Anda di halaman 1dari 34

PENYAMPAIAN BERITA BURUK

(BREAKING BAD NEWS)


Dr. Helen Morista Endryani
Human Emotions are Most Difficult to Predict
Especially in STRESSFUL environment
In hospital and clinics
Apakah Berita Buruk?
• situasi di mana tidak ada harapan lagi, adanya
ancaman terhadap kesejahteraan fisik dan mental
seseorang, sesuatu yang menuntut perubahan gaya
hidup yang sudah menjadi kebiasaan, sesuatu yang
membuat seseorang memiliki lebih sedikit pilihan
dalam hidupnya
• Berita buruk sering diasosiasikan sebagai “informasi
negatif” tentang masa depan seseorang
informasi yang sering dianggap “netral” oleh
dokter, juga merupakan KABAR BURUK bagi
pasien
• Hasil USG pada seorang wanita hamil yang memverifikasi kematian janin.
• Hasil MRI pada seorang wanita paruh baya yang menegaskan diagnosis
Multiple Sclerosis.
• Diagnosis yang datang pada waktu yang tidak tepat, misalnya : seseorang
terdiagnosis menderita Unstable Angina yang memerlukan tindakan
angioplasty pada minggu pernikahan putrinya.
• Suatu diagnosis yang menyebabkan seseorang menjadi tidak sesuai dengan
bidang kerja atau pendidikannya. Misalnya : diagnosis buta warna pada calon
mahasiswa kedokteran; atau tremor kasar pada seorang dokter ahli bedah
kardiovaskular
Ethical and Legal Imperatives

• Clear ethical and legal obligations to provide patients


with as much information as they desire about their
illness and its treatment
• Physicians may not withhold medical information
even if they suspect it will have a negative effect on
the patient
Nasehat dari Hippocrates dalam mengabarkan berita buruk :

“Sembunyikanlah beberapa hal dari pasien saat


anda menjumpainya. Berikan saja seperlunya
dengan tetap tenang dan ramah...jangan
ungkapkan kondisi pasien sekarang atau masa yang
akan datang......sebab bagi sebagian pasien,
kondisi mereka akan semakin bertambah buruk
bila mereka mengetahui kondisi tidak baik yang
akan menimpa mereka“
Kode Etik dari AMA
Kehidupan orang sakit dapat dipersingkat tidak
hanya oleh tindakan, tetapi juga oleh kata-kata
ataupun perilaku dokter. Oleh karena itu
merupakan sebuah tugas suci bagi para dokter
untuk menjaga dirinya sendiri dengan hati-hati
dalam hal ini, dan untuk menghindari segala
sesuatu yang memiliki kecenderungan untuk
membuat pasien putus asa dan tertekan
semangatnya.
Non Maleficence
• Primum non nocere
• First of all do no harm
• Jika tidak dapat memberi kebaikan
SETIDAKNYA jangan menyakiti
Mengapa Penting?
• Sebagian besar pasien memang ingin mengetahui apa yang terjadi
pada dirinya.
• Ketika dokter menahan informasi dari seorang pasien, berarti dokter
tersebut sudah mengurangi otonomi seorang pasien.
• Apabila pasien akhirnya mengetahui bahwa ternyata ada informasi
yang tidak diberikan padanya, maka akan hilanglah trust pada dokter
• Menyembunyikan informasi tentang kondisi pasien dan kemungkinan
yang dialami dapat menyebabkan ketidakberhasilan terapi
Clinical Outcomes

• How bad news is discussed can affect the patient's


comprehension of information, satisfaction with
medical care, level of hopefulness, and subsequent
psychological adjustment
Kesulitan-kesulitan
Dalam Menyampaikan Berita Buruk

• Bagaimana cara yang tepat untuk bisa jujur pada pasien tanpa
mengurangi harapan mereka?
• Bagaimana cara menghadapi dan menangani emosi pasien saat
mereka mendengar berita buruk mengenai dirinya. Apakah saya
sanggup ?
• Kapankah waktu yang tepat untuk menyampaikan berita buruk
pada pasien ?
• Bagaimana memilih metode komunikasi yang tepat bagi pasien
sesuai dengan latar belakang dan kepribadiannya?
Barriers to Breaking Bad News
• Emotion – anxiety

• Burden of responsibility

• Fear of negative evaluation


A Six-step Strategy For Breaking Bad News (Spikes Steps)
Setting

Strategy
and Perception
summary

Emotion
Invitation
Respons

Knowledge
Robert Buckman
SPIKES Framework Skills
S – Setting the Stage Warm Introduction; Providing context; Physical positioning

P – Perception Listening Skills; Attending to Diversity (context-gathering)

I – Inform Bad News is Coming Provide a warning to prepare for bad news

K- Knowledge Cadence and Tone of Voice; Being Straightforward


Managing own anxiety
Balance of providing information details
Responding to family response

E- Empathy Key phrases / Non-verbal / Silent Presence


Managing emotions (self and other)
Conveying empathy while maintaining self
(Sternlieb,
S- Summary and Strategy Closing conversation appropriately 2014)
Maintain connection
S – Setting up the interview
• Privacy

• Involve others

• Look attentive and calm

• Listening mode

• Availability
S – Setting up the interview
• Pastikan tersedia semua informasi yg dibutuhkan (catatan medik, hasil lab)
• Kondisi terlatih akan sangat membantu, seperti menghadapi reaksi emosi
dan pertanyaan sulit
• Setting ruangan: privacy, nyaman, posisi duduk dan tidak ada barier. Bila
kasus anak, pastikan ada staf yg menemani anak saat kita berdiskusi
• Sediakan waktu cukup, tidak terganggu telpon
• Buat perjanjian dg klien, undang teman/saudara/ pasangan yang
mendukung mental pasien
• Usahakan tenaga kesehatan sdg tidak ada problem pribadi
P - Perception
• Tujuan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien terhadap
sakitnya / problem – harapannya, shg kita paham dan dapat
merancang penyampaian “bad news” yang sesuai

• Ask before you tell

• Find out what the patient knows

• ideas, concerns, and expectations (ICE)


P - Perception
• Kalimat pertanyaan terbuka sebaiknya digunakan:
Bagaimana Bu Dewi, apa yang sudah Ibu ketahui
sejauh ini tentang penyakit Ibu
• Apabila sampai tahap ini klien tidak siap (fall silent
atau butuh pendamping) maka pertemuan dapat
dihentikan dan membuat perjanjian baru.
I – Invitation
• Tujuan: untuk mengetahui seberapa besar keinginan klien
untuk mengetahui problemnya

• While a majority of patients express a desire for full


information about their diagnosis, prognosis, and details of
their illness, some patients do not

• How much information would the patient like to know


I – Invitation
• tanyakan bagaimana sebaiknya informasi diberikan
• Contoh kalimat-kalimat yang dapat digunakan :
– Apakah sekarang Bapak bersedia mendengar
penjelasan tentang hasil test yang saya terima?
– Jika pasien menolak, tawarkan mungkin ada
orang lain yang bisa saya ajak bicara?
K – Knowledge
• Mirror language: hindari istilah kedokteran (metastasis
penyebaran)

• Small chunks :informasi bertahap

• Use of silence and Allow time for emotions :Setelah


menyampaikan berita, berhenti / jeda beberapa saat,
perhatikan reaksi klien, hentikan pembicaraan bila klien
menolak mendengarkan
K – Knowledge
• Sampaikan berita dengan halus, jelas, sopan, mudah dimengerti (verbal /
non verbal)
• Mulailah dengan fakta yang paling utama, jika pasien siap mendengarkan
dan bertanya lebih jauh, baru kita lanjutkan informasi
• Jangan gunakan kalimat berita buruk berlebihan seperti: “Anda terkena
kanker berat, meskipun diobati anda akan tetap meninggal”
• didahului dgn warning :
– Mohon maaf karena saya harus menyampaikan berita ini....
– Maaf, hasil test yang kami terima, tidak seperti yang kita harapkan
E – Emotions
• Tujuan : untuk menunjukkan respon empati kita

• Recognise

• Listen for and identify the emotion

• Identify the cause of the emotion

• Show the patient you have identified both the emotion and its origin
E – Emotions
• Respon emosi klien, perlu cara untuk menujukan empati dan
meredakan emosi : “Saya faham, keadaan ini sangat berat
untuk Ibu.. (dapat sambil mendekati klien, bila mungkin dapat
menyentuh punggung atau menggenggam tangan klien) ,
berikan tisue atau minuman
• Penting mendengar perasaan mereka, gunakan pertanyaan
terbuka seperti : “ Berita ini pasti berat untuk Bapak, silakan
jika ingin menyampai kan bagaimana perasaan Bapak saat
ini.....
S – Strategy and Summary
• Tujuan : Merencanakan langkah berikutnya

• Understanding reduces fear

• Summarise the discussion

• Strategy for future care

• Schedule next meeting

• Allow time for questions


S – Strategy and Summary
• Tahap ini perlu pengetahuan memadai untuk berdiskusi tentang
langkah-langkah yg dapat dilakukan
• Biarkan klien menentukan pilihan tindakan yang terbaik dan
mengetahui risiko yang dihadapi, dan beri kesempatan jika ingin
second opinion
• Buat jadwal follow up, pastikan bahwa tenaga medis bersedia untuk
dihubungi bila ada masalah
• Saat klien meninggalkan ruangan, yakinkan dalam emosi stabil (tidak
ingin bunuh diri / depresi, aman berkendara, ada yang mensuport
selama di rumah
Kaye’s Model

• 10 steps

• Logical sequence

• Not based on rigorous research

• Can be used for any serious illness

• Mixes facts with questions about feelings


Kaye’s Model
1. Preparation
2. What does the patient know?
3. Is more information wanted?
4. Give a warning shot
5. Allow denial
6. Explain (if requested)
7. Listen to concerns
8. Encourage ventilation of feelings
9. Summary and plan
10. Offer availability
Summary
• Respect for person
• Good communication
• Shared decision making
Breaking Bad News
Is An ART

Anda mungkin juga menyukai