Pendidikan Kewarganegaraan PELAKSANAAN H PDF
Pendidikan Kewarganegaraan PELAKSANAAN H PDF
Oleh Kelompok 3 :
UNIVERSITAS NASIONAL
T.A. 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan ridho-Nya-lah, kami dapat menyelesaikan tugas ini, dengan judul
“PELAKSANAAN HAM DI INDONESIA” dengan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dan mungkin memiliki pembahsan
yang diluar konsep yang telah kami buat, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun kami harapkan agar kami bisa lebih baik ke depannya.
Akhir kata, kami berharap agar apa yang kami paparkan dan jelaskan di
makalah ini dapat berguna dan dapat diambil manfaatnya bagi orang yang
membacanya. Terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya HAM itu ?
2. Bagaimana pelaksanaan HAM di Indonesia selama ini ?
3. Aliran pemikiran hak asasi apa saja yang ada di Indonesia ?
4. Apa bentuk-bentuk pelanggaran HAM ?
5. Apa penyebab pelanggaran HAM ?
6. Apa upaya dari pemerintah demi menegakkan HAM di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dengan tema “Pelaksanaan HAM di Indonesia”, di mana tugas
yang diberikan adalah untuk membuat satu makalah dan presentasi dari
makalah tersebut dari tema yang sudah diberikan.
D. Sumber Data
1
Penulisan makalah ini bersumber melalui buku dan situs mengenai artikel
HAM di internet yang merupakan situs yang valid.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
berdasarkan metode sumber pustaka dari berbagai sumber yang dikutip
inti-inti masalahnya, baik itu yang bersumber dari buku, fakta di lapangan
maupun dari berita-berita di internet.
2
BAB II
1
PDF Komnas HAM UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM, diakses pada tanggal 15 Desember 2015.
3
kemajuan, tetapi pelaksanaan hak ekonomi masih belum
2
dilaksanakan secara memuaskan
2
Prof. Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama), hlm. 247-263.
4
kekeluargaan dan gotong royong. Karena terdesak waktu,
tercapai kompromi bahwa hak asasi dimasukkan kedalam
UUD 1945, tetapi dalam jumlah terbatas.
Sementara itu dalam masyarakat cukup banyak kalangan
yang berpendapat bahwa hak asasi tidak merupakan
gagasan liberal belaka, sebab dalam menyusun UUD
berikutnya, yaitu 1949 dan 1950, tenyata hak asasi
ditambah dan diperlengkap. Selain jumlahnya terbatas dan
perumusannya pendek, kita boleh bangga bahwa diantara
hak yang disebut UUD 1945 terdapat hak yang bahkan
belum disebut dalam Deklarasi Universal HAM (1948)
yaitu hak kolektif, seperti hak bangsa untuk menentukan
nasib sendiri. Jadi hak asasi itu dibatasi oleh undang-
undang.
Masalah hak asasi di masa Perjuangan Kemerdekaan dan
dalam Demokrasi Parlementer tidak banyak di diskusikan,
memang ada bebeapa konflik bersenjata, yang terkadang
penyelesaiannya tentu saja membawa korban pelanggaran
hak asasi, tetapi kehidupan masyarakat sipil pada umumnya
dianggap cukup demokratis, malah sering dianggap terlalu
demokratis.
Keadaan ini berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden Soekarto (1959) untuk kembali ke UUD 1945.
Maka mulailah masa Demokrasi Terpimpin.
5
sama sekali diabaikan, tidak ada garis jelas mengenai
kebijakan ekonomi. Akhirnya pada tahun 1966 Demokrasi
Terpimpin diganti dengan Demkrasi Pancasila atau Orde
Baru.3
3
Ibid.
6
usaha mewujudkan stabilitas politik untuk menunjang
ekonomi, pemenuhan berbagai hak politik, antara lain
kebebasan mengutarakan pendapat, banyak diabaikan dan
dilanggar.
Menjelang akhir masa Presiden Soeharto ada seruan kuat
dari kalangan masyarakat, terutama civil society, untuk
lebih meningkatkan pelaksanaan hak politik, agar stabilitas,
yang memang diperlukan untuk pembangunan yang
berkesinambungan, tidak menghambat proses
demokratisasi.
Salah satu masalah ialah tidak adanya persamaan persepsi
antara penguasa dan masyarakat mngenai konsep
“kepentingan umumn” dan “keamanan nasional”. Tidak
jelas kapan kepentingan individu berakhir dan kepentingan
umum dimulai. Begitu pula kapan keamanan (law and
order) terancam dan kapan keresahan yang ada masih dapat
ditoleransi sebagi ungkapan hak mengeluarkan pendapat.
Penafsiran mengenai konsep “kepentingan umum”,
“keamanan umum”, dan “stabilitas nasional” seolah-olah
merupakan monopoli dari pihak yang memiliki kekuasaan
politik dan keuasaan ekonomi.
Bagaimanapun juga, tidak dapat disangkal bahwa citra
Indonesia di luar negeri sangat rendah, baik mengenai
pelanggran hak asasi, maupun mengenai korupsi yang
merajalela, seklaipun penguasa selalu menolak pandangan
bahwa hak asasi di Indonesia menjadi maslaah besar.
Akumulasi tindakan represif akhirnya menjatuhkan
Presiden Soeharto.
Dengan demikian tuntutan untuk melaksanakan hak asasi
politik secara serius, meningkatkan usaha pemberantasan
kemiskinan, dan mengatasi kesenjangan soaisal, mengeras.
7
Juga tuntutan akan berkurangnya dominasi eksekutif,
peningkatan transparasi, akuntabilitas, dan demokratisasi
sukar dibendung.
Berkat tuntutan-tuntutanh itu pada akhir tahun 1993
dibentuk Komini Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) dengan dua puluh lima anggota tokoh masyrakat
yang dianggap tinggi kredibilitasnya, yang diharapkan
dapat meningkatkan penanganan pelanggaran hak asasi.
Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1988 Presiden Soeharto
meletakkan jabatan dan menyerahkannya kepada Wakil
Presiden Prof. Dr. Habibie.
d. Masa Reformasi
Pemerintah Habibie (mei 1988- Oktober 1999) pada awal
masa Reformasi mencanangkan Rencana Aksi Nasional
Hak Asasi Manusia (RAN-HAM) 1998 – 2003, yang
sayangnya sampai sekarang belum banyak dilaksanakan.
Dalam masa Reformasi pula Indonesia meratifikasi dua
Konvensi HAM yang penting yaitu Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam,
Tidak Manusiawi, atau Merendahkan, dan Konvensi
Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Rasial.4
Tahun-tahun pertama Reformasi ditandai oleh konflik
horisontal, di mana pelanggaran hak asasi dilakukan oleh
kelomnpok-kelompok masyarakat sendiri. Di masa
Reformasi, terutama dalam melaksanakan hak
mengutarakan pendapat, Reformasi sangat berhasil. Akam
tetapi dalam masa Reformasi pemenuhan hak asasi
ekonomi telah mengalami kemunduran tajam. Sekalipun
4
Ibid.
8
banyak faktor internasional mempengaruhi ekonomi
Indonesia, akan tetapi tidak sedikit faktor internal yang
menyebabkannya. Selain itu, beberapa kemajuan yang telah
dicapai di bidang pertumbuhan ekonomi, pemberantasan
pengangguran, dan pendapatan perkapita mengalami
kemunduran.
5
Ibid.
9
peraturan-peraturan lain yang memberi perlindungan yuridisi
padanya. Selain itu, HAP sendiri banyak terdapat dalam naskah
baik itu di Indonesia sendiri maupun naskah yang bersifat
internasional. Berikut tabel Hak Perempuan dalam naskah yang ada
selama ini.
No.Tahun Naskah
1. 1945 Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27
10
kekerasan dalam rumah tangga, kewarganegaraan, dan
perdagangan (trafiking) perempuan dan anak. Meskipun
membutuhkan waktu yang panjang, pada akhirnya Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan pemerintah (Presiden
Republik Indonesia) mengesahkan Undang-Undang No. 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah tangga
(PKDRT); Undang-Undang No. 12 Tahun 2006, tentang
Kewarganegaraan RI; dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(PTPPO).
Melalui tiga undang-undang ini, minimal secara legal sudah lebih
ada kepastian terhadap hak-hak perempuan di Indonesia.
6
Ibid.
11
mencanangkan bahwa ciri khas (particularities) perlu diperhatikan, asal
tidak menyalahi hak asasi itu sendiri.
7
Ibid.
12
a. Deskriminasi
Deskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan
pengucilan yang dilakukan langsung atau tidak
lengsung yang didasarkan perbedaan manusia atas suku,
ras, etnis, dan agama.8
b. Penyiksaan
Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa
sakit atau penderitaan baik jasmani maupun rohani.
8
Diakses pada tanggal 15 Desember 2015 dari situs smansax1-edu.com/2014/10/pengertian-hak-asasi-manusia.html?m=1.
13
E. Penyebab Pelanggaran HAM
Penyebab pelanggaran HAM terbagi atas dua kategori yakni :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia.
Contohnya :
a. Sikap egois
b. Kurang kesadaran HAM
c. Sikap tidak toleran
2. Faktor Eksternal
Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia.
Contohnya :
a. Penyalahgunaan kekuasaan
b. Kurang tegasnya aparat negara
c. Penyalahgunaan teknologi
d. Kesenjangan sosial dan ekonomi
14
Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan
Presdien No. 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia.
15
3) Investigasi, yaitu pencarian data, informasi, dan
fakta yang berkaitan dengan peristiwa dalam
masyarakat yang patut diduga merupakan
pelanggaran HAM
4) Penyelesaian perkara melalui perdamaian,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.
5) Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat
melalui proses peradilan di pengadilan HAM
9
Diakses pada tanggal 13 Desember 2015 dari situs www.edukasippkn.com/2015/05/instrumen-ham-hak-asasi-
manusia.html?m=1.
16
e) UU No. 40 Tahun 2008 Tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis;
f) Keppres No. 50 Tahun 1993 Tentang
Komnas HAM;
g) Keppres No. 181 Tahun 1998 Tentang
Komnas Anti kekerasan terhadap
Perempuan;
h) Peraturan perundang-undangan nasional
lain yang terkait.
17
merupakan salah satu Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Pengadilan Umum.10
b. Tempat Kedudukan
Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau
daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
c. Lingkup Kewenangan
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000,
pelanggaran HAM meliputi kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
10
Diakses tanggal 13 Desember 2015 dari situs
http://id.m.wikipedia.com/wiki/Pengadilan_hak_asasi_manusia_di_indonesia.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
HAM di Indonesia masih banyak memiliki masalah-masalh ang
harus dibenahi, baik itu dari segi pemerintah maupun dari segi
masyarakat. Indonesia memang sudah cukup bagus dalam hal dasar-dasar
acuan dalam melaksanakaan HAM begitu pun dengan peraturan yang ada,
tetapi Indonesia masih belum bisa menjalankan semua dasar-dasar HAM
yang telah dimiliki secara baik.
B. Saran
Lakukan pembenahan baik dari segi pemerintah maupun
masyarakat dengan memberikan hukuman bagi pelanggarn HAM tanpa
pandang bulu. Jika hal tersebut dilakukan dengan baik maka kedepannya
masalah-masalah HAM yang selama ini dimiliki Indonesia akan perlahan-
lahan berkurang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Utama.
Edukasi PPKn. 2015. Instrumen HAM (Hak Asasi Manusia), Ketentuan, dan
www.edukasippkn.com/2015/05/instrumen-ham-hak-asasi-
manusia.html?m=1.
Prabugomong. 2010. HAM. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015 dari situs
http://prabugomong.com/2010/10/02/ham/.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Komisi_Nasional_Hak_Asasi_Manusia.
20
Wikipedia. 2015. Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Diakses tanggal
http://id.m.wikipedia.com/wiki/Pengadilan_hak_asasi_manusia_di_indone
sia.
X.1 SMANSA – Edukasi Tak Boleh Dibatasi. 2014. Pengertian dan Definisi
edu.com/2014/10/pengertian-hak-asasi-manusia.html?m=1.
21