Anda di halaman 1dari 3

9 Penyakit Menular dari Satwa Liar

Oleh: Drh. Luki Kusuma Wardhani

Hepatitis

Di seluruh dunia diperkirakan 2 milyar manusia telah terinfeksi penyakit hepatitis. Dua juta
orang meninggal tiap tahunnya atau tiap menitnya ada 4 orang meninggal akibat kasus penyakit
tersebut. Kecepatan penularan penyakit hepatitis 4 kali lebih cepat dari penyakit HIV. Penularan
penularan penyakit hepatitis ini melalui aliran darah, plasenta bayi bagi ibu yang mengandung
serta cairan tubuh seperti sperma, vagina, dan air liur.

Orang yang terkena hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan
kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh virus ini,
akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis.

Satwa primata (bangsa kera dan monyet) dapat menularkan penyakit hepatitis melalui gigitan
atau cakaran. Hati-hati memelihara primata, karena barangkali primata itu terinveksi hepatitis
dan sekali dia menggigit anda maka anda berisiko tertular hepatitis.

Tuberculosa (TBC)

TBC adalah penyakit yang menyebabkan kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala yang
ditimbulkan antara lain gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah, badan
tampak kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan melalui
saluran pernafasan.

Selain manusia satwapun dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TBC melalui kotorannya.
Jika kotoran satwa yang terinveksi itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia
akan terinveksi juga penyakit TBC. Penyakit Tuberculosis bersifat menahun atau berjalan kronis,
sehingga gejala klinisnya baru muncul jika sudah parah.

Satwa yang punya potensi besar menularkan penyakit TBC ke manusia adalah primata, misalnya
orangutan, owa dan siamang.

Rabies

Penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila.
Penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan
satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%), kera (3%) dan
satwa lain (1%).

Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal
dan sangat sensitif (mudah marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita
akan mati karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari.
Cacing

Cacingan sering dianggap penyakit yang ringan, padahal penyebab kematian terbesar satwa
dipelihara oleh manusia dalam kondisi buruk adalah penyakit ini. Stress dapat meningkatkan
jumlah infeksi cacing dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecilyaitu 0,01-0,1 mm, sangat
memudah bagi parasit menular ke semua satwa termasuk manusia.

Diare, badan kurus, kekurangan cairan (dehidrasi), anemia serta badan lemas merupakan gejala
awal yang ditimbulkan oleh adanya infeksi cacing. Kejang-kejang pada seluruh anggota gerak,
perut membesar dan keras akibat adanya timbunan gas (kembung) merupakan tanda bahwa racun
telah menyebar ke seluruh tubuh. Bila tidak segera diobati maka kematian akan menjemput
penderitanya.

Hampir semua satwa yang berpotensi menularkan penyakit cacingan, misalnya primata, musang,
kucing, burung nuri, kakatua, dan lain-lain.

Toxoplasmosis

Penyakit ini ditakuti oleh kaum wanita karena menyebabkan kemandulan atau selalu keguguran
bila mengandung. Bayi yang lahir dengan kondisi cacatpun juga dapat di sebabkan oleh penyakit
ini.

Penyakit Toxoplasmosis disebarkan oleh satwa bangsa kucing, misalnya kucing hutan, harimau
atau juga kucing rumahan. Penularan kepada manusia melalui empat cara yaitu: secara tidak
sengaja menelan makanan atau minuman yang telah tercemar Toxoplasama, memakan makanan
yang berasal dari daging yang mengandung parasit Toxopalsma dan tidak dimasak secara
sempurna/setengah matang. Penularan lain adalah infeksi penyakit yang ditularkan melalui
placenta bayi dalam kandungan bagi ibu yang mengandung. Cara penularan terakhir adalah
melalui transfusi darah.

Psitacosis

Walaupun belum ada laporan tentang kasus penyakit Psittacosis yang diderita oleh manusia
tetapi penyakit yang disebarkan oleh burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ini dapat
menyebabkan gangguan pernafasan. Penularannya bisa lewat kotoran burung yang kemudian
terhirup oleh manusia.

Gejala klinik yang ditimbulkan antara lain adalah gangguan pernafasan mulai dari sesak nafas
sampai peradangan pada saluran pernafasan, diare, tremor serta kelemahan pada anggota gerak.
Kondisi akan semakin parah bila penderita dalam kondisi stress dan makanan yang kekurangan
gizi.

Salmonellosis

Bakteri Salmonella masuk ke tubuh penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar
bakteri ini. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri Salmonella adalah peradangan pada
saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus. Akibatnya penderita akan mengalami diare,
sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik sehingga penderita akan
tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan oleh bakteri Salmonella menyebabkan
kerusakan otak, organ reproduksi wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami
keguguran.

Satwa yang bisa menularkan penyakit salmonella ini antara lain primata, iguana, ular, dan
burung.

Leptospirosis

Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk
manusia. Organ tubuh yang paling disukai oleh kuman ini tumbuh subur adalah ginjal dan organ
reproduksi. Penularan penyakit berawal dari adanya luka yang terbuka dan terkontaminasi
dengan air kencing atau cairan dari organ reproduksi. Bakan makanan atau minuman yang
tercemarpun dapat menyebakan infeksi masuk dalam tubuh.

Gejala yang mudah diamati bila terinfeksi penyakit ini adalah air kencing berubah menjadi
merah karena ginjal penderita mengalami perdarahan. Selain itu kepala akan mengalami sakit
yang luar biasa, depresi, badan lemah bahkan wanita hamil juga akan mengalami keguguran.
Sampai saat ini belum ada vaksin Leptospira untuk manusia, yang tersedia hanya untuk satwa.
Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus,
musang, jelarang dan tupai.

Herpes

Adanya pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan bila terinfeksi
virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia dapat tertular dari
gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita penyakit ini akan
mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan menjemputnya. Hati-
hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang, orangutan, dan lain-lain.
Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes!.

Anda mungkin juga menyukai