Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong
terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka
peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak
positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini.
Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan
masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan
frustasi.Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan
masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri maupun masalah yang datang dari
luar. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian bantuan dari konselor dalam lingkup
bimbingan konseling maka akan berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang
dihadapi. Termasuk pekerjaan yang diinginkan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Ini
mengakibatkan adanya suatu permasalahan dalam hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi konseling itu?
2. Apa definisi karir itu?
3. Apa definisi keluarga itu?
4. Apasaja penyebab keluarga kurang beruntung?
5. Bagaimana solusi untuk keluarga kurang beruntung?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang konseling, karir, keluarga, penyebab keluarga kurang
beruntung dan solusi apa saja yang dapat diberikan kepada keluarga kurang beruntung
tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “consillium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.
Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan.”1
Menurut Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya. Konseling merupakan suatu proses
untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk
mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat
terjadi setiap waktu. (Devision of Conseling Psychology).2
ASCA (Ameican School Counselor Association) mengemukakan bahwa: konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan
dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.3

B. Pengertian Karir
Irianto (2001 : 94) Pengertian karir adalah meliputi elemen-elemen obyektif dan
subyektif. Elemen obyektif berkenaandengan kebijakan kebijakan pekerjaan atau posisi
jabatan yangditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan
seseorang dalam mengelola karir denganmengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan
mengubahpekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi
(misalnya dengan mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) Berpendapat bahwa kata karir adalah dapatdipandang dari
beberapa perspektif yang berbeda, antaralain dariperspektif yang obyektif dan subyektif.
Dipandang dari perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki
oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan

1 Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. (Jakarta: PT Rinaeka Cipta, 2008). hal. 99
2Ibid.,hal. 100
3 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009) hal. 8

2
perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi
semakin tua.
Mohamad Surya (1988 : 31) Bimbingan karir adalah merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan
hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

C. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan
suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini , dalam hubungannya dengan
perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang
melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya
terbatas selaku penerus keturunan saja.4
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama
memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.5

D. Peran dan Fungsi Keluarga


Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara
langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara
individual di masyarakat.
1. Keluarga hendaknya selalu menjaga dan memperhatikan cara pandang individu terhadap
kebutuhan-kebutuhan pokoknya baik itu yang bersifat organic maupun yang bersifat
psikologis. Sehingga cara pemenuhan kebutuhan itu bisa berjalan dalam batas-batas yang
sesuai dengan porsinya. Pertumbuhan psikologisnya tidak menimbulkan kesan yang
kurang wajar. Misalnya, kualitas maupun kuantitas makanan yang diperlukan, pakaian

4 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk keluarga, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1981, hlm.9

5 Drs. H. Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar. Cet ke II. Hlm 95-96

3
yang terlampau menyolok yang biasa nya diikuti oleh pemilihan teman yang semata-
mata berdasarkan kepentingan sepihak saja. Individu tersebut memilih orang yang
menerima diri dan segala perintahnya tanpa pernah orang lain boleh mempertanyakan.
Inilah yang akhirnya mengarah pada sifat individualistis.
2. Mempersiapkan segala sesuatu yang ada hubungan langsung maupun tidak langsung
dengan pendidikannya. Artinya keluargalah yang mempunyai tanggung-jawab moral
pada usaha mengupayakan pendidikan dan menjadi orang terdidik.
3. Membina individu dengan cara mengamati garis kecenderungan individu ( trait ). Hasil
dari kegiatan tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pengembangan potensi yang ada.
Pada tahap inilah keluarga membina kearah cita-cita dan menanamkan kebiasaan yang
baik dan benar untuk mencapai cita-cita tersebut.
4. Keluarga adalah model dalam masyarakat yang menjadi acuan yang baik untuk ditiru
yang juga menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Melalui tahap inilah individu benar-
benar mulai dilepas di masyarakat secara penuh dan mengalami segala sesuatunya secara
individual.6
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan dirinci
kedalam beberapa fungsi, yaitu :
a. Pemeliharaan.
Dalam keluarga pastilah akan saling menjaga satu sama lain, saling merawat,
pengertian, perhatian dan lain sebagainya. Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar
setiap anggota nya dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1. Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
2. Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
3. Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
Bila dalam keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah barang
tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat pula. Sehingga
terwujud suatau masyarakat yang terlepas atau terhindar dari segala gangguan apapun
yang terjadi.

6 Josep Riwo Kaho. Ilmu Sosial Dasar kumpulan Essei. Surabaya. Hlm 78-79

4
b. Reproduksi.
Semua orang menginginkan keturunan. Dengan berkeluarga yang dimulai dari suami
dan istri akan ada anak, kemudian cucu dan seterusnya, untuk meneruskan garis
keturunan.
c. Ekonomi.
Maksud dari fungsi ekonomi ini adalah bagaimana peran kepala keluarga (Suami)
dalam mencari penghasilan dan mengelola penghasilan tersebut untuk menghidupi dan
mencukupi kebutuhan keluarga. Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan
manusia yang pokok yaitu :
1. Kebutuhan Makan Dan Minum
2. Kebutuhan Pakaian untuk menutup tubuhnya
3. kebutuhan tempat tinggal
Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua
diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan
dan minum, cukup pakian serta tempat tinggal.
Sehubungan dengan fungsi ini keluarga juga berusaha melengkapi kebutuhan jasmani
dimana keluarga ( orang tua ) diwajibkan berusaha agar anggotanya mendapat
perlengkapan hidup yang bersifat jasmaniah baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat individual. Perlengkapan jasmaniah keluarga yang bersifat umum misalnya meja
kursi, tempat tidur, lampu dan lain-lain. Juga dapat termasuk kedalam golongan
perlengkapan jasmani adalah permainan anak. Permainan anak ini memiliki nilai bagi
anak-anak untuk mengembangkan daya cipta disamping sebagai alat-alat rekreasi anak.
d. Pendidikan.
Yaitu bagaimana cara orang tua mendidik dan memberikan pendidikan sekolah yang
layak sehingga menjadikan garis keturunannya sukses di masa depan.
e. Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi merupakan yang paling utama bagi perkembangan anak, karena
keluarga adalah tempat atau lingkungan sosialisasi pertama bagi anak. Keluarga adalah
yang pertama kali mengajarkan bagaimana cara bersosialisasi anak terhadap lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekitar.

5
f. Keagamaan
Di Negara Indonesia yang berideologi pancasila berkewajiban pada setiap warganya (
rakyatnya ) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan pancasila didalam perilaku
kehidupan keluarganya sehingga benar-benar dapat diamalkan P4 ini dalam kehidupan
keluarga yang pancasila.
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta
mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian akan tercermin bentuk masyarakat
yang pancasila apabila semua keluarga melakasanakan P4 dan fungsi keluarga ini.

E. Penyebab dan Cara Penanganan Keluarga Kurang Beruntung


a. Penyebab keluarga kurang beruntung
Ada beberapa penyabab yang menjadikan keluarga menjadi kurang beruntung dalam
hidupnya. Diantaranya:
1. Dosa-dosa yang kita perbuat
2. kurangnya taqwa seseorang.
3. tidak ditunaikannya zakat, kurang bershodaqoh
4. durhaka pada orang tua
5. doa orang yang terzhalimi
6. Mengumpulkan harta dengan cara yang haram
7. mabuk-mabukan, berjudi dan menyembah berhala.
8. gangguan dan rekayasa jin kafir
Ada juga peyebab lain yang menyebabkan kurang beruntung.
1. Tak Punya Selera Humor
2. Menyalahkan Pihak Lain
3. Tak Bahagia Dengan Diri Sendiri Saat Melihatnya di Kaca
4. Tak Punya Harapan Atau Stuck
5. Bertindak Lebih Dari Kemampuan
6. Khawatir Berlebihan
7. Iri Dengan Keberuntungan Orang Lain
8. Menyalahkan Tuhan

6
9. Tak Menghargai Hal-Hal Baik Yang Anda Miliki
10. Mengeluh Terus Menerus
b. Solusi untuk keluarga yang kurang beruntung
1. Bertaubat
Oleh karena salah satu sebab datangnya kesialan itu adalah dosa-dosa yang kita
perbuat. “Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa”. (Q.S.
Yunus [10] : 17) Walaupun maksud dari ayat tersebut adalah tidak beruntung karena
orang yang berdosa itu akan disiksa dan dihukum di neraka, namun tidak beruntung
di sini bisa juga berarti tidak beruntung di dunia. Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits bahwa kemaksiatan bisa menyebabkan kesempitan rezeki.
“Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang
diperbuatnya”. (H.R. Tirmidzi dan Al Hakim) Maka untuk menghilangkan kesialan
itu adalah dengan melakukan taubatan nasuha. Namun bisa jadi pula untuk sementara
waktu rezeki itu masih disempitkan walaupun sudah melakukan taubatan nasuha, hal
itu dikarenakan untuk melebur dosa dosa kita dan kita dibuat susah payah dalam
mencari rezeki. Jika ia sabar dalam kesusahan itu maka akan mendapat pahala yang
pahalanya itu dapat menutupi dan melebur dosa dosanya.
“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang
penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya)
kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya”. (H.R. Bukhari) Sesungguhnya
Allah menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia
ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan
meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah
tidak akan memberinya berkah. (H.R. Ahmad)
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu
dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas
Allah untuk mengampuninya. (H.R. Ath-Thabrani)
2. Bertaqwa
Salah satu sebab datangnya nya kesialan adalah karena kurangnya taqwa
seseorang. Taqwa itu adalah berhati hatid dan menjaga diri dalam menapaki
kehidupan ini dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Maka

7
akibat dari kurang taqwa itu bisa menyebabkan seseorang terus menerus dirundung
malang dan tidak beruntung nasibnya. Sedangkan orang yang bertaqwa kepada Allah
akan mendapatkan keberuntungan dan ditunjukkan jalan keluar dari masalah yang
dihadapinya.
“Bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Q.S. Al-Baqarah 189) Selain itu
ia juga akan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan dicukupi
keperluannya.
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allahtelah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S. Ath-
Thalaaq [65] : 2-3)
3. Bersedekah
Oleh karena salah satu sebab ketidakberkahan dan ketidakberuntungan itu karena
tidak ditunaikannya zakat, kurang bershodaqoh sebagaimana disebutkan dalam hadits
Rasulullah s.a.w. “Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah
menimpa mereka dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen)”. (HR.
Ath-Thabrani). Maka untuk menghilangkan kesialan adalah dengan cara
bershodaqoh.
“Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu)
dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana”. (H.R.
Ath-Thabrani). Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan
mengeluarkan sodaqoh. (H.R. Al-Baihaqi). Dari dua hadits tersebut kita tahu bahwa
shodaqoh dan zakat disamping melindungi harta dari musibah dan kemusnahan, juga
akan mendatangkan rezeki yag lebih besar. Perlu dipahami di sini bahwa dalam
bershodaqoh skala prioritasnya adalah utamakan sanak kerabat yang miskin baru
memberi pada orang lain.
4. Berdoa
Rasulullah s.a.w. mengajarkan pada kita salah satu cara menghapuskan kesialan
adalah dengan berdoa. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat)

8
bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-
menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (H.R.
Muslim) Redaksi doanya bermacam-macam, salah satunya yang dicontohkan
Rasulullah s.a.w. adalah doa sebagai berikut :
Dari Abdullah bin ‘Amru, dia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa
tidak melanjutkan aktifitas kebutuhannya karena thayyarah (beranggapan sial karena
melihat burung atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat syirik.” Para
sahabat bertanya; “Lalu apakah yang dapat menghapuskannya (kesialan itu?) wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab: “hendaklah ia berdo’a; ALLAHUMMA LAA
KHAIRO ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRO ILLA THOIRUKA WALAA
ILAAHA GHOIRUKA (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang
dari-Mu, dan tidak ada nasib baik kecuali nasib baik yang datang dari-Mu, dan tidak
ada Ilah selain-Mu.” (H.R. Ahmad No. 6748)
5. Berdzikir Dan Kalimat Thayyibah
Salah satu cara menghilangkan kesialan adalah dengan mengingat Allah
sebanyak-banyaknya atau membaca dzikir. Di dalam Al-Qura’an Allah SWT
berfirman : maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al-Jumu’ah [62 ] : 10)
berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung. (Q.S. Al-Anfal [8 ] : 45) Dalam hadits Rasulullah s.a.w. juga
memerintahkan sebagai ganti thiyaroh adalah al fa’u yaitu membaca kalimat thoyibah
(kalimat yang baik atau dzikir) Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah
mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bahwa Abu Hurairah berkata; saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada
sesuatu sehingga batal melakukan sesuatu) dan yang baik adalah Alfa`lu.” Para
sahabat bertanya; “wahai Rasulullah apakah Al fa`lu itu?” beliau menjawab: “Yaitu
kalimat baik yang di dengar oleh salah satu dari kalian.” (H.R. Bukhari No. 5313)
Dan telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Humaid; Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdur Razaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari
‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah bahwa Abu Hurairah r.a. berkata; Aku

9
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada pengaruh jahat karena burung.
Dan yang paling baik adalah Al Fa’l. Lalu beliau ditanya; ‘Apa itu Al Fa’l, Ya
Rasulullah? ‘ Jawab beliau; ‘Kalimah shalihah (baik) yang di dengar oleh salah
seorang di antara kalian.” (H.R. Muslim No. 4122)
6. Meminta Maaf dan Berkati Pada Orang Tua
Oleh karena kesialan itu bisa timbul akibat durhaka pada orang tua, maka untuk
menghilangkankesialan itu hendaklah memohon maaf pada orang tua, menyayangi
mereka dan melakukan apa saja yang menyenangkan hati mereka. Dari ‘Abdullah bin
‘Amr bin ‘Ash r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ridha Allah bergantung
kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang
tua” (H.R. Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 2, Ibnu Hibban No. 2026 At-Tirmidzi
No. 1899, Al-Hakim Juz IV 151-152), Hadits ini dishahihkan atas syarat Muslim dan
Adz-Dzahabi menyetujuinya. Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam Shahiih
Adabul Mufrad, hadits ini sahih sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua
(Al-Hakim dan Adz-Dzahabi). Simaklah hadits berikut ini kisah yang mencontohkan
manfaat dari bakti kepada orang tua untuk menyelamatkan dari musibah dan kesulitan
yang dihadapi : Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang
berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung.
Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi
mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang
pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul
melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut.
Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua
orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak
yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu
memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu
hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga
pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap
memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku
mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-
rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak

10
akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan
kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari
ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya
minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan(amal
sholeh) ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka
bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser
sedikit (H.R. Bukhari Muslim)
Pada hadits di atas diceritakan bagaimana amal sholeh berupa bakti pada orang
tua bisa mengangkat musibah yang menimpa seseorang. Maka hendaknya seseorang
menolak bala/sial itu bukan dengan cara yang aneh aneh yang dibisikkan jin kepada
hatinya. Namun sebaiknya ia memulainya dari berbuat baik pada orang tuanya.
7. Menyambung Silaturahmi
Salah satu cara menghilangkan kesialan adalah menyambung silaturahmi.
Prioritas pertama tentu kepada sanak kerabat, tetangga dan kepada teman-teman
lainnya. Artinya : Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjang-kan
umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahimnya (H.R. Bukhari Muslim)
Secara logika jika orang itu luas kenalannya dan banyak pertemanannya, selalu
berbuat baik pada orang, mungkin diam-diam ada orang yang mendoakan
keselamatan baginya. Jika mendapat kesulitan, akan ada orang yang membantunya,
jika mendapat musibah akan datang orang menolongnya.
8. Meminta Maaf dan Mengembalikan Hak Orang Yang Dizhalimi
Oleh karena salah satu sebab kesialan itu adalah karena doa orang yang
terzhalimi, dan doa orang yang terzhalimi itu dikabulkan Allah, maka bagaimana jika
orang yang terzhalimi itu mengutuknya dan mendoakan keburukan baginya? Bisa jadi
musibah dan itu menimpa seseorang karena doa orang yang terzhalimi. Dari Abu
Hurairah r.a. , Telah berkata Rasulullah s.a.w. , ‘Ada tiga do’a yg dikabulkan oleh
Allah SWT -yang tidak diragukan tentang do’a ini-, yang pertama yaitu do’a kedua
orang tua terhadap anak yang kedua do’a orang yg musafir -yang sedang dalam
perjalanan-, yang ketiga do’a orang yg dizhalimi” (H.R. Bukhari, Abu Dawud, dan
Tirmidzi) Barangsiapa mendo’akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya
maka dia telah memperoleh kemenangan. (H.R. Tirmidzi dan Asysyihaab) Maka

11
hendaklah meminta maaf dan menyambung kembali silaturahmi dengan orang yang
pernah dizhalimi. Jika ada hak-hak yang terampas, maka hak orang tersebut harus
dikembalikan atau ditunaikan.
9. Menolong Orang Lain
Salah satu cara menghilangkan kesempitan dan kesulitan adalah menolong orang
lain, dan meringankan kesulitan orang lain. Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul
dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam
kesempitan. (H.R. Ahmad) Barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit
niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. (H.R. Muslim) Jika
diri kita sendiri mengalami kesulitan bagaimana mungkin kita disuruh meringankan
kesulitan orang lain? Namun meringankan kesulitan orang lain banyak caranya,
terkadang hanya dengan tutur kata yang baik, nasehat yang bijak, menunjukkan rasa
empati dan simpati, telah menghibur orang yang sedang dilanda kesulitan. Selain itu
kita pun bisa mendoakan orang yang ditimpa musibah dan kesulitan tanpa orang itu
tahu. Dengan cara demikian, malaikat akan balik mendoakan kita sebagaimana kita
mendoakan orang itu. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra.,
bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan
dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap
kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut
berkata `aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (H.R. Muslim
No. 2733)
10. Memakan Harta Yang Halal
Mengumpulkan harta dengan cara yang haram seperti korupsi, manipulasi,
mengurangi timbangan, mencampur barang, mencegat dagangan, menimbun barang,
menipu dll akan mendatangkan bencana dan kesialan pada pelakunya. Sebagaimana
dinyatakan dalam hadits berikut ini : Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak
sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan
tanah (longsor). (H.R. Al-Baihaqi) Maka salah satu jalan agar terhindar dari musibah
adalah dengan memakan harta yang halal dan menghindari diri dari memakan harta
yang haram, termasuk juga jangan memberi anak dan istri dengan harta yang haram.

12
11. Tidak Mabuk, Tidak Menyembah Berhala dan Tidak Berjudi
Salah satu penyebab kesialan adalah mabuk-mabukan, berjudi dan menyembah
berhala. Orang yang mabuk tidak menyadari apa yang diperbuatnya dan tidak bisa
mengontrol tindakannya. Selain itu alkohol dalam darah akan membuatnya bersikap
emosional dan rakus pada dunia.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan (Q.S. Al-maidah [5] : 90).
Pada ayat di atas diperintahkan jauhilah perbuatan tersebut agar beruntung.
Artinya jika mabuk dan judi bisa penyebab dari segala kesialan karena mabuk dan
judi menyebabkan pertikaian dan perselisihan. Kita bisa melihat bahwa seringkali
tawuran yang terjadi pada konser musik disebabkan karena mabuk-mabukan.
Termasuk dalam perkara ini adalah teler atau sakaw akibat narkoba. Orang sering
kalap dan bertindak apa saja akibat dari teler. Demikian pula akibat kalah judi, orang
menjadi mendadak miskin, bangkrut, keluarga terlantar dan tidak sedikit yang bunuh
diri.
12. Ruqyah Syar’iyyah
Salah satu penyebab kesialan adalah gangguan dan rekayasa jin kafir dan antek-
antek kaki tangan iblish seperti dukun dan tukang sihir dan tukang santet. Mereka
dengan sihirnya dapat membuat keburukan pada kehidupan manusia, seperti
pertengkaran dan kekisruhan dalam rumah tangga. Mereka mempelajari dari kedua
malaikat itu apa yang dengan sihir itu dapat memisahkan suami dari istrinya, mereka
tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya itu kecuali dengan izin
Allah(Q.S.Al-Baqarah [2] : 102)

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. Yang
berfungsi menjaga dan memperhatikan cara pandang individu terhadap kebutuhan-kebutuhan
pokoknya baik itu yang bersifat organic maupun yang bersifat psikologis. Mempersiapkan segala
sesuatu yang ada hubungan langsung maupun tidak langsung dengan pendidikannya. Artinya
keluargalah yang mempunyai tanggung-jawab moral pada usaha mengupayakan pendidikan dan
menjadi orang terdidik. Dan membina individu.
Ada beberapa penyabab yang menjadikan keluarga menjadi kurang beruntung dalam
hidupnya. Diantaranya:
1. Dosa-dosa yang kita perbuat
2. kurangnya taqwa seseorang.
3. tidak ditunaikannya zakat, kurang bershodaqoh
4. durhaka pada orang tua
5. doa orang yang terzhalimi
6. Mengumpulkan harta dengan cara yang haram
7. mabuk-mabukan, berjudi dan menyembah berhala.
8. gangguan dan rekayasa jin kafir
Solusi untuk keluarga yang kurang beruntung
1. Bertaubat.
2. Bertaqwa
3. Bersedekah
4. Berdoa
5. Berdzikir Dan Kalimat Thayyibah
6. Meminta Maaf dan Berkati Pada Orang Tua
7. Menyambung Silaturahmi
8. Meminta Maaf dan Mengembalikan Hak Orang Yang Dizhalimi

14
9. Menolong Orang Lain
10. Memakan Harta Yang Halal
11. Tidak Mabuk, Tidak Menyembah Berhala dan Tidak Berjudi
12. Ruqyah Syar’iyyah

15
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar. Cet ke II.

H. Achmad J.N. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP. Jakarta: Grasindo

Josep Riwo Kaho. Ilmu Sosial Dasar kumpulan Essei. Surabaya.

Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rinaeka
Cipta.

Singgih D. Gunarsa. 1981. Psikologi Untuk keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

http://apaaja0908.blogspot.com/2013/09/fungsi-dari-sebuah-keluarga.html

http://www.anehdidunia.com/2012/06/penyebab-mengapa-anda-kurang-beruntung.html

http://seteteshidayah.wordpress.com/2013/01/09/kesialan-ada-atau-tidak/

http://inspirasikonselor.weebly.com/pengertian-karir.html

16

Anda mungkin juga menyukai