Kerjakan pada kertas double folio, besok jam 12.00 siang dikumpulkan dan
menandatangani DPNA.
Apa yang harus dipersiapkan, agar memiliki penghasilan yang lebih baik dan menjamin
kehidupan dari sudut pandang seorang enterpreneur (wirausahawan
Mengatur keuangan adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan oleh semua orang,
terutama bagi yang tidak memiliki komitmen dan juga disiplin yang tinggi dalam hal
ini. Berbagai kebiasaan buruk yang kita miliki seringkali membuat keuangan
menjadi kacau dan tidak bisa berjalan dengan baik sebagaimana harapan diri sendiri.
1. Disiplin
Wirausaha pada mulanya adalah memberdayakan diri Anda sendiri. Maka Anda harus
memiliki disiplin untuk mengatur jam kerja, memenuhi tenggat waktu, mengejar klien baru,
dan menghindari gangguan menggoda, misalnya menonton televisi. Jangan buang-buang
waktu.
2. Hemat
Untuk mencegah diri bangkrut ketika pergerakan bisnis Anda melambat, maka Anda harus
pandai berhemat. Anda harus berani memotong pengeluaran yang tidak perlu, seperti untuk
keperluan menjamu basa-basi, perjalanan ekslusif, atau baju baru. Lakukan penghematan
tidak hanya di masa surut, tapi juga di masa pasang. Bahkan penghematan di masa pasang
bisa dilakukan lebih besar lagi agar tabungan Anda semakin banyak.
3. Percaya diri
Agar berhasil menjual diri Anda kepada orang lain, Anda harus lebih dulu menjadi
penggemar terbesar untuk diri sendiri. Jika Anda saja tidak yakin bahwa Anda yang terbaik,
bagaimana orang lain bisa percaya? Dan bisnis tidak akan jatuh begitu saja ke pangkuan
Anda. Bergeraklah terus mempromosikan diri, mintalah peluang, kapan dan di mana pun
selama itu memungkinkan.
4. Kemampuan komunikasi yang baik
Klien tidak selalu mengungkap harapan atau keinginan mereka dengan jelas. Daripada
menebak-nebak apa yang mereka inginkan, dengan risiko Anda salah dalam usaha
memuaskan keinginan klien, lebih baik Anda ajukan sebanyak mungkin dan sedetail
mungkin pertanyaan kepada klien. Percayalah, mereka tidak akan merasa terganggu, kok.
5. Rendah hati
Ketika Anda melakukan kesalahan, akuilah dan segera meminta maaf. Kesombongan tidak
pernah berhasil dalam bisnis apa pun.
6. Kejujuran dan integritas
Ketika Anda bekerja sendiri, reputasi amatlah penting. Dalam dunia wirausaha, Anda
adalah perusahaan. Anda juga karyawannya. Segala sesuatu yang Anda lakukan akan
berimbas langsung pada usaha yang sedang dibangun.
7. Keterampilan pencatatan
Sangatlah penting untuk mengetahui ketika Anda mendapatkan bayaran, ketika Anda
berutang uang, berapa banyak uang bisnis yang ada dalam kas, berapa banyak yang bisa
dikeluarkan, dan lain-lain. Dengan melakukannya, Anda akan segera mengetahui kesehatan
usaha yang sedang dijalani. Apakah merugi atau untung, apakah ada peluang penghematan
atau investasi, dan sebagainya.
8. Motivasi
Anda tidak akan berhasil menjadi wirausaha jika aktivitas Anda sehari-hari lebih banyak
dihabiskan dengan menonton televisi. Bahkan ketika Anda terpikir untuk bersantai, segera
kesampingkan. Manfaatkan sebanyak-banyaknya waktu untuk mengoptimalkan usaha.
Atau, jika Anda menginginkan waktu bersantai—atau untuk meraup peluang—yang lebih
banyak, percepat tenggat waktu. Jangan selalu menunggu batas akhir.
9. Keluwesan
Akan ada waktunya Anda menjadi sangat-sangat sibuk. Pesanan yang tidak terduga, klien
yang meminta mempercepat, dan lainnya. Tidak ada alasan untuk mengelak. Anda harus
bersedia mengatur ulang jadwal kerja untuk mengakomodasi permintaan klien. Pembeli
adalah raja, bukan?
10. Kemampuan untuk mengatur batasan
Penting untuk luwes, tapi penting juga untuk tetap mengatur batas-batas dan harapan yang
realistis dengan klien Anda. Anda tidak perlu melakukannya secara eksplisit. Cukup
terapkan norma-norma. Seperti tidak menjawab telepon dan surat elektronik setelah jam
kerja, tidak menerima tenggat waktu yang tidak masuk akal, atau negosiasi pembayaran di
akhir. Terapkan saja itu secara konsisten, klien akan mengerti.
dari sudut pandang seorang pengusaha konvensional.
Apa yang harus dipersiapkan, agar memiliki penghasilan yang lebih baik dan menjamin
kehidupan dari sudut pandang seorang pengusaha konvensional.