Anda di halaman 1dari 32

Asuhan Gizi pada Billiary Disease

Zana Fitriana Octavia, S.Gz., M.Gizi

UIN WALISONGO SEMARANG 2019


Cholelithiasis
• Kolestasis adalah suatu kondisi di mana
empedu yang dikeluarkan ke saluran cerna
hanya sedikit atau tidak diproduksi sama
sekali.
• Pencegahan kolestasis membutuhkan
stimulasi motilitas dan sekresi empedu
dengan meminimalisir pemberian makan
enteral.
• Kolelitiasis adalah pembentukan batu pada
empedu atau saluran empedu sehingga
membutuhkan operasi
• Kolesterol, komponen utama empedu,
biasanya disimpan dalam bentuk larutan oleh
asam empedu, lesitin, dan fosfolipid.
• Pada dasarnya ada tiga jenis batu:
– kolesterol (80%, dengan hanya ~ 10% murni
kolesterol)
– Pigmen
– batu campuran
Implikasi Gizi
• Batu empedu simptomatik dan serangan akut
membutuhkan diet rendah lemak untuk
meredakan gejala sebelum operasi.
• Pasien yang mengalami serangan kolangitis akut
tidak boleh mengasup apa pun melalui mulut
(NPO) selama dua belas jam sebelum operasi.
• Gangguan pencernaan, penurunan kemampuan
dalam mencerna lemak, dan peningkatan gas
pada perut dapat berkontribusi terhadap
penurunan asupan makanan dan perubahan
status gizi.
Assessment
• Berat badan aktual
Antropometri
• Riwayat berat badan

• Recall 24 jam
• diet history
Food-related • food diary
history • Makanan yang menimbulkan alergi
• Makanan yang memiliki toleransi makanan berlemak
• Obat-obatan yang dikonsumsi

Nilai • Albumin
laboratorium • Prealbumin

Client/patient
• Riwayat penyakit
related history
Diagnosis

Asupan oral inadekuat

Perubahan fungsi gastrointestinal

Interaksi obat dan makanan

Peningkatan kebutuhan energi


Intervensi Gizi
Preskripsi
• Untuk mengendalikan gejala sebelum operasi
pengangkatan batu empedu
– Asupan lemak <30%
– Asupan protein sedang
• Jika dibutuhkan, perlu suplementasi vitamin
A,D,E,K
Implementasi
• Porsi kecil tapi sering → meningkatkan asupan
nutrisi total untuk memenuhi kebutuhan pasien.
• Jika serangan akut sering terjadi karena adanya
obstruksi
– → untuk mencukupi kebutuhan energi mungkin
diperlukan juga asupan oral dengan kombinasi
parenteral
• Diare pasca bedah → menghindari makanan yang
diketahui menyebabkan diare.
Monitoring dan Evaluasi

Berat badan dan status gizi

Kepatuhan terhadap toleransi terhadap diet

Nilai laboratorium (terutama jika pasien


terdapat infeksi)
PANKREATITIS
• Pankreatitis adalah radang pankreas yang
bersifat akut atau kronis.
• Penyakit ini ditandai oleh
– Edema
– Autodigesti
– nekrosis lemak
– pendarahan jaringan pankreas.
Klasifikasi
Pankreatitis akut

• Gejala
• nyeri perut bagian atas yang menjalar ke punggung
dan umumnya memburuk dengan konsumsi
makanan.
• Mual
• Muntah
• perut kembung
• Steatorrhea
• Hipotensi dan dehidrasi (pada kasus yang parah)
• Etiologi pankratitis akut
– Batu empedu (termasuk juga mikrolitiasis)
– Alkohol (alkoholisme akut dan kronis)
– Hipertrigliseridemia
– Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
– Trauma
– Pasca operasi
– Obat-obatan (azathioprine, 6-mercaptopurine,
sulfonamides, estrogen, tetrasiklin, asam valproat, obat
anti-HIV)
– Sphincter of Oddi dysfunction
Pankreatitis Kronis

• Pankreatitis kronis adalah peradangan kronis


yang bersifat irevesibel yang dapat
menyebabkan fibrosis dengan kalsifikasi
jaringan.
• Tanda dan gejala
• sakit perut kronis
• kadar enzim pankreas normal atau sedikit
meningkat
• Untuk pankreatitis kronis, status gizi pasien
akan tergantung pada etiologi penyakit dan
tingkat fungsi endokrin dan eksokrin.
– pankreatitis kronis sering menyebabkan
steatorrhea  asupan lemak terbatas
– penurunan penyerapan vitamin B12
– Penyerapan vitamin yang larut dalam lemak juga
dapat terganggu.
Assessment
• tinggi badan
Antropometri • berat badan
• riwayat berat badan

• Albumin • Trigliserida
• Prealbumin • Hematokrit
Biokimia • Transferrin • Hemoglobin
• glukosa darah • sel darah putih

• Asupan makanan
• Toleransi terhadap makanan
Nutrition-related • Pemilihan makanan (berlemak)
history • frekuensi dan jumlah asupan alkohol
• Obat –obatan yang pernah dikonsumsi
• Interaksi obat dan zat gizi
Diagnosis Gizi
Perubahan fungsi GI

Malnutrisi

asupan oral inadekuat

gangguan pemanfaatan nutrisi

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi

peningkatan kebutuhan zat gizi (protein / energi)


Intervensi Gizi

Pankreatitis Akut

• Tujuan diet
• Menyediakan energi dan protein yang
memadai,
• meminimalkan kehilangan nitrogen
• mengelola ketidakseimbangan makro
dan mikronutrien
• Meminimalisir stimulasi pankreas
• Inisiasi pemberian makan enteral yang disarankan
adalah 25 mL / jam dengan peningkatan ke level
kkal selama 24-48 jam pertama.
– formula enteral yang hampir bebas lemak
menghasilkan stimulasi pankreas yang sedikit
– formula small-peptides dengan 70% lemak (MCT)
merangsang pankreas sedikit lebih banyak, tetapi
lebih baik diserap.
Untuk bentuk parah dari pankreatitis akut, penambahan
nutrisi enteral direkomendasikan untuk
mempertahankan status gizi
• Apabila pasien mendapatkan makanan
parenteral, volumenya harus ditingkatkan
perlahan ke level target kkal 25 kkal / kg.
– Emulsi lemak harus menyediakan 15% hingga 30%
kkal
– protein harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien
• Peningkatan asupan ke rute diet oral dapat terjadi
ketika amilase dan lipase mulai menurun ke
tingkat normal dan pasien telah bebas rasa sakit
selama setidaknya 24 jam.
Pankreatitis Kronis

• Tujuan
• mencegah kerusakan lebih lanjut pada pankreas,
• mencegah serangan lebih lanjut akibat adanya
peradangan akut
• mengurangi rasa sakit
• mengobati steatorrhea
• memperbaiki kekurangan gizi
• mencegah penurunan berat badan
• mempromosikan penambahan berat badan yang sesuai
Preskripsi dan implementasi
• Rekomendasi diet harus disesuaikan dengan
kondisi medis lain yang berhubungan dengan
pankreatitis kronis, seperti diabetes, obesitas,
dan alkoholisme.
• Diet sedang hingga rendah lemak
• Untuk meningkatkan berat badan, tingkat lemak dalam
makanan harus pada batas maksimum yang dapat
ditoleransi pasien tanpa meningkatkan steatorrhea atau rasa
sakit.
– MCT dapat ditambahkan ke dalam diet
• Suplemen vitamin dan mineral dianjurkan.
– Bentuk vitamin larut lemak yang larut dalam air
dan pemberian vitamin B12 parenteral mungkin
diperlukan.
– Untuk pasien dengan riwayat alkoholisme, thiamin
(100 mg per oral sekali sehari) dan folat (1 mg per
oral sekali sehari)
• Frekuensi serangan dapat dikurangi dengan sering
makan kecil
Monitoring and Evaluation

Antropometri (penurunan atau peningkatan BB)

Gejala dan tanda2 vital

Nilai-nilai biokimia (kalsium, kadar trigliserida,


glukosa darah, dll)
Unity of Science
QS. Abasa ayat 24-32
24. Maka hendaklah manusia itu
memperhatikan makanannya,
25. Kamilah yang telah mencurahkan air
melimpah (dari langit),
26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-
baiknya,
27. lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,
28. dan anggur dan sayur-sayuran,
29. dan zaitun dan pohon kurma,
30. dan kebun-kebun (yang) rindang,
31. dan buah-buahan serta rerumputan,
32. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk
hewan-hewan ternakmu
Konten Unity of Science
• Mengajak manusia untuk menjaga dan
mempertahankan kehidupan dengan cara
yang telah disediakan oleh Allah.
• Salah satu upaya untuk mempertahankan
kehidupan dengan cara makan, karena
manusia membutuhkan akan makan
sebenarnya sudah ada sejak permulaan
manusia itu diciptakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an dan terjemahannya, QS. Abasa: 24-
32.
2. L. Kathleen Mahan, Sylvia Escott-Stump.
Krauses’s Food & Nutrition Therapy. 14th
edition. Saunders Elsivier : Philadelphia.2017
3. Nelms M, Sucher KP, Lacey K, et al. Nutrition
Therapy and Pathophysiology. 2nd. Belmont:
Wadsworth Cengage Learning. 2011.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai