Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN PEGAWAI

PD BPR ARTHA SUKAPURA CABANG SINGAPARNA

Galih Nugraha, Siti Rahmawati


Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper Wing 2 Level 5, Kampus IPB, Dramaga, Bogor

ABSTRACT untuk mendukung dan mengembangkan


PD BPR Artha Sukapura Singaparna Branch Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
is a result of the merger BPR government- sebagai salah satu tulang punggung
owned Tasikmalaya district to support the perekonomian di Indonesia. Salah satu
development and the regional economy. program untuk mendukung dan
However, after implemented merger there are mengembangkan UMKM adalah melakukan
problems regarding human resource penggabungan (merger) BPR di setiap
planning, that is the composition of the kabupaten/kota yang merupakan tawaran
employees who work leading to inefficiencies Bank Indonesia kepada pemerintah daerah.
and not achieving the target of lending and Manfaat dari merger adalah adanya dukungan
the handling of non-performing loans (NPL). yang lebih kuat dari BPR dalam
Planning and human resource management pembangunan perekonomian daerah.
can be done through an analysis of workload Kebijakan merger diikuti oleh beberapa
and the need for employees to know the kota/kabupaten di Jawa Barat termasuk BPR
composition of employees with the right milik pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
amount. This study aims to 1) analyze the Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
workload of employees PD BPR Artha Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2010, maka
Sukapura Singaparna Branch and 2) analyze dibentuklah PD BPR Artha Sukapura yang
the needs of the number of employees in PD merupakan perusahaan daerah milik
BPR Artha Sukapura Singaparna Branch. The pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
method used is the analysis of the workload PD BPR Artha Sukapura Cabang Singaparna
through the Full Time Equivalent (FTE). The merupakan salah satu kantor cabang terbesar
results of the analysis of the workload on dari hasil merger tersebut yang memiliki
staff of marketing fund and account officer 2 aktivitas yang padat karena letaknya yang
staff has a value of overload and so we need strategis yaitu di pusat pemerintahan
one new employees for staff of marketing Kabupaten Tasikmalaya dan pusat bisnis
funds and one new employees for account UMKM. Setelah merger, terjadi perubahan
officer 2 staff with the status of permanent khususnya dalam hal perencanaan sumber
employee. daya manusia. Setelah merger, perencanaan
sumber daya manusia di PD BPR Artha
Keywords: employee, full time equivalent, Sukapura Cabang Singaparna ditentukan oleh
workload analysis BPR pusat, sehingga kurang adanya
koordinasi antara kantor cabang dan kantor
pusat dalam menentukan perencanaan sumber
PENDAHULUAN daya manusia secara berkesinambungan yang
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan menyebabkan tidak terpenuhinya efisiensi dan
lembaga keuangan yang berperan dalam efektivitas dalam pemenuhan kebutuhan
mendorong pertumbuhan ekonomi di pegawai di PD BPR Artha Sukapura Cabang
Indonesia. Peran BPR menjadi semakin Singaparna. Hal tersebut ditunjukkan oleh
penting sejalan dengan program pemerintah jumlah pegawai yang mengalami peningkatan

ISSN: 1411 – 4321 209


Galih, Siti

dan penurunan yang fluktuatif dari tahun Sukapura Cabang Singaparna tahun 2011-
2011-2015. Gambar 1 menunjukkan 2015.
perbandingan jumlah pegawai PD BPR Artha

Gambar 1 Perbandingan Jumlah Pegawai Tahun 2011-2015 (Kepegawaian 2016)

Berdasarkan Gambar 1, terdapat perubahan pinjaman sebagai inti bisnis perusahaan. Hal
komposisi pegawai di PD BPR Artha ini menunjukkan bahwa BPR Cabang
Sukapura Cabang Singaparna setelah merger Singaparna masih mencari komposisi pegawai
dari tahun 2011-2015. Pada tahun 2015 yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan merekrut pegawai baru untuk pegawainya. Namun dengan penambahan 3
ditampatkan sebagai analisa kredit dan staff orang pegawai di staff accout officer belum
account officer serta mengeluarkan surat mampu memperbaiki kinerja perusahaan. Hal
tugas untuk 2 orang pegawai kantor kas yang ini dapat diketahui dari penyaluran kredit di
ditempatkan sebagai staff account officer di PD BPR Artha Sukapura Cabang Singaparna.
kantor cabang. Penambahan 3 orang untuk Gambar 2 menunjukkan penyaluran kredit PD
staff account officer menunjukan bahwa BPR Artha Sukapura Cabang Singaparna
perusahaan ingin meningkatkan kredit atau tahun 2011-2015.

Gambar 2 Perbandingan Penyaluran Kredit Tahun 2011-2015 (PD BPR 2016)

210 ISSN: 1411 - 4321


Galih, Siti

Berdasarkan Gambar 2, penurunan


penyaluran kredit dimulai dari tahun 2012 Tujuan
hingga tahun 2015. Penyaluran kredit yang Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis
paling rendah terjadi pada tahun 2015. Selain beban kerja pegawai PD BPR Artha Sukapura
itu, jumlah non performing loan (NPL) PD Cabang Singaparna (2) Menganalisis
BPR Artha Sukapura Cabang Singaparna kebutuhan jumlah pegawai di PD BPR Artha
mengalami peningkatan yang cukup besar Sukapura Cabang Singaparna.
pada tahun 2015 mencapai 21,53%, melebihi
batas NPL untuk BPR yang ditetapkan Metode
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar Pengolahan data dan analisis data diawali
5%. Kondisi ini sangat tidak diharapkan oleh dengan mengidentifikasi tugas pokok
perusahaan, sehingga peningkatan jumlah pekerjaan pegawai. Tugas pokok per jabatan
penyaluran kredit dan penurunan tingkat NPL pegawai diurutkan sesuai dengan fungsi
menjadi fokus utama perusahaan yang manajemen menurut Terry (2000) yaitu
menjadi tanggung jawab bagian manajemen POAC. Setelah mengetahui tugas per tugas
resiko kredit. jabatan pegawai, dilanjutkan dengan
Pada bagian marketing dana, jumlah dana pengamatan melalui work sampling.
yang dihimpun melalui tabungan telah Kemudian menganalisis beban kerja adalah
melebihi pencapaian yang ditetapkan dasar untuk melaksanakan perhitungan
perusahaan yaitu surplus 20%. Namun, terhadap jumlah kebutuhan pegawai. Beban
jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat kerja untuk setiap tugas pokok per jabatan
melalui deposito sebesar 84% belum didapatkan dari standar kemampuan rata-rata
memenuhi pencapaian yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas serta
perusahaan. Hal ini menyebabkan kuantitas beban tugas dalam satutahun dalam
ketidakseimbangan antara penghimpunan satuan menit. Besarnya frekuensi melakukan
dana dengan penyaluran kredit. Perbaikan aktivitas menunjukkan besarnya beban kerja.
kinerja perusahaan dapat dilakukan dalam Beban kerja yang diperoleh kemudian
proses perencanaan sumber daya perusahaan menjadi dasar dalam melakukan perhitungan
agar dapat mencapai target yang telah terhadap tenaga kerja yang ideal. Perhitungan
ditetapkan perusahaan. Masalah lainnya kebutuhan pegawai sesuai dengan Peraturan
adalah terdapat ketidaksesuaian antara Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Reformasi Birokrasi No. 75 tahun 2004.
dengan praktik pekerjaan yang dilakukan Adapun langkah-langkah perhitungan sebagai
pegawai sehingga diperlukan penyusunan berikut: menetapkan waktu kerja, waktu
tugas pokok pekerjaan sesuei dengan fungsi penyelesaian tugas pegawai, dan menghitung
manajemen. Berdasarkan permasalahan yang kebutuhan pegawai melalui Full Time
telah diuraikan, perusahaan membutuhkan Equivalent (FTE). Pengolahan data penelitian
jumlah dan komposisi pegawai yang tepat mengunakan bantuan Microsoft Excel 2007
dengan melakukan analisis beban kerja dan dan software SPSS Statistics 17.
kebutuhan pegawai kembali setelah
dilaksanakannya merger. Hal ini penting HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam mengantisipasi jika terjadi perubahan Menetapkan Waktu Kerja
faktor-faktor internal maupun eksternal. Jumlah hari kerja pada tahun 2015 adalah 365
Sementara itu, perusahaan diharapkan mampu hari. Setelah itu dilakukan perhitungan hari
mengarahkan perencanaan SDM dalam kerja efektif pegawai dalam satutahun. Hari
memperoleh jumlah, tipe, dan mutu karyawan kerja efektif (Tabel 1) didapatkan dari jumlah
untuk mengerjakan sesuatu yang tepat dengan hari pada tahun 2015 dikurangi 104 hari libur
waktu yang tepat (Mangkuprawira 2004). Sabtu dan Minggu, 15 hari libur nasional dan

ISSN: 1411 – 4321 211


Galih, Siti

6 hari cuti tahunan sehingga didapatkan hari Kemudian melakukan perhitungan jam kerja
kerja efetif tahun 2015 adalah 240 hari. efektif.

Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja ini dikarenakan masing-masing jenis
formal dikurangi dengan waktu kerja yang pekerjaan memiliki kondisi kerja yang
hilang karena tidak bekerja (allowance) berbeda-beda seperti tingkat ketelitian,
seperti buang air, melepas lelah, makan, ketegangan mental, aktivitas tergolong
istirahat, dan sebagainya yang tidak monoton dan membosankan cukup
berhubungan dengan pekerjaan menghabiskan waktu. Besarnya allowance
(KEMENPAN 2004). Menurut (Karo 2014) juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
allowance yang digunakan adalah 15%. kerja tempat pengamatan (Wibawa dkk 2014).
Penelitian dilaksanakan pada tingkat staff Jam kerja pegawai adalah 8 jam kerja per hari
administrator produksi astra dengan kondisi kemudian dikurangi allowance sebesar 15%
kerja dalam sebuah pabrik. Allowance terdiri sehingga jam kerja efektif per hari adalah 6,8
dari 3% bekerja di meja, posisi duduk 1%, atau 408 menit efektif bekerja. Jumlah efektif
pandangan normal 3%, suhu normal 3%, dan jam kerja per minggu 34 jam atau 2040 menit
kebutuhan jasmani 5%. Sedangkan penelitian efektif bekerja. Kemudian 136 jam per bulan
ini allowance yang digunakan sebesar 15% atau 8160 menit jam kerja efektif dan adalah
yang terdiri dari kebutuhan jasmani 4% 1632 jam per tahun atau 97920 menit jam
merupakan kelelahan dasar bekerja, kerja efektif. Kemudian dilanjutkan dengan
pandangan normal 2%, suhu normal 2%, 2% melaksanakan pengamatan penggunaan waktu
bekerja di meja, dan ketegangan mental 5% kerja menggunakan work sampling untuk
karena pegawai BPR berhubungan langsung mengamati waktu kerja produktif, tidak
dengan nasabah tabungan, deposito dan produktif, dan pribadi pada setiap bagian.
khsusunya account officer dengan nasabah Berikut hasil perhitungan waktu produktif
kredit. Allowance didapatkan dari hasil bagian marketing, operasional dan
pengamatan dilapangan dan sesuai ketentuan manajemen resiko kredit.
International Labour Organization (ILO). Hal

212 ISSN: 1411 - 4321


Galih, Siti

Hasil Perhitungan Waktu Produktif Bagian Marketing

Berdasarkan Tabel 2, waktu kerja produktif memiliki waktu produktif diatas 85%. Selain
kepala bagian marketing sebesar 87,50% dan itu, pencapaian waktu produktif staff
staff marketing dana sebesar 89,17%. Hal ini marketing dana yang baik dikarenakan
menunjukkan bahwa bagian marketing melaksanakan kas keliling yang efektif.

Hasil Perhitungan Waktu Produktif Bagian Operasional

Persentase waktu produktif bagian


operasional menunjukkan penggunaan waktu Hasil Perhitungan Waktu Produktif
kerja yang baik (Tabel 3) karena bagian Bagian Manajemen Resiko Kredit
operasional mengatur seluruh kegiatan Bagian manajemen resiko kredit memiliki
operasional yang ada di kantor cabang. waktu produktif yang baik yaitu diatas 85%.
Kepala bagian operasional dan staff Staff account officer setiap harinya memiliki
administrasi umum merupakan bagian back jadwal harian dalam melaksanakan tugasnya
office BPR yang mengatur transaksi dan alur dan prioritas dalam menanganai kredit. Pada
proeses produk tabungan, deposito dan kredit. Staff account officer 5 memiliki waktu
Selain itu, bagian operasional memiliki tugas produktif sebesar 85,83%. Hal ini disebabkan
menggantikan pegawai pada staff customer staff account officer 5 merupakan pegawai
service atau teller apabila staff tersebut pindahan dari bagian operasional, sehingga
berhalangan hadir dan diawasi langsung oleh masih menyesuaikan dengan pekerjaan baru.
pimpinan cabang.

ISSN: 1411 – 4321 213


Galih, Siti

Waktu penyelesaian tugas Nilai FTE diperoleh dari beban kerja selama
Pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pegawai satu tahun dibagi dengan waktu kerja efektif
harus mempunyai waktu standar dalam selama setahun. FTE bertujuan
penyelesaiannya. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan pengukuran kerja dengan
mengukur rata-rata waktu yang digunakan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang
pegawai untuk menyelesaian satu tugas. yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
Waktu Penyelesaian Tugas (WPT) didapatkan pekerjaan tertentu (Adawiyah 2013).
dari hasil perkalian beban tugas selama satu Penelitian ini mengelompokan nilai FTE
tahun dengan standar kerja rata-rata pegawai menjadi 3 kategori yaitu nilai FTE dibawah 1
dalam menyelesaikan satu tugas. Hasil dari merupakan underload yaitu beban kerja
keseluruhan WPT dijumlahkan sehingga dibawah optimal, nilai FTE sama dengan 1
menghasilkan total WPT yang selanjutnya merupakan fit atau telah optimal, dan nilai
digunakan untuk menghitung jumlah FTE diatas 1,28 merupakan overload yaitu
kebutuhan pegawai. beban kerja pegawai telah melebihi beban
kerja optimal. Hasil perhitungan beban kerja
Hasil perhitungan Full Time Equivalent pada bagian marketing, operasional dan
(FTE) manajemen resiko kredit akan diuraikan
sebagai berikut:

Hasil Perhitungan FTE Bagian Marketing

Kepala bagian marketing memperoleh nilai kerja kepala bagian marketing (Tabel 5)
FTE 0,91 dan staff marketing memperoleh termasuk ke dalam kategori underload,
nilai FTE 1,29. Hal ini menunjukkan beban sehingga perusahaan perlu melakukan

214 ISSN: 1411 - 4321


Galih, Siti

penambahan tugas untuk kepala bagian Bagian marketing seharusnya memiliki


marketing. Staff marketing dana masuk ke pegawai untuk operasional lapang seperti
dalam kategori overload karena staff penjemputan setoran dari nasabah dan
marketing dana melakukan perjalanan untuk pemasaran. Pegawai operasional lapang
melakukan penagihan kepada nasabah dengan sebaiknya dilaksanakan oleh pegawai laki-
sistem jemput bola setiap hari kerja. Nasabah laki karena memiliki tingkat resiko pekerjaan
yang dikunjungi setiap hari berjumlah 15 yang cukup tinggi. Sedangkan untuk kegiatan
orang. Jarak tempuh antar nasabah 12 menit pemasaran yang berkaitan dengan promosi
sehingga waktu yang dibutuhkan adalah 180 atau bertujuan untuk menarik konsumen
menit. Selain itu, staff marketing dana juga dilaksanakan oleh pegawai wanita dengan
melakukan kegiatan promosi, perhitungan penampilan menarik dan kemampuan
jumlah tabungan, pengelompokan uang dan berbicara yang mumpuni.
setoran sehingga perusahaan perlu melakukan
perekrutan pegawai baru.

Hasil Perhitungan FTE Bagian Operasional

Berdasarkan Tabel 6, kepala bagian bertugas membantu bagian operasional


operasional memperoleh nilai FTE sebesar lainnya apabila pegawai yang bersangkutan
1,15 dan staff administrasi umum sebesar cuti atau tidak bisa masuk kerja. Selain itu,
0,87. Nilai FTE kepala bagian operasional staff administrasi umum melakukan
masuk dalam kategori fit dan staff pengecekan berkas kredit yang telah dianalisis
administrasi umum masuk dalam kategori oleh staff account officer.
underload. Pekerjaan yang dilakukan oleh
kepala bagian operasional berhubungan Hasil Perhitungan FTE Bagian
dengan seluruh tansaksi yang ada di BPR Manajemen Resiko Kredit (MRK)
meliputi transaksi keuangan, aktivitas produk Berdasarkan Tabel 7, kepala bagian
BPR (kredit, tabungan, deposito), dan manajemen resiko kredit memiliki nilai FTE
operasional pegawai. Kegiatan transaksi sebesar 1,17 yang termasuk kepada kategori
seperti melakukan transfer masih dilakukan fit dan staff analisa kredit memiliki nilai FTE
secara manual oleh kepala bagian operasional sebesar 0,78 termasuk kategori underload.
karena sistem teknologi yang ada di BPR Staff account officer terbagi ke dalam 6
belum memadai. wilayah pengelolaan nasabah. Wilayah
Staff administrasi umum memperoleh nilai pengelolaan nasabah menjadi batasan staff
FTE underload, sehingga bagian ini tidak account officer dalam melaksanakan aktivitas
memerlukan penambahan pegawai baru, kreditnya. Staff account officer 1, staff
namun perusahaan perlu menambah pekerjaan account officer 4, dan staff account officer 5
pada bagian tersebut sehingga tercapainya memperoleh nilai fit. Wilayah pengelolaan
keseimbangan pekerjaan secara efektif dan nasabah untuk staff account officer 1,4, dan 5
efisien. Pekerjaan yang dilakukan oleh staff telah sesuai sehingga tidak terjadi kelebihan
administrasi umum berhubungan dengan atau kekurangan dalam beban kerja. Staff
aktivitas kredit yang dilakukan oleh staff account officer pada wilayah 2 memiliki nilai
account officer. Staff administrasi umum FTE 1,31 dengan kategori overload. Aktivitas

ISSN: 1411 – 4321 215


Galih, Siti

pengelolaan nasabah staff account officer 2 melaksanakan perubahan wilayah pengelolaan


pada wilayah cigalontang, singaparna dan nasabah. Staff account officer pada wilayah
sariwangi sangat potensial khusunya pengelolaan nasabah 6 dan 3 berada dalam
singaparna untuk funding maupun landing kategori underload, sehingga diperlukan
sehingga sebaiknya perusahaan perluasan wilayah pengelolaan nasabah untuk
menambahkan pegawai baru atau menambah beban kerjanya.

Implikasi Manajerial baru. Hasil analisis beban kerja dan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah kebutuhan pegawai sebelum dan sesudah
dilakukan pada pegawai PD BPR Artha perhitungan analisis beban kerja dan
Sukapura Cabang Singaparna mengenai kebutuhan pegawai dapat dilihat pada Tabel
analisis beban kerja dan kebutuhan pegawai 8.
adalah perlu menambah 2 orang pegawai

Pegawai PD BPR Artha Sukapura Cabang kerja dan kebutuhan pegawai terdapat 12
Singaparna sebelum dilakukan analisis beban pegawai. Namun setelah dilakukan analisis

216 ISSN: 1411 - 4321


Galih, Siti

beban kerja dan kebutuhan pegawai jumlah berdasarkan hasil penelitian, nilai FTE yang
pegawai yang tepat adalah 14 orang pegawai diapat oleh pegawai diklasifikasikan ke dalam
(Tabel 8) untuk memenuhi beban kerja yang tiga kategori yaitu fit, overload dan
diberikan. Penambahan 1 pegawai baru underload. Implikasi hasil perhitungan
terdapat pada staff marketing dana dan 1 kategori FTE pegawai yang disarankan
pegawai baru staff account officer 2 dengan peneliti untuk pihak manajemen perusahaan
status pegawai tetap karena merupakan dapat dilihat pada Tabel 9.
business core perusahaan. Selain itu,

PENUTUP 2. Hasil analisis kebutuhan pegawai pada


Kesimpulan BPR Artha Sukapura Cabang Singaparna
1. Hasil perhitungan FTE yang dilakukan menunjukkan bahwa dibutuhkan 2
pada pegawai pada BPR Artha Sukapura pegawai baru. Penambahan jumlah
Cabang Singaparna menunjukkan bagian pegawai diperlukan pada bagian
yang memperoleh nilai FTE fit yaitu marketing dana sebanyak 1 orang dan
kepala bagian manajemen resiko kredit, staff account officer 2 sebanyak 1 orang
kepala bagian operasional, dan staff dengan status pegawai tetap karena
account officer 1,4,5. Bagian yang merupakan business core perusahaan.
memperoleh nilai FTE overload yaitu
staff marketing dana dan staff account Saran
officer 2. Bagian yang memperoleh nilai 1. PD BPR Artha Sukapura Cabang
FTE underload yaitu kepala bagian Singaparna diharapkan dalam penentuan
marketing, administrasi kredit, staff jumlah kebutuhan pegawai
analisis kredit, staff account officer 3 dan mempertimbangkan beban kerja, aktivitas
staff account officer 6. dan potensi wilayah cabang sehingga

ISSN: 1411 – 4321 217


Galih, Siti

jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan Perkreditan Rakyat dan Transformasi


kerja di masing-masing cabang sesuai Badan Kredit Desa yang diberikan
analisis beban kerja dan kebutuhan Status sebagai Bank Perkreditan
pegawai yang telah dilaksanakan Rakyat. Jakarta (ID).
sehingga tercapainya tujuan perusahaan. [BPR]. PD BPR Artha Sukapura. 2010-2015.
2. Perusahaan dapat melaksanakan Data Kepegawaian Cabang Singaparna
perubahan wilayah pengelolaan nasabah Tahun 2011-2015. PD BPR Artha
sebelum melaksanakan proses rekrutmen Sukapura. Tasikmalaya (ID).
untuk staff account officer. Penelitian [BPR]. PD BPR Artha Sukapura. 2010-2015.
selanjutnya diharapkan dapat Laporan Tahunan PD BPR Artha
melaksanakan penelitan mengenai Sukapura Tahun 2011-2015. PD BPR
analisis beban kerja dan kebutuhan Artha Sukapura. Tasikmalaya (ID).
pegawai pada kantor kas di PD BPR [PEMDA]. Pemerintah Daerah Kabupaten
Artha Sukapura Cabang Singaparna. Tasikmalaya. 2010. Peraturan Daerah
Kabupaten Tasikmalaya Nomor 4
DAFTAR RUJUKAN Tahun 2010 tentang Merger dan
Adawiyah, Sukmawati A. 2013. Analisis Konsolidasi Perusahaan Daerah Bank
Beban Kerja Sumber Daya Manusia Perkreditan Rakyat (PD.BPR).
Dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sekretariat Daerah. Tasikmalaya (ID).
Sayuran Selada (Studi Kasus: CV Spirit [RI]. Republik Indonesia. 2004. Peraturan
Wira Utama). Jurnal Manajemen dan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Organisasi. 4(2): 128-143. Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
Karo GK. 2014. Pengukuran Produktifitas Tentang Pedoman Perhitungan
Karyawan dengan Metode Full Time Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban
Equivalent (FTE) PT Astra International Kerja. Jakarta (ID).
Tbk Divisi Astra Motor Penempatan Terry GR. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen.
Jakartha Honda Center. Journal of PT Bumi Aksara. Bandung.
Industrial Engineering and Wibawa RPN, Sugiono, Efranto RY. 2014.
Management System. 7(1): 81-87. Analisis Beban Kerja dengan Metode
Mangkuprawira S. 2004. Manajemen Sumber Workload Analysis sebagai
Daya Manusia Strategik. Salemba Pertimbangan Pemberian Insentif
Empat. Jakarta. Pekerja (Studi Kasus di Bidang PPIP
[OJK]. Otoritas Jasa Keuangan. 2015. PT Barata Indonesia (Persero) Gresik).
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Jurnal Rekayasa dan Manajmeen
Nomor 10/POJK.03/2015 Tentang Sistem Industri. 2(3): 672-683.
Pemenuhan Ketentuan Bank

218 ISSN: 1411 - 4321

Anda mungkin juga menyukai