Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Baihaqi Faizin.

SM
STUDENT ID : 016201800008
SUBJECT : Indonesia language
MAJOR : International Relations (IRE)
CLASS : French 1
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan
melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu.
Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis.
Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan
huruf dan tanda baca. Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah
menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa
Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin
mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen.
Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika
dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal
19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan
tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada saat ini bahasa Indonesia
menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden
Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan
ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu
diatur hal-hal mengenai
Fungsi bahasa adalah :

1. PERANAN DAN FUNGSI BAHASA


Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Menurut Mahmudan dan Ramlan, Bahasa: Alat komunikasi antar anggota
masyarakat. Menurut Gorys Kerap, Bahasa: adalah suatu sistem lambang
bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa mencakup 4 hal sebagai suatu sistem :
1. Sistem lambang bunyi yang arbiter/kesepakatan, digunakan secara
berulang-ulang dan tetap.
2. Alat komunikasi, dapat dipakai untuk mengekspresikan atau
mengungkapkan perasaan, mewakili keinginan, harapan dan bahkan
impian.
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi.
Bahasa: adalah alat komunikasi yang bersifat arbiter dan konvensional,
merupakan lambang bunyi.
Ciri-ciri bahasa:

1. Bahasa itu sebuah sistem

2. Bahasa itu berwujud lambang

3. Bahasa itu berupa bunyi

Asal bahasa :

 Berasal dari bahasa Melayu, yang dalam perkembangan berikutnya


mendapat serapan dari bahasa-bahasa daerah dan bahasa asing.
 Bahasa Indonesia termasuk kelompok Melayu Polinesia Barat.

Bahasa melayu diakui sebagai bahasa indonesia. Yang termasuk Melayu


Polinesia Barat ialah melayu Polinesia Filipina dan Indonesia Barat. Bahasa
Melayu adalah bahasa kebudayaan tingkat tinggi yang tercatat dalam peningalan
historis pada banyak peninggalan sejarah. Bahasa Melayu secara politis diterima
oleh banyak suku di Indonesia, terutama suku bangsa besar seperti Jawa dan
Sunda. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimungkinkan
oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia itu, telah
diakui sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) selama berabad-abad di seluruh
kawasan Nusantara.

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1. Bahasa resmi kenegaraan.


2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.

3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.

4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu


pengetahuan serta teknologi modern.

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak


menggunakan kata benda bergender. Tidak ada deklinasi tertentu yang
menentukan gender dari suatu kata. Di luar konteks gender secara linguistik, kata-
kata dalam bahasa Indonesia sebagian besar tidak menyatakan jenis kelamin.
Sebagai contoh, kata ganti seperti dia tidak secara spesifik menunjukkan bahwa
orang yang disebut adalah lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan
pada kata seperti adik dan pacar. Untuk memerinci jenis kelamin, sebuah kata
sifat harus ditambahkan, seperti pada kata adik laki-laki. Ada juga kata yang
secara gamblang menyatakan jenis kelamin, seperti putri dan putra.
Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain, seperti bahasa
Sanskertadan bahasa Jawa Kuno. Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi
bentuk jamak, digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika
jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh, penggunaan seribu
orang-orang tidak benar, karena jumlah telah disebutkan dalam kata seribu.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak,
yaitu kami dan kita. Kami adalah kata ganti eksklusif, yang berarti tidak
mengikutsertakan sang kawan bicara. Sementara itu, kita adalah kata ganti
inklusif, yang berarti mengikutsertakan kawan bicara.
Susunan kata dalam bahasa Indonesia adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO),
walaupun susunan kata lain juga mungkin digunakan. Tidak ada infleksi pada
kata kerja, baik menurut subjek maupun objek. Bahasa Indonesia juga tidak
mengenal kala (tense) secara gramatikal. Waktu dinyatakan dengan
menambahkan kata keterangan waktu seperti kemarin dan besok, atau petunjuk
lain seperti sudah dan belum.
Meski memiliki tata bahasa yang cukup sederhana, bahasa Indonesia mempunyai
kerumitannya sendiri, yaitu penggunaan imbuhan yang mungkin cukup
membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
2. POLA KALIMAT
 Struktur kalimat

Kalimat merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pikiran atau


gagasan kepada orang lain agar dapat dipahami dengan mudah.

Struktur kalimat dibentuk berdasarkan unsur subjek, predikat, dan objek


pelengkap serta keterangan. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat. Selain itu, kalimat harus lengkap, tidak berupa anak kalimat
atau penggabungan anak kalimat.

Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak kalimatnya.


Kalimat majemuk bertingkat ada delapan macam.

1. Anak Kalimat keterangan waktu menggunakan kata: ketika, waktu, saat,


setelah, sebelum.
2. Anak kalimat keterangan sebab, menggunakan kata: sebab, lantaran,
karena.
3. Anak kalimat hasil (akibat) menggunakan kata: hingga, sehingga,
akhirnya.
4. Anak kalimat keterangan mengunakan kata: jika, apabila, kalau, andaikata
5. Anak kalimat tujuan menggunakan kata: agar, supaya, demi, untuk, guna.
6. . Anak kalimat cara menggunakan kata : dengan dalam.
7. Anak kalimat posesif menggunakan kata: meskipun, walaupun, biarpun.
8. Menggunakan pengganti nomina menggunakan kata: bahwa.
Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketertinggalan ekonomi setelah
krisis politik berkepanjangan dan krisis keamanan mulai membaik.

Anda mungkin juga menyukai