." Relaksasi progresif di Indonesia sendiri diperkenalkan oleh
Prof. Dr. Soesmalijah Soewondo setelah mempelajarinya di Belanda,
mengembangkan relaksasi progresif untuk dapat digunakan di
Indonesia, khususnya dalam manajemen stres. Kebanyakan orang tidak
mengetahui otot mana yang mengalami ketegangan kronis. Relaksasi
progresif memberikan cara mengidentifikasi otot dan kumpulan otot
tertentu serta membedakan antara perasan tegang dan relaksasi dalam,
yang meliputi empat kelompok otot utama, yaitu:
14

a. Gerakan mengepalkan tangan dan gerakan untuk tangan bagian


belakang

b. Gerakan 3 otot – otot biceps


15

c. Gerakan untuk melatih otot bahu

d. Gerakan – gerakan untuk otot – otot wajah


16

e. Gerakan – gerakan untuk otot – otot bagian depan tubuh

f. Gerakan otot – otot bagian dada, leher, punggung


17

Manfaat jangka panjang dari latihan teratur relaksasi otot progresif


meliputi:

- Penurunan kecemasan umum


- Penurunan dalam kecemasan antisipatif terkait dengan fobia
- Pengurangan frekuensi dan durasi serangan panik
- Peningkatan kemampuan untuk menghadapi situasi fobia
melalui paparan dinilai
- Peningkatan konsentrasi
- Peningkatan rasa kontrol atas suasana hati
- Peningkatan harga diri
- Peningkatan spontanitas dan kreativitas
- Hasil yang memuaskan didapatkan dalam program terapi
terhadap ketegangan otot, ansietas, insomnia, depresi,
kelelahan, kram otot, nyeri leher dan punggung , tekanan darah
tinggi , fobi ringan, dan gagap.
2. Menggunakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Teknik pernapasan dalam merupakan teknik dasar dari
perkembangan teknik relaksasi lainnya. Dasar konsep teknik
pernapasan dalam adalah semakin banyak paru terpenuhi oleh oksigen
maka semakin turun derajat ketegangan. Teknik relaksasi pernapasan
bermanfaat karna efektif mereduksi kecemasan (misal karena operasi),
depresi, iritabilitas (sensitif, cepat tersinggung ) ketegangan, kelelahan.
Teknik relaksasi dengan latihan nafas dalam sangat mudah
dilakukan kapan saja dan dimana saja yang dibutuhkan hanya posisi
paling nyaman (bisa duduk, berbaring, berdiri) taruh satu tangan diatas
perut yang lainya diatas dada kemudian ambil nafas sampai terasa
memenuhi seluruh kapasitas paru, tahan nafas sesaat keluarkan
perlahan melalui bibir seperti anda mau bersiul agar aliran udarah
terkontrol, rasakan perubahan kontur abdomen sewaktu dikosongkan,
ulangi siklus inspirasi-ekspirasi sambil terus fokuskan seluruh
18

kesadaran pada suara nafas, jalani latihan ini selama 5 sampai 10


menit.

a. Peran nafas dalam


1) Meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia di otak.
2) Membuat tubuh rileks dan membersihkan pikiran dari
ketegangan.
3) Menetapkan siklus berirama yang membawa harmoni otak
pada kondisi gelombang alpha 8 - 12 cps (siklus per detik).
4) Memperlambat denyut jantung
5) Mengatur tekanan darah,
6) Menghilangkan ketegangan otot dan
7) Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional batin.
8) Membersihkan tubuh dan membuat berolahraga lebih efektif.
b. Teknik nafas dalam
1) Walaupun latihan ini dapat dilakukan dalam berbagai sikap,
direkomendasikan sikap berikut : rebahkan diri di atas
permadani atau tikar di lantai. Tekuk kedua lutut dan
direnggangkan kaki anda lebih kurang 8 inci, dengan jari
mengarah sedikit keluar. Pastikan bahwa tulang anda lurus.
2) Amati tubuh anda yang tegang.
19

3) Letakkan satu tangan di atas perut dan satu tangan di atas dada.
4) Tarik napas pelan-pelan dan dalam melalui hidung masuk ke
dalam perut mendorong dengan tangan anda sekuat-kuatnya
selama anda merasa nyaman. Dada anda harus sedikit bergerak
dan bersamaan dengan pergerakan perut.
5) Jika anda merasa mudah dengan langkah ke-4, tersenyum
sedikit, tarik napas melalui hidung dan hembuskan melalui
mulut, ciptakan ketenangan, relaks, desingkan udara seperti
angin seraya meniupkan udara dengan lembut ke luar. Mulut,
hidung dan rahang anda akan relaks. Ambil napas panjang ,
pelan , dalam yang membesarkan dan mengecilkan perut.
Fokuskan pada bunyi dari pernapasan sambil anda semakin
relaks.
6) Lanjutkan napas dalam selama lima atau sepuluh menit setiap
kali, satu atau dua kali sehari, selama dua minggu , kemudian ,
jika anda suka , perpanjang waktunya sampai 20 menit.
7) Pada akhir setiap kali pernafasan dalam gunakan waktu sejenak
untuk sekali lagi mengamati tubuh anda yang tegang.
Bandingkan ketegangan yang anda rasakan pada akhir latihan
dengan yang anda alami pada awal latihan.
8) Bila anda telah terbiasa dengan pernapasan perut, lakukan
setiap saat anda menginginkannya sepanjang hari saat anda
duduk atau berdiri. Konsentrasikan pada gerakan perut ke atas
dan ke bawah, udara ke luar masuk paru-paru anda, dan
perasaan relaks yang dihasilkan dengan napas dalam.
9) Bila anda telah belajar merilekskan diri dengan menggunakan
napas dalam, lakukanlah setiap kali anda merasa tegang.
20

H. Teknik Manajemen Stress yang Lain


Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik,
bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang
paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilkukan adalah:
1. Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara
yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stres. Ini dapat
dilakukan dengan mengomsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi
dan jadwal yang teratur. Menu juga seaiknya bervariasi agar tidak
timbul kebosanan.
2. Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan
memulihkan keletihan fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup
juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
3. Olahraga teratur. Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara

meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental.

Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit. Olahraga yang sederhana

seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling tidak dua kali

seminggu dan tidak harus sampai berjam jam. Sesuai

berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk

memulihkan kesegaranya.

4. Berhenti merokok. Berhenti merokok adalah bagian dari cara


menanggulangi stres karena dapat meningkatkan status kesehatan serta
menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.
5. Menghindari minuman keras. Minuman keras merupakan faktor

pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan

menghindari minuman keras,individu dapat terhindar dari banyak


21

penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang

mengandung alkohol.

6. Mengatur berat badan. Berat badan yang tidak seimbang (terlalu


gemuk atau terlalu kurus) merupakn faktor yang menyebabkan
timbulnya stres. Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan
menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
7. Mengatur waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam
mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan mengatur waktu sebaik-
baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu
secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan waktu berlalu
tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat
8. Terapi psikofarmakna. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam

mengatasi stres yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko,

neuro, dan imunologi sehinggga stresor psikososial yang dialami tidak

mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat

mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya digunakan adalah

obat anticemas dan antidepresi.

9. Terapi somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang

ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak

mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya, jika seseorang

mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah mengobati

diarenya.

10. Psikoterapi. Terapi ini menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan

dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputu psikoterapi suportif

dan psikoterapi reedukatif. Psikoterapi suportif memberikan motivasi


22

dan dukungan agar pasien memiliki rasa percaya diri, sedangkan

psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan

secara berulang, selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif dengan

cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan

dan psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien

(kemampuan berpikir rasional).

11. Terapi psikoreligus. Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam

mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena

dalam mengatasi atau mempertahan kan kehidupan,seseorang harus

sehat secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.

Anda mungkin juga menyukai