Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam karboksilat banyak digunakan di banyak industri seperti makanan, farmasi,
kosmetik dan deterjen. Salah satu asam karboksilat yang paling penting dan berharga secara
komersial adalah asam propionat [ CITATION kum08 \l 1057 ] . Menurut laporan yang dirilis
pada tahun 2017, produksi tahunan asam propionat di dunia dilaporkan menjadi 450.000 ton
dengan peningkatan sebesar 27%. [ CITATION Gon17 \l 1057 ]. Peningkatan produksi dan
konsumsi menyebabkan pentingnya pemisahan dan pemurnian asam propionat yang efisien
dari aliran limbah cair dan media produksi. Penggunaan asam propionat dalam jumlah besar
membutuhkan operasi pemisahan yang efisiensi sehingga dapat menurunkan total biaya
produksi. Ekstraksi pelarut, sistem membran, elektrodialisis, reverse osmosis, adsorpsi dan
pertukaran ion adalah proses umum untuk menghilangkan dan memisahkan asam propionat
dari kaldu fermentasi dan air limbah. [ CITATION Kes8d \l 1057 ].
Dikarenakan kebutuhan untuk mengambil produk dari senyawa yang lebih kompleks
dan persyaratan kemurnian produk yang lebih tinggi, ekstraksi cair-cair telah digunakan
dalam berbagai aplikasi untuk memisahkan bahan yang diinginkan atau menghilangkan
kotoran yang tidak diinginkan dari campuran cairan. Ekstraksi cair-cair adalah proses transfer
massa di mana transfer zat terlarut antara dua cairan tak bercampur biasanya berupa larutan
encer dan cairan organik. Pelarut biasanya menunjukkan afinitas preferensial terhadap satu
atau lebih konstituen dalam campuran cair. Setelah kedua fasa bertemu, produk yang
diinginkan, biasanya dalam larutan air, akan mulai membagi dua fasa. Kemudian, bahan yang
dipisahkan membentuk distribusi kesetimbangan antara pelarut tak bercampur, setelah itu
kedua fasa dapat dipisahkan karena sifat tak bercampurnya. [ CITATION SRa13 \l 1057 ].
Penelitian terdahulu mengenai pemisahan ekstraksi asam propionat telah dilakukan oleh
Keshav dan Chand (2008). Pada penelitian tersebut membandingkan efektifitas ekstraksi melalui nilai
koefisien distribusi yang dihasilkan dari variable pelarutnya, penelitian tersebut menunjukan
penambahan buffer TOA (tri-n-octyl amine) dengan campuran pelarut alkohol memiliki nilai
koefisien distribusi tertinggi terdahap ekstraksi asam propionat.
Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan buffer yang ditambahkan
pada proses ekstraksi cair-cair asam propionat, penelitian ini menggunakan MIBK (Metil Isobutil
Keton) sebagai solvent dengan penambahan buffer MOPS, EPPS dan HEPES. Dari eksperimen yang
dilakukan akan di korelasikan menggunakan model NRTL dan seluruh tahapan ekstraksi akan di
simulasikan menggunakan program Aspen Plus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh penambahan larutan buffer MOPS, EPPS dan HEPES terhadap hasil
ekstraksi asam propionat?
2. Bagaimana hasil korelasi data eksperimen dengan korelasi model NRTL?
3. Bagaimana cara mensimulasikan ekstraksi cair-cair asam propionat menggunakan
program Aspen Plus?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh penambahan larutan buffer MOPS, EPPS dan HEPES terhadap
hasil ekstraksi asam propionat.
2. Mengetahui hasil korelasi data eksperimen dengan korelasi model NRTL.
3. Mengetahui cara simulasi ekstraksi cair-cair asam propionat menggunakan program
Aspen Plus.

1.4 Manfaat
1. Diharapkan dari hasil eksperimen dapat menambah referensi mengenai keefektifan
penambahan masing-masing buffer terhadap ekstraksi cair-cair asam propionat.
2. Diharapkan dari parameter model yang disajikan dapat menjadi referensi pembanding
terhadap korelasi model NRTL.
3. Diharapkan dari model simulasi yang disajikan dapat menjadi referensi desain proses
ekstraksi di industri.

Anda mungkin juga menyukai