Anda di halaman 1dari 10

Optimalisasi konsep

sistem kogenerasi
pada pabrik gula
Nama Kelompok
1. M Iqbal Fatoni 10411710000019
2. Adhek Kurnia P 10411710000071
• Sistem pabrik gula di Indonesia terkenal dengan boros
energi. Pengaruh dari boros energi adalah biaya produksi
sebagian besar akan mengalir untuk membiayai mesin
giling. Nilainya bisa mencapai hampir 30 - 40 % dari
total biaya keseluruhan.
• Pembangkitan energi panas dan energi listrik di pabrik
gula dilakukan dengan ketel (boiler), namun kebanyakan
boiler yang digunakan adalah boiler konvensional yang
boros energi atau belum mampu mengoptimalkan potensi
energi yang dikandung dalam ampas tebu sebagai bahan
bakar terbarukan.

Latar belakang
• Konsep yang ingin dibawa adalah cyber-physical
system. Cyber-physical system adalah
kemampuan sistem yang terintegrasi untuk
membuat komunikasi antara satu perangkat keras
dengan perangkat keras yang lain (Machine to
Machine Communication).

Tranformasi Industri 4.0


• Tujuan dari cyber-physical system ini untuk
mengoptimalkan kinerja sebuah sistem. Optimalisasi
sistem yang bekerja secara rutin tidak bisa hanya
dikerjakan oleh manusia sendiri dalam rentang waktu 24
jam sehari. Kinerja ini akan menjadi lebih mudah dan
efisien jika pengambil keputusan adalah mesin itu sendiri
dengan supervisi dari manusia.

Key performance
indikator
• Gagasan teknologi ini menjadi salah satu jawaban akan
permasalahan produktivitas. Untuk menuju kesini,
industri gula harus melakukan pembenahan terlebih
dahulu. Perbaikan paling memungkinkan menggunakan
sistem cogeneration.
Konsep dari cogeneration dengan cara mengolah energi
panas yang berasal dari gas buang pabrik gula. Dari
pengolahan itu dihasilkan dua macam energi panas, yaitu
panas yang bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit
listrik terdekat dan panas yang dialirkan ke industri kembali
sehingga penggunaan bahan bakar untuk pemanasan
industri bisa dihemat.
• Berbicara tentang realita saat ini, Indonesia masih jauh
dari teknologi yang digagas diatas. Perlu waktu 40-50
tahun kedepan untuk mewujudkan sistem diatas.
Teknologi yang mengimplementasikan industry 4.0 pada
industri gula juga belum ditemui sampai saat ini. Menjadi
kesempatan juka Indonesia bisa menjadi negara pertama
yang mengimplementasikannya.

Tantangan
• Keunggulan dari teknologi cogeneration adalah
penggunaan bahan bakarnya efisien, teknologinya bersih
dan mampu mengurangi emisi terhadap lingkungan
• Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pabrik gula
konvensional meningkat. Dengan demikian biaya bahan
bakar yang harus dikeluarkan pabrik gula yang
menggunakan cogeneration bisa dihemat.

Estimasi investasi dan ROI


3 februari 2020 7 Maret 2020 28 Maret 2020
Mengirim Investor melakukan
Mencari investor
rancangan alat ke pengecekan ke
investor pabrik

1 April 2020
1 Juni 2020 4 Mei 2020 Melakukan
Alat siap Uji kelayakan pemasangan alat
dioperasikan alat

Penjadwalan dan
roadmap
• Potensi kogenerasi di pabrik gula untuk menghasilkan
listrik dari ampas tebu yang merupakan SDA yang sangat
besar secara teoritis penggantian system pembangkit ini
akan menguntungkan bila dilihat dari energi yang dapat
di hemat maupun dijual dalam bentuk energi listrik ke
jaringan listrik negara dengan system yang lebih effisien

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai