Oleh
karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan memberikan pendidikan kesehatansewaktu ibu melakukan
kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat
mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang
memegang peranan penting dalam kehamilan.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada:
1. Vagina dan vulva
2. Servik
3. Uterus
4. Ovarium
Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan
pada vaginayang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot
polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan sekret vagina
dan mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen.
Peningkatan laktobasilus menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen)
menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol
pertumbuhan bakteri patogen.
Servik
Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga
menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan edema, hiperplasia
dan hipertrofi kelenjar servikmenyebabkan servik menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik berwarna
kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada 3
bulan pertama kehamilan.
Uterus
Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini
terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Penyebab pembesaran uterus antara lain:
1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;
2. Hiperplasia dan hipertrofi, dan
3. Perkembangan desidua
Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai umur
kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk dan
posisi uterusantara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat,
akhir kehamilanberbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada
umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa.
Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi
disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu
ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau
retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya
memasuki rongga perut.
Tinggi fundus uteri selama kehamilan:
Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum
dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil
dan korpusluteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
Referensi
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya. Hlm: 55-57
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm: 35-
36
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Walsh, Winda. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Hlm: 79-82
Image, telegraph.co.uk
Kata Kunci
perubahan vagina saat hamil, bentuk vagina saat hamil, kondisi vagina saat hamil, keadaan vagina saat
hamil, bentuk vagina ibu hamil, bentuk vagina wanita hamil, perubahan sistem reproduksi pada ibu
hamil, PENGERTIAN CHADWICK, perubahan bentuk vagina saat hamil, vagina saat hamil, Bentuk
vagina orang hamil, vagina ibu hamil, bentuk miss v ibu hamil, perubahan yang terjadi pada i ibu
hamil alat reproduksi, gambar vagina ibu hamil, perubahan pada ibu hamil, bentuk miss v saat hamil
muda, proses reproduksi selama kehamilan, perubahan serviks pada ibu hamil, perubahan sistem
pernafasaan trimester 2, pertanyaan sistem reproduksi pada ibu hamil, perubahan saat hamil pada
sistem reproduksi, prosesreproduksi pada masa kehamilan, sebab terjadi peningkatan vaskularisasi dan
pembuluh darah pada organ reproduksi saat kehamilan, perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu
hamil.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
sistem kardiovaskuler, intregument dan metabolisme sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses tersebut, ibu
hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.
Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi
tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan pada
sistem integumen, dan perubahan sistem metabolisme.
Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat
makanan yang tertahan dalam lambung sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang
berubah, membuatnya tidak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada
ibu. Sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang dapat menyebabkan terjadinya
pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan
pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva,
dan wajah. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal,
ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes, dll.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian,
selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung
ringan dan tidak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut
mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu
aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam
rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010)
2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus
luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal
sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada
minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan
progesterone.
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan
vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,
pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva
dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)
4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan
perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan
lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari
areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya
untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia
fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).
6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga
mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan
peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010;
h. 71-72).
7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin
membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan
suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah
karena pembesa-ran uterus.
8. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan
miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruhmelanophore
stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi
ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba,
2010, 94).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi
sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
2.2 Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam
kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya
imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
2.3 Perubahan pada Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon
progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang
ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi
sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita
tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”
(mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu
tradisi.
2. Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn)
terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.
2.4 Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan
efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal
ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan,
tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil
hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur,
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang
akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964).
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang
mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
2.5 Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan
kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh
hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I Pada akhir
trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac
output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron
terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III Terjadi
Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan permeabilitas
kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava
inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon
estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan
ephitel tersebut.Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal. Hipotensi
supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila
ibu pada posisi tidur terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena
bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan
elastis karena pengaruh hormon estrogen.
2.6 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Seperti pada perubahan fisiologis, perubahan psikologis pada ibu hamil juga mengalami
perubahan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Perubahan psikologis pada ibu hamil
dapat di bagi dengan melihat waktu kehamilan yaitu Trimester I, Trimester II, dan Trimester III.
Perubahan psikologis pada ibu hamil terbagi atas tiga periode di atas (Trimester I Trimester II,
dan Trimester III). Masing-masing periode membawa perubahan sendiri-sendiri.
Trimester I
1. Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder
karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
2. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
3. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
4. Hasrat unt melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita hamil
mengalami penurunan pada periode ini.
5. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
6. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
7. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
8. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan emosi dan suasana
hati.
Trimester II
1. Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi.
2. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai
timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat.
3. Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini
dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
4. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
5. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
6. Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.
Trimester III
1. Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
3. Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.
4. Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga,
melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
5. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal dan semakin
ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran dan resah.
6. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
2.7 Pengaruh Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Terhadap Janin yang Dikandung
1. Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah ini
terjadi saat trimester 1 maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya.
2. Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran
prematur dan tidak berkembangnya janin (Shinto,2009).
3. Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat
menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap
sentuhan dari luar dan sudah bisa merasakan kondisi psikologis ibunya.
4. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
2.8 Kiat untuk Menghadapi Kondisi Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
1. Dapatkan informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan psikologis pada saat
kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
2. Komunikasi dengan suami segala hal yang di alami oleh ibu hamil, agar terjadi saling pengertian
dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
3. Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up kehamilan.
4. Makan makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5. Tetap menjaga penampilan
6. Kurangi kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin.
7. Dengarkan music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada.
8. Senam hamil kemungkinan besar dapat membantu ibu hamil menormalkan perubahan psikologis.
9. Latihan pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba
medika. Jakarta
Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta
Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan. Jakarta: Gagas Media;
2010.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB
untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009.
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Intervensi Rasional
Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (berat jenis urin, hematokrit) Monitor
tanda-tanda vital Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi Kaji lokasi dan luasnya edema Sokong bagian
tubuh yang edema Tinggikan anggota badan yang terkena dampak setinggi 20º atau lebih, lebih tinggi
dari jantung Instruksikan pasien mengenai fisiologis terjadinya edema Kolaborasi dengan dokter, sesuai
indikasi Hasil laboratorium dapat menjadi data pendukung untuk mengidentifikasi adanya kelebihan
cairan/retensi Tanda-tanda vital memengaruhi status ibu hamil Dapat memudahkan perawat untuk
melakukan intervensi dengan tepat dan akurat Mengetahui karakteristik dari edema dan intervensi yang
dilakukan dapat sesuai. Memperlancar aliran balik dan vaskularisasi lokal, dan dapat mengurangi bahkan
menghilangkan edema Meninggikan bagian yang edema lebih tinggi dari jantung dapat meningkatkan
aliran balik vena Menjelaskan kepada ibu hamil agar mengurangi kecemasan dan stress pada ibu hamil
diakibatkan oleh kondisinya Indikasi yang sesuai, memudahkan tindakan dokter dan perawat dalam
menangani ibu hamil 3.
berhubungan dengan
Definisi : Rentan mengalami ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang terus atau yang ingin dilakukan, yang dapat
mengganggu kesehatan. Tujuan yang diharapkan (NOC): Toleransi terhadap aktivitas Kriteria Hasil : a.
Berkurangnya kelelahan b.
Sakit kepala berkurang c.
Intervensi Rasional
Kaji status fisiologi yang menyebabkan kelelahan Monitor intake/asupan nutrisi Tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang dibutuhkan Monitor sistem kardiorespirasi selama kegiatan Bantu pasien
memrioritaskan kegiatan yang ingin dilakukan Bantu pasien untuk mengidentifikasi Mengetahui
fisiologis yang menyebabkan kelelahan dapat memudahkan perawat mengantisipasi dampak yang
terjadi Nutrisi yang adekuat dapat menambah energi dan tenaga pada ibu hamil Membantu ibu hamil
untuk menentukan aktivitas yang akan dilakukan dan memanajemen aktivitas ibu hamil untuk
menghindari kelelahan Kardiorespirasi menunjukkan status ibu hamil Dapat meminimalisasi kegiatan
yang dilakukan untuk menghindari kelelahan ibu hamil Ibu hamil membutuhkan banyak istirahat
kegiatan/rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman di rumah Ajarkan pasien mengenai
pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara
meningkatkan asupan energi dari makanan dan tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang terlalu
berat Memberi pengetahuan kepada ibu hamil pentingnya memanajemen aktivitas Energi yang cukup
dari makanan dapat meningkatkan daya tubuh serta kekuatan ibu hamil Daftar Pustaka Anonim. 2015.
. https://apriyantisaputrinuna.wordpress.com/2013/10/25/perubahan-sistem-kardiovaskuler-pada-ibu-
hamil/ (Diakses pada tanggal
o
Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik, glukosa, asam
amino, asam folik dalam kehamilan.
Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian presentasinya sering engage sebelum
terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong ke depan dan ke atas sehingga mengubah permukaan
yang cembung menjadi cekung.
Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari basis VU, sering
membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap infeksi. Baik tekanan maupun
panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada bumil atau ibu terebut setelah kelahiran vaginal
tetapi tidak pada kehamilan abdominal.
Kelemahan mekanisme sfingter uretra yang di sebabkan oleh kehamilan dan persalinan mungkin
memainkan peranan dalam fotogenesis, inkontinesa, stressberkemih.
Normalnya hanya terdapat sedikit urin residual pd nullipara tetapi kadang timbul pada multipara dgn
dinding vagina yang rileks dan sistokel.
Inkompetensi katub uterofesikal d tumpang tindih dgn konsekuensikemungkinan refluk urin VUdapat
terjadi sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uricacid, glukosa, asam amino, asam folik lebih
banyak yang dikeluarkan
Urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan
meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan
elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR
glomerular filtration rateberada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.
Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan gejalasel sabit. Bakteriuria
asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis, melahirkan dini dan BBLR. Beberapa peneliti
mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam
kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan pre eklampsia. Oleh karena itu pada
wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri
yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara mikroskopik, tampak
peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan spesimen urine. Untuk menghindari
kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna
dicuci terlebih dahulu. Kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya
diperiksa.
Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk
bakteriuria asimptomatik. Nama obat Dosis Angka keberhasilanya adalah Amoksilain + asam klavulanat
3×500 mg/hari 92% Amoksilin 4×250 mg/hari 80% Nitrofurantoin 4×50-100 mg/hari 72%
Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka 5-7
hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan
bakteriologik air kemih
Bakteriuria Simptomatika. Systitis
Sistitis
merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih, biasanya
inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab
utamanya adalah E.coli, disampingdapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra
wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter
untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau
Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih, sebagai langkah
antisipatif terhadap infeksi ulang.
1.
Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah
kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºC dan sekitar 12%, suhu
tubuhnya mencapai 40ºC. 2.
Kadang-kadang diare. Dapat juga jumlah urine berkurang. Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak
sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat usia kehamilan ibu
hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal sampai trimester terakhir kehamilan
yaitu trimester III. Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala sering buang
air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai trimester III. Perubahan struktur ginjal
merupakan aktifitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus, dan peningkatan volume darah.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami sangat
mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar Kami dapat memperbaiki
pembuatan makalah saya di waktu yang akan datang. Terimakasih kepada dosen/guru selama
pembuatan makalah ini, dosen/guru dapat menyempatkan waktu untuk bersosialisasi tentang makalah
Kami.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008.
Asuhan KebidananNifas
Masa Nifas
Perubahan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2013).
11%, komplikasi 8%, partus lama 5% dan lain – lain 26% (Dewi dan
Sunarsih, 2011).
2010).
fisiologi yang terjadi selama kehamilan maka rasa cemas dan takut
dan bayi baik sampai akhir kehamilan. Namun lebih perlu diberikan
pada efek psikologis kelahiran anak. Diharapkan asuhan antenatal
hamil dan bayinya baik fisik maupun psikologis (Asrinah et al. 2010).
2 Maret 2017 pada 10 ibu hamil di dapatkan 3 (30%) ibu hamil yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pembaca
selama kehamilan.
E. Keaslian Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu hamil
tentang perubahan fisiologis pada kehamilan terbanyak yaitu pada kategori umur >35 tahun yang
berpengetahuan cukup 32 orang (20,3%). 2. Pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis pada
kehamilan terbanyak yaitu pada kategori pendidikan menengah yang berpengetahuan cukup 37 orang
(23,4%). 3. Pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis pada kehamilan terbanyak yaitu pada
kategori sumber informasi melalui keluarga yang berpengetahuan cukup 27 orang (17%).
Saat berbadan dua alias hamil, perut memang berubah ya, Bun. Jadi lebih buncit he-
he-he. Tapi, sebenarnya selain perut, payudara kita juga mengalami perubahan lho.
Kayak saya pas hamil si kecil, payudara membesar. Duh, rasanya sesak banget kalau
pakai bra yang lama. Perasaan baru kemarin beli bra eh udah sesak. Alhasil, harus beli
bra dengan ukuran baru deh.
Sempat terbesit di pikiran saya waktu itu soal payudara yang membesar apa ini normal
ya? Ternyata, ini lumrah, Bun, dialami ibu yang lagi hamil karena pada saat itu
payudara lagi berkembang. "Tubuh bersiap-siap menyambut hadirnya si kecil atau
dengan kata lain akan menyusui," kata Taraneh Shirazian, M.D., asisten profesor
kebidanan dan kandungan di NYU Langone Medical Center kepada Self.
Selama hamil, ini dia perubahan yang bisa terjadi pada payudara. Apa Bunda juga
mengalami salah satunya?
Payudara yang sakit jadi salah satu tanda pertama kehamilan. Kenapa payudara terasa
sakit? Alasannya hampir sama kayak semua perubahan yang dialami saat hamil. Ya,
bener banget, Bun, perubahan hormon.
"Payudara lembut atau terasa lebih empuk berkaitan dengan peningkatan hormon dan
aliran darah ke jaringan payudara," kata Leah Millheiser, M.D., anggota dewan direktur
Female Sexual Medicine Program di Stanford Health Care.
Sementara itu, Taraneh bilang selama hamil kadar estrogen dan progesteron
meningkat. Kondisinya sama kayak nyeri payudara jelang haid. Nah, kondisi ini juga
terjadi selama kehamilan, Bun. Nggak cuma hormon, nyeri payudara saat hamil juga
disebabkan ada lebih banyak jaringan payudara sehingga tekanan pada payudara lebih
besar.
"Selain itu, ada penambahan lemak dan kelenjar yang meluas untuk produksi susu.
Pembuluh darah kecil di payudara juga berkembang untuk mengakomodasi hal lainnya.
Nyeri ini umumnya nggak berlangsung lama. Setelah trimester pertama, keluhan
payudara nyeri dan terasa empuk biasanya akan hilang," kata Leah.
Kata Bidan bersertifikat di UCSF Medical Center, Frometa, volume darah meningkat
sekitar 50 persen selama kehamilan. Akibatnya, pembuluh darah vena bakal lebih
terlihat, termasuk di payudara. Apalagi kalau kulit kita terang alias putih, Bun. Gurat biru
pembuluh darah vena akan kelihatan. Nggak usah panik. Ini normal kok.
Perubahan payudara selama hamil/ Foto: thinkstock
"Pertambahan ukuran payudara bervariasi pada tiap ibu hamil. Jadi nggak bisa
disamakan. Hanya saja, berdasar pengalaman saya ukuran cup bra biasanya
bertambah 1 ukuran," ujar Leah. Menurut Mayo Clinic, perubahan payudara juga bisa
mmeicu stretchmark. Ini normal karena memang kulit payudara mengembang selama
hamil. Apalagi, kalau pertambahan ukuran payudara terjadi dengan cepat.
Taraneh menjelaskan, fluktuasi hormon dan pertumbuhan payudara selama hamil bisa
memberikan sensasi baru pada payudara. Beberapa wanita merasa sensitivitas puting
susunya bertambah dan itu bisa meningkatkan gairah seksualnya. Tapi, ada juga ibu
hamil yang ogah payudaranya disentuh karena putingnya terasa lebih sensitif.
Perubahan payudara selama hamil /Foto: thinkstock
"Kadar estrogen dan progesteron yang meningkat bisa menyebabkan areola dan puting
susu membesar. Kondisi itu berlangsung selama kehamilan. Selain melebar, areola dan
puting susu juga terlihat lebih gelap dibanding sebelumnya," kata Leah.
Puting dan areola yang lebih gelap berhubungan dengan meningkatnya kadar melanin
sementara waktu yang disebabkan lonjakan hormon selama hamil.
Benjolan kecil di areola sebenarnya kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery,
Bun. Sesungguhnya, kelenjar itu selalu ada di areola tapi karena tubuh berubah saat
hamil, kelenjar montgomery terlihat lebih menonjol. Di kelenjar ini, ada minyak yang
berfungsi melumasi areola dan puting.
ASI keluar nggak hanya setelah melahirkan. Payudara juga sudah bisa mengeluarkan
ASI semasa hamil karena tubuh Bunda udah mulai memproduksi kolostrum. Itu, Bun,
cairan emas yang mengandung banyak antibodi, protein, dan karbohidrat di akhir
kehamilan. Di trimester kedua, umumnya payudara akan mulai menghasilkan
kolostrum.
"Kadang ibu hamil mungkin melihat cairan kuning keluar dari puting dan itu bisa jadi
kolostrum. Keluarnya ASI bisa terjadi kapan saja. Saat payudara dipijat atau dirangsang
secara seksual," kata Leah.
Meski perubahan di atas normal, Bunda perlu mendatangi dokter apabila menemukan
gejala seperti cairan susu berdarah. Taraneh bilang, ini bisa jadi tanda ektasia
mammae yaitu saluran susu melebar, dindingnya menebal, dan salurannya tersumbat.
Menurut National Cancer Institute, kadang-kadang cairan di puting susu bisa jadi tanda
karsinoma intraductal atau ductal carcinoma in situ). Hal ini terjadi ketika sel-sel
abnormal terdeteksi di saluran payudara dan kondisi ini sering disebut tahap awal
kanker payudara. Bunda juga perlu segera cek kalau ada benjolan di payudara atau
perubahan kulit yang tidak biasa. Contohnya, perubahan warna atau pembengkakan
payudara yang memiliki tekstur seperti kulit jeruk.
Walaupun, benjolan di payudara yang sangat umum ditemukan pada wanita hamil
adalah saluran susu yang tersumbat. Ini berupa benjolan merah, tender-to-the-touch,
dan keras. Untuk meredakan keluhan, Bunda bisa memberinya kompres hangat atau
pijat. Tapi kalau benjolan baru muncul lagi, nggak ada salahnya cek ke dokter ya,
Bun. (rdn)