Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS JSA DAN HIRA


PROSES PENGOLAHAN PANGAN PRESTO

Oleh kelompok :
Agata Febiola D. E. M. H09170002
Ajeng Meyza
Aldila Fitri Prihantari H091702
Devina Natasya P. H0917027

PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
A. LATAR BELAKANG

Keselamatan dan Kesehatan (K3) adalah suatu program yang dibuat


pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal – hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari
dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahan apabila
timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan
tanpa terkecuali proyek pembangunan gedung seperti apartemen, hotel, mall
dan lain-lain, karena penerapan K3 dapat mencegah dan mengurangi resiko
terjadinya suatu kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan kerja.
(Tyas, 2011)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia
(HAM). Untuk itu, kesadaran mengenai pentingnya K3 harus selalu di
gugah, diingatkan, serta di budidayakan di kalangan para pekerja.
Pemahaman dan pelaksanaan K3 di perusahaan sangat diperlukan, terutama
dalam syarat - syarat kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindungan
tenaga kerja terhadap kecelakan kerja, guna meminimalisir kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, perlu disosialisasikan pemahaman dan
pelaksanaan K3 secara baik dan benar (Sofyan, 2014).
Job Safety Analysis (JSA) merupakan metode yang mempelajari suatu
pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang
berhubungan dengan setiap langkah, dan digunakan untuk mengembangkan
solusi yang dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya. HIRA adalah
suatu proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya kemudian menghitung
besarnya suatu risiko dan menetapkan apakah risiko tersebut dapat diterima
atau tidak (Kusumasari dkk., 2014).
Presto merupakan suatu metode diversifikasi (pengembangan)
pengolahan hasil perikanan, terutama sebagai modifikasi pemindangan.
Produk dari presto dimasak dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi.
Hasil dari produk presto yaitu tulang duri menjadi lunak sehingga dapat
dikonsumsi secara langsung beserta durinya, produk lebih higienis dengan
menggunakan presto ini dapat dihasilkan produk perikanan yang cepat saji
(pengolahan singkat). Dalam pembuatan presto, ikan diawetkan dengan cara
mengukus atau merebusnya dalam lingkungan beragam dan bertekanan
normal (stabil), dengan tujuan menghambat aktivitas atau membunuh
bakteri pembusuk maupun aktivitas enzim (Afrianto dan Liviawaty, 1995).
B. PERMASALAHAN
Dewasa ini, teknik pengolahan pangan semakin mengalami
perkembangan dan variasi. Salah satu diantaranya adalah Teknik
pengolahan dengan presto. Presto merupakan salah satu proses pengolahan
pangan yang biasa digunakan pada bahan pangan berjenis ikan. Prosesnya
memanfaatkan pemanasan dan tekanan tinggi yang bertujuan untuk
meningkatkan daya cerna dan daya simpan produknya. Pada penerapannya,
proses ini menggunakan alat panci presto konvensional maupun autoclave.
Hingga saat ini Teknik presto telah mencakup skala rumah tangga bahkan
industri. Pengaplikasiaanya tergolong mudah namun tetap memiliki resiko
bahaya, terlebih dari segi alat. Panci presto maupun autoclave yang
menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi. Tak jarang kecelakaan terjadi
akibat kurang tepatnya dalam menjalankan prosedur pemakaian alat. Terkait
hal tersebut, dilakukan analisis potensi bahaya serta pengendalian resiko
kecelakaan yang mungkin terjadi selama proses presto berlangsung.

C. TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN


1. Penyiapan panic presto, bagian tutup dibuka lalu geser bagian pegangan
dalam tutup menuju arah berlawan jarum jam kemudian angkat
2. Pemasukan air dan bahan makanan pada panci
3. Penutupan panci presto dengan cara memutar bagian pegangan tutup
panci yang searah jarum jam hingga pegangan tutup menjadi sejajar
dengan bagian pegangan badan panci.
4. Penungguan beberapa saat hingga air pada panci mendidih dengan tanda
keluarnya suara yang mendesis panjang pada katup yang terletak di
bagian atas katup.
5. Kecilkan api suapaya masakan bias matang secara merata lalu melunak
6. Setiap masakan membutuhkan waktu yang bervariasi untuk mencapai
tingkat kematangan.
7. Jika masakan telah dirasa sudah matang, matikanlah api lalu diamkan
beberapa menit. Pastikan suara desisan uap hilang agar bagian tutup
panci presto dapat dibuka dengan aman dan dikeluarkan bagian isinya
8. Hindari membuka bagian tutup panci jika belum mengeluarkan uap sisa
yang terdapat pada panci, sebab uap bertekanan yang begitu panas bias
menyembur keluar bahkan menimbulkan ledakan

D. PENILAIAN JSA-HIRA
E. KESIMPULAN
F. SARAN
G. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai