Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI GRUP TENGAH PADA PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA HYBRID PANTAI BARU PANDANSIMO


BANTUL YOGYAKARTA

DISTRIBUTION SYSTEMS ANALYSIS FOR MIDDLE GROUP IN HYBRID


POWER PLANTS PANTAI BARU PANDANSIMO
BANTUL YOGYAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh :
ANGGA SUNGSANG NUGROHO
151041016

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI GRUP TENGAH PADA PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA HYBRID PANTAI BARU PANDANSIMO BANTUL
YOGYAKARTA

Proposal Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat pelaksanaan Skripsi Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta

Diajukan oleh :
ANGGA SUNGSANG NUGROHO
Nomor Mahasiswa : 151041016
Jurusan : Teknik Elektro
Konsentrasi : Ketenagaan
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S-1

Telah diperiksa dan disetujui

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ir. Wiwik Handajadi, M.Eng. Angga Sungsang Nugroho


NIK :19520922.198003.1.001 NIM. 151041016

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Sigit Priyambodo, ST., M.T.


NIK. 96 0967 521 E
A. JUDUL SKRIPSI
ANALISA SISTEM DISTRIBUSI GRUP TENGAH PADA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID PANTAI BARU
PANDANSIMO BANTUL YOGYAKARTA

DISTRIBUTION SYSTEMS ANALYSIS FOR MIDDLE GROUP IN HYBRID


POWER PLANTS PANTAI BARU PANDANSIMO BANTUL YOGYAKARTA

B. INTISARI
Di Indonesia sendiri terdapat banyak sumber energi baru dan terbarukan yang
sangat potensial untuk dijadikan sumber pembangkitan tenaga listrik. Sumber
energi terbarukan misalnya air, angin, dan matahari. Energi surya dan energi angin
telah dikembangkan di Desa Trimurti, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
bentuk energi hybrid yang merupakan perpaduan antara dua energi atau lebih.
Implemetasi dari energi hybrid ini merupakan hasil kerjasama dari pemerintah,
pihak swasta, pihak perguruan tinggi, dan masyarakat sekitar.
Sumber energi listrik yang disalurkan oleh pembangkit tidak sepenuhnya
diterima oleh konsumen karena sebagian ada yang hilang dalam bentuk rugi-rugi
daya. Perhitungan untuk mengetahui rugi-rugi daya dilakukan dengan perhitungan
manual dan perhitungan menggunakan ETAP 12.6 (Electrical Transient and
Analysis Program). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hilangnya
daya, kemudian membandingkan hasil dari kedua perhitungan tersebut.

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan.
Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi
listrik. Suplai energi listrik mayoritas berasal dari batubara dan minyak, suatu saat
akan habis. Adanya kebutuhan listrik yang semakin naik dan bahan bakar energi
listrik akan habis, diperlukan sebuah solusi tepat oleh pemerintah untuk mengatasi
hal tersebut lewat pemanfataan energi baru dan terbarukan.

1
Di Indonesia sendiri terdapat banyak sumber energi baru dan terbarukan yang
sangat potensial untuk dijadikan sumber pembangkitan tenaga listrik. Sumber
energi terbarukan misalnya air, angin, dan matahari. Sumber energi baru antara lain
nuklir dan gas bumi. Energi surya dan energi angin telah dikembangkan di Desa
Trimurti, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bentuk energi hibrid yang
merupakan perpaduan antara dua energi lebih. Implemetasi dari energi hibrid ini
merupakan hasil kerjasama dari pemerintah, pihak swasta, pihak perguruan tinggi,
dan masyarakat sekitar.
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid sistem inovasi Daerah Pantai Baru
digunakan untuk menghidupkan mesin es, pompa air, dan lampu warung makan.
PLTH Pantai Baru dalam mendistribusikan listrik masih terdapat rugi-rugi daya,
sehingga listrik yang diterima oleh konsumen tidak maksimal. Penelitian ini
dilakukan agar dapat membandingkan rugi-rugi daya dengan perhitungan manual
dan perhitungan menggunaka ETAP.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi daya listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid


Pantai Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta?

2. Berapa besar rugi-rugi daya pada Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pantai
Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta?

3. Bagaimana perbandingan nilai perhitungan rugi-rugi daya secara manual dan


menggunakan software ETAP?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
diatas maka dapat ditentukan sebagai berikut:

3.1 Tujuan penelitian

1. Mengetahui kondisi daya listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid


Pantai baru Pandansimo Bantul Yogyakarta.

2
2. Menganalisa adanya rugi-rugi daya pada penghantar di Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid Pantai Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta.

3. Menganalisa rugi-rugi daya dengan simulasi software ETAP.

3.2 Manfaat penelitian

1. Mengetahui nilai rugi-rugi daya.

2. Mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi rugi-rugi daya.

3. Perbandingan rugi-rugi daya dengan menggunakan software ETAP.

4. Batasan Masalah

Supaya penulisan laporan ini dapat dengan mudah dimengerti, maka penulis
menetapkan batasan masalah dalam laporan ini. Adapun batasan masalah ini
meliputi:

1. Mengetahui kondisi daya listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid


Pantai Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta.

2. Menggunakan simulasi software ETAP sebagai perbandingan.

3. Studi penelitian ini dibatasi hanya pada mencari nilai rugi-rugi daya pada
penghantar saluran di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pantai Baru
Pandansimo Bantul Yogyakarta.

D. LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka
Jurnal-jurnal yang dijadikan sebagai referensi didapat dari internet
dimana jurnal yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh pihak jurusan Teknik Elektro IST AKPRIND Yogyakarta. Ketentuan ini
dibuat supaya hasil dari penelitian ini bisa dipertanggung jawabkan nantinya.
Jurnal-jurnal tersebut meliputi tinjauan pustaka terkait dalam penelitian ini
seperti berikut ini:

3
Menurut Nurrohim Agus (2012) dengan judul “Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid Sebagai Solusi Kelistrikan Daerah Terpencil” dalam jurnal
penelitian ini membahas tentang Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid untuk
menyuplai listrik didaerah terpencil.
Menurut Hontong Nolki (2015) dengan judul “Analisa Rugi–Rugi Daya
Pada Jaringan Distribusi Di PT. PLN Palu” dalam jurnal penelitian ini
membahas tentang Analisa susut daya dan rugi daya di PLN Palu.
Menurut Handayani Fani (2016) dengan judul “Analisis Jatuh Tegangan dan
Rugi Daya Pada Jaringan Tegangan Rendah Menggunakan Software ETAP
12.6.0” dalam jurnal penelitian ini membahas tentang analisis rugi-rugi daya dan
jatuh tegangan menggunakan simulasi ETAP 12.6.0.
Sementara penelitian yang akan di kerjakan Angga Sungsang Nugroho
(2019) dengan judul “Analisis Rugi-rugi Daya Sistem Distribusi Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pantai Baru Pandansimo Bantul
Yogyakarta” membahas tentang rugi-rugi daya pada saluran distribusi di PLTH
Pantai Baru.

2. Landasan Teori

2.1 Sistem tenaga listrik


Sistem tenaga listrik terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pembangkitan
tenaga listrik, transmisi dan distribusi. Pada pusat listrik dilakukan
pembangkitan tenaga listrik dengan cara memanfaatkan generator sinkron.

Tenaga listrik yang dihasilkan pada pusat listrik akan di transmisikan ke


beban melalui saluran transmisi. Sebelum ditransmisikan, tegangan dinaikkan
dengan menggunakan transformator penaik tegangan (step-up) pada pusat
listrik. Tegangan tersebut dinaikkan ke level tegangan tinggi (antara 70 kV
sampai 150 kV) atau tegangan ekstra tinggi (di atas 150 kV). Saluran transmisi
yang digunakan bisa berupa saluran udara maupun kabel tanah. (Cahyanto,
2008).

4
Gambar 2.1 Sistem tenaga listrik
2.2 Sistem distribusi daya listrik
Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah
(JTM) 20 kV dan semua Jaringan Tengah Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke
meter-meter pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik
kawat distribusi melalui penghantar udara.

Setiap elemen jaringan distribusi (Gambar 2.3) pada lokasi tertentu


dipasang trafo-trafo dsitribusi, dimana tegangan 20 kV diturunkan ke level
tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220 volt. Dari trafo-trafo ini kemudian
para pelanggan listrik dilayani dengan menarik kabel-kabel tegangan rendah
menjelajah ke sepanjang pusat pemukiman, baik itu komersial (rumah tangga)
maupun beberapa industri.

5
Gambar 2. 1 Sistem Distribusi Daya

Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian-bagian


rangkaian listrik sumber daya (trafo daya pada GI distribusi) yang besar sampai
saklar-saklar pelayanan pelanggan. Dengan demikian sistem distribusi ini
menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini memiliki komponen
peralatam yang saling berkaitan dalam operasinya untuk menyalurkan tenaga
listrik. Dimana sistem adalah perangkat unsur-unsur yang saling ketergantungan
yang disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menampilkan fungsi
yang ditetapkan.
2.3 Pengertian daya listrik
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem
tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan
kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau
Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP
setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik
dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian
arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt.

Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus


dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan:

𝑃=𝑉𝑥𝐼 (2-1)

6
Dengan,

P = Daya Listrik (Watt)


V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)

Gambar 2. 2 Arah Aliran Listrik

(Sumber : https://bit.ly/2SAC3j8)

Daya pada arus bolak-balik atau alternating current (AC) ada 3 macam
yaitu daya aktif, daya reaktif dan daya nyata. Segitiga daya dapat dilihat pada
gambar 2.7.

Gambar 2. 3 Segitiga Daya

Daya aktif digunakan secara umum oleh konsumen. Daya aktif inilah yang
biasanya dapat dikonversikan dalam bentuk kerja. Satuan daya aktif dinyatakan
dalam watt. Daya aktif (real power), didapat dari persamaan P = V . I . cosφ.[kW]
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan unuk pembentukan medan
magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks magnet.
Satuan daya reaktif dinyatakan alam VAr. Daya reaktif (reactive power) di dapat
dari persamaan Ԛ = V . I . sin φ [kVA].

7
Daya nyata adalah penjumlahan geometris dari daya aktif dan daya reaktif.
Daya nyata merupakan daya yang diproduksi oleh perusahaan sumber listrik
untuk didistribusikan ke konsumen. Satuan daya nyata ini dinyatakan dalam VA.
Daya nyata (apparent power), didapat dari persamaan S = V . I [kVA]. Daya aktif
dan daya reaktif didefinisikan secara matematika dengan menggunakan
persamaan √𝑃2 + 𝐽𝑄2 = 𝑆.
2.4 Rugi-rudi daya
Dalam proses transmisi dan distribusi tenaga listrik seringkali dialami
rugi-rugi daya yang cukup besar yang diakibatkan oleh rugi-rugi saluran dan
juga rugi-rugi pada trafo yang digunakan. Kedua jenis rugi-rugi daya tersebut
memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang
dikirimkan kesisi pelanggan. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan
dapat menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik di sisi
konsumen. Selain itu rugi-rugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian
finansial di sisi perusahaan pengelola listrik. Besarnya rugi-rugi daya pada
jaringan tiga fasa adalah sebagai berikut :
𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠 = 3 𝑥 𝐼 2 𝑥 𝑅 𝑥 𝐿 (2-2)
(𝑃 2 𝑥 𝑅 𝑥 𝐿)
𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠 = (2-3)
𝑉 2 𝑥 (𝐶𝑜𝑠 𝜃)²

Dengan,
𝑃
𝐼= (2-4)
(√3𝑥 𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃)

Keterangan :
𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠 = Rugi-rugi daya (Watt)
P = Daya yang disalurkan (Watt)
V = Tegangan kerja sistem (Volt)
I = Arus yang disalurkan (Ampere)
R = Tahanan saluran (Ohm/meter)
L = Panjang saluran (meter)
Cos θ = Faktor daya

1. Rugi-rugi Saluran

8
Pemilihan jenis kabel yang akan digunakan pada jaringan distribusi
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan dari suatu
sistem tenaga listrik. Jenis kabel dengan resistansi yang kecil akan dapat
memperkecil rugi-rugi daya. Besar rugi-rugi daya pada jaringan distribusi dapat
ditulis sebagai berikut :
𝐿𝑜𝑠𝑠 = 3 𝑥 𝐼 2 𝑅 (2-5)
Dimana,
Loss = rugi-rugi pada saluran (Watt)
R = resistansi saluran per fasa (Ohm)
I = arus yang mengalir per fasa (Ampere)

Nilai resistansi suatu penghantar merupakan penyebab utama rugi-rugi


daya yang terjadi pada jaringan distribusi. Nilai resistansi dari suatu penghantar
dipengaruhi oleh beberapa parameter. Berikut adalah persamaan resistansi
penghantar.
𝜌𝑙
𝑅= (2-6)
𝐴

Dimana,
R = resistansi saluran (Ohm)
𝜌 = resistivitas bahan penghantar (Ohm-meter)
𝑙 = panjang penghantar (meter)
A = luas penampang (m²)

Dari persamaan diatas terlihat terdapat tiga parameter yang mempengaruhi


nilai resistansi suatu penghantar, yaitu panjang penghantar, bahan penghantar
dan luas permukaan penghantar.

Panjang dari suatu penghantar tergantug dari jarak distribusi ke pelanggan.


Sehingga nilai tersebut tidak dapat diubah secara bebas. Sedangkan resistivitas
bahan tergantung dari bahan penghantar yang digunakan. Parameter ini dapat
diubah-ubah tergantung dari pemilihan bahan penghantar yang digunakan.
Selain itu parameter yang dapat diubah-ubah secara bebas adalah luas
penampang dari penghantar. Dimana semakin besar penampang dari suatu
penghantar akan mengurangi nilai resistansi saluran. Akan tetapi dalam

9
pengubahan luas penampang penghantar harus memperhatikan faktor
efisiensinya.

Dengan demikian untuk mengurangi resistansi saluran pada jaringan


distribusi, kita dapat mengganti jenis bahan penghantar yang digunakan dengan
bahan yang nilai resistivitasnya rendah serta memperbesar luas permukaan
penghantar.

E. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan
data dilapangan dan metode analisis. Analisis pustaka adalah teknik yang
digunakan untuk menarik kesimpulan dengan identifikasi dan objektifitas suber-
sumber penulis. Metode ini digunakan untuk menemukan inti permasalahan
dalam penelitian ini.
1. Metode penelitian
1.1 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung
dilapangan menggunakan alat ukur seperti:
1. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Sedangkan pada perkembangannya
multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur
temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut
multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere),
V(volt), dan O(ohm).

10
Gambar 1.1 Multimeter

2. Tang ampere

Tang Ampere atau juga di sebut Clamp Meter merupakan sebuah alat ukur
yang sangat nyaman dipakai dan memberikan kemudahan pengukuran arus listrik
tanpa mengganggu rangkaian listriknya. Alat ini berfungsi untuk mengukur arus
listrik tanpa memutus jalur arus listrik tersebut.

Gambar 1.2 Tang ampere

11
1. Flowchart Penelitian

Mulai
B.

Literatur
C.

Hipotesis

Tidak Data

Analisis

Ya

Kesimpulan

Laporan

Gambar 2.1 Flowchart penelitian

12
2. JADWAL PENELITIAN SKRIPSI

Tabel 1 Jadwal Penelitian Skripsi

April Mei Juni Juli


Tahap Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
a. Studi Literatur
b.mengetahui gambaran
umum perusahaan
c. mengetahui organisasi
perusahaan
Pelaksanaan
a. Pengenalan distribusi
listrik di PLTH
b. Pengambilan data
c. Evaluasi dan Perbaikan
Penyelesaian
a. Finishing
b. Pembuatan Laporan

13
REFERENSI

Nurrohim Agus, 2012. “Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Sebagai Solusi


Kelistrikan Daerah Terpencil”, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia
Vol. 14 No.2 hal. 96-103.
Hontong Nolki, Teugeuh, M, Patras LS, 2015. “Analisa Rugi–Rugi Daya Pada
Jaringan Distribusi Di PT. PLN Palu”, E-Journal Teknik Elektro dan
Komputer.
Handayani Fani, Yuningtyastuti, Nugroho A, 2016, “Analisis Jatuh Tegangan dan
Rugi Daya Pada Jaringan Tegangan Rendah Menggunakan Software
ETAP 12.6.0”, Transient vol. 5 No. 1.
Cahyanto, R. (2008). Studi Perbaikan Kualitas Tegangan dan Rugi-rugi Daya
Pada Penyulang Pupur dan Bedak Menggunakan Bank Kapasitor, Trafo
Pengbah Tap dan Penggantian Kabel Penyulang. Skripsi.

14

Anda mungkin juga menyukai