Anda di halaman 1dari 19

MAGANG - VK194729

PT MASPION UNIT II POLYFOAM


Jalan Raya Kemantren, Wadung, Wadungasih - Sidoarjo

YEHEZKHIEL OCTORA DENI ANNO KUSUMA


NRP. 10411710000024

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Danawati Hari Prajitno, M.Pd.
NIP. 19510729 198603 2 001

PROGRAM SARJANA TERAPAN


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2021
MAGANG - VK194729

PT MASPION UNIT II POLYFOAM


Jalan Raya Kemantren, Wadung, Wadungasih - Sidoarjo

YEHEZKHIEL OCTORA DENI ANNO KUSUMA


NRP. 10411710000024

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Danawati Hari Prajitno, M.Pd.
NIP. 19510729 198603 2 001

PROGRAM SARJANA TERAPAN


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2021
KK 1 1

2.1 Proses Bisnis Perusahaan


Proses bisnis PT Maspion (Polyfoam Dept) dimulai dari Selain menguasai
Surabaya atau Jawa Timur, produk-produknya juga sudah merambah ke seluruh
Indonesia, bahkan juga sudah ke mancanegara. Perabotan rumah tangga mulai dari
bahan plastik, stainless steel, aluminium, kipas angin, kulkas, AC, tempat tidur,
alluminium foil, lampu neon, pompa air, dan masih banyak lagi dihasilkan dari
pabrik-pabriknya di Jawa Timur. Dari tempat ini, berbagai jenis barang tersebut
didistribusikan ke seluruh Tanah Air bahkan diekspor ke luar negri. Maspion
memiliki beberapa bidang bisnis yang menjadi andalannya. Yang pertama adalah
bidang produk konsumen. Bidang bisnis ini akrab bagi ibu-ibu rumah tangga
karena memproduksi panci teflon, termos plastik, kulkas, kompor gas, pompa air,
kipas angin dan sebagainya. Yang bergerak dalam bidang ini paling tidak PT
Maspion, PT Trisula Pack Indah, PT Royal Chemical, PT Maspion Flatware, dan
PT Indofibre Mattres Indonesia.
Bidang bisnis kedua adalah bidang konstruksi material dan industri di
mana Maspion memiliki tujuh anak perusahaan. PT Maspion, PT Maspion
Kencana, PT Indal Steel Pipe, PT Alumindo Light Metal Industry, PT Aneka
Kabel Cipta Guna, PT Indal Aluminium Industry, dan PT Indalex. Bisnis properti
juga digeluti oleh kelompok usaha raksasa ini. Beberapa proyek yang bisa
disebutkan di sini adalah Maspion Mall, Wisma Maspion, Wisma Moneter,
Pondok Maspion, CIMAC, PT Bintang Osowilangun, PT Maspion Industrial
Estate, PT Alumindo Industrial Estate, PT Altap Prima Industrial Estate.
Dan tidak tertinggal pula adalah bisnis keuangan dan finansial di mana
grup ini menonjol dengan Bank Maspion, Maspion Securities, dan Maspion
Money Changer.Grup Maspion dalam melakukan ekspansi bisnisnya melakukan
kerja sama dengan perusahaan-perusahaan kelas atas, misalnya dengan Grup
Samsung, Korea dan Grup Marubeni, Jepang. Grup ini juga melakukan kerja sama
dengan Dupont dan Ishizuka dari Jepang. Pada umumnya Grup Maspion
memperoleh porsi saham sekitar 50%.
 Analisa SMART
a. SIMPLE
Smart adalah salah satu poin penting dalam analisis straegik sebuah
perusahaan yang dituangkan kedalam rumusan sederhana sehingga mudah
dipahami oleh seluruh komponen anggota perusahaan. Pada PT. Maspion
menurut saya visinya sudah diterapkan dengan baik terbukti dengan penjualan
produknya yang diminati oleh mayoritas konsumen di Indonesia. Berbagai
jenis barang tersebut didistribusikan ke seluruh Tanah Air bahkan diekspor.
Grup Maspion memiliki lima bidang bisnis yang menjadi andalannya. Yang
pertama adalah bidang produk konsumen. Bidang bisnis ini akrab bagi ibu-ibu
rumah tangga karena memproduksi panci teflon, termos plastik, kulkas,
kompor gas, pompa air, kipas angin dan sebagainya.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
KK 1 2

b. MEASURABLE
Measurable merupakan indikator kejelasan, kongkrit, dan terukur serta
mampu menjadi motivasi bagi karyawan. Tidak heran jika Maspion mampu
meningkatkan penjualan produk peralatan rumah tangga dan elektronik untuk
kebutuhan domestik. Tahun lalu penjualan produk Maspion mampu tumbuh
hingga 30 persen.
c. APLIKABLE
Cintai Produk Lokal Dengan jangkauan bisnis yang sangat luas, dan
jumlah tenaga kerja mencapai lebih dari 30.000 orang. Walaupun badai
ekonomi berkali-kali menerjang perusahaan tersebut, Maspion mencoba tetap
konsisten pada tujuannya. Seiring berjalannya waktu Maspion mampu
bertahan ditengah persaingan industri di Indonesia dan mulai mendapat tempat
tersendiri pada konsumennya di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Maspion
cukup mampu mencapai visi dan misinya ke depan meskipun sekarang banyak
merk yang mengusung produk sejenis.
d. RELIABLE
Maspion memiliki keahlian yang kuat di bidang pemasaran dan
manufaktur berbagai rangkaian produk peralatan rumah tangga kualitas baik di
peralatan dapur, peralatan rumah tangga plastik, glasswares, dan peralatan
listrik rumah. Pipa pvc dan pe juga tersedia untuk keperluan perumahan dan
rumah tangga.

Perusahaan ini memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik
domestik maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta
perwakilan di kota-kota besar di indonesia dan negara-negara berkembang utama.
Perusahaan juga telah kuat dalam membangun aliansi strategis dengan mitra asing
utama produk konsumen terkemuka di manufaktur tahan lama, yang telah
memperkuat posisi perusahaan bisnis terkemuka di pasar domestik dan juga
kehadiran jenis di pasar global.
 TIME ABLE
Maspion mendapat penghargaan “The Indonesian Original Brands 2010″
kepada produk dengan merek terkenal dari majalah Swa di Ballroom Hotel
Shangrila, Jakarta.
 DAYA SAING
1. Sumber Daya yang Dimiliki
a. Sumber Daya yang Berwujud
b. Produk peralatan rumah tangga dan elektronik dengan varian
beragam
c. Produk dengan kualitas unggul dan berdaya saing bagi kepentingan
masyarakat
d. Menguasai pasar lokal dan jaringan pemasaran luar negeri
e. Memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
KK 1 3

maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta


perwakilan di kota-kota besar di indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya.
 Sumber Daya yang tidak Berwujud
a. Memiliki brand image yang sudah dikenal konsumen
b. Memiliki slogan yang menguatkan “cintailah produk-produk
Indonesia”
c. Memiliki SDM yang berintegritas dan siap untuk bekerja keras dan
cerdas untuk kepentingan umum perusahaan dan individu.
2. Kemampuan
 Sumber Daya yang Berwujud
a. Produk peralatan rumah tangga dan elektronik dengan varian
beragam
b. Produk dengan kualitas unggul dan berdaya saing bagi kepentingan
masyarakat
c. Memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik
maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer,
serta perwakilan di kota-kota besar di indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya.
 Sumber Daya yang tidak Berwujud
a. Memiliki brand image yang sudah dikenal konsumen
b. Memiliki SDM yang berintegritas dan siap untuk bekerja keras dan
cerdas untuk kepentingan umum perusahaan dan individu.
 Kemampuan Inti
A. Sumber Daya yang Berwujud
1. Produk dengan kualitas unggul dan berdaya saing bagi kepentingan
masyarakat
2. Memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik
maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta
perwakilan di kota-kota besar di indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya.
B. Sumber Daya yang tidak Berwujud
1. Memiliki brand image yang sudah dikenal konsumen
2. Memiliki SDM yang berintegritas dan siap untuk bekerja keras dan
cerdas untuk kepentingan umum perusahaan dan individu.
3. Keunggulan Bersaing yang Berkesinambungan
 Sumber Daya yang Berwujud
1. Produk dengan kualitas unggul dan berdaya saing bagi kepentingan
masyarakat
2. Memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik
maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta
perwakilan di kota-kota besar di indonesia dan negara-negara

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
KK 1 4

berkembang lainnya.
 Sumber Daya yang tidak Berwujud
1. Memiliki brand image yang sudah dikenal konsumen
2. Memiliki SDM yang berintegritas dan siap untuk bekerja keras dan
cerdas untuk kepentingan umum perusahaan dan individu.

2.2 Identifikasi Pemilihan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan pada proses produksi PT Maspion (Polyfoam
Dept) adalah EPS (Expandable Polystyrene). Expandable polystyrene adalah
bahan mentah yang digunakan untuk pencetakan foam expanded polystyrene.
Istilah 'expanded polystyrene' mengacu pada sel tertutup, ringan, busa plastik
kaku. Bahan baku yang digunakan pada proses produksi Polyfoam didapatkan
dengan cara impor. Untuk penyimpanan bahan baku, Expanded Polystyrene/EPS
adalah busa plastic jenis PS yang berisi gas Pentane (C5H12) sebagai bahan untuk
pengembang (blowing agent) dari plastic PS tersebut. Dalam masa proses
produksi material, disebut Polimerisasi. Butiran resin polystyrene diresapi oleh
bahan pengembang (Blowing agent). Proses produksi EPS dimulai dari Pre-
Expasion, dimana bead (butiran) EPS akan mengembang setelah dipanaskan oleh
uap, biasanya sebanyak
50 kali dalam satuan volumenya. Langkah berikutnya adalah proses molding
(pencetakan), dimana butiran yang sudah mengembang akan dipanaskan lagi oleh
steam supaya lebih mengembang lagi dan menyatukan masing-masing butirannya,
dan membentuk produk yang diinginkan.

2.3 Detail Proses Produksi


2.3.1 Proses Produksi EPS
Proses pembuatan EPS melalui dua tahapan yaitu pre-expansion dan
molding. Pada tahap pre-expansion butiran polysterene dimasukkan kedalam Pre-
Expander dan dipanaskan melalui uap. Penguapan ini mengakibatkan Blowing
agent yang terdapat pada butir-butir polysterene untuk mengembang sehingga
butiran tersebut membesar hingga 50 kali volumenya dibandingkan dengan
volume butiran awal. Pada kondisi ini EPS disebut dengan pre-puff masing
masing volume pre-puff ini sebagian besar sekitar 98% adalah udara dan
berbentuk seperti bola. Setelah tahap ini kemudian didiamkan hingga butiran lebih
suhu dan properti kimianya.
Tahap kedua yaitu molding yakni butiran-butiran pre-puff tadi dimasukan
kedalam cetakan blok untuk menuju proses pencetakan. Pada cetakan blok ini,
butiran kembali dipanaskan sehingga pre-puff kembali mengalami pengembangan
dan berbentuk polyhedral. Bentuk polyhedral ini akan mengisi ruang kosong yang
ada di dalam cetakan. Setelah itu kemudian didiamkan hingga stabil kembali suhu
dan properti kimianya (dimensi EPS akan berkurang selama proses pendinginan)
dan sisa blowing agent akan menguap sehingga meminimalkan peluang EPS

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
KK 1 5

untuk terbakar.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
2.3.2 Unit Pre-Expander
Unit Pre-Expander adalah sebuah alat mekanik untuk mengubah sebagian
energi dari aliran proses menjadi kerja mekanik, sehingga menyebabkan
penurunan pada temperatur dan tekanan dalam proses fluida.
Prinsip Kerja dari Pre-Expander yaitu meningkatkan dan menurunkan
volume dalam suatu siklus perubahan yang berkesinambungan. Pada awal proses
peningkatan volume, uap dipindahkan ke sebuah ruangan, menghasilkan tenaga
kemudian dikirim keluar melalui jaringan mesin. Pada beberapa hal uap
dihentikan dan ditinggalkan untuk memperbesar volume uap tersebut dan tetap
menghasilkan tanaga yang dikirim ke output namun dalam jumlah yang semakin
sedikit seiring dengan turunnya tekanan selama perluasan. Pada akhir perluasan,
expander berada dalam perluasan maksimal. Dalam hal ini katup pengeluaran
terbuka lalu uap keluar dari expander. Lalu expander melanjutkan siklus untuk
menurunkan volume uap lalu uap keluar ke pembuangan. Dalam hal ini
pembuangan ditutup dan sisa uap yang terperangkap diperkecil volumenya ke
ruangan yang tak kontaminasi.
2.3.3 Unit Injection Molding Machine
Unit Injection Molding Machine adalah unit yang berfungsi untuk
mencetak material dari berbahan thermoplastik. Injection Molding merupakan
metode proses produksi yang cenderung digunakan dalam menghasilkan atau
memproses komponen-komponen yang kecil dan berbentuk rumit
2.3.4 Unit Drying
Unit Drying pada PT Maspion (Polyfoam Dept) dilakukan dengan
pemberian udara pada EPS sehingga kelembapan (kandungan air) pada EPS bisa
berkurang, selain itu pada unit drying terdapat pula exhaust fan yang berfungsi
untuk menghisap steam beserta kelembapannya. Pengeringan pada intinya adalah
mengehilangkan kandungan air di dalam EPS.
2.3.5 Unit Cooling
Setelah dari unit drying EPS akan masuk unit cooling yang berfungsi
untuk mendinginkan produk keluaran dari unit drying yang masih panas sekaligus
mengurangi kadar air berlebih dalam produk. Unit ini bekerja dengan
menggunakan prinsip exhaust air suction sehingga suhu panas dari EPS dapat
dikeluarkan karena penghisapan panas oleh exhaust fan.
2.3.6 Unit Packing
Unit packing adalah unit pengemasan produk yang terdiri dari proses
pengardusan, serta penataan kardus dalam gudang oleh robot sebelum dimuat dan
dijual.
2.4 Proses Kontrol Kualitas
Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan prosedur yang
diperlukan
1. Inbound Logistic:
 Penerimaan bahan baku : Bahan baku diterima oleh gudang. Bahan baku
diberi kode, dan diinput di database persediaan untuk memudahkan
kontrol jumlah persediaan yang tersedia, persediaan yang habis, dan
persediaan yang baru ditambah.
 Pengendalian kualitas : Pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen
Quality Control Materials. Departemen ini bertugas memastikan bahan
baku yang masuk di gudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Operations
 Proses produksi : Dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan
baku sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan.
Proses produksi ini meliputi beberapa aktivitas seperti: penakaran,
pencampuran, dan pengemasan. Setelah dikemas, jumlah produk jadi
tersebut diinput.
 Pengendalian produk : Pengendalian produk dilakukan oleh Departemen
Quality Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa
produk yang diproduksi sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah
ditetapkan Maspion.
3. Outbond Logistic
 Packaging : Pengemasan produk dengan karton-karton dan siap untuk di
distribusikan ke pasar.
 Distributor : Barang yang sudah di packaging, siap didistribusikan ke
berbagai DC (Distribution Centre) yang tersebar.
 Branch Controller :Bagian ini memegang kendali pada tiap outlet yang
tersebar di wilayahnya. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk
yang dipasarkan dan memantau jumlah produk yang tersebar.
 Produk Display : Produk yang dipajang di tiap outlet. Produk display
digunakan untuk mendemonstrasikan produk secara langsung ke
pelanggan. Biasanya tiap outlet Maspion memberikan layanan ini kepada
pelanggan yang tertarik membeli
2.5 Pelaksanaan K3L di Industri
2.5.1 Sistem Manajemen K3
2.5.1.1 Persyaratan Umum
Secara umum, Sistem Manajemen K3 Perusahaan adalah
sebagaimana tergambar dalam skema berikut :

Gambar 1 Skema Persyaratan Umum Sistem Manajemen K3 di PT Maspion


(Polyfoam Dept)
2.5.1.2 Penilaian Resiko
Perusahaan akan melakukan suatu penilaian resiko terhadap semua
kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan baik yang bersifat rutin
maupun non rutin, kondisi normal, abnormal dan darurat. Penilaian resiko ini
meliputi suatu kegiatan identifikasi bahaya (yang berdampak terhadap manusia),
penilaian atau pengkalifikasian level resiko serta bagaimana cara mengontrol
resiko tersebut. Hasil penilaian resiko akan diperbaharui secara teratur pada
periode tertentu untuk memastikan kecukupannya.
2.5.1.3 Identifikasi Persyaratan Hukum dan Persyaratan Lainnya
Perusahaan mempunyai untuk mematuhi terhadap peraturan perundangan
yang telah ditetapkan melalui penerapan SMK3 PP 50 Tahun 2012 dengan tetap
menjaga peraturan dan perundangan dalam kondisi mutakhir (up to date) .
Masing- masing fungsi yang relevant mempunyai tugas untuk mengidentifikasi,
mengendalikan dan menjaga tetap mutakhir (up to date) peraturan dan persyaratan
lain tsb, untuk memastikan bahwa persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
seperti standard, persyaratan pelanggan dan persyaratan organisasi terpenuhi.
2.5.1.4 Dokumentasi dan Rekaman Sistem Manajemen K3
Bentuk dokumen sistem manajemen K3 Perusahaan sebagai berikut:
a. Manual (dokumen level 1)
b. Prosedur (dokumen level 2)
c. Instruksi Kerja (dokumen level 3)
d. Rekaman
Untuk menjamin kesesuaian setiap produk yang dihasilkan dengan
persyaratan yang ada serta dilakukan dengan cara yang aman dan sehat baik bagi
karyawan, maka Perusahaan menetapkan manual K3 dan pedoman kerja tertulis
yang mengatur masalah K3 sebagai bagian dari sistem manajemen K3. Manual K3
tersebut mengacu pada SMK3 PP 50 Tahun 2012. Dokumen sistem manajemen
K3 Perusahaan yang terdiri dari manual K3 prosedur K3, instruksi kerja, Rencana
K3 Proyek, dokumen kontrak, standar eksternal dan rekaman harus dikendalikan
guna memenuhi persyaratan standar. Semua rekaman yang timbul dari kegiatan
sistem manajemen K3 harus dikelola secara baik dan dipastikan keamanannya,
untuk membuktikan kesesuaian persyaratan dan efektifitas pelaksanaan sistem
manajemen K3. Rekaman tersebut harus diidentifikasi secara jelas dan dapat
dengan cepat ditemukan bila diperlukan serta mudah dipahami.
Manual K3 Perusahaan dibuat oleh Sekretaris P2K3 dan disetujui oleh
Direktur Utama. Sekretaris P2K3 bertanggung jawab atas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah administrasi Manual K3 yang diberi cap
“CONTROLLED COPY”.
Manual K3 akan didistribusikan dengan dua cara :
1. Manual K3 dengan stempel ‘UNCONTROLLED COPY” akan
didistribusikan kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap berkepentingan
untuk memiliki Manual K3. Daftar Distribusi Dokumen Manual K3 akan
diterbitkan dikelola oleh Sekretaris P2K3. Manual K3 ini akan
ditandatangani dengan stempel “CONTROLLED COPY” pada halaman
muka (cover) Manual K3.
2. Manual K3 dengan stempel ‘UNCONTROLLED COPY’ tidak tercakup
dalam layanan revisi. Manual K3 ini tidak dikendalikan oleh Sekretaris
P2K3. Manual
K3 dengan stempel ‘UNCONTROLLED’ ini didistribusikan kepada pihak – pihak
tertentu diluar perusahaan dan dapat dipergunakan untuk jangka waktu tertentu
saja. Para pemegang Manual K3 dengan stempel ‘UNCONTROLLED COPY’
ini juga terdaftar dengan disertai bukti tanda terima.
Revisi akan dilakukan jika perusahaan memandang perlu adanya adanya
suatu perubahan terhadap dokumen tsb, dalam rangka menuju ke suatu
peningkatan berkelanjutan.
2.5.2 Pengelolaan Sumber Daya
2.5.2.1 Penyediaan Sumber Daya
Perusahaan senantiasa berusaha menyediakan sumber daya yang
diperlukan agar dapat menetapkan, menerapkan dan merawat sistem manajemen
K3 dan melakukan peningkatan secara berkesinambungan terhadap efektifitasnya.
2.5.2.2 Sumber Daya Manusia
Personil-personil yang pekerjaannya dapat mempengaruhi K3 produk
harus diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan agar memiliki pengetahuan,
kepedulian, kemampuan dan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan
dan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.
2.5.2.3 Infrastruktur dan Lingkungan Kerja
Infrastruktur untuk yang dipakai di dalam aktifitas operasioanl perusahaan
untuk mencapai sasaran-sasaran dan persyaratan hasil kerja harus diidentifikasi
dan dipenuhi oleh setiap pimpinan unit kerja, untuk mencapai kesesuaian produk
atau jasa yang dihasilkan , termasuk penyediaan berbagai sarana pendukung yang
diperlukan seperti:
1. Gedung, tempat kerja dan berbagai fasilitas lainnya yang relevan.
2. Peralatan proses yang diperlukan baik perangkat lunak maupun keras.
3. Kegiatan pendukung lainnya (alat transportasi dan komunikasi).
Lingkungan kerja disemua lini perusahaan harus dirawat, dijaga kebersihannya,
kerapihan, keamanannya agar dapat mendukung komitmen manajemen di dalam
penerapan sistem manajemen K3.
2.5.3 Implementasi
2.5.3.1 Umum
Perusahaan telah menetapkan prosedur-prosedur dan kriteria-kriteria
aktifitas operasional perusahaan untuk memastikan semua produk atau yang jasa
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan pelanggan serta seluruh proses
pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang aman dan sehat baik bagi manusia, aset
perusahaan dan lingkungan dimana perusahaan melaksanakan
aktifitasnya.Pengendalian operasional tsb juga berlaku terhadap tamu, sub
kontraktor, pemasok dan pihak lain yang terkait atau berkepentingan yang
mempunyai akses ke tempat kerja.
2.5.3.2 Perencanaan Proses Proyek
Sebelum melaksanakan proses produksi, harus dibuat perencanaan proses
produksi yang mengacu pada persyaratan sistem manajemen K3 yang telah dibuat
dan persyaratan-persyaratan proses lainnya yang terkait. Perencanaan proses
produksi di atur dalam rencana K3 proyek.
2.5.3.3 Proses yang Terkait dengan Pelanggan
1. Penetapan persyaratan yang terkait dengan produk
Didalam rencana K3 proyek harus dinyatakan dengan jelas persyaratan
yang ditetapkan pelanggan dan persyaratan lain yang diperlukan termasuk
yang berkaitan dengan persyaratan K3 serta aspek hukum.
2. Tinjauan terhadap persyaratan berkaitan dengan produk
Sebelum perusahaan memberikan komitmen atau kesanggupan untuk
menyediakan produk, maka harus dilakukan tinjauan-tinjauan terhadap
persyaratan yang diminta oleh pelanggan pada saat kegiatan :
prakualifikasi, tender dan kontrak.
2.5.3.4 Rancangan dan Pengembangan
Kegiatan rancangan dan pengembangan produk baru harus direncanakan
sebelumnya dan dalam prosesnya harus dikendalikan.
Selama perancangan dan pengembangan harus ditetapkan:
1. Tahapan rancangan dan pengembangan,
2. Tinjauan, verifikasi dan pengesahan yang memadai dalam
setiap tahap rancangan dan pengembangan, dan
3. Tanggung jawab dan wewenang dalam rancangan dan pengembangan.
Untuk memastikan komunikasi yang efektif dan tanggung jawab yang jelas,
keterkaitan antara kelompok yang berbeda yang terlibat dalam perancangan dan
pengembangan harus dikelola dengan baik.
2.5.3.5 Pengadaan
Semua fungsi organisasi Perusahaan yang terlibat dalam proses pengadaan
memastikan bahwa produk yang dibeli harus sesuai dengan persyaratan baik
persyaratan dari pelanggan, persyaratan dari perusahaan sendiri maupun
persyaratan hukum lainnya.Untuk itu harus dilakukan seleksi dan evaluasi
terhadap pemasok berdasarkan kriteria K3 yang ditetapkan oleh Perusahaan dan
rekamannya harus dipelihara. Informasi pengadaan termasuk persyaratan dan
spesifikasi harus dinyatakan dengan jelas untuk menghindari kesalahan, oleh
karena itu setiap membuat dokumen pengadaan harus dipastikan sudah memuat
penjelasan mengenai persyaratan, prosedur, proses dan peralatan, persyaratan
tentang kualifikasi personil, dan persyaratan sistem manajemen K3. Sebelum
dikomunikasikan kepada pemasok sudah harus dipastikan dahulu kecukupan
persyaratan tersebut. Verifikasi terhadap barang atau jasa yang dibeli dilakukan
untuk memastikan bahwa barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan spesifikasi di
mana verifikasi bisa dilakukan di tempat pemasok kalau memang diperlukan.
2.5.3.6 Produksi dan Penyediaan Jasa
1. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa
Dalam merencanakan dan melaksanakan proses produksi dan penyediaan
jasa Perusahaan melaksanakan dalam kondisi terkendali. Pengendalian
tersebut apabila memungkinkan mencakup:
a. Ketersediaan informasi yang menjelaskan tentang
karakteristik produk,
b. Ketersediaan instruksi kerja,
c. Penggunaan peralatan yang memadai,
d. Ketersediaan dan penggunaan alat monitor dan alat ukur
yang memadai,
e. Pelaksanaan monitoring dan pengukuran sesuai rencana
2. Pengesahan proses produksi dan penyediaan jasa
Untuk proses produksi dan penyediaan jasa dimana kekurangan hanya bisa
dilihat setelah produk digunakan, maka Perusahaan akan melakukan
pengesahan pada setiap proses produksi dan penyediaan jasa. Pengesahan
harus menunjukkan kemampuan proses-proses tersebut untuk mencapai
hasil yang telah direncanakan. Jika memungkinkan perusahaan
menerapkan peraturan untuk proses-proses tersebut sebagai berikut:
a. Menetapkan kriteria atau peninjauan dan persetujuan proses tersebut,
b. Persetujuan peralatan dan kualifikasi personil,
c. Penggunaan metoda dan prosedur yang telah ditentukan,
d. Bukti-rekaman yang diperlukan, dan
e. Pengesahan ulang.
3. Identifikasi dan mampu telusur
Guna mencegah kegagalan dan ketidaksesuaian produk yang dihasilkan,
maka penanggung jawab setiap proses harus mengidentifikasikan seluruh
tahapan proses produksi dengan cara yang paling sesuai. Status produk
pada semua tahapan proses wajib diidentifikasi berdasarkan hasil
monitoring dan pengukuran terhadap persyaratan yang
ditentukan.Bilamana persyaratan ketelusuran dipersyaratkan oleh
pelanggan, maka penanggung jawab proses wajib memberikan identifikasi
produk pada setiap tahapan secara jelas.
4. Milik Pelanggan
Milik pelanggan yang menjadi tanggung jawab Perusahaan harus
diidentifikasi dan dilindungi serta diamankan dari kemungkinan hilang dan
rusak. Jika milik pelanggan hilang, rusak atau tidak sesuai untuk dipakai
harus dilaporkan kepada pelanggan dan dipelihara bukti-rekamannya.
Termasuk milik pelanggan ialah hak milik intelektual.
5. Perawatan Produk
Setelah suatu produk / proyek selesai maka Perusahaan wajib menjaga
hasil pekerjaan terhadap K3 yang disyaratkan sampai dengan pekerjaan
diserahkan perusahaanan untuk yang terakhir melalui penyerahan kedua.
2.5.3.7 Rencana Gawat Darurat
Perusahaan menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi dan
mengantisipasi potensi adanya suatu kecelakaan, insident atau situasi gawat
darurat lainnya untuk mencegah dan menghilangkan kemungkinan terjadinya
sakit, cidera atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kondisi gawat
darurat tsb.Perusahaan akan mereview prosedur gawat darurat tsb dan
mengetesnya jika memungkinkan untuk memastikan kecukupan dan
keefektifannya.
2.5.4 Pengukuran, Pemantauan, Analisa dan Peningkatan
2.5.4.1 Pengukuran dan Pemantauan
Perusahaan menetapkan dan memelihara dokumen/ prosedur untuk
mengukur beberapa karakteristik kunci dalam pelaksanaan operasi dan aktivitas
yang dapat menimbulkan potensi bahaya. Diatur dalam, prosedur identifikasi
bahaya dan penilaian resiko, instruksi kerja untuk kegiatan konstruksi dan
prosedur pengawasan K3. Untuk menjamin pelaksanaan sistem manajemen K3
akan dilakukan internal audit dengan interval waktu yang telah ditentukan, diatur
di prosedur audit internal. Kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan
prosedur pengukuran kepuasan pelanggan. Perusahaan menjamin bahwa produk
yang tidak sesuai dengan persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk
mencegah penggunaan atau pengiriman, hal tersebut diatur dalam
prosedur/instruksi kerja untuk kegiatan konstruksi.
2.5.4.2 Pengendalian Ketidaksesuaian
Semua ketidaksesuaian yang telah terdeteksi dan teridentifikasi baik
ketidaksesuaian yang berhubungan dengan produk, kecelakaan dan insiden yang
mempunyai efek negatif terhadap manusia, aset dan lingkungan harus
dikendalikan serta dicegah agar tidak dipergunakan atau dilanjutkan ke proses
berikutnya, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
2.5.4.3 Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab timbulnya
ketidaksesuaian ( cacat produk, kecelakaan, insiden) harus diambil dalam rangka
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serupa.Tindakan pencegahan untuk
menghilangkan penyebab potensi ketidaksesuaian harus diambil perusahaan untuk
mencegah terjadinya suatu ketidaksesuaian.
2.5.4.4 Rapat Tinjauan Manajemen
Tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab timbulnya
ketidaksesuaian ( cacat produk, kecelakaan, insiden) harus diambil dalam rangka
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serupa.Tindakan pencegahan untuk
menghilangkan penyebab potensi ketidaksesuaian harus diambil perusahaan untuk
mencegah terjadinya suatu ketidaksesuaian.
2.5.4.5 Peningkatan Berkesinambungan
Perusahaan melakukan analisa data untuk menunjukkan kesesuaian dan
efektifitas sistem manajemen K3 dan mengevaluasi untuk mencapai peningkatan
berkesinambungan Seluruh personil dan jajaran pimpinan bertanggung jawab
untuk ikut serta melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap efektifitas
sistem manajemen K3 dengan mengacu kepada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan K3, sasaran K3, hasil audit, tindakan koreksi, tindakan pencegahan dan
tinjauan manajemen.

2.6 Proses Pengolahan Limbah


Limbah merupakan bahan buangan atau hasil samping yang cenderung
tidak memiliki nilai tambah yang dapat dikelola maupun dimanfaatkan. Menurut
ichtiakhiri dan Sudarmaji (2015), limbah merupakan suatu benda yang
mengandung zat yang bersifat membahayakan atau tidak membahayakan
kehidupan manusia, hewan, serta lingkungan dan umumnya muncul karena hasil
perbuatan manusia, termasuk industrialisasi. Limbah dari perusahaan bisa berupa
limbah B3 dan domestik yang terdiri dan limbah cair, limbah gas dan limbah
padat. PT Maspion (Polyfoam Dept) dapat dikatakan sebagai perusahaan yang
tidak menghasilkan limbah yang perlu dilakukan penanganan secara khusus. Hal
tersebut dapat dilihat dari sedikit sekali atau hampir tidak ada produk yang reject,
dikarenakan apabila produk tidak sesuai standar akan dilakukan proses ulang,
bergitu seterusnya.
2.6.1 Limbah Domestik
Pada PT Maspion (Polyfoam Dept) juga menghasilkan Iimbah domestik
yang berupa Iimbah padat, seperti sampah plastik, karung bekas, kayu, drum,
kardus, dan logam. Limbah-Iimbah tersebut dapat dikelola oleh warga di sekitar
pabrik. Komponen-komponen mesin dan sisa project yang tidak terpakai lagi,
biasanya dilakukan pelelangan. Limbah domestik yang ada di pabrik tidak
digunakan kembali oleh pihak pabrik melainkan dijual kepada masyarakat dengan
harga tertentu yang sudah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Harga yang
ditetapkan oleh perusahaan juga sangat rendah sehingga masyarakat yang
membeli Iimbah tersebut akan mendapatkan keuntungan yang tinggi apabila
limbah tersebut dijual kembali.
Menurut Nasir dan Edy (2015), proses pengelolaan limbah juga
berorientasi kepada pemanfaatan limbah yang bernilai sosial ekonomi. Langkah
ini dapat dilakukan sendiri dan bisa melibatkan unit usaha lain ataupun
masyarakat sekitar untuk rnengolahnya, sehingga memberikan keuntungan bagi
industri dan juga pengolah limbah serta lingkungan. Termasuk juga masyarakat
sebagai konsumen dan proses produksi yang dihasilkan. Hal tersebut sudah sesuai
dengan PT Maspion (Polyfoam Dept) yang mana menjual limbah padat domestik
kepada masyarakat sekitar pabnik.
BAB VII
VII-1
PENUTUP

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI LAPORAN MAGANG


FAKULTAS VOKASI PT MASPION ( POLYFOAM DEPT)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020

Anda mungkin juga menyukai