Anda di halaman 1dari 6

Conversation 1 :

A: “Whenever I see your microecon homework, it seems like a different language.”

B: “No, it’s not that bad. I’m interested in the world economy, but microecon helps me
understand how individuals affect the markets which affect the world economy.”

A: “I can understand that. Consumer decisions affect the environmental health of the world.
What part of the global economy you are most interested in?”

B: “I’m really interested in woman as part of the global marketplace. Women are becoming more
important as consumers, entrepreneurs, managers, and investors. Their purchasing power will
keep increasing as more women are educated and enter the workforce.

A: “Does educating more women and girls make a big difference in a country’s economy?”

B: Absolutely. Evidence shows that educating girls will boost the prosperity of a country. Better
educated woman are more productive. And their children are healthier and also better educated.”

A: “It’s definitely a win-win.”

Terjemahan:

A: “Setiap kali aku melihat tugas ekonomi mikro yang kamu bawa pulang, rasanya bagai melihat
bahasa yang berbeda.”

B: “Tidak seburuk itu. Aku tertarik dengan dunia ekonomi, dan ekonomi mikro membantuku
memahami bagaimana setiap individu mempengaruhi pasar dan berdampak pada dunia
ekonomi.”

A: “Aku paham. Keputusan konsumen akan berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dunia.
Apa isu global ekonomi yang paling menarik perhatianmu?”

B: “Aku sangat tertarik dengan peran perempuan dalam pasar global. Peran perempuan kian
penting sebagai konsumen, pengusaha, manajer, dan investor. Daya beli mereka terus meningkat
seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang mengenyam pendidikan dan bergabung
sebagai pekerja.”

Conversation 2 :
Jane : Do you have a job? Is it full-time or part-time? Do you make a lot of money? (Apakah
kamu punya pekerjaan? Apakah pekerjaanmu penuh waktu atau paruh waktu?)

Paula : Yes, i work in Migration Agent Office as a Consultant. I work full-time there from 9am –
5pm. (Iya, saya bekerja di Agen Migrasi sebagai Konsultan. Saya bekerja penuh waktu di sana
dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore)
Jane : Are you good at saving money? If so, how do you do it? (Apakah kamu pandai dalam
menabung uang? Jika iya, bagaimana cara kamu melakukannya?)

Paula : Woo,, don’t ask me that question. I’m really bad at saving money. (Woo jangan tanyakan
aku tentang hal itu. Aku benar-benar tidak pandai dalam menabung uang)

Jane : How do you usually pay when you go shopping? (Bagaimana biasanya kamu bayar saat
berbelanja?)

Paula : Because i don’t like to bring cash everywhere, so i prefer to pay with card. (Karena aku
tidak suka membawa uang cash kemana-mana, jadi aku memilih membayar dengan kartu)

Jane : Do you have an ATM card? (also: debit card) How often do you use it? (Apakah kamu
memiliki kartu ATM? (Juga: kartu debit) Seberapa sering kamu menggunakannya?

Paula : Yes, i have. Quite often, when i go for shopping, i always use my card. (Iya, aku punya,
ketika aku pergi berbelanja, aku selalu menggunakan kartu)

Jane : Do you have a credit card? How often do you use it? Where do you use it? (Apakah kamu
punya kartu kredit? Seberapa sering kamu menggunakannya? Dimana kamu menggunakannya?)

Paula : I don’t have credit card. I don’t really like it. It makes me become a consumptive person.
(Aku tidak punya kartu kredit. Aku sangat tidak menyukainya. Itu membuatku menjadi orang
yang konsumtif)

Jane : When you travel abroad (= to another country), how do you pay for things? (Ketika kamu
bepergian ke luar negeri (= ke negara lain), bagaimana Anda membayar barang-barang?

Paula : I rarely travel abroad but when i went to Japan, i had changed the money into Yen,
Japanese currency. (Aku jarang bepergian ke luar negeri tapi ketika aku pergi ke Jepang, aku
telah mengubah uangnya menjadi Yen, mata uang Jepang)

Jane : How do you spend your money? What do you usually buy? (Bagaimana kamu
menghabiskan uangmu? Apa yang biasanya kamu beli?)

Paula : Hmm,, lot of things to buy especially for my kids. I usually buy household needs. (Hmm ,,
banyak hal yang harus dibeli terutama untuk anak-anakku. Aku biasanya membeli kebutuhan
rumah tangga)

Jane : Have you ever had any money stolen from you? If so, how did it happen? (Apakah uang
kamu pernah dicuri? Jika ya, bagaimana hal itu bisa terjadi?)

Paula : Luckily not, never. (Untungnya tidak, tidak pernah).


Jane : How much pocket money do (did) your parents give you? How do (did) you spend on it?
(Berapa banyak uang saku yang diberikan orang tua kamu? Bagaimana cara kamu menghabiskan
untuk itu?)

Paula : When i was a child. My parent gave a weekly pocket money. I spent my money on
buying food, hang out with friends, and bought some books. (Waktu aku masih kecil orang tuaku
memberikan uang saku mingguan. Aku menghabiskan uang untuk membeli makanan, bergaul
dengan teman, dan membeli beberapa buku)

Jane : Do you ever give money to beggars on the street? Why or Why not? (Apakah kamu pernah
memberikan uang kepada pengemis di jalanan? Jika iya, mengapa atau jika tidak, mengapa
tidak?)

Paula : Yes, I do, i give money to beggars because i feel sorry to them. They don’t have house to
sleep. (Ya aku pernah memberi uang kepada pengemis karena aku merasa kasihan pada mereka.
Mereka tidak punya rumah untuk tidur)

Jane : Money can’t buy happiness. Money can’t buy love. Do you agree or disagree? (Uang tidak
bisa membeli kebahagiaan. Uang tidak bisa membeli cinta. Apakah kamu setuju atau tidak
setuju?)

Paula : Sometimes, i’m quite confused with those statement. But in my opinion we can’t always
see all the case from money. Money isn’t everything, but we need money. For a love, we can’t
measure it with money but with our heart. (Terkadang, aku bingung dengan pernyataan itu. Tapi
menurut aku, kita tidak bisa selalu melihat semua hal dari uang. Uang bukanlah segalanya, tapi
kita butuh uang. Untuk cinta, kita tidak bisa mengukurnya dengan uang tapi dengan hati kita)

Conversation 3
Gina: Morning, Aldo. You look so terrible. What’s going on?
Gina: Pagi, Aldo. Kamu terlihat sangat mengerikan. Apa yang sedang terjadi?

Aldo: Hi, Gina. Yeah. I’m not so good.


Aldo: Hai, Gina. Ya. Aku tidak begitu baik.

Gina: Oh, I’m sorry to hear that. Are you sick?


Gina: Oh, aku turut prihatin mendengarnya. Apakah kamu sakit?

Aldo: Yeah. I’ ve been fever and cold.


Aldo: Ya. Aku demam dan dingin.

Gina: Have you taken some medicines?


Gina: Apakah kamu sudah minum obat?

Aldo: Yes, I have. I’ve taken some pills this morning.


Aldo: Ya. Aku sudah minum beberapa pil pagi ini.
Gina: Get well soon, Aldo.
Gina: Cepat sembuh, Aldo.

Aldo: Thanks, Gina. Btw, have you done the assignment from Mr. Rudolph?
Aldo: Terima kasih, Gina. Ngomong-ngomong, Apakah kamu telah menyelesaikan tugas dari
Pak Rudolph?

Gina: Yes, I have. I worked on it all long night. How about you?
Gina: Ya. Aku mengerjakan itu sepanjang malam. Bagaimana dengan kamu?

Aldo: I don’t know. I don’t have any ideas for that assignment. What was your title about?
Aldo: Aku tidak tahu. Aku tidak punya ide untuk tugas itu. Apa judul kamu?

Gina: It was talked about Economic. Because economic has lots of things to discuss.
Gina: Itu berbicara tentang Ekonomi. Karena ekonomi memiliki banyak hal untuk dibicarakan.

Aldo: Yes, Economic is always an interesting pattern. Did you write any specific information
about that?
Aldo: Ya, Ekonomi selalu merupakan pola yang menarik. Apakah kamu menulis informasi
spesifik tentang itu?

Gina: Yes. I took an idea. It was in 2015 when Indonesia had deflation of economic development.
Indonesia’s economic development couldn’t reach 4.95%, as predicted by various circles. The
decline in economic development was due to various factors. One of them was the household
consumption, which was the largest contributor, typically grown in the 5.5 percent range but it
was slumped to 4.9 percent.
Gina: Ya. Aku mengambil sebuah ide. Pada tahun 2015 ketika Indonesia mengalami deflasi
pembangunan ekonomi. Perkembangan ekonomi Indonesia tidak dapat mencapai 4,95%, seperti
yang diprediksi oleh berbagai kalangan. Penurunan dalam pembangunan ekonomi disebabkan
oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah konsumsi rumah tangga, yang merupakan kontributor
terbesar, biasanya tumbuh di kisaran 5,5 persen tetapi merosot menjadi 4,9 persen.

Aldo: Yeah. I knew that news. Because my father closed his business at that time. He could not
survive in the line. We had bankrupt. My family collapsed in financial.
Aldo: Ya. Aku tahu berita itu. Karena ayahku menutup usahanya pada waktu itu. Dia tidak bisa
bertahan di bisnis. Kami bangkrut. Keluargaku ambruk secara finansial.
Gina: Oh my gosh. I’m so sad to hear that.
Gina: Astaga. Aku sangat sedih mendengarnya.

Aldo: Thanks, Gina. But it was nothing if we took the cross line in 2008. When the world was
fallen in the economic sector.
Aldo: Terima kasih, Gina. Tapi itu tidak apa-apa jika kita mengambil garis silang pada tahun
2008. Ketika dunia jatuh di sektor ekonomi.

Gina: Yeah. It was a global crisis. I knew that news when I was a kid. My parents always remain
me to study hard. Because when we have done at school, there will be so many obstacles in the
future. We must be ready for those things. Little by little, we have tried to rise and shine until
this present. It ain’t a simple job to survive in this world, is it?
Gina: Ya. Itu adalah krisis global. Aku tahu berita itu ketika aku masih kecil. Orang tuaku selalu
mengingatkan untuk giat belajar. Karena ketika kita selesai di sekolah, akan ada banyak
rintangan di masa depan. Kita harus siap untuk hal-hal itu. Sedikit demi sedikit, kita telah
berusaha bangkit dan berdiri sampai saat ini. Ini bukan pekerjaan sederhana untuk bertahan
hidup di dunia ini, kan?

Aldo: Yeah. I agree with you.


Aldo: Ya. Aku setuju dengan kamu.

Gina: Why don’t you take that idea? I mean you can write an article about the economic
development in 2008.
Gina: Kenapa kamu tidak mengambil ide itu? Maksudku, kamu dapat menulis artikel tentang
perkembangan ekonomi di tahun 2008.
Aldo: I thought about that. I will ask Mr. Rudolph first.
Aldo: Aku memikirkan itu. Aku akan bertanya pada Pak Rudolph dulu.

Gina: For what? Is that necessary?


Gina: Untuk apa? Apakah itu perlu?

Aldo: Yeah. I mean, it was the old pages to rewrite. I’m not sure enough if I have the permission.
Aldo: Ya. Maksudku, itu adalah halaman lama untuk menulis ulang. Aku tidak cukup yakin jika
aku memiliki izin.

Gina: Oh, I see. Why don’t we go to the teacher’s office to ask Mr. Rudolph about that?
Gina: Oh, saya mengerti. Mengapa kita tidak pergi ke kantor guru untuk bertanya kepada Pak
Rudolph tentang hal itu?

Aldo: Yup, maybe he will have some advice for me.


Aldo: Yup, mungkin dia akan punya beberapa saran untukku.

Gina: Let’s go.


Gina: Ayo pergi.

Aldo: Come on.


Aldo: Ayo.
Resource
https://www.sederet.com/tutorial/contoh-percakapan-tentang-ekonomi-dalam-bahasa-inggris/
https://www.englishcafe.co.id/percakapan-bahasa-inggris-yang-berkaitan-dengan-uang/
https://www.pustakabahasainggris.com/dialog-bahasa-inggris-tentang-ekonomi/

Anda mungkin juga menyukai