Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
1
OLEH:
WAHYUDDIN A TAHIR
NIM : 09096
AKADEMI KEPERAWATAN
TOLITOLI
2012
2
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 09096
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan
dihadapan tim penguji sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan di Akper Pemda Tolitoli.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
3
Nip:19790923 199903 2 001 Nip:19830714 200501 1 007
Panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli, setelah
meneliti dan mengetahui cara dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada An.M Dengan Kasus Diare Di
Ruang teratai Anak Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli ” yang telah
dipertanggung jawabkan oleh mahasiswa atas Nama Wahyuddin A.
Tahir, Nim 09096 pada hari jum’at tanggal 12 oktober 2012 maka atas
nama panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli
menerima dan mengesahkan :
PANITIA UJIAN
4
Jabatan Nama / NIP Tanda Tangan
…………………
…………………
Mengetahui
KATA PENGANTAR
5
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Mu berupa kesehatan, kekuatan,
kesabaran dan ketabahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan judul :
Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli,
Sulawesi Tengah.
6
4. Bapak Catur Aris S.st selaku pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Staf perawat di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli yang
telah rendah hati membantu penulis selama melakukan penelitian di
ruangan tersebut.
6. Bapak/Ibu dosen dan staf Akper Pemda Tolitoli, yang telah memberikan
bekal ilmu, bantuan dan dorongan selama ini.
7. Keluarga khususnya Ayahhanda, Ibunda, Nenenk dan saudara-
saudaraku yang telah memberikan kesempatan serta kasih sayang,
perhatian dan dukungan baik moril dan materil yang tiada hentinya, serta
do’a yang membuat penulis menjadi menusia yang berarti seperti
sekarang ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli angkatan
ke X tahun 2009, anak-anak “TTC” yang telah mersama menikmati pahit
manisnya perjuangan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga
keperawatan di Kampus Akper Pemda Tolitoli.
9. Kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu
persatu lewat kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang tiada terhingga, semoga budi baik saudara mendapat balasan yang
setimpal dari Allah S.W.T, amin
Tak ada gading yang tak retak, mungkin itu pepatah yang dapat penulis
ungkapkan, sebab penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masi
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik, saran, dan koreksi yang sifatntya membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya dan khusunya
kepada diri saya pribadi serta dapat menjadi masukan kepada semua
pihak.
Wassalam…..
7
Tolitoli, september 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………….. i
HALAMAN
PERSETUJUAN……………………………………………………….. ii
HALAMAN
PENGESAHAN……………………………………………………….. iii
KATA
PENGANTAR……………...………………………………………….. iv
DAFTAR
ISI` …….
vii
DAFTAR
TABEL……………………………………………………………………
…………… ix
DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………………………
…………… x
8
DAFTAR
LAMPIRAN………………………………………………………………
…………. xi
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………
………….
1. Latar
Belakang…………………………………………………………………
………. 1
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………
.3
3. Tujuan……………………………………………………………………
……………..
1. Tujuan
Umum……………………………………………………………………..
3
2. Tujuan
Khusus……………………………………………………………………
4
3. Metode
Penelitian…………………………………………………………………
….. 4
4. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………………
…. 5
1. Konsep
Medis……………………………………………………………………
….
9
2. Pengertian…………………………………………………………………
……….. 7
3. Etiologi……………………………………………………………………
………….. 8
4. Patofisiologi………………………………………………………………
……….. 9
5. Tanda dan
Gejala…………………………………………………………….. 10
6. Penatalaksanaan…………………………………………………………
…… 11
7. Komplikasi………………………………………………………………
……….. 17
8. Pemeriksaan
diagnostik…………………………………………………… 18
9. Pencegahan………………………………………………………………
…….. 19
1. Konsep tumbuh kembang
anak……………………………………………. .. 19
2. Pengertian
…………………………………………………………………….. .. 19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
…………………………………………………………………. 20
C. Konsep Asuhan
Keperawatan………………………………………………… 28
1. Pengkajian………………………………………………………………
……….. 28
10
2. Diagnosa
Keperawatan……………………………………………………. 28
3. Rencana
Tindakan…………………………………………………………… 30
4. Implementasi……………………………………………………………
………. 40
5. Evaluasi…………………………………………………………………
…………. 40
1. Pengkajian………………………………………………………………
……………… 41
2. Klasifikasi
Data……………………………………………………………………….
55
C. Analisa
data………………………………………………………………………
……. 57
D. Diagnosa
keperawatan…………………………………………………………… 60
1. Perencanaan
………………………………………………………………………….
61
2. Implementasi……………………………………………………………
……………… 70
G.
Evaluasi…………………………………………………………………
……………….. 70
11
H. Catatan
Perkembangan…………………………………………………………..
77
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian………………………………………………………………
……………… 83
2. Diagnosa…………………………………………………………………
……………… 84
3. C. Intervensi
……………………………………………………………………………
…. 88
4. D. Implementasi
………………………………………………………………………….
89
5. Evaluasi
keperawatan……………………………………………………………..
90
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
…………………………………………………………………………….
91
2. Saran …….
93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2
tahun……. 12
Tabel 2.2: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5
tahun……. 12
Tabel 2.3: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur >15 tahun
13
Tabel 3.9:
perencanaan………………………………………………………………
…….. 61
14
Tabel 3.10:implementasi dan
evaluasi………………………………………………. 68
DAFTAR GAMBAR
Halaman
15
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
16
pembangunan nasional dengan tujuan tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional, yaitu untuk mempercepat terwujudnya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, bangsa Indonesia mencanangkan cita-cita
Indonesia Sehat 2010 antara lain programnya adalah pemberantasan
penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit diare. Berbagai
upaya kesehatan berupa peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
dilaksanakan secara utuh, menyeluruh dan berkesinambungan antara
pemerintah dan masyarakat (Depkes RI,1999). http://2012.city-
selatiga.blogspot.com/2012/05/penyakit-diare.htm
Diare : keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
(Ngastiah, 1998).
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju.
17
Penyakit gastroenteritis masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar
Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu singkat.
(Nursalam,2005).
Untuk mencegah agar tidak terjadi seperti halnya yang diuraikan diatas
maka perlunya penanganan masalah diare secara maksimal salah satunya
adalah dengan pemberian asuhan keperawatan oleh karena
pasien diare cenderung mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit yang mana keaadaan tersebut dapat mengancam
18
kehidupan pasien sehingga pemberian asuhan keperawatan yang cepat,
tepat dan efisien dapat membantu menekan angka kejadian dan kematian
pasien diare. Keadaan ini mendorong minat peneliti untuk meneliti
penerapan Asuhan Keperawatan Pada An.M dengan kasus diare di
Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli.
1. B. RUMUSAN MASALAH
1. C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Khusus
19
5. Mampu melakukan evaluasi pada pasien An M dengan kasus diare di
Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli
1. D. METODE PENELITIAN
1. Study kasus yaitu dengan menggunakan proses keperawatan tahap
pengkajian dengan cara :
1. Wawancara langsung dengan Tanya jawab pada klien dan keluarganya.
2. Obsevasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan
asuhan keperawatan
3. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Study dokumentasi
1. E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi institusi Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli
1. Institusi pendidikan
20
Dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan, khususnya Asuhan keperawatan pada
klien dengan kasus diare.
1. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
(Hipocrates, 1985).
21
Diare adalah sebagai buang air besar yang tidak normal, bentuk tinja
yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari pada biasanya (di bagian
ilmu kesehatan anak FKUI RCCMC).
Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja (Ngastiah, 1998).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair, setengah padat dengan demikian kandungan air pada
tinja lebih banyak dari pada biasanya (normal 100 – 200 ml) pertinja
(Saifullah Noer, 1998).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari
(WHO 1980 dikutip dari mansjoer arief, dkk 1999)
pada anak dengan konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah, atau lendir saja.
1. 2. Penyebab / Etiologi
1. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun
seperti pneumonia, infeksi telinga, tonsillitis dapat menyebabkan
mencret dalam stadium yang biasanya ringan.
2. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah
infeksi dengan berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi
oleh organisme disentri basiler, bakteri disamping virus
22
dan protozoa. Yang paling sering dijumpai dalam jumlah besar yang
berasal dari lingkungan kotor. Anak yang kurang gizi amat rentan dalam
periode bebas diare.
3. c. karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
4. Malabsorbsi lemak
5. Malabsorbsi protein
6. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
7. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Jarang tapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar.
1. 3. Patofisiologi
23
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Gangguan motalitas usus
seperti hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare dan sebaliknya jika
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
sehingga menyebabkan diare (Sacharin, RM).
24
Secara klinis diare karena infeksi akut di bagi menjadi dua golongan.
Pertama koleriform dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
Kedua, desentriform, padsa diare didapatkan lendir kental dan kadang-
kadang darah. (mansjoer arief dkk.)
1. 5. Penatalaksanaan
1. Rehidrasi cairan
Jumlah cairan yang di berikan harus sama dengan jumlah cairan yang
hilang melalui diare dan/muntah (previous water loses= PWL), ditambah
dengna banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan
pernafasan (normal water loses=NWL), dan ditambah dengan banyaknya
cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung (concomintcnt water loses=CWL). Jumlah ini tergantung
pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau
golongan umur. (mansjoer arief dkk.)
a) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur <2- tahun (BB 3-10
kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.
25
No. Dehidrasi PWL NWL CWl Jumlah
b) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-
15 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.
26
1. Ringan 30 80 25 175
2. Sedang 50 80 25 155
3. berat 80 80 25 185
c) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur>15 tahun (BB 15-
25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi.
1. Ringan 25 65 25 115
2. Sedang 50 65 25 140
3. berat 80 65 25 170
27
Table2.4. penilaian derajat dehidrasi
No. Penilaian A B C
28
Diare dengan dehidrasi ringan ditandai dengan kehilangan cairan 5%
dari berat badan. Pada diare dengan dehidrasi ringan sudah Nampak
tanda-tanda kekurangan cairan yaitu penderita kekurangan nafsu makan
dan aktifitasnya menurun. Cairan untuk pengganti yang diperlukan untuk
keadaan ini adalah elektrolit oral melalui mulut dengan formula lengkap.
29
(b) Cairan peroral
30
3) Diare perisisten
1. 6. Komplikasi
1. 7. Pemeriksaan diagnosis
1. a. Pemeriksaan tinja : mikroskopis, pH, dan kadar gula jika di duga
ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensi terhadap
berbagai antibiotika (pada diare persisten).
31
2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, AGG dan elektrolit (terutama
Na, K, Ca, dan P seru pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab
secara kuantitatif dan kuantitatif terutama pada diare kronik.
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan di curigai
adanya infeksi sistemik
1. 8. Pencegahan
1. Pemberian ASI saja dengan umur 4-6 bulan
2. Mencuci tangan sebelum dan susudah makan
3. Membuang tinja secara benar
4. Jangan makan sembarang makanan
5. Menggunakan air bersih dan dimasak untuk minum
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal dua tahun pertama dan
mampertahankan status gizi dan imunisasi.
7. B. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
1. 1. Pengertian
32
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan.
1. Faktor Keturunan/Herediter
1) Seks
2) Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan lebih besar dibanding
anak Asia.
33
1. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Eksternal
2) Lingkungan Internal
a) Intelegensi
b) Hormon
c) Emosi
34
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti dengan ayah, ibu,
saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh terhadap
perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Cara anak berinteraksi
dalam keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
Apabila keinginan anak tidak dapat terpenuhi sesuai dengan tahap
perkembangan tertentu dapat memberi pengaruh terhadap tahap
perkembangan selanjutnya.
1. Directional trends
35
1) Cephalocandal atau Head to tae (dari arah kepala ke kaki)
1. Sequential Trends
1. Sensitive Period
1) Masa Kritis
36
2) Masa Sensitif
3) Masa optimal
Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk
setiap anak. Misalnya:
c) Dan sebagainya
37
6. Refleks primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
7. Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya ada yang
badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
dan sebagainya
Terdapat variasi yang besar, tetapi setiap anak akan melalui suatu ”
milestone” yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-
tiap tahap mempunyai ciri tersendiri. Berdasarkan Hasil Rapat Kerja
UKK pediatrik Sosial di Jakarta, Oktober 1986, yaitu :
1. Masa Pranatal
38
5. Masa Remaja :
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam
melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut.
Pengumpulan data yang akurat dan sistematik akan membantu
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan pasien serta
memudahkan perumusan diagnosa keperawatan.
1. Diagnosa keperawatan
1. menurut Carpenito (2000) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah :
“Pernyataan yang menjelaskan status kesehatan atau masalah aktual atau
potensial. Perawat menggunakan proses keperawatan dalam
mengidentifikasi dan mensintesa data klinis dan menentukan intervensi
39
keperawatan, untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah
masalah klien yang ada pada tanggung jawabnya”.
2. Doenges (1999) diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi,
memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon
terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label diagnosa keperawatan
memberi format untuk mengekspresikan bagian identifikasi masalah
dari proses keperawatan.
3. NANDA mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis
tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap mesalah
kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.
40
8) Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan
peningkatan frekwensi BAB.
Intervensi :
5) Observasi TTV
41
Rasional :
1. Diagnose keperawatan 2
Intervensi :
Rasional :
42
1) Mengetahui penyebab defisit volume cairan sehingga segera
melakukan tindakan.
1. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi :
Rasional
43
2) Kompres hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
menyebabkan terjadinya penguapan sehingga membantu menurunkan
suhu tubuh.
3) Baju yang tipis dan menyerap keringat membuat klien merasa cerah
sehingga memberikan kenyamanan pada klien.
1. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi
Rasional
44
3) Makanan yang berasa asam dan yang mengandung gas akan
meningkatkan pH lambung.
1. Diagnosa Keperawatan 5
Intervensi
Rasional
45
4) Dorongan spiritual memberi ketenangan jiwa dan hati.
1. Diagnosa keperawatan 6
Intervensi
Rasional
1. Diagnosa Keperawatan 7
Intervensi
46
1) Bila klien BAB secepatnya dibersihkan dengan menggunakan
handschoen.
Rasional
1. Diagnosa Keperawatan 8
Intervensi
47
Rasional
1. Diagnosa Keperawatan 9
Intervensi
Rasional
48
2) Memberi rasa nyaman pada klien.
1. Diagnosa 10.
intervensi :
Rasional
49
3) Menenangakan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makan.
1. Diagnosa ke 11
Intervensi
Rasional
1. 4. Implementasi
50
Implementasi adalah langkah keempat dari proses keperawatan dimana
merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang telah disusun, dan
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat harus bekerjasama
dengan klien, keluarga dan petugas kesehatan lainnya.
1. 5. Evaluasi
1. Tujuan evaluasi
1) Tujuan tercapai.
51
BAB III
1. A. Pengkajian
Data umum
1. Identitas Klien
Nama : An.M
Umur : 12 Tahun
Agama : Kristen
52
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : sanger/Indonesia
Pekerjaan : Swasta
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari
2. Riwayat keluhan utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih
dari 7 kali di rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di
bawah ke RS orang tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di
rasakan karena klien terlalu banyak makan mangga. Dan orang tua klien
hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik, namun tidak ada
perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang tua klien
memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada
tanggal 20-07-2012, jam 23.00 wita
53
perutnya terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada seluruh bagian
perut, nyeri di rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.
1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk
rumah sakit dan di rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD,
orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap telur
dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan.
54
2) Genogram 3 generasi
A B
C D
Keterangan :
55
:klien D : Saudara ibu klien
F : saudara klien
1. Data psikososial
1. Riwayat spiritual
56
1. Pola kegiatan sehari-hari
Tabel 3.5. Pola kegiatan sehari-hari An.M dengan kasus diare derajat
ringan diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
Nutrisi :
1
Jenis makanan nasi + lauk pauk Bubur + lauk pauk
Minum :
2
Frekwensi minum Sering Sering
Pola minum Air putih, susu, teh Air putih, susu, teh
57
Eliminasi
3
BAK :
BAB :
No
Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
58
Pola istirahat (tidur)
4
Tidur malam Jam 22.00 s/d 06.00 Jam 21.00 s/d
05.00
Jam 14.00 s/d 15.30
Jam 11.00 s/d
Tidur siang 14.00
Personal Hygiene
5
Mandi 2 x sehari Belum pernah
2 x sehari
3 x seminggu
Cuci rambut
Ganti pakaian
1. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemah
Tanda-tanda vital :
59
Suhu : 38oc
RR : 20 x/menit
BB sebelum masuk RS : 37 kg
BB masuk RS : 35 kg
2×12+9=33
= 33 kg
1. Head to toe
2) Mata
60
simetris kiri kanan, Mata tidak cekung, Tidak ada tanda-tanda
peradangan pada konjungtiva
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut/Tenggorokan
6) Leher
61
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada
leher.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada.
8) Jantung
9) Abdomen
62
Auskultasi : Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+).
10) Genetalia/Anus
11) Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Tonus otot :
5 5
Ekstremitas Bawah
Tonus otot :
63
5 5
1. Pemeriksaan Penunjang.
64
1. WBC 19,5 103/µL 5,0-10,0
65
b.Therapi/pengobatan pada tanggal 21-07- 2012:
1. cotrimoxazole 2 x 1 tablet/oral
2. Dialac 3 x 1gr/oral
3. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
4. Ketorolac 2 x 1 amp/IV
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
2. Ketorolac 2 x 1 amp/IV
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
66
1. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif
1) Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
67
9) Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah
1. Data Objektif
2) Kesadaran : composmentis
BB saat sakit : 35 kg
Suhu : 38 oC
68
Nadi : 102 x/menit
RR : 20 x/menit
1. Analisa Data
Tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak
RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
69
Data Subjektif
1 Proses infeksi Diare
– klien mengatakan BAB
encer ± 4 kali tadi pagi
– klien mengatakan
perutnya terasa nyeri
Data Objektif
– kesadaran :
composmentis
– BAB encer ± 4
– Peristaltik usus 24
kali/menit
– Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
70
SB : 38ºc
– Terpasang IVFD RL 20
Tpm
71
diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No
Symton Etiologi Problem
Data Objektif
– Skala nyeri 6
– TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
72
No
Symton Etiologi Problem
Data Subjektif
3 Kurang terpajan Kurang
– Orang tua klien informasi tentang pengetahuan
mengatakan tidak tahu tentang penyakit
penyakit anaknya
Data Objektif
1. 21 Juli 2012
Diare b/d proses infeksi
08.30 WITA
(NANDA 2009-2011. Hal 123)
2. 21 Juli 2012
73
08.30 WITA Nyeri b/d hiperperistaltik usus
3. 21 Juli 2012
08.30 WITA
E. PERENCANAAN
74
infeksi. keperawatan karakteristik, individu dan
selam 3×24 dan jumlah mengkaji
Dengan data : jam, diare keluaran faces. beratnya
klien hilang episode.
DS: dengan
kriteria hasil
1. Klien mengatakan : 1. Tingkatkan
BAB encer ± 4 tirah baring,
kali sejak tadi pagi 1. Frekuensi dekatkan alat-
2. Klien mengatakan BAB normal alat di 1. Istirahat
perutnya terasa 1 kali sehari samping menurunkan
nyeri 2. Faces tidak tempat tidur. motilitas dan
3. Klien mengatakan ada darah menurunkan
fesesnya dan lendir laju
berwarnah kuning 3. Nyeri perut metabolisme
kecoklatan tidak ada bila infeksi
4. Tidak ada atau
dehidrasi
5. Vital sign
dalam batas
normal
Nd:60-
100x/menit
No DIAGNOSA PERENCANAAN
dx KEPERAWATAN
75
– DO: Rr:12- perdarahan
16x/menit adalah
1. Ku: lemah komplikasinya
2. Kesadaran: Sb:36-
composmentis 37,5ºc
3. Ekspresi wajah
klien meringis 1. Memberikan
4. Peristaltik usus 24 istirahat kolon
kali per menit dengan
5. Vital sign: menghilanghka
n atau
HR : 102 menurunkan
kali/menit 1. Mulai lagi motalitas usus.
pemasukan
RR : 20 kali/menit cairan peroral
secara
SB : 38ºc bertahap, 1. rangsang
tawarkan makanan atau
1. Terpasang IVFD minuman cairan. Makan
RL 20 Tpm jernih kembali secara
2. WBC 19,5 103/mL bertahap, cairan
mencegah
keram
1. hindari
minuman
dingin
76
77
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
D DIAGANOSA PERENCANAAN
X KEPERAWATA
N
1. Hipotensi,
1. Observasi TTV takikardia,
demam dapat
menunjukan
respon
terhadap dan
atau efek
kehilangan
cairan.
1. a.Cefotaxim
mengobati
infeksi
1. Kolaborasi suparatif lokal.
pemberian obat
1. Cefotaxim b.dialac untuk
2. Dialac mencegah dan
78
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
DX DIAGANOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
79
memelihara
fungsi
saluran
pencernaan
No
DX DIAGANOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
80
Nyeri berhubungan Setelah di lakukan 1. Kaji skala nyeri
II dengan hiperperistaltik tindakan
usus keperawatan 1. Menurunkan
selama 3 x 24 jam tegangan
Dengan data : nyeri klien hilang abdomen dan
dengan kriteria meningkatkan
DS hasil: istirahat kolon
No
DIAGANOSA PERENCANAAN
81
DX KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. WBC 19,5³m
1. a.untuk
mengurangi
nyeri
b.mengobati
infeksi
1. Kolaborasi pemberian
obat :
1. Ketorolac /IV
2. cefotaxim /IV
82
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No PERENCANAAN
dx
83
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No PERENCANAAN
DX DIAGANOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
84
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
85
RR : 20x/men
No
Dx DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
TANGGAL
HR : 102
kali/menit
1. Menganjurkan klien
RR : 20 kali/menit untuk banyak minum
1. Terpasang IVFD RL
SB : 38ºc 20 tpm
2. Peristaltik 22
86
– Terpasang kali/menit
IVFD RL 20 Tpm
87
Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No
Dx DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
TANGGAL
1. Hindari
I minuman yang
dingin
2. Observasi TTV
3. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi
88
mengatakan sakit rasakan di seluruh mengeluh sakit
perut saat ingin bagian perut, perut
BAB, nyeri di dirasakan hilang
rasakan seperti timbul, skala nyeri O:
melilit, nyeri di 6
rasakan di seluruh 1. Ekspresi wajah
bagian perut, di klien meringis
rasakan hilang 2. Skala nyeri 6
timbul. 3. TTV
RR : 20x/menit
A: masalah
belum teratasi
89
– TTV 12.00 2. Atur posisi k
3. Observasi TT
HR : 102 x/menit 1. Mengobservasi TTV 4. Kolaborasi
pemberian o
SB : 38ºc 12.00 Hasil : sesuai indika
RR : 20x/menit HR :102x/menit
– WBC19,5³/m SB : 37ºc
12.05
RR : 20x/menit
1. Memberikan injeksi
cefotaxim 1 gr/Iv
2. Memberikan injeksi
ketorolac 1 amp/IV
90
derita anaknya. S:
Dengan data :
Hasil : orang tua 1. Orang tua klie
Data Subjektif klien mengatakan mengatakan s
bahwa anaknya sakit sedikit menge
– Orang tua klien berak-berak tentang penya
mengatakan belum anaknya.
mengerti tentang 2. Orang tua klie
penyakit yang di mengatakan
derita anaknya. penyakit diare
adalah buang
Data Objektif besar lebih da
kali pada bay
– Orang tua klien lebih dari 4 k
terlihat bingung dan
bertanya-tanya
91
sebabkan kerena Nampak
terlalu banyak koomperatif
makan buah mendengarkan
mangga. saat perawat
menjelaskan.
No
Dx DIAGNOSA HARI/ JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
TANGGAL
diare. A : ,masalah
teratasi
SAP terlampir.
P : intirvensi
dilanjutkan
dirumah
92
G. CATATAN PERKEMBANGAN
08.00 S:
I Minggu 22
juli 2012 1. Klien mengatakan hanya BAB encer berampas 4 kali sejak
semalam
2. Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi sakitnya sudah
tidak seperti kemarin
O:
1. KU : lemah
2. BAB 1 kali
3. Ekspresi wajah meringis
4. Skala nyeri 5
5. Terpasang IVFD RL 28 tpm
P : intervensi di lanjutkan
93
3. Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping
tempat tidur.
4. pertahankan cairan peroral secara bertahap, tawarkan
minuman jernih,
5. hindari minuman dingin.
6. kolaborasi pemberian obat antibiotik (cefotaxsim)
I:
1. mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
R : intervensi di lanjutkan
94
08.35
08.40
08.40
09.00
12.00
95
No Hari/ Jam SOAPIER
Dx
Tanggal
S:
II Minggu 08.00
22 juli – Klien masih mengeluh sakit perut, nyeri seperti
2012 meleilit, dirasakan pada seluruh bagian perut, rasa nyeri
yang di rasakan klien datang kemudian hilang
O:
– TTV
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
96
I:
1. Mengkaji nyeri
Hasil :
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
R : intervensi di lanjutkan
97
Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan
S:
III Minggu 08.00
22 juli 1. Orang tua klien mengatakan sudah mengerti tentang
2012 penyakit yang diderita anaknya
2. Orang tua klien tau dan mengatakan bahwa anaknya
menderita penyakit diare.
O:
I:
E : masalah teratasi
R : intervensi di lanjutkan
98
lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan
99
S:
I Senin 08.30
– Klien mengatakan hanya BAB encer 1kali sejak
23 juli semalam
2012
– Klien mengatakan perutnya masih sakit
O:
– KU : lemah
– Skala nyeri 4
P : intervensi di lanjutkan
I:
100
1. mengobservasi frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
keluaran faces
HR :120x/menit
RR :20x/menit
09.15
SB :37ºc
R : intervensi di lanjutkan
101
Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan
08.30 S:
II Senin
– Klien masih mengeluh sakit perut saat ingin BAB,
23 juli nyeri seperti meleilit, dirasakan pada seluruh bagian perut,
2012 rasa nyeri yang di rasakan klien datang kemudian hilang
O:
– Skala nyeri 3
– TTV
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
P: intervensi di lanjutkan
102
2. Atur posisi klien
3. Observasi TTV
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik (ketorolac)
I:
1. Mengkaji nyeri
Hasil :
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
08.45
RR : 20x/menit
R: intervensi di lanjutkan
09.00
103
12.00
12.05
S:
I Selasa 08.00
– Klien mengatakan BAB lunak 1 kali sejak tadi malam
24 juli
– Klien mengatakan perutnya sudah tidak sakit
2012
O:
104
– Ku : baik
– Klien santai
– TTV
ND :100x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
P: intervensi di hentikan
I:
E: masalah teratasi
R:
105
No Hari/ Jam SOAPIER
Dx
Tanggal
II Selasa S:
08.00
24 juli – Klien mengatakan perutnya sudah tidak sakit
2012
O:
– Klien tenang
– TTV
HR : 100 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
P: intervensi di hentikan
I:
E : masalah teratasi
R:
106
BAB IV
PEMBAHASAN
1. A. Pengkajian
1. Secara teori pada pasien diare di dapatkan data pasien BAB encer lebih
dari 3 kali pada bayi dan 4 kali pada anak, cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, bunyi usus hiperaktif, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
mungkin di sertai darah dan/lendir, makin lama warna tinja menjadi
kehijau-hijauan, dehidrasi, turgor kulit menurun, mata cekung, lidah
kering, tulang pipi menonjol, suara menjadi serak, takipnue, takikardia,
107
muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis.
Hal ini terjadi karena dalam pengkajian pada An M denagn kasus diare
penulis tidak menemukan data-data tentang adanya penurunan turgor
kulit, tulang pipi menonjol, lidah menjadi kering, pasien cengeng, pasien
gelisah, ujung-ujung ekstremitas dingin
dan sianosis, gangguan biokimiawi seperti asidodis, takipnue, dan takika
rdia.
1. B. Diagnosa Keperawatan
108
1. Secara teori didapatkan masalah keperawatan :
1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi usus (doenges, Ed 3 1999).
2. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan
adanya melabsorbsi usus.
3. Gangguan keseimbangan suhu tubuh hypertermi berhubungan
dengan dehidrasi.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan nafsu makan kurang.
5. Kecemasan berhubungan dengan kurang dari pembelajaran tentang
penyakit.
6. f. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan
peregangan dengan spasme pada intestinal.
7. Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi inosokomial berhubungan dengan
BAB yang terus menerus.
8. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan
frekwensi BAB.
9. Resiko tinggi kerusakan terhadap integritas kulit berhubungan dengan
iritasi disekitar daerah anus.
10. Nutrisi; perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrient.(doengoes 1999)
11. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan. Berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi.(doengoes 1999)
12. Secara praktek di dapatkan diagnosa keperawatan :
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi.
109
Penulis mengakat diagnosa keperawatan ini karena dalam pengkajian
penulis mennemukan data-data yang menunjang dan sesuai dengan
referensi yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini. Diantaranya
yaitu klien mengatakan sakit perut, wajah klien terlihat meringis
110
1. Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi nosokomial berhubungan dengan
BAB yang terus menerus.
Diagnosa ini tidak diangkat karena tidak ada data yang dapat dijadikan
dasar untuk mengangkat diagnosa tersebut.
Diagnosa ini tidak di angkat karena penurunan berat badan yang di alami
oleh klien belum signifikan sehingga belum dapat dijadikan alasan yang
kuat untuk mengangkat diagnosa tersebut.
111
C. Intervensi
Pada diagnosa ini tidak ada kesenjangan antara intervensi yang ada pada
teori dan intervensi yang terdapat dalam praktek.
112
Memberikan Health Education
Kesenjangan antara intervensi yang ada dalam teori dan dalam study
kasus terjadi karena tidak selamanya intervensi yang ada dalam teori
sesuai dengan kebutuhan pasien, begitupun sebaliknya intervensi yang
tidak ada dalam teori dapat digunakan jika intervensi tersebut dapat
mengatasi masalah yang dialami pasien
1. D. Implementasi
1. E. Evaluasi
113
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi (teratasi pada hari selasa
tanggal 24 juli 2012)
2. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus (teratasi pada hari selasa
tanggal 24 juli 2012)
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi
tentang penyakit (teratasi pada hari minggu tanggal 22 juli 2012).
1. I. IDENTITAS
Nim : 09096
Agama : Islam
114
Alamat : jl. Elang No.2 Kelurahan Tuweley
@mail : Wahyu_f2wz@yahoo.com
Hp : 085340047540
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan.
115
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan langsung pada klien An.M
dan uraian dari bab ke bab sebelumnya, maka penulis dapat menulis
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. 1. Pengkajian
1. 2. Diagnosa
1. 3. Intervensi
116
Pada tahap perencanaan kasus diare terdapat beberapa kesenjangan yang
terjadi sebagai akibat perubahan respon klien sebagaimana yang terdapat
pada pengkajian. Dengan adanya perubahan tersebut maka perencanaan
yang disusun berubah dengan beberapa penambahan yang disesuaikan
dengan diagnosa yang muncul.
1. 4. Implementasi
1. 5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang di tegakan
maka penulis menganalisa bahwa semua masalah yang di alami klien
sudah teratasi. Hal ini dapat terwujud karena tindakan yang bersifat
kausal terhadap sumber penyakit.
1. B. Saran
2. Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli
1. Institusi Pendidikan
117
Pendidikan lebih meningkatkan pengayaan, penerapan dan pengajaran
asuhan keperawatan bagi mahasiswanya, penambahan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang keterampilan mahasiswa dalam
segi knouladge, afektif dan psikomotorik serta skilstation,
1. Peneliti
1. Merupakan pengalaman yang tak terhingga yang dapat meningkatkan
secara khusus kualitas peneliti sebagai pemberi pelayanan kepada
masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
118
Jakson M, Dkk,seri panduan praktis keperawatan klinis, Jakarta,
Erlangga, 2011
www.gooogle.com(http://adf.Iy/1487760/banner/http://mydocumentku.bl
ogspot.com/2012/06/kti-diare.html)/29-07-2012
www.google.com (http://hudenizia.blogspot.com/2010/12/kti-
keperawatan-anak-dengan-diare.html)12/10/07
http://www.google.com(http://skripsikti.blogspot.com/2011/07/kti-
gambaran-kejadian-diare-balita.html)12/10/07
www.google.com(http://suryaadinata.2011.proposaldiaretakasima.blog
spot.comarchive.html)12/10/07
www.google.com(Hendra_tolen,2012http://2012.cityselatiga.blogspot.co
m/2012/05/penyakit–diare.htm)12/10/07
119
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT DIARE
120
OLEH:
WAHYUDDIN A TAHIR
NIM : 09096
AKADEMI KEPERAWATAN
TOLITOLI
2012
121
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE
Waktu : 25 menit
1. TUJUAN
2. Tujuan intruksional umum (TIU)
122
5. Menjelaskan bagaimana cara mencegah penyakit diare
1. MATERI PENYULUHAN
1. Pegertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala penyakit diarel
4. Cara mengatasi diare
5. Cara mencegah penyakit diare
1. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
leaflet
123
NO URAIKAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN SASARAN
124
– mendengarkan
– menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
DIARE
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari dengan/tanpa
darah dan atau lendir dalam tinja.
125
1. Tanda dan Gejala Diare
126
1. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur
Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, anak lebih
tua berikan beberapa teguk. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit,
kemudian berikan cairan lebih sedikit.
127
Dibuat dengan cara air matang sebanyak 5 gelas dicampur dengan 8
sendok teh gula dan ½ sendok teh garam.
4. Beri makanan untuk cegah gizi : teruskan ASI atau susu yang biasa
diberikan :
1. Segera bawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
atau menderita sebagai berikut :
1. Buang air besar cair sering kali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah
7. Bagaimana Cara Mencegah Diare.
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.
2. Mencuci tangan.
3. Membuang tinja secara benar.
4. Jangan makan sembarang makanan.
128
5. Menggunakan air bersih untuk minum.
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama,
meningkatkan status gizi, dan imunisasi.
129