Anda di halaman 1dari 37

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomifisiologis pada sistem organ tubuhnya.

Oleh
karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan memberikan pendidikan kesehatansewaktu ibu melakukan
kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat
mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang
memegang peranan penting dalam kehamilan.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada:
1. Vagina dan vulva
2. Servik
3. Uterus
4. Ovarium
Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan
pada vaginayang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot
polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah peningkatan sekret vagina
dan mukosa vagina memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen.
Peningkatan laktobasilus menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen)
menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol
pertumbuhan bakteri patogen.
Servik
Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga
menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan edema, hiperplasia
dan hipertrofi kelenjar servikmenyebabkan servik menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik berwarna
kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada 3
bulan pertama kehamilan.
Uterus
Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini
terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Penyebab pembesaran uterus antara lain:
1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;
2. Hiperplasia dan hipertrofi, dan
3. Perkembangan desidua
Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus mencapai umur
kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk dan
posisi uterusantara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat,
akhir kehamilanberbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada
umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa.
Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi
disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu
ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau
retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya
memasuki rongga perut.
Tinggi fundus uteri selama kehamilan:

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 3 jari di atas simpisis

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari di atas pusat


32 minggu Pertengahan pusat dengan prosessus xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum
dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil
dan korpusluteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
Referensi
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya. Hlm: 55-57
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm: 35-
36
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Walsh, Winda. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Hlm: 79-82
Image, telegraph.co.uk
Kata Kunci
perubahan vagina saat hamil, bentuk vagina saat hamil, kondisi vagina saat hamil, keadaan vagina saat
hamil, bentuk vagina ibu hamil, bentuk vagina wanita hamil, perubahan sistem reproduksi pada ibu
hamil, PENGERTIAN CHADWICK, perubahan bentuk vagina saat hamil, vagina saat hamil, Bentuk
vagina orang hamil, vagina ibu hamil, bentuk miss v ibu hamil, perubahan yang terjadi pada i ibu
hamil alat reproduksi, gambar vagina ibu hamil, perubahan pada ibu hamil, bentuk miss v saat hamil
muda, proses reproduksi selama kehamilan, perubahan serviks pada ibu hamil, perubahan sistem
pernafasaan trimester 2, pertanyaan sistem reproduksi pada ibu hamil, perubahan saat hamil pada
sistem reproduksi, prosesreproduksi pada masa kehamilan, sebab terjadi peningkatan vaskularisasi dan
pembuluh darah pada organ reproduksi saat kehamilan, perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu
hamil.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
sistem kardiovaskuler, intregument dan metabolisme sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses tersebut, ibu
hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.
Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi
tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan pada
sistem integumen, dan perubahan sistem metabolisme.
Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung akibat
makanan yang tertahan dalam lambung sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang
berubah, membuatnya tidak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada
ibu. Sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang dapat menyebabkan terjadinya
pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan
pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva,
dan wajah. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal,
ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes, dll.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian,
selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung
ringan dan tidak mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut
mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu
aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil


Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan yang
hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan
keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut :

1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam
rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010)

2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus
luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal
sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada
minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan
progesterone.
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan
vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,
pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva
dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)
4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan
perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan
lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari
areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya
untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia
fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).
6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga
mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan
peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010;
h. 71-72).
7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin
membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan
suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah
karena pembesa-ran uterus.
8. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan
miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruhmelanophore
stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi
ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba,
2010, 94).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi
sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
2.2 Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam
kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya
imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
2.3 Perubahan pada Sistem Pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon
progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang
ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi
sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita
tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”
(mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu
tradisi.
2. Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut
kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn)
terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.
2.4 Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan
efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal
ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan,
tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil
hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur,
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang
akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964).
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang
mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
2.5 Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan
kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh
hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I Pada akhir
trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac
output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron
terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III Terjadi
Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan permeabilitas
kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava
inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon
estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan
ephitel tersebut.Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal. Hipotensi
supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila
ibu pada posisi tidur terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena
bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan
elastis karena pengaruh hormon estrogen.
2.6 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Seperti pada perubahan fisiologis, perubahan psikologis pada ibu hamil juga mengalami
perubahan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Perubahan psikologis pada ibu hamil
dapat di bagi dengan melihat waktu kehamilan yaitu Trimester I, Trimester II, dan Trimester III.
Perubahan psikologis pada ibu hamil terbagi atas tiga periode di atas (Trimester I Trimester II,
dan Trimester III). Masing-masing periode membawa perubahan sendiri-sendiri.
Trimester I
1. Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder
karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
2. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara.
3. Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.
4. Hasrat unt melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita hamil
mengalami penurunan pada periode ini.
5. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
6. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
7. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
8. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan emosi dan suasana
hati.
Trimester II
1. Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi.
2. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai
timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat.
3. Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini
dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
4. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
5. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
6. Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.
Trimester III
1. Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
3. Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.
4. Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga,
melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
5. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal dan semakin
ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran dan resah.
6. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
2.7 Pengaruh Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Terhadap Janin yang Dikandung
1. Masalah psikologis ibu berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah ini
terjadi saat trimester 1 maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya.
2. Trauma dan stress berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran
prematur dan tidak berkembangnya janin (Shinto,2009).
3. Setelah trimester pertama pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat
menghadapi pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi terhadap
sentuhan dari luar dan sudah bisa merasakan kondisi psikologis ibunya.
4. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
2.8 Kiat untuk Menghadapi Kondisi Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
1. Dapatkan informasi dari berbagai sumber tentang perubahan kondisi fisik dan psikologis pada saat
kehamilan, terutama ibu hamil untuk anak pertama.
2. Komunikasi dengan suami segala hal yang di alami oleh ibu hamil, agar terjadi saling pengertian
dan dukungan dari keluarga tentang perubahan yang dialami.
3. Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang normal, rajin chek up kehamilan.
4. Makan makanan yang sehat, bergizi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi.
5. Tetap menjaga penampilan
6. Kurangi kegiatan yang bisa membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin.
7. Dengarkan music agar lebih rileks menghadapi setiap perubahan yang ada.
8. Senam hamil kemungkinan besar dapat membantu ibu hamil menormalkan perubahan psikologis.
9. Latihan pernapasan yang teratur untuk mempersiapkan fisik pada waktu melahirkan.

2.9 Perubahan Lain yang Terjadi


Perubahan lainnya adalah :
1. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
3. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
4. Tidak sabaran dan resah.
5. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
6. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba
medika. Jakarta
Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta
Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan. Jakarta: Gagas Media;
2010.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB
untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009.
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.

Intervensi Rasional

Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (berat jenis urin, hematokrit) Monitor
tanda-tanda vital Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi Kaji lokasi dan luasnya edema Sokong bagian
tubuh yang edema Tinggikan anggota badan yang terkena dampak setinggi 20º atau lebih, lebih tinggi
dari jantung Instruksikan pasien mengenai fisiologis terjadinya edema Kolaborasi dengan dokter, sesuai
indikasi Hasil laboratorium dapat menjadi data pendukung untuk mengidentifikasi adanya kelebihan
cairan/retensi Tanda-tanda vital memengaruhi status ibu hamil Dapat memudahkan perawat untuk
melakukan intervensi dengan tepat dan akurat Mengetahui karakteristik dari edema dan intervensi yang
dilakukan dapat sesuai. Memperlancar aliran balik dan vaskularisasi lokal, dan dapat mengurangi bahkan
menghilangkan edema Meninggikan bagian yang edema lebih tinggi dari jantung dapat meningkatkan
aliran balik vena Menjelaskan kepada ibu hamil agar mengurangi kecemasan dan stress pada ibu hamil
diakibatkan oleh kondisinya Indikasi yang sesuai, memudahkan tindakan dokter dan perawat dalam
menangani ibu hamil 3.

Resiko intoleran aktivitas

berhubungan dengan

masalah sirkulasi (00094)

Definisi : Rentan mengalami ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang terus atau yang ingin dilakukan, yang dapat
mengganggu kesehatan. Tujuan yang diharapkan (NOC): Toleransi terhadap aktivitas Kriteria Hasil : a.

Berkurangnya kelelahan b.
Sakit kepala berkurang c.

Kegiatan sehari-hari (ADL) tidak terganggu Rencana Tindakan (NIC):

Intervensi Rasional

Kaji status fisiologi yang menyebabkan kelelahan Monitor intake/asupan nutrisi Tentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang dibutuhkan Monitor sistem kardiorespirasi selama kegiatan Bantu pasien
memrioritaskan kegiatan yang ingin dilakukan Bantu pasien untuk mengidentifikasi Mengetahui
fisiologis yang menyebabkan kelelahan dapat memudahkan perawat mengantisipasi dampak yang
terjadi Nutrisi yang adekuat dapat menambah energi dan tenaga pada ibu hamil Membantu ibu hamil
untuk menentukan aktivitas yang akan dilakukan dan memanajemen aktivitas ibu hamil untuk
menghindari kelelahan Kardiorespirasi menunjukkan status ibu hamil Dapat meminimalisasi kegiatan
yang dilakukan untuk menghindari kelelahan ibu hamil Ibu hamil membutuhkan banyak istirahat

kegiatan/rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman di rumah Ajarkan pasien mengenai
pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara
meningkatkan asupan energi dari makanan dan tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang terlalu
berat Memberi pengetahuan kepada ibu hamil pentingnya memanajemen aktivitas Energi yang cukup
dari makanan dapat meningkatkan daya tubuh serta kekuatan ibu hamil Daftar Pustaka Anonim. 2015.

Perubahan Anatomi Fisiologi pada Masa Kehamilan

. http://www.carinfomu.com/2015/01/perubahan-anatomi-fisiologi-sistem.html?m=1/ (Diakses pada


tanggal Bambang W. 2009.

Perubahan Sitem Hematologi.

http://reproduksiumj.blogspot.co.id/2009/08/perubahan-hematologi.html (Diakses pada tanggal 5


Maret 2018) Nuna, Apriyanti. 2013.

Perubahan Sistem Kardiovaskuler pada Ibu Hamil

. https://apriyantisaputrinuna.wordpress.com/2013/10/25/perubahan-sistem-kardiovaskuler-pada-ibu-
hamil/ (Diakses pada tanggal
o

Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik, glukosa, asam
amino, asam folik dalam kehamilan.

Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian presentasinya sering engage sebelum
terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong ke depan dan ke atas sehingga mengubah permukaan
yang cembung menjadi cekung.

Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari basis VU, sering
membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap infeksi. Baik tekanan maupun
panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada bumil atau ibu terebut setelah kelahiran vaginal
tetapi tidak pada kehamilan abdominal.

Kelemahan mekanisme sfingter uretra yang di sebabkan oleh kehamilan dan persalinan mungkin
memainkan peranan dalam fotogenesis, inkontinesa, stressberkemih.

Normalnya hanya terdapat sedikit urin residual pd nullipara tetapi kadang timbul pada multipara dgn
dinding vagina yang rileks dan sistokel.

Inkompetensi katub uterofesikal d tumpang tindih dgn konsekuensikemungkinan refluk urin VUdapat
terjadi sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uricacid, glukosa, asam amino, asam folik lebih
banyak yang dikeluarkan

2.6 Sistem Renal Output

Urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan
meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan
elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR

glomerular filtration rateberada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.
Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan gejalasel sabit. Bakteriuria
asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis, melahirkan dini dan BBLR. Beberapa peneliti
mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam
kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan pre eklampsia. Oleh karena itu pada
wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri
yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.

2.7 Pemeriksaan Laboratorium

Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara mikroskopik, tampak
peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan spesimen urine. Untuk menghindari
kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna
dicuci terlebih dahulu. Kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya
diperiksa.

2.8 Pencegahan Infeksi Kandung Kemih

Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk
bakteriuria asimptomatik. Nama obat Dosis Angka keberhasilanya adalah Amoksilain + asam klavulanat
3×500 mg/hari 92% Amoksilin 4×250 mg/hari 80% Nitrofurantoin 4×50-100 mg/hari 72%

Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka 5-7
hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan
bakteriologik air kemih
Bakteriuria Simptomatika. Systitis

Sistitis

merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih, biasanya
inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab
utamanya adalah E.coli, disampingdapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra
wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter
untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau

Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih, sebagai langkah
antisipatif terhadap infeksi ulang.

2.9 Gejala dan tanda yang penting untuk diperhatikan

1.

Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah
kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºC dan sekitar 12%, suhu
tubuhnya mencapai 40ºC. 2.

Sering disertai mual, muntah dan anoreksia. 3.

Kadang-kadang diare. Dapat juga jumlah urine berkurang. Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak
sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat usia kehamilan ibu
hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal sampai trimester terakhir kehamilan
yaitu trimester III. Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala sering buang
air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai trimester III. Perubahan struktur ginjal
merupakan aktifitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus, dan peningkatan volume darah.

3.2 Saran dan Kesan

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami sangat
mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar Kami dapat memperbaiki
pembuatan makalah saya di waktu yang akan datang. Terimakasih kepada dosen/guru selama
pembuatan makalah ini, dosen/guru dapat menyempatkan waktu untuk bersosialisasi tentang makalah
Kami.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008.

Asuhan KebidananNifas

. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 81) Dessy, T., dkk. 2009.

PerubahanFisiologi Masa Nifas

. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum

Surakarta. Rizka, ( 2013, 21 April ).

Askeb Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil

. Diperoleh 25-04-2014, dari http://kirana.blog.com/2013/04/21/askeb_sistem-perkemihan-pada-ibu-


hamil/ Saleha, 2009.

Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 59). Suherni, 2007.

Perawatan Masa Nifas

. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 80-82). Widjanarko, B. 2009.

Masa Nifas

. obfkumj.blogspot.com/ diunduh Zietraelmart. 2008.

Perubahan

Fisiologi Masa Nifas


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah,

proses kehamilan merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari

konsepsi, nidasi, adaptasi ibu terhadap nidasi, peneliharaan

kehamilan, perubahan hormon sebagai persiapan menyongsong

kelahiran bayi (Manuaba, 2007). Kehamilan melibatkan berbagai

perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem

pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius, sirkulasi darah

serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada umumnya berkembang

dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan,

sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilan

ataupun baik-baik saja (Wiknjosastro, 2010).

Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil ibu merupakan

masalah terbesar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan

biasanya menjadi faktor yang utama mortalitas wanita. Angka

kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran

hidup pada survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

sedangkan target nasional di harapkan pada tahun 2015 adalah angka

kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2013).

Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 27% eklamsia 23%, infeksi

11%, komplikasi 8%, partus lama 5% dan lain – lain 26% (Dewi dan

Sunarsih, 2011).

Kematian Ibu dipengaruhi oleh adanya kehamilan beresiko.

Kehamilan adalah proses yang normal dan alamiah. Wanita hamil

harus memdapatkan penatalaksanaa yang benar, karena sangat

berpengaruh dengan mortalitas dan mordibitas ibu sehingga sangatlah

penting untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat


kehamilan. Asuhan kehamilan normal perlu dilaksanakan untuk

memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan. Asuhan

kehamilan normal perlu di laksanakan untuk mendeteksi adanya

komplikasi yang ada pada kehamilan dengan cara pendekatan

pelayanan promotif (Asrinah et al. 2010).

Penjelasan tentang perubahan-perubahan pada masa

kehamilan sangatlah penting, baik perubahan fisiologi kehamilan alat

kandungan yang berada di dalam ataupun alat kandungan yang

berada di luar. Tenaga kesehatan khusunya bidan perlu menjelaskan

pada ibu hamil mengenai perubahan fisiologi kehamilan. Adapun

perubahan fisilk wanita hamil antara lain meliputi perubahan pada

uterus,perubahan pada kulit, perubahan payudara,perubahan

metabolism,perubahan sistem respirasi , perubahan traktus digestivus,

perubahan traktus urinarius dan perubahan psikologis (Wiknjosastro,

2010).

Ibu hamil perlu mengetahui tentang kondisi fisiologi pada awal

kehamilan untuk mengetahui adanya kelainan pada kehamilan atau

kondisi tertentu yang dapat menimbulkan tanda atau gejala khusus

(Varney, 2006). Apabila ibu hamil perlu mengetahui tentang perubahan

fisiologi yang terjadi selama kehamilan maka rasa cemas dan takut

dapat dihindari, jika terdapat kelainan kehamilan ibu akan segera

memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan, sedangkan ibu

yang kurang mengetahui tentang perubahan fisiologi selama

kehamilan akan merasa cemas dan takut terhadap perubahan yang

terjadi pada dirinya. Untuk memahami perubahan selama kehamilan

dapat di lakukan dengan asuhan antenatal care (Prawirohardjo, 2008).

Asuhan antenatal terdapat aspek fisik, spiritual, sosial dan

psikologis. Sasaran utamanya tidak hanya memastikan kesehatan ibu

dan bayi baik sampai akhir kehamilan. Namun lebih perlu diberikan
pada efek psikologis kelahiran anak. Diharapkan asuhan antenatal

dapat meminimalkan setiap aspek yang membahayakan perempuan

hamil dan bayinya baik fisik maupun psikologis (Asrinah et al. 2010).

Berdasarkan data yang diperoleh, ibu hamil yang berpatisipasi

aktif dalam kunjungan antenatal care di Poli Kandungan RSU Dewi

Sartika Kota Kendari pada bulan Januari – Februari 2017 sebanyak

260 ibu hamil, kemudian penulis melakukan wawancara pada tanggal

2 Maret 2017 pada 10 ibu hamil di dapatkan 3 (30%) ibu hamil yang

mengetahui tentang perubahan fisiologi pada kehamilan dan 7 (70%)

ibu hamil kurang mengetahui perubahan fisiologi pada kehamilan.

Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa pada ibu hamil banyak

yang belum mengetahui tentang perubahan fisiologi pada kehamilan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi

Sartika Kota Kendari Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang

perubahan fisiologis selama kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi

Sartika Kota Kendari Tahun 2017?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perubahan

fisiologis selama kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika

Kota Kendari Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perubahan

fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur.


b. Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perubahan

fisiologis selama kehamilan berdasarkan pendidikan.

c. Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perubahan

fisiologis selama kehamilan berdasarkan sumber informasi. D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang

perubahan fisiologis selama kehamilan.

2. Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil

khususnya tentang perubahan fisiologis selama kehamilan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya tentang perubahan fisiologis

selama kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

Berikut ini penelitian yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologi kehamilan yang

pernah dilakukan sebelumnya yaitu :

1. Puteri, Septaurumy Rachintiya (2012) dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perubahan Fisologis Selama

Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Ariyanti Gemelong Tahun

2012” Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif

dengan sampling jenuh. Hasil penelitian dari 34 responden

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang perubahan

fisiologis selama kehamilan sebagian besar masuk dalam ketegori

baik sebanyak 11 responden (32,35%),kategori cukup sebanyak 20

responden (58,83%), dan kategori kurang sebanyak 3 responden

(8,82%). 2. Rapiun, Hardiyanti Aprilia (2016) dengan judul Hubungan

Pengetahuan tentang Perubahan Fisiologis Kehamilan dengan


Kecemasan pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas

Abeli Kota Kendari. Jenis penelitian analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel adalah

total sampling. Hasil penelitian dari 41 responden, diketahui bahwa

dari 14 responden yang memiliki pengetahuan responden yang

memiliki pengetahuan cukup sebagian besar memiliki kecemasan

sedang sebanyak 11 responden (26,8%), dan dari 8 responden

yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 5 responden (12,2%)

yang mengalami kecemasan berat serta 2 responden (4,9%)

diantaranya mengalami kecemasan berat sekali dengan chi square

2 hitung = 25,608 > x2

tabel = 15.50731 pada taraf kepercayaan

95% atau α = 0,05 dengan derajat bebas (db) = 8, sehingga ada

hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisiologis

kehamilan dengan kecemasan pada ibu primigravida.

3. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak dari judul, sampel,

tempat dan waktu penelitian. Jumlah variabel bebas yang

digunakan ada 3 untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang

perubahan fisiologis selama kehamilan dengan jenis penelitian ini

menggunakan penelitian dekskriptif kuantitatif dan teknik

pengambilan sampel yaitu accidental sampling.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Tinjauan tentang Pengetahuan a. Pengertian


Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2012). b.
Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan
pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (know) Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengeukur bahwa orang tahu sesuatu
dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 2) Memahami (comprehension) Memahami suatu objek
bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi
(application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisa
(analisys) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau memisahkan, kemudian
mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 2) Media massa/ sumber informasi Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet,
dan lainlain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukknan opini dan kepercayaan orang. 3)
Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik/ buruk. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. 5) Pengalaman Pengalaman berbagai
sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6) Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. 2. Tinjauan tentang Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan suatu
proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria sangat besar
kemungkinan akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2008). Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan Janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2007).Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Wiknjosastro, 2010). Kehamilan berarti mulainya kehidupan
berdua dimana ibu mempunyai tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan
menghadapi proses persalinan (Manuaba, 2007). b. Pembagian Waktu Kehamilan Menurut Hani et al
(2011), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu sebagai berikut: 1) Triwulan pertama : 0 hingga 12
minggu 2) Triwulan kedua : 13 hingga 28 minggu 3) Triwulan ketiga : 29 hingga 38 minggu c. Proses
Terjadinya Kehamilan Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk di saluran telur. Waktu melakukan
hubungan seksual, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam saluran telur. Pembuahan sel oleh sperma biasanya terjadi
bagian yang menggembung dari tuba falopii. Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan. Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba)
menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim,
peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7
hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi madigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta).
Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi=fertilisasi, nidasi dan plasentasi (Mochtar, 2011). 3. Tanda-Tanda Kehamilan Ada
beberapa indikator mengenai dugaan tentang kehamilan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tanda
Dugaan (Presumptive) Tanda dugaan kehamilan mencakup perubahan-perubahan fisiologis yang dialami
oleh wanita dan pada sebagian besar kasus mengindikasikan bahwa alami seorang wanita sedang hamil.
Tanda dugaan meliputi: 1) Tidak Dapat Haid (Amenore) Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus
(endomentrium) tidak dilepaskan sehingga amenore atau tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda
kehamilan. Namun, hal ini tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amenore dapat
juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor hopofise, perubahan faktorfaktor lingkugan,
malnutrisi dan (yang paling sering) gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin hamil
atau malahan mereka yang ingin sekali hamil dikenal dengan pseudocyesis atau hamil semua. 2)
Perubahan Payudara Kosentrasi tinggi estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran
uterus.Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya kehamilan, tetapi hal ini bukan
merupakan petunjuk pasti karena kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal,
penderita tumor atau ovarium, pengguna rutin obat penenang dan hamil semu. 3) Mual dan Muntah
(Nausea dan Vomiting) Hal lain terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda-tanda
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi
ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik
lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. 4) Kelelahan (Fatique) Kondisi ini disebabkan oleh
menurunnya Basal Metabolic Rate (BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatkan
aktifitas metabolic produk kehamilan (janin) sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah
yang terjadi selama trimester akan berangsur- angsur menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi
lebih baik. 5) Perubahan Kulit Walaupun belum diketahui secara pasti, pigmentasi kulit terjadi akibat
efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Bagian kulit
yang mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola dan sekitarnya serta umumnya pada
linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Cloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada
area wajah dahi, hidung, pipi, dan leher. Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan
kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Namun hal ini bukan merupakan petunjuk pasti
karena kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal dan beragam tumor asal-
muasal berbeda-beda. 6) Peningkatan Suhu Basal Progesterone yang dihasilkan oleh korpus luteum
sangat diperlukan untuk menyiapkan proses implantasi dinding uterus dan proses kehamilan dalam
trimester pertama sebelum nantinya fungsi ini diambil alih oleh plasenta pada trimester kedua.
Progesterone yang dihasilkan dasri korpus luteum juga menyebabkan peningkatan suhu tubuh basal
yang terjadi setelah ovulasi akan tetap bertahan (Saifuddin, 2009). b. Tanda Pasti Kehamilan Tanda pasti
kehamilan mencakup perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi yang meliputi : 1) Perubahan Uterus
Bentuk uterus yang seperti buah avokad kecil (pada saat sebelum hamil) akan berubah bentuk menjadi
globuler pada awal kehamilan dan avoid (membulat apabila kehamilan memasuki trimester kedua).
Setelah 2 bulan kehamilan, volume uterus menjadi cepat bertambah sebagai akibat pertumbuhan yang
cepat pula dari konsepsi dan produk ikutannya.Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang
paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormone astrogen dan progesterone pada awal
kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Pembesaran uterus pada awal kehamilan
biasanya tidak terjadi secara simetris. Secara normal ovum yang telah di buahi akan berimplantasi pada
segmen atas uterus. Terutama pada dinding posterior. Bila lokasi implantasi berada didekat kornu, maka
daerah ini akan lebih cepat membesar jika dibandingkan dengan bigian uterus lainnya. Pembesaran
asimetri dan penonjolan salah satu kornu tersebut dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvik
pada usia kehamilan 8 hingga 10 minggu. Keadaan ini dikenal sebagai tanda piskacek. 2) Perubahan
Mukosa Vagina, Vulva dan Serviks Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edama jaringan dinding
uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang d 4) Ballottement Positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan desalah satu sisi,
maka akan terasa “pantulan”disis lain. 5) Tes Urine Kehamilan (Tes HCG Positif) Uji kehamilan
pemeriksaan adanya hormone HCG dalam serum atau urin ibu. Karena peningkatan HCG juga terjadi
pada kondisi lain misalnya penyakit trofoblas, tanda ini tidak dapat dianggap sebagai tanda positif
kehamilan (Saifiddin, 2009). c. Tanda Positif Kehamilan Tanda positif kehamilan adalah tanda-tanda yang
secara langsung berhubungan dengan janin, sebagai mana dideteksi dan didokumentasi oleh pemeriksa.
Tanda positif kehamilan meliputi: 1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) Jantung janin mulai
berdenyut sejak awal minggu ke-4 setelah fertilisasi, tetapi baru pada usia kehamilan 30 minggu bunyi
jantung janin dapat dideteksi dengan fetoskop. Dengan menggunakan teknik ultrasound atau system
dopler, bunyi jantung janin dapat dikenali lebih awal (12-20 minggu usia kehamilan). 2) Terasa Gerak
Janin Gerak janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh
ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena diusia kehamilan 16-20 minggu karena diusia kehamilan
tersebut, dinding uterus semakin menipis dan gerak janin menjadi lebih kuat. Bagian- bagian tubuh bayi
juga dapat dipalpasi dengan mudah melalui usia kehamilan 20 minggu. 3) Pemeriksaan USG Pada
pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan dan terdapat gambaran embrio. 4) Pemeriksaan
Rontgen Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu) (Sulistyawati, 2011). 4.
Perubahan-perubahan Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada
Trimester I 1) Perubahan Fisik pada Trimester I Menurut Kurnia (2009) perubahan fisik pada trimester I
adalah : a) Pembesaran Payudara Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaranpembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. b) Sering Buang
Air Kecil Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar
dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali
pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. c) Konstipasi Keluhan ini juga
sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasiotot sehingga usus bekerja kurang efisien.Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil. d) Morning Sickness, Mual Dan Muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan.Mual
muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap
saat. e) Merasa Lelah Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik
dan emosional untuk kehamilan dan juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena
adanya peningkatan tuntutan darahke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.Pola makan
yang berubah, perasaan tegangdan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala. g) Kram Perut Kram
perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit
seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalahnormal.Hal ini sering
terjadi karena adanya perubahanhormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari
rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim. h) Meludah Keinginan meludah
yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness. i) Peningkatan Berat Badan Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang
banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga,dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air. 2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2011) perubahan psikologis pada trimester I adalah : a) Ibu merasa tidak sehat
dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya; b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja c) Ibu akan selalu mencari tanda-
tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya d) Setiap
perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama e) Oleh karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya
kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya. b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II 1)
Perubahan Fisik pada Trimester II Menurut Kurnia (2009) perubahan fisik pada trimester II adalah: a)
Perut Semakin Membesar Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20
minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi
pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu. b) Sendawa dan
Buang Angin Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal
karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil
akan terasa kembung dan tidak nyaman. c) Pelupa Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa
selamakehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil
terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran. d) Rasa
panas di perut Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena
meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan
rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas. e) Pertumbuhan Rambut
dan Kuku Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh
lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak
perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir. f)
Sakit Perut Bagian Bawah Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan
otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap. g) Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan
tekanan darah menurun. h) Hidung dan Gusi Berdarah Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran
darah selama masa kehamilan.Kadang juga mengalami sumbatan di hidung.Ini disebabkan karena
adanya perubahan hormonal. i) Perubahan kulit Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit.
Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke
tulang pubis yang disebut linea nigra.Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng
kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini
dapat menimbulkan rasa gatal, sedapatmungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat
dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. j) Payudara Payudara akan semakin membesar dan
mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik- bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
k) Kram pada Kaki Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan.Atasi
dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup.Jika terkena kram kaki ketika duduk atau
saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari aki ke arah atas. l) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya.Hal
ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan
tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu
lama. 2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) Menurut Sulistyawati
(2011) perubahan psikologis pada trimester II adalah : a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormone yang tinggi b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya c) Merasakan gerakan
anak d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran e) Libido meningkat f) Menuntut
perhatian dan cinta g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu h)
Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru c.
Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III 1) Perubahan Fisik pada Trimester III Menurut Kurnia
(2009) perubahan fisik pada trimester III adalah : a) Sakit bagian tubuh belakang Sakit pada bagian tubuh
belakang (punggung- pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang
dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang. b)
Payudara Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi pertama yang kaya
akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
c) Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah
usus selain perubahan hormon progesteron. d) Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang
memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah
diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-
3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas
lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian
tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu. e) Sering kencing Pembesaran rahim ketika kepala bayi
turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil. f) Masalah tidur Setelah
perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
g) Varises Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul
dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina.
Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk
varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan. h) Kontraksi Perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu
ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat. i) Bengkak Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan
pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini
disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. j) Kram
pada Kaki Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium. k)
Cairan Vagina Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.Cairan biasanya jernih. Pada
awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan
tersebut akan lebih cair. 2) Perubahan Psikologis pada Trimester III Menurut Sulistyawati (2011)
perubahan psikologis pada trimester III adalah : a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya
jelek, aneh, dan tidak menarik b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu c)
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian
dan kekhawatirannya e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan mudah terluka (sensitif) h) Libido menurun B. Landasan Teori Hal ini didasarkan atas
pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis selama kehamilan. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang maka akan mempengaruhi pola pikir sehingga akan menumbuhkan perilaku
positif mengetahui perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada masa kehamilan. Notoatmodjo (2012)
menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan,
media massa/sumber informasi, social budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia.
Pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis selama kehamilan sangat diperlukan sehingga
selama dalam menjalani proses kehamilan tidak terjadi kendala atau pun penyakit lain yang tidak
diketahui olehnya. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya,
yaitu rohani (pikir, kerja, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin
mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatkan informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan tentang kesehatan
(Notoadmodjo, 2012). Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik (Notoadmodjo, 2012). Informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Notoadmodjo, 2012). C. Kerangka
Teori 1. Pendidikan 2. Media massa / sumber informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5.
Pengalaman 6. Usia Pengetahuan Perubahan Fisiologi Kehamilan 1. Rahim dan uterus 2. Ovarium 3.
Vagina 4. Payudara 5. Sirkulasi darah 6. Respirasi 7. Traktus digestivus 8. Traktus urinarus 9. Perubahan
pada kulit 10. Metabolisme Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengetahuan dan Kehamilan modifikasi
Notoatmojo (2012) dan Wiknjosastro (2010) D. Kerangka Konsep Berdasarkan uraian teori dalam
rumusan masalah di atas, maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut : Variabel
Independen Variabel Dependen Gambar 2.2 Kerangka Konsep Usia Pendidikan Media massa/sumber
informasi Pengetahuan Ibu Tentang Perubahan Fisiologis Kehamilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis
Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dekskriptif kuantitatif. Metode penelitian
dekskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu
(Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010). B. Tempat dan
Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 19 Juni-19 Juli 2017. 2. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika Kota Kendari. C. Populasi dan
Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Poli Kandungan RSU Dewi
Sartika Kota Kendari pada bulan Januari- Februari 2017 sebayak 260 ibu hamil. 2. Sampel Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika Kota Kendari. Besar
pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus: 1 ( . ) 2 N e N n  
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = Standar Eror (5%) Sehingga didapatkan: 1 ( . ) 2 N
e N n   1 (260.0,0025) 260   1,65 260  157,5 = 158 Untuk menentukan sampel maka digunakan
teknik accidental sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan secara kebetulan,
dimana ibu hamil berkunjung di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika Kota Kendari secara kebetulan
ditetapkan sebagai sampel (Arikunto, 2010). D. Variabel Penellitian 1. Variabel terikat (Dependent
Variabel) Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah pengetahuan ibu hamil tentang perubahan
fisiologis selama kehamilan. 2. Variabel bebas (Independent Variabel) Variabel bebas (Independent
Variabel) adalah umur, pendidikan, dan sumber informasi ibu hamil. E. Definisi Operasional dan Kriteria
Objektif 1. Pengetahuan Ibu-Ibu Hamil Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Pengetahuan
adalah apa yang mampu diketahui responden tentang perubahan fisiologis selama kehamilan. Kriteria
objektif : Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100% Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75% Kurang : Bila
skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012) 2. Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup
dihitung mulai dari lahir sampai ulang tahun terakhirnya. Kriteria objektif: a. 35 tahun (Manuaba, 2007)
3. Pendidikan Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan oleh
responden, dengan kategori: a. Pendidikan Dasar : Sekolah Dasar (SD) b. Pendidikan Menengah : Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) c. Pendidikan Tinggi : Diploma, Sarjana,
Magister, Doktor (UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2005). 4. Sumber Informasi
Sumber informasi yang diperoleh ibu hamil adalah cara ibu hamil mendapatkan informasi sehubungan
dengan perubahan fisiologis pada masa kehamilan, dengan kategori: a. Media cetak (koran, majalah,
tabloid, buku) b. Media Elektronik (tv, radio, internet) c. Petugas kesehatan d. Keluarga (Notoatmodjo,
2012). F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab . Untuk pengetahuan
ibu hamil tentang perubahan fisiologis selama kehamilan, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban “benar”
atau “salah”. Sistem penilaian pertanyaan dengan kriteria positif (favourable) yaitu jawaban bila
menjawab “benar” nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif (unfauvorable) bila
menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan
memberi tanda centang (√) pada jawaban yang benar. G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Data
Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti
perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari
pengisian kuisioner pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisilogis kehamilan dan wawancara. a.
Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Kuisioner dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. b. Wawancara Wawancara adalah
suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan keterangan
atau bercakap-cakap berhadapan muka (face to face) dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal dari responden. 2. Data
sekunder Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung dari sumbernya atau objek
penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari data rekam medis di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari tentang jumlah ibu hamil. H. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah
yang digunakan dalam pengolahan data secara manual, antara lain : 1. Editing (penyuntingan data)
Tahapan ini dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner. 2. Coding sheet
(membuat lembaran kode) Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data
secara manual. 3. Data Entry (memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode
sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. 4. Tabulating (tabulasi) Kegiatan membuat tabel-
tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data dengan komputer. 5. Cleaning
(pembersihan data) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,
perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. I. Analisis Data Analisis data dilakukan
secara manual dengan menggunakan kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi disertai penjelasan-penjelasan sedangkan dalam pengolahan data maka digunakan rumus:
Keterangan : P = Persentase hasil yang dicapai f = frekuensi variabel yang diteliti n = jumlah sampel
penelitian k = konstanta (Arikunto, 2010). = K BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Dewi Sartika terletak di
Jalan Kapten Piere Tendean No. 118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Ibu kota Provinsi Sulawesi
Tenggara Lokasi ini sangat strategis karena berada di tengah-tengah lingkungan penduduk dan mudah
dijangkau dengan kendaraan umum karena berada di sisi jalan raya dengan batas-batas sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Perumahan Penduduk 2) Sebelah Selatan : Jalan Raya Kapten Pierre Tendean 3)
Sebelahtimur : Perumahan Penduduk 4) Sebelah Barat : Perumahan Penduduk b. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika berdiri di atas tanah seluas 1.624 m2 dan luas bangunan yang di
izinkan 416 m2 . Rencana pengembangan 1.208 m2 . c. Status Rumah Sakit Umum Dewi Sartika yang
mulai dibangun atau didirikan tahun 2009 dengan izin operasional sementara dari Walikota Kendari no.
56/izin/XI/2010/001 tanggal 5 November 2010 maka Rumah Sakit ini resmi berfungsi dan melakukan
kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pencari jasa kesehatan di bawah naungan
Yayasan Widya Ananda Nugraha Kendari yang sekaligus sebagai pemilik Rumah Sakit dengan klasifikasi
D. d. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun
2015 di ruang bersalin berjumlah orang. Data selengkapnya dapat di lihat sebagai berikut : 1) DIV
Kebidanan : 2 orang 2) DIII Kebidanan : 16 orang 3) Dokter Obgyn : 1 orang 4) Dokter Umum : 3 orang e.
Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok Rumah Sakit Umum Dewi Sartika adalah melakukan upaya
kesehatan secara efisien dan efektif mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas Rumah Sakit Umum Dewi
Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi : 1) Menyelenggarakan pelayanan medik 2)
Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan perawatan 3) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medic
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6)
Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan 2. Hasil Penelitian Responden Berdasarkan
Variabel Yang Diteliti Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: a.
Umur responden Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Umur Umur Frekuensi (f) Persentase (%) 35
62 39 Total 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 1 dapat dijelaskan dari data distribusi
frekuensi responden berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah umur 20-35 tahun sejumlah 65
responden (41%), sedangkan untuk umur < 20 tahun sejumlah 31 responden (20%), dan 62 responden
(39%) yang berumur > 35 tahun. b. Pendidikan Responden Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Pendidikan Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) Pendidikan Dasar 34 21,5 Pendidikan Menengah 83
52,5 Pendidikan Tinggi 41 26 Total 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 2 menunjukkan
bahwa dari 158 responden sebagian besar memiliki pendidikan menengah yakni sebanyak 83 responden
(52,5%), dan jumlah terendah pada pendidikan dasar sebanyak 36 responden (21,5%). c. Sumber
Informasi Responden Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Informasi
Frekuensi (f) Persentase (%) Media Cetak 16 10,1 Media Elektronik 36 22,8 Petugas Kesehatan 46 29,1
Keluarga 60 38 Total 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 158
responden, jumlah responden terbanyak memperoleh informasi yakni dari keluarga sebanyak 60
responden (38%), dan terendah melalui media cetak sebanyak 16 responden (10,1%). d. Pengetahuan
Responden Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi (f)
Persentase (%) Baik 50 32 Cukup 71 45 Kurang 37 23 Total 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 158 responden, jumlah responden terbanyak memiliki pengetahuan
dalam kategori cukup yakni sebanyak 71 responden (45%), dan terendah memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 37 responden (23%). 3. Analisis Variabel Penelitian a. Pengetahuan Ibu
Berdasarkan Umur Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perubahan Fisiologis pada
Kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 berdasarkan Umur Umur
Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % f % 35 18 11 32 20,3 12 8 62 39 Total 50 32 71 45 37 23 158
100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 158 responden, pengetahuan
terbanyak yaitu pada kelompok umur >35 tahun pada kategori cukup yakni 32 responden (20,3%). b.
Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan Tabel 6 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perubahan
Fisiologis pada Kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 berdasarkan
Pendidikan Pendidikan Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % f % Pendidikan Dasar 7 4 15 9,5 12
7,6 34 22 Pendidikan Menengah 27 17 37 23,4 19 12 83 52,5 Pendidikan Tinggi 16 10 19 12 6 3,8 41 26
Total 50 32 71 44,9 37 23,4 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 6 menunjukkan bahwa
dari 158 responden, pengetahuan yang terbanyak kategori cukup pada tingkat pendidikan menengah
terdapat 37 responden (23,4%). c. .Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 7 Distribusi
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perubahan Fisiologis pada Kehamilan di Poli Kandungan RSU Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017 berdasarkan Sumber Informasi SUMBER Informasi Pengetahuan Baik
Cukup Kurang f % f % f % f % Media Cetak 6 3,8 6 3,8 4 2,5 16 10 Media Elektronik 8 5 16 10,1 12 7,6 36
23 Petugas Kesehatan 20 13 22 14 4 2,5 46 29 Keluarga 16 10 27 17 17 10,8 60 38 Total 50 31,8 71 44,9
37 23,4 158 100 Sumber : Data Primer (diolah 2017) Tabel 7 menunjukkan bahwa sumber informasi
melalui media cetak masing-masing 6 responden (3,8%) berpengetahuan baik dan cukup serta 4
responden (2,5%) berpengetahuan kurang. Sumber informasi melalui media elektronik terdapat 8
responden (5%) berpengetahuan baik, 16 responden (10,1%) berpengetahuan cukup, dan 12 responden
(7,6%) yang pengetahuannya kurang. Sumber informasi melalui petugas kesehatan dimana 4 responden
(2,5%) yang berpengetahuan kurang dan 20 responden (13%) yang pengetahuannya baik serta 22
responden (14%) yang berpengetahuan cukup sedangkan sumber informasi melalui keluarga mencakup
60 responden (38%) diantaranya terdapat 16 responden (10%) berpengetahuan baik, 27 responden
(17%) berpengetahuan cukup, dan 17 responden (10,8%) yang pengetahuannya kurang. Berdasarkan
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis pada
kehamilan adalah cukup, khususnya mendapatkan informasi melalui keluarga. B. Pembahasan 1.
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Berdasarkan Umur Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari sebagian besar ibu hamil di RSU Dewi Sartika yang mempunyai
pengetahuan tentang perawatan payudara dalam kategori cukup yaitu pada kelompok umur >35 tahun.
Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar ibu hamil di RSU Dewi Sartika khususnya yang berumur
>35 tahun telah memiliki pengetahuan yang cukup sehingga diharapkan nantinya ibu dapat dengan
mudah menemukan, menggali dan memecahkan masalah khususnya tentang perubahan fisiologis pada
kehamilan, dimana menurut Prawirohardjo (2008) dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim. Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock dalam Notoatmodjo (2012) bahwa
semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari
pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang. Umur
mempunyai kaitan dengan mudah sulitnya seseorang memahami dan menerima serta melaksanakan
sesuatu yang diinformasikan, baik berupa saran, penyampaian, pengumuman, maupun penyuluhan.
Biasanya orang yang dikategorikan dewasa lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi
yang disampaikan dari sumber apapun, dimana proses daya tangkap yang mereka miliki masih tinggi.
Faktor umur dapat dikatakan berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang ibu, dalam hal ini adalah
muda dan tuanya seseorang. Pada dasarnya, umur melatar belakangi penentuan pengetahuan, sikap
dan perilaku seseorang. Usia >35 tahun merupakan kurun waktu reproduksi sehat, dimana ibu-ibu
dengan usia tersebut diharapkan sudah dapat menentukan apa yang terbaik dalam kehidupannya,
sehingga ditemukan bahwa ternyata umur juga tidak selamanya mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang perubahan fisiologis pada kehamilan. 2. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan Fisiologis
Pada Kehamilan Berdasarkan Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2012), pendidikan adalah suatu
kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu
sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
dimana perilaku kesehatan dipengaruhi oleh susunan saraf pusat, motivasi, proses belajar dan
lingkungan. Semakin tinggi pendidikan ibu hamil semakin banyak pengetahuan di dapat, semakin rendah
pendidikan semakin sedikit pengetahuan yang didapat. Pendidikan merupakan upaya persuasi atau
pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakantindakan (praktik) untuk
memelihara (mengatasi masalah - masalah), dan meningkatkan kesehatannya. (Notoatmojdo, 2012).
Dari 34 responden (21,6%) yang memiliki pendidkan rendah, terdapat 7 responden (4,4%) yang memiliki
pengetahuan baik, 15 responden (9,5%) yang memiliki pengetahuan cukup dan 12 responden (7,6%)
memiliki pengetahuan kurang. Karena dengan hanya terbatas pada pendidikan rendah maka akan
mempengaruhi pengetahuan sehingga hanya sebahagian besar orang yang mendapatkan pengetahuan
dengan baik hanya dengan lewat pendidikan informal. Dari 83 orang (52,5%) yang memiliki pendidikan
menengah, terdapat 27 responden (17,4%) yang memiliki pengetahuan baik, 37 responden (23,6%) dan
19 orang (12%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena pendidikan formal dapat
dengan mudah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karena pada dasarnya pendidikan formal
adalah pendidikan yang diperoleh dari bangku pendidikan sehingga dengan melalui pendidikan formal
pengetahuan dan wawasan dapat berkembang dengan cepat. Dari 41 responden (25,9%) yang memiliki
pendidikan tinggi, terdapat 16 responden (10%) yang memiliki pengetahuan baik, 19 responden (12%)
berpengetahuan cukup dan 6 responden (3,8%) berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena
pentingnya akses informasi sehingga pengetahuan meningkat serta partisipasi setiap pencari informasi
dalam berupaya mengembangkan wawasan yang dimiliki, karena pada dasarnya pengetahuan bukan
hanya diperoleh secara informal (otodidak) melainkan secara formal melalui bangku pendidikan. Ibu
dengan pendidikan tinggi akan selalu memiliki pengetahuan baik tentang informasi mengenai
kehamilan, sebaliknya ibu dengan pendidikan rendah akan kurang mengakses informasi. 3. Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Berdasarkan Sumber Informasi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu hamil yang memperoleh informasi bersumber dari keluarga
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang perubahan fisiologis pada kehamilan. Tingginya
jumlah ibu hamil yang memperoleh informasi melalui keluarga disebabkan karena keluarga merupakan
orang terdekat yang diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu pada saat kehamilan. Namun hal ini tidak
menutup kemungkinan informasi tentang perubahan fisiologis pada kehamilan diperoleh melalui
Posyandu atau pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan saat hamil kepada tenaga kesehatan,
dimana petugas kesehatan menjelaskan manfaat dan pentingnya mengetahui perubahan fisiologis pada
kehamilan Peneliti berasumsi bahwa dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologis
pada kehamilan membutuhkan bantuan dan informasi dari tenaga kesehatan. Oleh sebab itu komunikasi
interpersonal tergantung kepada kharisma dan kemampuan verbal memberi informasi atau kemahiran
petugas kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan komunikasi dua arah akan lebih efektif daripada
komunikasi satu arah dalam merubah sikap dan perilaku sasaran begitu juga dengan pengetahuan.
Menurut Prawirohardjo (2008), ibu hamil akan mengalami perubahan anatomi dan fisiologi untuk
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Ibu hamil perlu untuk mengetahui
tentang kondisi fisiologi pada awal kehamilan untuk mengetahui adanya kelainan pada kehamilan atau
kondisi tertentu yang dapat menimbulkan tanda atau gejala khusus selama kehamilan (Helen, 2006).
Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil di Poli Kandungan RSU
Dewi Sartika mayoritas berpengetahuan cukup. Hal ini disebabkan banyak ibu hamil yang kurang paham
mengenai perubahan-perubahan fisiologis kehamilan. Hal ini dipengaruhi oleh umur, pendidikan, dan
sumber informasi. Umur mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan, dimana semakin bertambahnya
umur seseorang maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik. Pendidikan memiki pengaruh terhadap pengetahuan, pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah orang
tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan. Informasi juga memiliki
pengaruh terhadap pengetahuan, semakin banyak informasi yang didapat maka cenderung
pengetahuannya lebih luas. Kurangnya informasi yang didapat responden dikarenakan responden
kurang aktif dalam memanfaatkan informasi dari orang-orang disekitarnya maupun dari media massa
baik dari televisi, radio, surat kabar, majalah, dan kurangnya peran serta dari tenaga kesehatan dalam
memberikan informasi melalui penyuluhan, maka harapannya tenaga kesehatan dapat memberikan
penjelasan dan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan fisiologi kehamilan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu hamil
tentang perubahan fisiologis pada kehamilan terbanyak yaitu pada kategori umur >35 tahun yang
berpengetahuan cukup 32 orang (20,3%). 2. Pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis pada
kehamilan terbanyak yaitu pada kategori pendidikan menengah yang berpengetahuan cukup 37 orang
(23,4%). 3. Pengetahuan ibu hamil tentang perubahan fisiologis pada kehamilan terbanyak yaitu pada
kategori sumber informasi melalui keluarga yang berpengetahuan cukup 27 orang (17%).

Saat berbadan dua alias hamil, perut memang berubah ya, Bun. Jadi lebih buncit he-
he-he. Tapi, sebenarnya selain perut, payudara kita juga mengalami perubahan lho.
Kayak saya pas hamil si kecil, payudara membesar. Duh, rasanya sesak banget kalau
pakai bra yang lama. Perasaan baru kemarin beli bra eh udah sesak. Alhasil, harus beli
bra dengan ukuran baru deh.

Sempat terbesit di pikiran saya waktu itu soal payudara yang membesar apa ini normal
ya? Ternyata, ini lumrah, Bun, dialami ibu yang lagi hamil karena pada saat itu
payudara lagi berkembang. "Tubuh bersiap-siap menyambut hadirnya si kecil atau
dengan kata lain akan menyusui," kata Taraneh Shirazian, M.D., asisten profesor
kebidanan dan kandungan di NYU Langone Medical Center kepada Self.

Selama hamil, ini dia perubahan yang bisa terjadi pada payudara. Apa Bunda juga
mengalami salah satunya?

1. Payudara Jadi Lebih Empuk.

Payudara yang sakit jadi salah satu tanda pertama kehamilan. Kenapa payudara terasa
sakit? Alasannya hampir sama kayak semua perubahan yang dialami saat hamil. Ya,
bener banget, Bun, perubahan hormon.

"Payudara lembut atau terasa lebih empuk berkaitan dengan peningkatan hormon dan
aliran darah ke jaringan payudara," kata Leah Millheiser, M.D., anggota dewan direktur
Female Sexual Medicine Program di Stanford Health Care.

Sementara itu, Taraneh bilang selama hamil kadar estrogen dan progesteron
meningkat. Kondisinya sama kayak nyeri payudara jelang haid. Nah, kondisi ini juga
terjadi selama kehamilan, Bun. Nggak cuma hormon, nyeri payudara saat hamil juga
disebabkan ada lebih banyak jaringan payudara sehingga tekanan pada payudara lebih
besar.

"Selain itu, ada penambahan lemak dan kelenjar yang meluas untuk produksi susu.
Pembuluh darah kecil di payudara juga berkembang untuk mengakomodasi hal lainnya.
Nyeri ini umumnya nggak berlangsung lama. Setelah trimester pertama, keluhan
payudara nyeri dan terasa empuk biasanya akan hilang," kata Leah.

2. Pembuluh Darah Vena di Payudara Lebih Terlihat

Kata Bidan bersertifikat di UCSF Medical Center, Frometa, volume darah meningkat
sekitar 50 persen selama kehamilan. Akibatnya, pembuluh darah vena bakal lebih
terlihat, termasuk di payudara. Apalagi kalau kulit kita terang alias putih, Bun. Gurat biru
pembuluh darah vena akan kelihatan. Nggak usah panik. Ini normal kok.
Perubahan payudara selama hamil/ Foto: thinkstock

3. Ukuran Cup Bra Bertambah

Selama hamil, meningkatnya kadar hormon menandakan kelenjar di payudara Bunda


lagi mempersiapkan produksi susu. Berat badan Bunda juga bertambah untuk
mendukung perkembangan si calon bayi selama kehamilan. Selain itu, pastinya ada
peningkatan volume darah. Nah, semua faktor ini, Bun, yang bikin payudara kita jadi
lebih besar. Walaupun, perubahan payudara yang dialami satu ibu hamil dengan yang
lain belum tentu sama ya.

"Pertambahan ukuran payudara bervariasi pada tiap ibu hamil. Jadi nggak bisa
disamakan. Hanya saja, berdasar pengalaman saya ukuran cup bra biasanya
bertambah 1 ukuran," ujar Leah. Menurut Mayo Clinic, perubahan payudara juga bisa
mmeicu stretchmark. Ini normal karena memang kulit payudara mengembang selama
hamil. Apalagi, kalau pertambahan ukuran payudara terjadi dengan cepat.

4. Puting Lebih Sensitif

Taraneh menjelaskan, fluktuasi hormon dan pertumbuhan payudara selama hamil bisa
memberikan sensasi baru pada payudara. Beberapa wanita merasa sensitivitas puting
susunya bertambah dan itu bisa meningkatkan gairah seksualnya. Tapi, ada juga ibu
hamil yang ogah payudaranya disentuh karena putingnya terasa lebih sensitif.
Perubahan payudara selama hamil /Foto: thinkstock

5. Areola dan Puting Lebih Besar dan Gelap

"Kadar estrogen dan progesteron yang meningkat bisa menyebabkan areola dan puting
susu membesar. Kondisi itu berlangsung selama kehamilan. Selain melebar, areola dan
puting susu juga terlihat lebih gelap dibanding sebelumnya," kata Leah.

Puting dan areola yang lebih gelap berhubungan dengan meningkatnya kadar melanin
sementara waktu yang disebabkan lonjakan hormon selama hamil.

6. Ada Benjolan Kecil di Areola

Benjolan kecil di areola sebenarnya kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery,
Bun. Sesungguhnya, kelenjar itu selalu ada di areola tapi karena tubuh berubah saat
hamil, kelenjar montgomery terlihat lebih menonjol. Di kelenjar ini, ada minyak yang
berfungsi melumasi areola dan puting.

7. Payudara Sedikit Mengeluarkan ASI

ASI keluar nggak hanya setelah melahirkan. Payudara juga sudah bisa mengeluarkan
ASI semasa hamil karena tubuh Bunda udah mulai memproduksi kolostrum. Itu, Bun,
cairan emas yang mengandung banyak antibodi, protein, dan karbohidrat di akhir
kehamilan. Di trimester kedua, umumnya payudara akan mulai menghasilkan
kolostrum.
"Kadang ibu hamil mungkin melihat cairan kuning keluar dari puting dan itu bisa jadi
kolostrum. Keluarnya ASI bisa terjadi kapan saja. Saat payudara dipijat atau dirangsang
secara seksual," kata Leah.

Untuk mengatasi perubahan tersebut, American Pregnancy menyarankan Bunda


membeli bra yang nyaman seiring bertambahnya ukuran payudara. Kalau
pertumbuhannya sangat drastis, cobalah pakai bra olahraga berbahan katun saat tidur.
Pilih bra yang bisa menopang payudara dengan baik, tali bahu lebar, penutup yang bisa
disesuaikan, dan hindari bra kawat ya, Bun.

Perubahan payudara selama hamil/ Foto: thinkstock

Waspadai Kalau Perubahan Payudaranya Begini

Meski perubahan di atas normal, Bunda perlu mendatangi dokter apabila menemukan
gejala seperti cairan susu berdarah. Taraneh bilang, ini bisa jadi tanda ektasia
mammae yaitu saluran susu melebar, dindingnya menebal, dan salurannya tersumbat.

Menurut National Cancer Institute, kadang-kadang cairan di puting susu bisa jadi tanda
karsinoma intraductal atau ductal carcinoma in situ). Hal ini terjadi ketika sel-sel
abnormal terdeteksi di saluran payudara dan kondisi ini sering disebut tahap awal
kanker payudara. Bunda juga perlu segera cek kalau ada benjolan di payudara atau
perubahan kulit yang tidak biasa. Contohnya, perubahan warna atau pembengkakan
payudara yang memiliki tekstur seperti kulit jeruk.

Walaupun, benjolan di payudara yang sangat umum ditemukan pada wanita hamil
adalah saluran susu yang tersumbat. Ini berupa benjolan merah, tender-to-the-touch,
dan keras. Untuk meredakan keluhan, Bunda bisa memberinya kompres hangat atau
pijat. Tapi kalau benjolan baru muncul lagi, nggak ada salahnya cek ke dokter ya,
Bun. (rdn)

Anda mungkin juga menyukai