Anda di halaman 1dari 12

STUDI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI SISWA SD NEGERI 1 PENGASIH

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Dettiany Pritama
NIM 09108244070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JUNI 2015
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 1

STUDI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN


DIRI SISWA SD NEGERI 1 PENGASIH

STUDY OF TEACHER'S EFFORTS IN BOOSTING STUDENTS CONFIDENCE IN SD NEGERI 1


PENGASIH

Oleh: Dettiany Pritama, mahasiswa pgsd fip uny


dettykiddo@rocketmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri 1
Pengasih dan mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri 1
Pengasih. Subjek penelitian adalah guru kelas 1 (SM) dan guru kelas 3 (ES). Setting penelitian ini mengambil
tempat di SD Negeri 1 Pengasih menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif. Metode yang
digunakan dalam mengumpulkan data dengan observasi berperan serta jenis partisipasi pasif dan wawancara
mendalam. Metode yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan model Interaktif Huberman & Miles.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa di SD Negeri 1
Pengasih adalah (a) memberikan motivasi kepada siswa. (b) memberikan apresiasi kepada siswa. (c) mengajak
siswa berkomunikasi aktif. (d) memberikan tanggung jawab khusus pada siswa yang memiliki kepercayaan diri
rendah. (e) mengatur tempat duduk siswa. (f) mengkomunikasikan upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa
kepada kepala sekolah dan teman sesama guru. (2) kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kepercayaan
diri siswa adalah (a) guru SM dan guru ES terkendala kurangnya pengetahuan yang dimiliki dalam upaya
meningkatkan kepercayaan diri siswa. (b) guru ES terkendala dengan ketidakmauan siswa bekerjasama dalam
upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa. (c) guru ES kesulitan mengajak berkomunikasi siswa yang memiliki
kepercayaan diri rendah.

Kata kunci: upaya guru, kepercayaan diri siswa

Abstract
This research aims to know the teacher’s efforts in boosting students self confidence in SD Negeri 1
Pengasih and to know the constraints faced by teachers in boosting students self confidence in SD Negeri
1 Pengasih. The subject is the teacher of grade 1 (SM) and grade 3 (ES). Setting of this research taking
place in SD Negeri 1 Pengasih using qualitative approach kind of descriptive research. The methods used
in collecting data with participant observations the kind of passive participation and in-depth interviews.
The methods used to analyze the data using Interactive model Huberman & Miles. The results showed
that (1) the teacher’s efforts increase students self confidence in SD Negeri 1 Pengasih are (a) provide
the motivation to students. (b) give the appreciation to students. (c) invite students to communicate
actively. (d) provide a special responsibility on students who have low self confidence. (e) arrange the
seating of students. (f) communicate the efforts of improving the students self confidence to the
headmaster and friends of fellow teachers. (2) constraints faced by teachers in boosting student
confidence are (a) both of the teacher lack of knowledge in an attempt to boost the students self
confidence. (b) the subject teacher ES has been hampered by the unwillingness of students to team up in
an attempt to boost the student’s self confidence. (c) teacher ES difficulty to communicating with students
who have low self confidence.

Keywords: teacher’s effort, students self confident


2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
PENDAHULUAN diri untuk dapat dihargai, tidak hanya oleh dirinya
tetapi juga oleh orang lain. Siswa yang memiliki
Percaya terhadap kemampuan yang dimiliki
kepercayaan diri yang kuat menganggap
merupakan bekal yang sangat penting bagi
kegagalan bukan merupakan sesuatu yang
seseorang dalam kehidupannya. Ketika seseorang
menyedihkan, memalukan bahkan mematahkan
percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya
semangat tetapi sebagai langkah untuk menuju
maka dirinya akan merasa mampu melakukan
keberhasilan. Dalam hal ini siswa dapat semakin
suatu hal. Kepercayaan terhadap dirinya yang
memacu semangat dan motivasinya untuk
akan memotivasi untuk berusaha mencapai
berprestasi dalam belajar.
tujuannya. Kesuksesan dalam segala bidang akan
sulit dicapai jika seseorang tidak memiliki Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri

kepercayaan diri yang cukup. yang cukup. Rasa minder, malu, takut dan lain-

Percaya diri merupakan salah satu faktor lain dapat menjadi kendala bagi siswa dalam

keberhasilan seseorang. Hal ini ditegaskan oleh berinteraksi baik dalam proses belajar di

Peter Lauster (1997: 4) yang mengatakan bahwa lingkungan sekolah maupun di lingkungan

“percaya diri mempengaruhi sikap hati-hati, masyarakat. Seperti yang dijelaskan karena rasa-

ketidaktergantungan, ketidakserakahan, toleransi rasa tersebut siswa dapat merasa tidak yakin

dan cita-cita.” Kepercayaan diri mempengaruhi dengan kemampuan dan keterampilan dirinya,

banyak hal yang mendasar pada kepribadian sehingga dapat mengakibatkan siswa tersebut

seseorang seseorang. Seseorang yang memiliki menutup diri, kurang mendapatkan informasi

rasa percaya diri akan berhati-hati dalam bahkan terisolir dari lingkungannya. Hal tersebut

bertindak dan mengambil keputusan. Keyakinan tentu saja merupakan kendala yang cukup besar

terhadap kemampuan diri akan menimbulkan rasa dalam proses pembelajaran.

kemandirian dan tidak ketergantungan terhadap Siswa yang merasa dirinya kurang mampu,

orang lain juga menjadikan seseorang menjadi minder, malu, takut serta menutup diri tersebut

tidak egois serta lebih toleran. Cita-cita bagi merupakan gambaran dari seseorang yang

orang yang memiliki rasa percaya diri juga memiliki kepercayaan diri rendah. Siswa yang

tergolong normal karena tidak perlu bagi dirinya tergolong memiliki kepercayaan diri rendah

untuk menutupi ketidakpercayaan dirinya dengan sering kali prestasi belajarnya juga rendah karena

cita-cita yang berlebihan. ketidakyakinan pada kemampuan dirinya sendiri.

Kepercayaan diri dimiliki oleh semua orang Selain itu siswa yang memiliki kepercayaan diri

tidak terkecuali siswa Sekolah Dasar. rendah juga rentan mendapatkan pelecehan sosial

Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh siswa yang dapat berupa ejekan dari lingkungannya.

dalam pembelajaran sehingga dapa memotivasi Hal tersebut tentu saja semakin membuat individu

siswa untuk meraih prestasi dalam belajar. Bila siswa sensitif dan merendahkan kepercayaan

seorang siswa memiliki rasa percaya diri yang dirinya. Senada dengan pernyataan dari Bambang

kuat maka siswa tersebut akan percaya terhadap Hartono (1997: 27) siswa yang tidak mempunyai
rasa percaya diri akan takut bereksperimen, tidak
kemampuan diri sehingga akan menggali potensi
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 3
kreatif, sehingga kemampuannya kurang dihadapkan pada situasi yang menantang dan
berkembang sehingga dapat menyebabkan perasaan yang menyenangkan maka kepercayaan
semakin merosotnya rasa pecaya dirinya. Bila diri siswa pun akan meningkat.
tidak terjadi perubahan atau intervensi maka Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
berlangsunglah perasaan tersebut sepanjang hidup peneliti pada hari Senin 8 Maret 2013 di kelas 2
siswa. SD Negeri 1 Pengasih, dalam proses
Guru sebagai pendidik memiliki peranan yang pembelajaran masih ditemukan siswa yang
besar dalam mendidik siswa di sekolah. Oleh tergolong memiliki rasa percaya diri yang rendah.
karena itu, upaya yang dilakukan guru untuk Terlihat dengan keengganan siswa untuk tampil
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam di depan kelas. Saat guru menawarkan siswa
proses pembelajaran khususnya sangat penting. untuk mengerjakan soal di papan tulis hanya
Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa terdapat seorang siswa yang dengan suka rela
sangatlah bervariasi dan guru dituntut untuk mengacungkan jari. Ketika guru kembali
kreatif dalam mempergunakan serta menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan
menyesuaikan upaya-upaya tersebut dengan soal selanjutnya di papan tulis hanya siswa tadi
kondisi siswa. Siswa harus terbiasa untuk percaya yang kembali mengacungkan jari. Guru
kepada kemampuan yang dimilikinya bahwa menganggap siswa tersebut sudah terlalu sering
dirinya bisa melakukan sesuatu sesuai dengan untuk maju mengerjakan soal hingga akhirnya
kemampuannya. Pembelajaran disertai dengan guru menunjuk seorang siswa lain untuk maju
pemberian motivasi dan penanaman rasa mengerjakan soal di papan tulis. Siswa yang
kepercayaan diri terhadap siswa akan ditunjuk tersebut tidak langsung maju
meningkatkan prestasi belajar. mengerjakan hingga guru kembali memanggil
Disebutkan dalam hasil penelitian Trends in namanya. Sebelum maju siswa yang ditunjuk
International Mathematics and Science Study tersebut melihat hasil jawaban teman sebelahnya
(dalam Mahrita Julia Hapsari 2011: 338) yang terlebih dahulu. Dalam menuliskan jawaban soal
menunjukkan bahwa self confidence siswa di papan tulis, siswa tersebut terlihat ragu-ragu
Indonesia masih rendah yaitu dibawah 30%. dan sering menoleh kepada temannya untuk
Indeks hasil tersebut dikaitkan dengan faktor meminta bantuan. Hal yang sama terjadi saat guru
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru meminta siswa untuk bertanya mengenai materi
yang masih didominasi oleh metode ceramah. yang belum dipahami, tidak seorang siswapun
Dengan metode tersebut siswa cenderung pasif yang mengacungkan jari untuk bertanya. Ketika
dalam proses pembelajaran sehingga kurang guru bertanya untuk memastikan pemahaman
mengasah kepercayaan dirinya. Menurut Jossey- materi dan pendapat siswa, siswa kembali diam
Bass Teacher (dalam Mahrita Julia Hapsari 2011: dan tidak menjawab pertanyaan guru.
341) guru dan metode pembelajaran yang Melalui uraian hasil observasi tersebut di atas
diterapkannya di kelas akan berpengaruh diduga siswa cenderung pasif, terlihat dengan
langsung pada kepercayaan diri siswa, saat siswa keengganan siswa tampil di kelas dan tidak mau
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
bila diminta bertanya menyampaikan kemampuan kognitif saja tetapi kepercayaan diri
pendapatnya. Akan tetapi terdapat pula siswa mempengaruhi kepercayaan terhadap kemampuan
yang dengan suka rela mau tampil di kelas yang dimilikinya sehingga dapat berhasil dalam
dengan maju mengerjakan soal yang diberikan tugas-tugas sekolah. Upaya yang dilakukan oleh
guru tetapi hanya siswa tertentu saja dan guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa
cenderung siswa yang itu-itu saja yang memiliki di dalam kelas sangat perlu dilakukan. Oleh
prestasi yang cukup baik di kelas. karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
Dalam pengamatan yang dilakukan upaya yang dilakukan oleh guru dalam
sebelumnya, peneliti juga menemukan bahwa meningkatkan kepercayaan diri siswa SD Negeri
guru hanya terfokus pada materi pelajaran. Guru 1 Pengasih. Penelitian mengenai upaya yang
tidak pernah mencatatkan perkembangan dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
psikologi siswa khususnya tingkat kepercayaan kepercayaan diri siswa SD Negeri 1 Pengasih ini
diri. Dalam proses pembelajaran guru juga bertujuan untuk mengetahui upaya dan kendala
terlihat kurang memperdulikan kepercayaan diri guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa
siswa. Guru kurang mendampingi serta SD Negeri 1 Pengasih.
memotivasi siswa yang memiliki kepercayaan diri
rendah. Pada saat guru menawarkan untuk METODE PENELITIAN
mengerjakan soal di papan tulis terdapat siswa
Jenis Penelitian
yang dengan suka rela mengacungkan jari tetapi
Pendekatan penelitian yang dipergunakan
karena guru menganggap siswa tersebut sudah
peneliti untuk memperoleh data di lapangan
terlalu sering maka beliau menunjuk siswa lain
adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
yang tidak mengacungkan jari. Guru juga kurang
Alasan digunakannya pendekatan penelitian
memberikan apresiasi pada siswa yang maju ke
deskriptif kualitatif adalah karena peneliti ingin
depan kelas ataupun menjawab pertanyaan.
mengetahui pengetahuan dan gambaran apa
Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan adanya terkait upaya yang dilakukan oleh guru
kepercayaan diri siswa di dalam kelas juga belum dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.
optimal. Metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru cenderung monoton sehingga kurang
Waktu dan Tempat Penelitian
mendapat perhatian siswa. Banyak siswa yang
Penelitian dilaksanakan di kelas 1 dan 3 di SD
tidak memperhatikan, mengobrol bahkan bermain
Negeri 1 Pengasih, Desa Pengasih, Kecamatan
sendiri saat pembelajaran berlangsung. Metode
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
pembelajaran masih sering menggunakan metode
Penelitian dilaksanakan pada September-Oktober
ceramah yang membuat siswa cenderung pasif
tahun 2013.
dan kurang mengasah kepercayaan diri siswa.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
kepercayaan diri siswa sangat penting dalam
proses pembelajaran. Tidak hanya kecerdasan dan
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 5
Target/ Subjek Penelitian terdiri dari tiga hal utama, yaitu: (1) reduksi data;
(2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan/
Subjek penelitian yang dipilih adalah guru
verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan
kelas 1 dan 3 SD Negeri 1 Pengasih berinisial SM
kegiatan yang jalin-menjalin pada saat sebelum,
dan ES, dengan menggunakan teknik
selama, dan sesudah pengumpulan data dalam
nonprobability sampling. Adapun alasan
bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan
penentuan subjek didasarkan menurut pendapat
umum yang disebut analisis.
Enung Fatimah (2006: 150) faktor pola asuh dan
interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat
mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Keabsahan Data

Oleh karena itu apabila diterapkan dalam sekolah Peneliti mempergunakan triangulasi dan
dasar usia dini adalah siswa kelas rendah. Dalam pengamatan berulang sebagai cara untuk menguji
penelitian ini, subjek penelitian adalah guru kelas keabsahan data dalam penelitian ini. Menurut
rendah SD Negeri 1 Pengasih. Sugiyono (2011: 363) triangulasi diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
Data Triangulasi yang akan dipergunakan peneliti
Penelitian ini menggunakan peneliti sendiri adalah triangulasi metode (methodological
sebagai instrumen utama dalam penelitian dengan triangulation).
mempergunakan alat bantu di lapangan berupa Triangulasi metode dalam penelitian ini
pedoman observasi dan pedoman wawancara. dipergunakan untuk menguji hasil wawancara
Pedoman observasi dipergunakan sebagai alat dengan guru kelas 1 dan 3 SD Negeri 1 Pengasih
bantu peneliti untuk memperoleh data upaya yang terkait upaya meningkatkan kepercayaan diri
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan siswa. Sumber data yang menjadi bagian dari
kepercayaan diri siswa. triangulasi adalah dengan menggunakan data
Pedoman wawancara mendalam dipergunakan hasil wawancara dan data hasil observasi.
untuk memperoleh data dari subjek penelitian dan Sumber data yang menjadi bagian dari
informan, yaitu subjek guru dan kepala sekolah triangulasi adalah guru kelas 1 dan kelas 3 dan
sebagai sumber triangulasi data. Pedoman kepala SD Negeri 1 Pengasih. Pengamatan
wawancara pada subjek penelitian meliputi upaya berulang dalam penelitian ini dilakukan dengan
guru meningkatkan kepercayaan diri siswa dan melakukan observasi oleh peneliti lebih dari 1
kendala guru dalam meningkatkan kepercayaan kali sampai data jenuh.
diri siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui
Data dalam penelitian ini dianalisis upaya guru dalam meningkatkan kepercayaan diri
menggunakan model interaktif Huberman &
Miles (Muhammad Idrus, 2009: 147-148) yang
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
siswa SD Negeri 1 Pengasih, akan diuraikan kepercayaan diri siswa dengan mengajak
dalam pembahasan sebagai berikut siswa berkomunikasi saat berputar
1. Upaya guru meningkatkan kepercayaan mengelilingi kelas mengawasi pekerjaan
diri siswa siswa. Saat siswa mengerjakan tugas yang
Kedua subjek guru SM dan guru ES diberikan subjek berjalan mengelilingi kelas
memberikan motivasi kepada siswa dengan dan beberapa kali berhenti mengajak siswa
memberikan kata-kata yang mendorong berkomunikasi mengenai tugas yang
semangat siswa. Selain itu kedua subjek guru diberikan. Selain itu, guru SM sering
SM dan guru ES memberikan apresiasi memanggil nama siswa yang memiliki
kepada siswa yang mau membaca atau kepercayaan diri rendah dalam proses
mengerjakan di depan kelas berupa kata-kata pembelajaran.
pujian, tepuk tangan dan hadiah. Upaya guru meningkatkan kepercayaan
Upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan melakukan upaya
diri siswa dengan memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan
apresiasi sesuai dengan pendapat dari mengajak siswa berkomunikasi juga sesuai
beberapa ahli antara lain pendapat dari dengan pendapat Thursan Hakim (2009)
menurut Harter (dalam John W. Santrock yang menyebutkan:
2003: 339) terdapat empat cara, yaitu 1) Memupuk keberanian untuk bertanya.
melalui: 2) Peran aktif pendidik untuk bertanya
1) Mengidentifikasi penyebab dari kepada siswanya.
rendahnya rasa percaya diri dan domain- 3) Mengerjakan soal di depan kelas.
domain kompetensi diri yang penting. 4) Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
2) Dukungan emosional dan penerimaan maupun organisasi sekolah.
sosial. 5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar.
3) Prestasi. 6) Penerapan disiplin yang konsisten
4) Mengatasi masalah (coping). Upaya kedua subjek guru SM dan guru
Upaya guru meningkatkan kepercayaan ES meningkatkan kepercayaan diri siswa
diri siswa dengan memberikan motivasi dan dengan mengajak siswa berkomunikasi saat
memberikan apresiasi kepada siswa sesuai berputar mengelilingi kelas mengawasi
dengan pendapat Harter (dalam John W. pekerjaan siswa sesuai dengan pendapat dari
Santrock 2003: 339) yang menyebutkan Thursan Hakim (2005) yang salah satunya
dukungan emosional dan penerimaan sosial. menyebutkan peran aktif pendidik untuk
Dukungan emosional dan penerimaan sosial bertanya kepada siswanya.
dari guru yang berupa dapat pemberian Subjek guru SM meningkatkan
motivasi dan apresiasi. kepercayaan diri siswa dengan memberikan
Selanjutnya kedua subjek guru SM dan tanggung jawab khusus pada siswa siswa
ES melakukan upaya meningkatkan yang memiliki kepercayaan diri rendah
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 7
berupa memimpin teman-teman tugas piket saat waktu senggang di kantor dan meminta
menyapu dan sesekali memimpin berdoa. saran dah informasi untuk meningkatkan
Sedangkan subjek guru ES meningkatkan kepercayaan diri siswa.
kepercayaan diri siswa dengan mengatur Meningkatkan kepercayaan diri siswa
tempat duduk siswa. Subjek guru ES dengan mengkomunikasikan upaya
mengatur tempat duduk siswa dengan meningkatkan kepercayaan diri siswa kepada
melakukan rotasi tempat duduk siswa tiap kepala sekolah dan teman sesama guru sesuai
minggu. pula dengan pendapat Harter (dalam John W.
Upaya yang dilakukan guru meningkatkan Santrock 2003: 339) yang menyebutkan
kepercayaan diri siswa dengan memberikan mengatasi masalah (coping). Mengatasi
tanggung jawab khusus dan mengatur tempat masalah yang dilakukan oleh guru yaitu
duduk siswa sesuai pendapat dari Tarsi dengan mengkomunikasikan dengan
Tarmudji (1998: 47) adalah pertama, dengan meminta bantuan saran kepada kepala
melenyapkan rasa takut dan bimbang yang sekolah dan teman sesama guru.
memojokkan bila dibiarkan. Kedua, untuk Berdasarkan hasil penelitian dan kajian
mencapai sukses dalam segala sesuatu perlu teori dapat disimpulkan bahwa upaya guru
mengambil risiko dalam mencoba sesuatu meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah:
yang baru. Ketiga, bersikap adil jika orang a. Memberikan motivasi kepada siswa.
lain mengalami kegagalan juga dan pujilah b. Memberikan apresiasi kepada siswa.
kesuksesan dan prestasi orang lain. Keempat, c. Mengajak siswa aktif berkomunikasi.
gunakan daya khayal untuk memperoleh d. Memberikan tanggung jawab khusus pada
pekerjaan yang diinginkan. siswa yang memiliki kepercayaan diri
Upaya guru meningkatkan kepercayaan rendah.
diri siswa dengan memberikan tanggung e. Mengatur tempat duduk siswa.
jawab khusus pada siswa dan mengatur f. Mengkomunikasikan upaya meningkatkan
tempat duduk siswa sesuai dengan pendapat kepercayaan diri siswa kepada kepala
Tarsi Tarmudji (1998: 47) yang menyebutkan sekolah dan teman sesama guru.
bahwa untuk mencapai sukses dalam segala 2. Kendala guru dalam meningkatkan
sesuatu perlu mengambil risiko dalam kepercayaan diri siswa
mencoba sesuatu yang baru. Subjek guru SM menjelaskan bahwa
Selanjutnya kedua subjek guru SM dan kepercayaan diri adalah percaya pada
subjek ES meningkatkan kepercayaan diri kemampuan diri sendiri sehingga memiliki
siswa dengan mengkomunikasikan upaya keberanian untuk melakukan berbagai hal,
meningkatkan kepercayaan diri siswa kepada tidak minder, takut ataupun malu. Sedangkan
kepala sekolah dan teman sesama guru. guru ES mengatakan bahwa kepercayaan diri
Subjek berdiskusi dengan kepala sekolah dan adalah percaya pada diri sendiri termasuk
teman sesama guru mengenai keadaan kelas
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
kemampuan yang dimilikinya atau istilah diri, kondisi fisik, pengalaman hidup
umum digunakan PD (percaya diri). sedangkan faktor eksternal berupa
Pendapat kedua subjek tersebut sesuai pendidikan, pekerjaan dan lingkungan.
dengan pendapat Thursan Hakim (2005: 6) Menurut guru SM, ciri-ciri siswa yang
yang menyebutkan bahwa percaya diri adalah memiliki kepercayaan diri tinggi antara lain:
suatu keyakinan seserorang terhadap segala (1) turut aktif dalam pembelajaran, (2)
aspek kelebihan yang dimilikinya dan mandiri, (3) berani, (4) kreatif, (5) berpikiran
keyakinan tersebut membuatnya merasa positif, (6) mudah bergaul dan banyak teman
mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan sedangkan ciri-ciri siswa yang memiliki
di dalam hidupnya. kepercayaan diri rendah diantaranya adalah:
Selanjutnya subjek guru SM mengatakan (1) cenderung pendiam, (2) kurang mampu
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi bergaul dengan teman, (3) kurang mandiri,
kepercayaan diri berasal dari dalam dan dari (4) pemalu dan minder, (5) memiliki teman
luar pribadi siswa. Faktor dari dalam pribadi yang terbatas. Sedangkan menurut guru ES,
siswa dipengaruhi oleh keadaan fisik dan ciri-ciri siswa yang memiliki kepercayaan
psikis siswa, sedangkan faktor dari luar diri tinggi antara lain: (1) memiliki
pribadi siswa antara lain pola asuh, keadaan keberanian, (2) mandiri, (3) mudah diajak
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, teman komunikasi baik dengan guru maupun teman,
sepermainan dan lingkungan tempat tinggal. (4) mudah bergaul. Ciri-ciri siswa yang
Subjek guru ES mengatakan bahwa faktor- memiliki kepercayaan diri rendah menurut
faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri guru ES adalah: (1) pemalu, (2) pendiam, (3)
berasal dari diri siswa sendiri dan dari luar biasanya memiliki prestasi yang kurang, (4)
diri siswa. Faktor dari diri siswa dipengaruhi sulit diajak berkomunikasi, (5) sulit bergaul.
oleh keadaan mental dan pola pikir siswa, Pendapat dari kedua subjek guru SM dan
sedangkan faktor dari luar diri siswa adah guru ES belum sesuai dengan pendapat dari
lingkungan dan keluarga meliputi cara orang Peter Lauster (dalam Nur Ghufron & Rini
tua mengasuh anak, serta keadaan keluarga R.S., 2011: 35-36), ciri-ciri kepercayaan diri
termasuk keutuhan tumah tangga, keadaan adalah
ekonomi dan lingkungan tempat tinggal. 1) Keyakinan kemampuan diri
Pendapat dari guru SM dan guru ES Keyakinan kemampuan diri adalah sikap
cukup sesuai dengan pendapat dari Peter positif seseorang tentang dirinya
Lauster (dalam Nur Ghufron & Rini R.S., merupakan keyakinan kemampuan diri. Ia
2011) yang mengemukakan bahwa rasa mampu secara sungguh-sungguh akan apa
percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa yang dilakukannya.
faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, 2) Optimis
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Optimis adalah sikap positif yang dimiliki
Faktor internal meliputi: konsep diri, harga seseorang yang selalu berpandangan baik
Studi Tentang Upaya .... (Dettiany Pritama) 9
dalam menghadapi segala hal tentang diri kependidikan, pimpinan satuan pendidikan,
dan kemampuannya. orang tua/ wali peserta didik, dan bergaul
3) Objektif secara santun dengan masyarakat.
Seseorang yang memandang Berdasarkan kajian penelitian dan kajian
permasalahan sesuai dengan kebenaran teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan
yang semestinya, bukan menurut dirinya. bahwa kendala guru dalam upaya
4) Bertanggung jawab meningkatkan kepercayaan diri siswa antara
Bertanggung jawab adalah kesediaan lain:
seseorang untuk menanggung segala a. Kedua subjek guru SM dan guru ES
sesuatu yang telah menjadi terkendala kurangnya pengetahuan yang
konsekuensinya. dimiliki dalam upaya meningkatkan
5) Rasional dan realistis kepercayaan diri siswa.
Rasional dan realistis adalah analisis b. Subjek guru ES terkendala dengan
terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan ketidakmauan siswa bekerjasama dalam
suatu kejadian dengan menggunakan upaya meningkatkan kepercayaan diri
pemikiran yang dapat diterima oleh akal siswa.
dan sesuai dengan kenyataan c. Subjek guru ES kesulitan mengajak
Subjek guru ES mengatakan bahwa beliau berkomunikasi siswa yang memiliki
terkendala dengan ketidakmauan siswa kepercayaan diri rendah.
bekerjasama dalam upaya meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Selain itu guru ES SIMPULAN

mengaku kesulitan mengajak berkomunikasi Simpulan


siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
karena guru ES menyadari bahwa beliau upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa
memiliki sifat tidak sabar. Berdasarkan di SD Negeri 1 Pengasih, dapat disimpulkan
wawancara dan observasi kendala guru ES sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian dan
tidak sesuai dengan kompetensi guru yang pembahasan,
terdapat di dalam Undang-Undang kemudian 1. Upaya guru meningkatkan kepercayaan diri
dijabarkan oleh Rochmat Wahab dan siswa di SD Negeri 1 Pengasih, dapat
Sukirman (2011: 5) yang salah satunya disimpulkan sebagai berikut:
adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial a. Memberikan motivasi kepada siswa.
adalah kemampuan sebagai bagian dari b. Memberikan apresiasi kepada siswa.
masyarakat yang meliputi kompetensi c. Mengajak siswa berkomunikasi aktif.
berkomunikasi lisan, tulisan dan/ atau isyarat, d. Memberikan tanggung jawab khusus pada
menggunakan teknologi komunikasi dan siswa yang memiliki kepercayaan diri
informasi, bergaul secara efektif dengan rendah.
peserta didik, sesama pendidik, tenaga e. Mengatur tempat duduk siswa.
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
f. Mengkomunikasikan upaya meningkatkan Mahrita Julia Hapsari. (2011). Upaya
Meningkatkan Self-Confidence Siswa Dalam
kepercayaan diri siswa kepada kepala
Pembelajaran Matematika Melalui Model
sekolah dan teman sesama guru. Inkuiri Terbimbing. Prosiding, Seminar
Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY.
2. Kendala yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah Muhammad Idrus. (2009). Metode Penelitian
Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
a. Kedua subjek guru SM dan guru ES
terkendala kurangnya pengetahuan yang Nur Ghufron & Rini R.S. (2011). Teori-Teori
Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
dimiliki dalam upaya meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Rochmat Wahab & Sukirman. (2011).
Pengembangan Profesi Guru, Bahan
b. Subjek guru ES terkendala dengan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
ketidakmauan siswa bekerjasama dalam Sertifikasi Guru Rayon 111. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
upaya meningkatkan kepercayaan diri
Santrock, John W. (2003). Edisi Keenam
siswa.
Adolfscence Perkembangan Remaja.
c. Subjek guru ES kesulitan mengajak (Terjemahan: Shinto B. Adelar, Sherly
Saragih). Jakarta: Erlangga.
berkomunikasi siswa yang memiliki
kepercayaan diri rendah. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Tarsi Tarmudji. (1998). Pengembangan Diri.
Yogyakarta: Liberty.
Bambang Hartono. (1997). Melatih Anak Percaya
Diri. Jakarta: Gunung Mulia Thursan Hakim. (2005). Mengatasi Rasa Tidak
Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Enung Fatimah. (2006). Psikologi
Perkembangan: Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Pustaka Setia.

Lauster, Peter. (1997). Tes Kepribadian.


(Terjemahan: D.H Gulo). Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai