Anda di halaman 1dari 18

PENGOBATAN TUBERKULOSIS

No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberkulosis.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan Memberikan pengobatan yang
tepat pada pasien tuberkulosis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi KMK No.514 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di
FKTP tahun 2015
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan
e. Petugas memberikan OAT lini pertama yang digunakan :
1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Artinya pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikantiap
hari dan tahap lanjutan selama 4 bulan diberikan 3 kali
dalam seminggu. Jadi lama pengobatan seluruhnya 6 bulan.
2. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Diberikan pada TB paru pengobatan ulang (TB kambuh,
gagal pengobatan, putus berobat/default). Pada kategori 2,
tahap awal pengobatan selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan
RHZE ditambah suntikan streptomisin, dan 1 bulan HRZE.
Pengobatan tahap awal diberikan setiap hari. Tahap lanjutan
diberikan HRE selama 5 bulan, 3 kali seminggu. Jadi lama
pengobatan 8 bulan.
Dosis OAT berdasarkan berat badan
Obat Harian 3x seminggu
INH 5(4-6) max 10(8-12) max 900
300mg/hr mg/dosis
RIF 10 (8-12) max 600 10 (8-12) max 600
mg/hr mg/dosis
PZA 25 (20-30) max 35 (30-40) max
1600 mg/hr 2400 mg/dosis
EMB 15 (15-20) max 30 (25-35) max
1600 mg/hr 2400 mg/dosis
PENGOBATAN TUBERKULOSIS
No.Doku : 445/152/SOP.
men C /HCI/I-2016
PUSKESMAS dr. Ade Juselina
IBUH SOP No. Revisi
Tanggal
: 0
: 04/01/2016
Nip. 19740902 200604 2 015

terbit
Halaman : 2/2

f. Petugas menyarankan pasien untuk teratur dan tepat waktu


meminum obat
g. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnosa
kerekam medis dan mengisi Form TB 01
h. Petugas menulis jenis pengobatan kerekam medis.
i. Petugas menyerahkan resep kepasien
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


DAFTAR TILIK

AKSES REKAM MEDIS

No Langkah Kegiatan Ya Tidak


1 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2 Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien
3 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik
4 Apakah petugas menegakan diagnosa berdasarkan
hasil pemeriksaan
5 Apakah OAT lini pertama yang digunakan pada pasien
TB pertama kali adalah 2HRZE/4H3R3. Artinya
pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan tiap
hari dan tahap lanjutan selama 4 bulan diberikan 3 kali
dalam seminggu. Jadi lama pengobatan seluruhnya 6
bulan.

6 Apakah pada TB paru pengobatan ulang (TB kambuh,


gagal pengobatan, putus berobat/default). Diberikan
kategori 2 yaitu 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
tahap awal pengobatan selama 3 bulan terdiri dari 2
bulan RHZE ditambah suntikan streptomisin, dan 1
bulan HRZE. Pengobatan tahap awal diberikan setiap
hari. Tahap lanjutan diberikan HRE selama 5 bulan, 3
kali seminggu. Jadi lama pengobatan 8 bulan
7 Apakah Petugas menyarankan pasien untuk teratur
dan tepat waktu meminum obat

8 Apakah TB dengan MDR (multi drugs resistance)


petugas merujuk ke pusat rujukan TB MDR
9 Apakah petugas menulis hasil anamnesa,
pemeriksaan dan diagnose kerekam medic
10 Apakah petugas menulis jenis pengobatan kerekam
medis
11 Apakah petugas menyerahkan resep kepasien
12 Apakah Petugas menulis diagnosa pasien ke buku
register
13 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)

Payakumbuh,.........................
Observer Tindakan

.............................................
NIP:
PENGAMBILAN SPECIMEN
SPUTUM
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Mengambil specimen adalah untuk membantu pemeriksaan


laboratorium dan untuk membantu diagnosa penyakit
2. Tujuan Agar specimen dapat diambil secara baik dan benar sehingga
memenuhi syarat pemeriksan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Buku aku ingin sembuh dari TB, BP4 lubuk alung tahun 2012
5. Prosedur a. Petugas menyiapkan pot sputum yang bersih
b. Petugas memberi pot sputum yang telah diberi label, nama, umur,
alamat, dan waktu peengambilan sampel kepada pasien
c. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan sampel
sputum yang benar. Pasien diarahkan ketempat pengambilan
sputum yang telah disediakan. Pasien disuruh berdiri dengan
posisi punggung agak condong kedepan dan tarik nafas perlahan,
lambat namun dalam melalui hidung selama mungkin dengan
menggerakkan dinding perut kedepan atau membusungkan perut.
Tahan beberapa saat, kemudian dengan mendadak batukkan dua
kali berturut – turut sambil mengecilkan perut. Bila tidak dapat,
ulangi lagi seperti itu beberapa saat kemudian sampai keluar
dahak yang kental
d. Petugas menyuruh pasien untuk menampung dahak yang keluar
dalam wadah yang sudah disediakan dan diantar kelaboratorium
e. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk dibawa pulang
untuk pengambilan dahak pagi
f. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari berikutnya
untuk menyerahkan dahak pagi
g. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk pengambilan
dahak sewaktu ke II
h. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PEMBUATAN SLIDE BTA
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit kronis yang


disebabkan oleh kuman microbacterium Tuberculosis dan mudah
menular keepada orang sekitar
2. Tujuan Untuk menemukan adanya kuman Basil Tahan Asam (BTA) dalam
dahak penderita
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Buku pedoman ganda subrata
5. Prosedur a. Petugas memberi kode nomor register pasien pada kaca objek
glas
b. Petugas memilih bagian dahak yang kental (purulen) atau
warna kuning kehijauan
c. Petugas meratakan diatas kaca objek bentuk oval kemudian
ratakan dengan gerakan spiral kecil - kecil
d. Petugas mengeringkan pada suhu kamar selama 10 – 15 menit
e. Petugas memasukan bekas slide kedalam wadah yang berisi
cairan densifektan natrium hipoklorit 0.5% sebelum
dimusnahkan
f. Petugas melakukan fiksasi sediaan dengan cara melewatkan di
atas nyala api bunsen dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5
detik
6. Unit terkait laboratorium

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENGANTARAN SEDIAAN KE PRM
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Puskesmas satelit bertugas mengantarkan sediaan ke Puskesmas


Rujukan Mikroskopis (PRM) untuk diperiksa dan dikeluarkan
hasil pembacaan dari sediaan BTA yang dikirim Puskesmas satelit
2. Tujuan Untuk menemukan (BTA) positif dan penegakan diagnosa TBC
paru oleh dokter
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Buku pedoman mikroskopis TB untuk program Tuberkulosis
nasional
5. Prosedur a. Petugas mencocokkan kode nomor register pasien di TB 05
dengan kaca objek glas yang telah di fiksasi oleh petugas
labor
b. Petugas mengisi lengkap dokumen pada Form TB 05
c. Petugas menginput data pada form TB 05 ke dalam form TB 06
d. Petugas menyimpan sediaan pada kotak sediaan yang telah
ditentukan dan mengantar ke Puskesmas Rujukan Mikroskopis
(PRM)
6. Unit terkait Laboratorium, Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM)

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENGANTARAN SPECIMEN
SPUTUM
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Pengantaran specimen sputum adalah untuk membantu


pemeriksaan laboratorium dan untuk membantu diagnosa
penyakit
2. Tujuan Agar specimen dapat diambil secara baik dan benar sehingga
memenuhi syarat pemeriksan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Buku aku ingin sembuh dari TB, BP4 lubuk alung tahun 2012
5. Prosedur 1. Petugas menyiapkan pot sputum yang bersih
2. Petugas memberi pot sputum yang teelah diberi label, nama,
umur, alamat, dan waktu peengambilan sampel kepada pasien
3. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan
sampel sputum yang benar. Pasien dianjurkan berdiri dengan
posisi punggung agak condong kedepan dan tarik nafas
perlahan, lambat namun dalam melalui hidung selama
mungkin dengan menggerakkan dinding perut kedepan atau
membusungkan perut. Tahan beberapa saat, kemudian
dengan mendadak batukkan dua kali berturut – turut sambil
mengecilkan perut. Bila tidak dapat, ulangi lagi seperti itu
beberapa saat kemudian sampai keluar dahak yang kental
4. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk dibawa
pulang untuk pengambilan dahak pagi
5. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari
berikutnya untuk menyerahkan dahak pagi langsung
mengantarkan ke laboratorium
6. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


KONVERSI
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Konversi adalah pemeriksaan sputum setelah dua bulan makan


obat dengan hasil sputum sudah negatif
2. Tujuan Untuk melihat perkembangan pasien setelah dua bulan makan
obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi KMK No.514 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di
FKTP tahun 2015
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas memberikan informasi tentang perkembangan penyakit
pasien setelah dua bulan makan obat dan melakukan
pemeriksaan sputum bulan ke dua
e. Petugas menyiapkan pot sputum yang bersih
f. Petugas memberi pot sputum yang teelah diberi label, nama,
umur, alamat, dan waktu pengambilan sampel kepada pasien
g. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan
sampel sputum yang benar. Pasien diarahkan ketempat
pengambilan sputum yang telah disediakan. Pasien disuruh
berdiri dengan posisi punggung agak condong kedepan dan
tarik nafas perlahan, lambat namun dalam melalui hidung
selama mungkin dengan menggerakkan dinding perut kedepan
atau membusungkan perut. Tahan beberapa saat, kemudian
dengan mendadak batukkan dua kali berturut – turut sambil
mengecilkan perut. Bila tidak dapat, ulangi lagi seperti itu
beberapa saat kemudian sampai keluar dahak yang kental
h. Petugas menyuruh pasien untuk menampung dahak yang
keluar dalam wadah yang sudah disediakan dan diantar
kelaboratorium
i. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk dibawa
pulang untuk pengambilan dahak pagi
j. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari
berikutnya untuk menyerahkan dahak pagi dan langsung
mengantarkan ke laboratorium
k. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Unit terkait BP umum, laboratorium
KONVERSI
No.Doku : 445/152/SOP.
men C /HCI/I-2016
PUSKESMAS dr. Ade Juselina
IBUH SOP No. Revisi
Tanggal
: 0
: 04/01/2016
Nip. 19740902 200604 2 015

terbit
Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENGAMBILAN SPUTUM BULAN
KE 5
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Pengambilan sputum bulan ke lima adalah pemeriksaan sputum


setelah lima bulan makan obat
2. Tujuan Untuk melihat perkembangan pasien setelah lima bulan makan
obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas memberikan informasi tentang perkembangan penyakit
pasien setelah lima bulan makan obat dan melakukan
pemeriksaan sputum bulan ke lima
e. Petugas menyiapkan pot sputum yang bersih
f. Petugas memberi pot sputum yang telah diberi label, nama,
umur, alamat, dan waktu peengambilan sampel kepada pasien
g. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan
sampel sputum yang benar. Pasien diarahkan ketempat
pengambilan sputum yang telah disediakan. Pasien disuruh
berdiri dengan posisi punggung agak condong kedepan dan
tarik nafas perlahan, lambat namun dalam melalui hidung
selama mungkin dengan menggerakkan dinding perut kedepan
atau membusungkan perut. Tahan beberapa saat, kemudian
dengan mendadak batukkan dua kali berturut – turut sambil
mengecilkan perut. Bila tidak dapat, ulangi lagi seperti itu
beberapa saat kemudian sampai keluar dahak yang kental
h. Petugas menyuruh pasien untuk menampung dahak yang
keluar dalam wadah yang sudah disediakan dan diantar
kelaboratorium
i. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk dibawa
pulang untuk pengambilan dahak pagi
j. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari
berikutnya untuk menyerahkan dahak pagi dan langsung
mengantarkan ke laboratorium
k. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Unit terkait BP umum, laboratorium
PENGAMBILAN SPUTUM BULAN
KE 5
No.Doku : 445/152/SOP.
PUSKESMAS men C /HCI/I-2016 dr. Ade Juselina
IBUH Nip. 19740902 200604 2 015
SOP No. Revisi
Tanggal
: 0
: 04/01/2016
terbit
Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENGAMBILAN SPUTUM AKHIR
PENGOBATAN
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Pengambilan sputum akhir pengobatan adalah pemeriksaan


sputum diakhir pengobatan setelah pasien makan obat selama 6
bulan
2. Tujuan Untuk melihat perkembangan pasien setelah makan obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
d. Petugas memberikan informasi tentang perkembangan penyakit
pasien setelah enam bulan makan obat dan melakukan
pemeriksaan sputum diakhir pengobatan
e. Petugas menyiapkan pot sputum yang bersih
f. Petugas memberi pot sputum yang telah diberi label, nama,
umur, alamat, dan waktu peengambilan sampel kepada pasien
g. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan
sampel sputum yang benar. Pasien diarahkan ketempat
pengambilan sputum yang telah disediakan. Pasien disuruh
berdiri dengan posisi punggung agak condong kedepan dan
tarik nafas perlahan, lambat namun dalam melalui hidung
selama mungkin dengan menggerakkan dinding perut kedepan
atau membusungkan perut. Tahan beberapa saat, kemudian
dengan mendadak batukkan dua kali berturut – turut sambil
mengecilkan perut. Bila tidak dapat, ulangi lagi seperti itu
beberapa saat kemudian sampai keluar dahak yang kental
h. Petugas menyuruh pasien untuk menampung dahak yang
keluar dalam wadah yang sudah disediakan dan diantar
kelaboratorium
i. Petugas memberi pot sputum kepada pasien untuk dibawa
pulang untuk pengambilan dahak pagi
j. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari
berikutnya untuk menyerahkan dahak pagi dan langsung
mengantarkan ke laboratorium
k. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Unit terkait BP umum, laboratorium
PENGAMBILAN SPUTUM AKHIR
PENGOBATAN
No.Doku : 445/152/SOP.
PUSKESMAS men C /HCI/I-2016 dr. Ade Juselina
IBUH Nip. 19740902 200604 2 015
SOP No. Revisi
Tanggal
: 0
: 04/01/2016
terbit
Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENEMUAN TB MDR
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian TB MDR adalah Tb yang disebabkan oleh kuman M. Tuberculosis


yang telah resisten terhadap INH dan Rifampisin
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan untuk
penatalaksanaan pasien TB MDR
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Petugas menemukan dan mengidentifikasi suspek TB MDR
b. Petugas melakukan edukasi pasien sebagai suspek TB MDR
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan mengisi form
suspek TB MDR
c. Petugas memberi pot sputum yang telah diberi label, nama,
umur, alamat, dan waktu pengambilan sampel kepada pasien
d. Petugas memberi informasi pada pasien cara pengambilan
sampel sputum yang benar. Pasien disuruh berdiri dengan
posisi punggung agak condong kedepan dan tarik nafas
perlahan, lambat namun dalam melalui hidung selama
mungkin dengan menggerakkan dinding perut kedepan atau
membusungkan perut. Tahan beberapa saat, kemudian
dengan mendadak batukkan dua kali berturut – turut sambil
mengecilkan perut. Bila tidak dapat, ulangi lagi seperti itu
beberapa saat kemudian sampai keluar dahak yang kental
e. Petugas menyuruh pasien untuk menampung sputum yang
keluar dalam wadah yang sudah disediakan
f. Petugas menyiapkan rujukan, Form TB MDR dan sputum
untuk diantar ke Rumah sakit rujukan TB MDR
g. Menunggu hasil pemeriksaan TB MDR dari Rumah sakit
rujukan TB MDR
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan


PENGOBATAN TB MDR
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian TB MDR adalah Tb yang disebabkan oleh kuman M. Tuberculosis


yang telah resisten terhadap INH dan Rifampisin
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan untuk
penatalaksanaan pasien TB MDR
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Petugas menunggu hasil pemeriksaan TB MDR dari Rumah
sakit rujukan TB MDR
b. Pasien melakukan kunjungan rumah pasien yang di
konfirmasikan positif TB MDR
c. Merujuk pasien yang di konfirmasikan positif TB MDR ke
Rumah sakit rujukan TB MDR untuk memulai pengobatan
d. Petugas melanjutkan pengobatan di fasyankes satelit TB MDR
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan di buku TB MDR
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan


PENEMUAN SUSPEK TB PARU
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Penemuan suspek Tb paru adalah cara atau metode untuk


menemukan secara cepat dan tepat kasus TB paru
2. Tujuan Agar segera dapat dilakukan pengobatan dan tidak menularkan
penyakit kepada orang lain
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu,
batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dengan dahak
bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
mneurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat pada malam
hari, demam meriang lebih satu bulan
b. Petugas melakukan anamnesa
c. Petugas memberikan penjelasan mengenai pentingya pemeriksaan
dahak dan cara peengambilan dahak
d. Petugas mengisi form TB 06
e. Petugas memberikan pot sputum sewaktu kunjungann pertama di
Puskesmas. setelah diambil sputum diantar ke laboratorium
f. Petugas memberikan pot sputum ke dua kepada pasien untuk
dibawa pulang untuk pengambilan dahak pagi
g. Petugas menganjurkan pasien untuk datang pada hari berikutnya
untuk menyerahkan dahak pagi dan Petugas memberi pot sputum
yang ke tiga kepada pasien untuk pengambilan dahak sewaktu ke
II
h. Petugas mengisi form TB 05 dan mengirim ke laboratorium
i. Petugas meenerima jawaban form Tb 05. Kemudian memasukan
hasil pemeriksaan ke Tb 06
j. Bila hasil pemeriksaan BTA positif dilakukan pengobatan Tb paru
k. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan ulang,
bila hasil tetap negatif dilakukan pengobatan dengan antibiotik
l. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorak
m. Bila hasil pemeriksaan rontgen positif dilakukan pengobatan
n. Ptugas melakukan pencatatan
6. Unit BP umum
terkait
PENEMUAN SUSPEK TB PARU
No.Doku : 445/152/SOP.
men C /HCI/I-2016
PUSKESMAS dr. Ade Juselina
IBUH SOP No. Revisi
Tanggal
: 0
: 04/01/2016
Nip. 19740902 200604 2 015

terbit
Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan


PENGOBATAN TUBERKULOSIS
No. : 445/152/SOP.C
Dokumen / HCI/I-2016
No. Revisi : 0
SOP Tgl Terbit : 4/1/2016

Halaman : 1
PUSKESMAS dr.Ade Juselina
IBUH Nip.19740902200604 2 015

1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberkulosis.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan Memberikan pengobatan yang
tepat pada pasien tuberkulosis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/163/SK-C/HCI/I-2016 tentang
pelayanan klinis
4. Referensi KMK No.514 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di
FKTP tahun 2015
Pedoman Penatalaksanaan TB paru
5. Prosedur a. Petugas memanggil pasien
b. Petugas memberikan penjelasan sesuai hasil pemeriksaan
dahak di Tb 05 dan penjelasan mengenai tahap pengobatan
Dosis obat sesuai tabel berikut
Berat badan Tahap insentif Tahap lanjutan 3
setiap hari kali seminggu
30-37 kg 2 tablet 2 tablet
38-54 kg 3 tablet 3 tablet
55-70 kg 4 tablet 4 tablet
 71 kg 5 tablet 5 tablet

Setelah pengobatan tahap insentif akhir pengobatan bulan ke


dua dilakukan pemeriksaan BTA, kemudian dilanjutkan
pengobatan tahap lanjutan selama 4 bulan. Pemeriksaan BTA
dilakukan pada bulan ke lima pengobatan. Bila hasil negative
dilanjutkan pengobatan. Dan pemeriksaan ulang dilakukan
pada bulan ke enam atau akhir pengobatan, bila hasil negative
dinyatakan sembuh. Jika awal peengobatan dengan rontgen
positif pasien dinyatakan dengan pengobatan lengkap
c. Petugas mengisi form TB 01
6. Unit terkait BP umum

7. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai