Anda di halaman 1dari 12

Nama: Dina Venia Dewanty

Nim: 04011181621049
Kelas: Beta 2016

ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA KEHAMILAN

Diagnosis Banding

Anemia Anemia akibat Thalassemia Anemia


defisiensi penyakit kronik sideroblastik
besi
Derajat Ringan Ringan Ringan Ringan sampai berat
anemia sampai berat
MCV Menurun Menurun/Normal Menurun Menurun/Normal
MCH Menurun Menurun/Normal Menurun Menurun/Normal
TIBC Meningkat Menurun Normal/Menurun Normal/Normal
Saturasi Menurun Menurun/Normal Meningkat Meningakat
tranferin
Besi sumsum Negatif Positif Positif kuat Positif
tulang
Protoporfirin Meningkat Meningkat Normal Normal
eritrosit
Feritin serum Meningkat Normal Meningkat Meningkat
Elektroforesis Normal Normal Meningkat Normal
Hb
Besi serum Menurun Menurun Normal/meningkat Normal/Meningkat

Algoritma Penegakan Diagnosis


Penegakan diagnostik untuk penderita anemia yaitu berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lainnya.
1. Anamnesis
Tanya mengenai riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi,
keadaan lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kimia atau fisik serta
riwayat pemakaian obat. Tanyakan riwayat penyakit keluarga untuk mengetahui apakah
ada faktor keturunan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh. Perhatian khusus diberikan
pada
a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning
b. Kuku : koilonikia (kuku sendok)
c. Mata : ikterus, konjungtiva pucat
d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah
e. Limfadenopati, hepatosplenomegali
3. Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
 Kadar hemoglobin
 Indeks eritrosit (MCV, MCHC dan MCHC)
 Hapusan darah tepi
 Ferritin, SI dan TIBC
b. Pemeriksaan rutin
 Laju endap darah
 Diff. Count
 Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus

Pada anemia defisiensi besi periksa besi serum, TIBC, saturasi transferin
4. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri.
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
USG
Algoritma penegakan diagnosis anemia hipokrom mikrositer

Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi diperlukan metode pemeriksaan yang
akurat dan kriteria diagnosis yang tegas. Para peneliti telah menyetujui bahwa diagnosis
anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan darah dan sumsum tulang. Nasution (1985) dalam Riswan (2003)
mengutip kriteria WHO untuk memudahkan dan keseragaman diagnosis anemia defisiensi
besi.

Diagnosa Anemia Defisiensi Besi


Thanglela (1994) dalam Riswan (2003) menyebutkan bahwa WHO juga menggolongkan hasil
pemeriksaan hemoglobin menurut derajat keparahan anemia pada kehamilan.

Kriteria Anemia Berdasarkan Kadar Hemoglobin

Diagnosis Kerja
Anemia Defisieni Besi Pada Kehamilan

Definisi
 Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI,
2009).

 Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum dan jumlah jenuh
transferin menurun, kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum
tulang serta tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

 Anemia defisiensi zat besi (kejadian 62,30%) adalah anemia dalam kehamilan yang paling
sering terjadi dalam kehamilan akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan
karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan
penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
Etiologi
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan :
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
b. Pertambahan sel darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
c. Berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis
d. Kurangnya zat besi dalam makanan
e. Kebutuhan zat besi meningkat
f. Gangguan pencernaan dan absorbsi

Epidemiologi
Diketahui bahwa 10% -20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada kehamilannya. Di
dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada di negara sedang berkembang
(WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Prevalensi anemia pada ibu hamil di negara berkembang 43 %
dan 12 % pada wanita hamil di daerah kaya atau negara maju ( Allen, 2007 ). Berdasarkan
Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari
11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%) (Depkes, 2013).

Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% 71.5% dengan rata-rata
63,5%, sedangkan di Amerika Serikat hanya 6%.

FISIOLOGI KEHAMILAN TRIMSTER III


Menurut Mochtar (2002) perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil trimester III, antara lain:

 Uterus

Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan panjang dan
dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau
1/3 jarak antara pusat ke procesus xiphoideus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak
½ pusat dengan proc. xiphoideus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari
dibawah procesus xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri 28 minggu
adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.

 Vagina dan Vulva

Akibat hormon estrogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang mengakibatkan


vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick). Cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.

 Payudara

Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen
dan progesterone.

 Sirkulasi Darah

Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi vena
tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat
tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada vena
tungkai.

 Sistem Respirasi

Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm. kondisi ini
menyebabkan ibu bernafas pendek dan saat terjadi pada 60% wanita hamil.

 Sistem Pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat. Hal ini yang menyebabkan
pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual muntah.
Pengaruh estrogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dapat menyebabkan sembelit.

 Sistem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun ke pintu atas
panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya
hemodiaksi menyebabkan metabolism air makin lancar sehingga pembentukan urin pun
bertambah.

I. Analisis Masalah

1. Mrs. Melinda, a pregnant woman (34 tahun) come to the public health center with
complains malaise and dizzy. She is G6P4A1 and 32 weeks gestational age.
a. Apa hubungan usia, G6P4A1, dan 32 minggu usia kehamilan dengan
keluhan?
b. Apa penyebab malaise dan dizzy pada kasus
c. Bagamana mekanisme malaise dan dizzy?
d. Bagaimana fisiologi kehamilan pada ibu dan janin trimester 3?
Jawab:

Menurut Mochtar (2002) perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil trimester III, antara lain:

 Uterus

Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan panjang dan
dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau
1/3 jarak antara pusat ke procesus xiphoideus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak
½ pusat dengan proc. xiphoideus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari
dibawah procesus xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri 28 minggu
adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.

 Vagina dan Vulva

Akibat hormon estrogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang mengakibatkan


vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick). Cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.

 Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen
dan progesterone.

 Sirkulasi Darah

Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi vena
tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat
tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada vena
tungkai.

 Sistem Respirasi

Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma naik 4 cm. kondisi ini
menyebabkan ibu bernafas pendek dan saat terjadi pada 60% wanita hamil.

 Sistem Pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat. Hal ini yang menyebabkan
pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual muntah.
Pengaruh estrogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dapat menyebabkan sembelit.

 Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun ke pintu atas
panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya
hemodiaksi menyebabkan metabolism air makin lancar sehingga pembentukan urin pun
bertambah.

Janin

Pertumbuhan dan perkemgangan janin pada trimester III, diantaranya ada akhir bulan ke-7
(minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang semakin memanjang, gerakan mata
membuka dan menutup, gerakan menghisap semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000
gram. Minggu ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan verniks
kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo. Kuku kaki mulai tumbuh
sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya. Janin sudah punya kendali gerak pernafasan yang
berirama dan temperature tubuh. Mata telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul
diakhir bulan. Ukuran panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon.

Minggu ke-33 sampai ke-36 (bulan kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari
kaki mencapai ujungnya, biasanya testis sebelah kiri turun ke skrotum. Ukuran rata-rata panjang
31,7 cm, berat 2500 gram.

Minggu ke-37 sampai ke-40 (bulan kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah
tercapai. Dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk
ke skrotum pada akhir bulan ini, lanugo telah menghilang pada hamper seluruh tubuh, kuku mulai
mengeras melebihi ujung tanganberi dan kaki, warna bervariasi dari putih, merah muda, merah
muda kebiruan akibat fungsi melanin sebagai bemberi warna kulit saat terpajan cahaya. Ukuran
panjang rata-rata 36 cm, berat 7,5 pon.

e. Bagaimana tatalaksana awal pada kasus?


2. In this pregnancy, she experience poor dietary intake. She is a housewife and his
husband only a welder. They are a very poor family.
a. Apa makna “She experience poor dietary intake.”?
b. Apa makna “She is a housewife and his husband only a welder.”?
c. Apa makna “They are a very poor family”?
d. Bagaimana hubungan riwayat di atas dengan keluhan?
e. Bagaimana asupan nutrisi yang baik untuk ibu hamil pada trimester 3?
Jawab:

Selama trimester, ibu hamil membutuhkan tambahan 500 kalori per hari. Berikut rincian nutrisi
lainnya:

 DHA penting untuk perkembangan otak janin dan retina yang tepat selama trimester ketiga.
Kebutuhannya meningkat dari 100 hingga 200 mg per hari.
 Ibu hamil membutuhkan dosis harian 1.000 mg kalsium, yang penting untuk membangun
tulang dan gigi pada bayi Anda. Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt,
adalah sumber kalsium terbaik.
 Vitamin D dibutuhkan untuk tulang menyerap kalsium. Anda membutuhkan 15 mikrogram
per hari.
 Dengan perkembangan kehamilan, kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin meningkat
sebanding dengan berat janin, dengan sebagian besar zat besi terakumulasi selama
trimester ketiga. Ibu hamil membutuhkan 27 mg setiap hari.
 Asam folat sangat penting untuk menghindari cacat saraf pada bayi. Asupan makanan bisa
naik hingga 800 mikrogram per hari.
 Ibu hamil membutuhkan 26 gram protein per hari pada trimester ketiga karena diperlukan
untuk mempertahankan jaringan ibu dan pertumbuhan janin.

Nutrisi trimester ketiga hampir sama dengan nutrisi penting yang dibutuhkan ibu hamil selama
trimester kedua. Perkembangan janin dalam kandungan yang terus berlanjut dan persiapan janin
untuk dilahirkan membuat banyak nutrisi penting yang harus dipenuhi ibu hamil. Berikut ini
merupakan nutrisi trimester ketiga yang perlu dipenuhi oleh ibu hamil:

1. Asam lemak omega-3 dan kolin

Perkembangan janin masih berlanjut selama trimester ketiga, termasuk perkembangan otak dan
sistem sarafnya. Sehingga, ibu hamil perlu untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 dan
kolin untuk mendukung perkembangan ini. Asam lemak omega 3 dan kolin bias didapatkan dari
ikan berlemak (seperti salmon, tuna, dan sarden) dan telur yang diperkaya omega-3.

2. Kalsium

Perkembangan tulang bayi juga terjadi dengan sangat cepat pada trimester ketiga ini. Oleh karena
itu, ibu masih perlu untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya sebesar 1200 mg per hari. Selain itu,
bayi juga mulai menyimpan kalsium sebagai cadangan di dalam tubuhnya. Ibu hamil bisa
mendapatkan asupan kalsium dari susu dan produk susu, sayuran hijau, ikan bertulang (seperti
ikan teri dan sarden), dan kacang kedelai. Pilihlah susu dan produk susu yang rendah lemak jika
ibu ingin menjaga berat badannya.

3. Zat besi

Semakin dekat dengan waktu kelahiran, kebutuhan zat besi ibu hamil semakin meningkat. Hal ini
karena semakin banyak volume darah yang dibutuhkan ibu hamil dan janin. Kekurangan zat besi
saat kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan BBLR. Untuk itu, ibu hamil
perlu memenuhi kebutuhan zat besinya yang tinggi ini. Kebutuhan zat besi ibu hamil pada
trimester ketiga ini adalah sebesar 39 mg.

Memenuhi kebutuhan zat besi bisa didapatkan dari konsumsi sayuran hijau (seperti bayam,
brokoli, dan daun kale), daging merah, kuning telur, dan kacang-kacangan. Kombinasikan dengan
makanan yang mengandung vitamin C saat memakan makanan tersebut. Vitamin C dapat
membantu penyerapan zat besi oleh tubuh. Selain itu, vitamin C juga dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada ibu dan bayi. Ibu hamil mungkin juga butuh
mengonsumsi suplemen zat besi untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi Anda yang tinggi
ini.

4. Seng

Pada trimester ketiga, kebutuhan seng ibu hamil sedikit meningkat dibanding trimester
sebelumnya, yaitu sebesar 20 mg. Kebutuhan zat seng yang terpenuhi dengan baik selama
kehamilan dapat mencegah bayi dari kelahiran premature. Kebutuhan zat seng bisa didapatkan dari
daging merah, seafood, sayuran hijau (seperti bayam dan brokoli), dan kacang-kacangan.

5. Vitamin A

Kebutuhan vitamin A juga sedikit meningkat pada trimester ketiga kehamilan daripada trimester
sebelumnya. Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan vitamin A sebesar 850 mikrogram pada saat
ini. Vitamin A bisa didapatkan dari berbagai buah-buahan dan sayuran (seperti wortel, tomat, ubi
jalar, dan bayam), juga susu dan telur.

3. The youngest child age is 2 years old. You act as a doctor in public health center
and be pleased analyze this case.
a. Apa makna “The youngest child age is 2 years old”?
b. Bagaimana pemeriksaan ANC pada kehamilan trimester 3?
4. In the examination findings:
Upon admission,
Height : 155 cm ; weight : 48 kg
Sense : compos mentis
BP : 100/60 mmHg HR 96x/menit
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik di atas?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik di atas?
5. Obstetric examination:
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan obstetri di atas?
Jawab:
Pemeriksaan Nilai normal Nilai pada pasien Interpretasi
Posisi janin Normal presentation Normal presentation Normal
FHR 100-160X/min 140X/min Normal
Kontraksi ±2 minggu waktu Tidak ada kontraksi Normal
uterus persalinan pada minggu ke 32
Hb 11-15 gram/dl 8,6g/dl Anemia
MCV 80-94 fl 70 fl Mikrositik
MCH 27-34 pg 23 pg Hipokrom
MCHC 32-37 g/dl 29 g/dl Hipokrom
Ferritin 13–400 ugr/l 12 ng/ml Defisit cadangan
besi tubuh
TIBC 112-346 ugr% 400 ug/dl Meningkat

SI 61-157 ugr% 260 ug/l Peningkatan jumlah


besi
Apusan Tidak anemia Hypochromic Hypochromic
darah tepi microcytic anemia microcytic anemia

Anda mungkin juga menyukai