PERTAMBANGAN
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang mempelajari
karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbangan
medan gaya di sekitarnya, baik karena aktivitas manusia maupun alamiah.
Rock mechanics is : the theoritical and applied science of the mechanical behavior
of rocks and rock masses, it is that branch of mechanics concernd with the
response of rock masses to the force fields of their physical environment.
4. Metodologi yang logis untuk penerapan teori teori dan teknik teknik
mekanika untuk solusi problem fisik nyata di bidang rekayasa batuan.
Mekanika batuan sendiri merupakan bagian dari subyek yang lebih lua yaitu
Geomekanika., yang membahas tentang respons mekanik dan semua material
geologi seperti batuan dan tanah.
Mekanika batuan sebagai ilmu terapan menjadi suatu disiplin rekayasa koheren
dalam tiga setengah dekade terakhir. Bidang rekayasa pertambangan sudah sejak
kira-kira dua dekade terakhir telah mulai mengambangkan teknik-tekniknya
sendiri bardasarkan kaidah-kaidah mekanika batuan dalam rancangan dan
pelaksanaan penggalian baik di permukaan maupun bawah permukaan.
Massa batuan, karena proses terjadinya secara alamiah memiliki sifat yang
cenderung unik ( tidak ada kembarannya ). Meskipun secara deskritif namanya
sama misalnya andesit, tetapi antara andesit satu dengan yang lain hampir pasti
tidak sama persis. Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di alam adalah
hetrogen, anisotrop, diskontinu.
(1) Heterogen,artinya :
(2) Anisotrop,artinya :
(3) Diskontinu,artinya :
Problem mekanika batuan dapat disebabkan oleh aktivitas manusia dan gejala
alamiah. Persoalan rekayasa yang umumnya berkaitan dengan peran mekanika
batuan mulai dari tahap para-rancangan hingga tahap operasional. Bidang-bidang
rekayasa dimana disiplin mekanika batuan berperan penting ialah :
Dari Gambar 1.3. juga terlihat bahwa data yang di hasilkan dari analisis
retrospektif selanjutnya di pakai sebagai umpan balik (feed back) untuk
memperbarui (up date) data karakterisasi lokasi,dan formulasi model tambang
serta analisis rancangan.
Dalam mekanika batuan sifat sifat batuan dapat dikelmpokkan menjadi 2 bagian :
Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari hasil kumpulan mineral-
mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan padat anorganik yang
terbentuk di alam dengan mempunyai susunan kimia tertentu dan sifak-sifat
fisiknya dan terbentuk oleh susunan kristal yang teratur. Dalam resume ini
dijelaskan tentang sifat - sifat fisik dari batuan yang meliputi :
a) Porositas Batuan
1) Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.
b) Permeabilitas
Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk fluida satu fasa ketika medium
tersebut dialiri oleh satu jenis fluida, dimana saturasi fluida yang mengalir bernilai
satu.
Yaitu pengukuran pada medium berpori untuk fluida satu fasa ketika medium
tersebut dialiri oleh lebih dari satu jenis fluida.
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif fluida pada nilai saturasi tertentu,
terhadap permeabilitas absolut pada saturasi 100%.
Ukuran butiran yang semakin beragam dalam suatu batuan, maka pori-pori akan
semakin kecil dan permeabilitas juga akan semakin kecil.
Susunan butiran yang semakin rapi, maka makin besar harga permeabilitasnya.
3) Geometri butiran.
6) Clay Content
c. Densitas Batuan
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap
volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan
antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan
temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103 kg/m3.
d. Void Ratio
Rancangan peledakan
Perencanaan penambangan
Perhitungan beban
Analisis regangan
2. Sifat Mekanik
Dalam menentukan sifat mekanik dari batuan, perlu dilakukan dengan
pengujian di laboratorium dengan bantuan alat-alat yang akan menentukan
bagaimana karakteristik dari setiap sifat mekanik batuan. dalam pengujian di
laboratorium ada beberapa pengujian yang dilakukan, diantaranya :
Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas dan
(Poisson `s Ratio).
Pengujian ini menggunakan mesin tekan untuk menekan percontoh batu yang
berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaksial). Perbandingan
antara tinggi dan fiameter percontoh (l/D) mempengaruhi nilai kuat tekan batuan.
Untuk perbandingan l/D = 1 kondisi tegangan triaksial saling bertemu sehingga
akan memperbesar nilai kuat tekan batuan untuk pengujian kuat tekan digunakan
2 < l/D < 2,5. Makin besar l/D maka kuat tekan akan bertambah kecil.
Gambar 1
Penyebaran tegangan didalam percontoh batu (a) teoritis dan (b) eksperimental,
(c) Bentuk pecahan teoritis dan (d) Bentuk pecahan eksperimental
Gambar 2
Kodisi tegangan didalam percontoh untuk l/D berbeda (a) l/D = 1 (b) l/D = 2
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
percontoh batu berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang digunakan
adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan.
c. Modulus Elastisitas
1) Regangan
(a) regangan aksial, (b) regangan lateral dan (c) regangan volumik
2) Tegangan
3) Modulus Young
Adalah : pengujian tanpa merusak conto misalnya pada pengujian sifat fisik dan
ultrasonic velocity test.
Destructive test
Adalah pengujian yang mengakibatkan conto batuan rusak atau hancur misalnya
pada pengujian kuat tekan, kuat geser, triaxial, point load test.
- rancangan peledakan
- Perencanaan penambangan
2, Penimbangan
Adapun jenis penentuan sifat mekanik di lapangan (insitu test) antara lain ialah :
Hidraulic fracturing
Kerugian :
Pengujian di Laboratorium
Jangka sorong
Squaness gauge
A. Fase deformasi anyal : yaitu bila gaya berkerja ditiadakan , mka benda itu
akan kembali pada bentuk dan volumenya semula. Jadi dalam hal ini tidak akan
terjadi sutau keretakan yang kekal. Dalam keadaan demikian keretakan akan
sebanding dengan tegasan.
B. Fase deformasi plastis: bila tegasan pada benda itu ditingkatkan dan batas
anyalnya daripada benda (batuan) itu telah tercapai dan dilampaui maka batuan
akan berubah secara kekal.
C. Kalau tegasan pada batuan kita tingkatkan lagi, maka akhirnya batuan akan
mencapai suatu fase dimana batuan itu akan patah, maka akan terjadi suatu gejala
patahan. Keadaan batuan dimana ia berada antara atas anyal dan batas ia mulai
patah ,benda tersebut berada dalam keradaan “Plastis”.
2. Suhu ; peningkatan pada suhu akan memperlemah sifta dari batuan, pada
suhu yang tinggi batuan akan lebih mudah mengalami perubahan.
3. Waktu: walaupun tekanan itu lemah (kecil) , tetapi bila ia berjalan / berkerja
dalam waktu yang lama sekali pada suatu batuan, mka lama – lama batuan itu
akan berubah. Dalam geologi,gejala demikian merupakan peranan yang penting ;
umpamanya ; gejala lomgsor.
Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Coulomb tahun 1773 dan kemudian
dilakukan perobahan-perobahan oleh Mohr tahun 1882 dan lainnya. Penjelasan
Coulomb Mohr mengenai rekahan ini adalah kira-kira sebagai berikut :
Bila suatu tegasan tekanan (direct stress) dikenakan terhadap suatu batuan, maka
rekahan-rekahan geser akan terjadi dengan arah arah yang sejajar dengan 2
bidang dimana tegasan gesernya (shearing stress) bekerja paling maximum, dan
pada saat yang sama tegasan normal yang paling kecil.