Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Danawati Hari Prajitno, M.Pd.
NIP. 19510729 198603 2 001
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Danawati Hari Prajitno, M.Pd.
NIP. 19510729 198603 2 001
proses produksi
percetakan/pack
aging polyfoam.
Diagram Pareto
Diagram pareto adalah grafik yang menguraikan klasifikasi data secara
menurun mulai dari kiri ke kanan. Diagram pareto digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dari yang paling besar sampai yang paling kecil.
Stratifikasi
Stratifikasi merupakan teknik pengelompokan data ke dalam kategori-
kategori tertentu, agar data dapat menggambarkan permasalahan secara jelas
sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat lebih mudah diambil. Kategori-
kategori yang dibentuk meliputi data relatif terhadap lingkungan sumber daya
yang terlibat mesin yang digunakan dalam proses, bahan baku dan lain-lain.
Diagram
8
0
Histogram
7
0
6
0
5
0
4
0
Januari Februari MaretAprilMei Jun JuliAgustus
3
i
0 TerpotongTipisKasarTebal
2
0
1
0
0
Gambar 5 Diagram Histogram
Sumber : Excel
Kesimpulan : dari hasil excel bahwa jenis kerusakan yang sering terjadi adalah
terpotong sebesar 57 unit dalam setahun, karena terjadinya kelalaian atau
kurangnya konsentrasi pada karyawan dalam melakukan proses pres injection
moulding dan jenis kerusakan yang jarang terjadi adalah ketebalan yaitu sebesar
67 unit dalam setahun, karena terjadinya kesalahan prosedur terlambatnya
penggantian cetakan moulding.
Analisis diagram pareto (Ariani, 2004) merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut rangking tertinggi
hingga terendah.
Kesimpulan : Dari hasil excel bahwa produk yang mengalami kecacatan yang
paling besar adalah pada Terpotong yaitu sebesar 57 unit dan persen kumulatif
sebesar 20 %, faktor ini perlu mendapatkan prioritas perbaikan sehingga
kedepannya kriteria penyebab cacat ini dapat diminimalisasi.
KK 2C
V.1 Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko
V.1.1. Identifikasi Potensi Bahaya (Hazard)
Potensi bahaya atau dapat disebut juga dengan hazard hampir terdapat
disetiap tempat dengan aktivitas yang dilakukan baik di rumah, di jalan, maupun
di tempat kerja. Hazard atau disebut dengan bahaya merupakan suatu aktifitas,
kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat
kerja atau berhubungan dengan pekerjaan yang berpotensi menjadi sumber
kecelakaan, cidera, penyakit dan kematian. Apabila hazard tersebut tidak
dikendalikan dengan tepat akan dapat menyebabkan kelelahan, sakit, cidera, dan
bahkan kecelakaan yang serius. Oleh karena itu, harus dilakukan pengendalian
bahaya dengan menemukan sumber-sumber bahaya di tempat kerja. Bahaya yang
telah teridentifikasi perlu dievaluasi tingkat risikonya. Berdasarkan kegiatan
tersebut dapat diupayakan suatu usaha pengendalian sampai pada tingkat yang
aman bagi tenaga kerja, asset perusahaan, dan lingkungan (Retnowati, 2017).
Beberapa pengaruh buruk bagi lingkungan kerja atau hazard yang sering
dijumpai antara lain yaitu:
a. Physics Hazard (Bahaya Fisika)
Bahaya fisika yang dapat terjadi di lingkungan perusahaan yaitu dapat
berasal dari suhu, tekanan, getaran, pencahayaan, radiasi, dan kebisingan. Setiap
enam bulan sekali, PT Maspion Unit II Polyfoam. telah melakukan pengukuran
terhadap suhu, getaran, radiasi, dan kebisingan di beberapa area produksi dengan
bantuan pihak external dikarenakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur
parameter parameter tersebut tidak tersedia di PT Maspion Unit II Polyfoam.
b. Physical Hazard (Bahaya Fisik)
Bahaya fisik yang dapat terjadi di lingkungan perusahaan yaitu dapat
berasal dan faktor yang dipengaruhi oleh mesin atau aktivitas yang memiliki
kontak langsung dengan tenaga kerja. Bahaya fisik yang ada di PT Maspion Unit
II Polyfoam. telah diidentifikasi dengan cara melalukan penilaian resiko setiap
area perusahaan.
c. Chemical Hazard (Bahaya Kimia)
Bahaya kimia yang dapat terjadi yaitu dapat berasal dari bahan-bahan yang
digunakan selama proses produksi berlangsung, dimana bahan-bahan kimia yang
digunakan tersebut tercecer dan berhamburan disekitar Iingkungan kerja
dikarenakan penanganan yang kurang memadai. Selain itu bahaya kimia yang
dapat terjadi yaitu berasal dari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Bahan
kimia tersebut dapat memicu toksisitas, penyebab kanker, oksidasi, bahan kimia
yang mudah terbakar, dll.
Berdasarkan rumus diatas, akan didapatkan nilai resiko dengan kriteria masing-
masing sesuai dengan tingkat resiko. Kriteria penilaian resiko dapat dilihat pada
Tabel 5.3.
Score Score
Aspek Dampak tingkat tingkat Total
No Aktifitas
bahaya resiko kemungk keparah score
inan an
Memindahka
Tertabrak Cidera tubuh 1 3 5
n dan curah
1 forklift,
material
kejatuhan Patah tulang 2 3 6
(forklift)
Tabel 5.6 Daftar Alat Pelindung Diri (APD) pada PT Maspion Unit II Polyfoam
V.3.2. Evaluasi K3
Berdasarkan hasi1 pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa evaluasi
mengenai K3 yang ada di PT Maspion Unit II Polyfoam. Evaluasi mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja ini memiliki fungsi untuk mengetahui
keberhasilan program- program K3 serta mengidentifikasi clan melakukan tindak
perbaikan yang perlu dilakukan. Evaluasi K3 yang ada di PT Maspion Unit II
Polyfoam yaitu yang pertama beberapa peraturan penggunaan APD yang belum
diterapkan oleh tenaga .kerja. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran
diri masing-masing dan kurangnya komitmen dalam penggunaan APD. Selain itu
dapat disebabkan oleh APD kurang nyaman atau terasa mengganggu apabila
digunakan pada saat melakukan aktifitas kerja, serta masih banyak APD kurang
layak yang digunakan oleh Tenaga Harian Lepas (THL), misalnya pada area
BAB VII
VII-1
PENUTUP