Anda di halaman 1dari 163

ISBN : 978-602-7536-07-4

PERENCANAAN
TENAGA KERJA (PTK)
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

KERJASAMA :
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
DENGAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012
ISBN : 978-602-7536-07-4

PERENCANAAN
TENAGA KERJA (PTK)
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

KERJASAMA :
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
DENGAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012
PERENCANAAN TENAGA KERJA (PTK)
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
Diterbitkan oleh :
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Sekretariat Jenderal
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jln. Jenderal Gatot SubrotoKav. 51 Jakarta Selatan 12950
Telepon : 021-5270944
Fax : 021-5270944
Website : http://www.pusatptk.depnakertrans.go.id
SAMBUTAN
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Pada dasarnya pembangunan ketenagakerjaan merupakan


strategi yang sangat penting dalam kerangka pembangunan daerah,
yang meliputi; perencanaan tenaga kerja yang tepat, peningkatan
kwalitas dan produktivitas tenaga kerja serta peningkatan
kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja. Pembangunan
ketenagakerjaan mempunyai sifat inklusif yang melibatkan banyak
pihak sebagai pemangku kepentingan atau stakeholders. Sebagai
suatu daerah yang baru tumbuh dan berkembang dengan jumlah
penduduk usia kerja (Usia 15 tahun keatas) berdasarkan sensus
penduduk 2011 sebesar 893.894 orang memiliki potensi
ketenagakerjaan yang cukup besar, sebagian dari potensi tersebut
adalah penganggur terbuka sebanyak 22.064 orang yang apabila
didayagunakan dengan optimal akan bermanfaat bagi pembangunan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan jo. Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan
Tenaga Kerja, bahwa salah satu alat yang penting dipersiapkan
adalah Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi. Hal ini
dipersiapkan agar pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung lebih terarah sehingga dalam
menyelaraskan antara pertumbuhan dan pemerataan atau Growth
with Equity dengan mempertimbangkan pelestarian, pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam serta lingkungan hidup secara
berkelanjutan sesuai dengan fokus pembangunan nasional.
Untuk itu Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung ini sangat penting dan strategis untuk
pembangunan ketenagakerjaan pada kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan (2012-2017) dan menempatkan PTK ini sebagai bagian

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 iii
integral dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017.
Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja (PTK)
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 ini, maka
pembangunan ketenagakerjaan semakin jelas dan terarah, yang
berisikan proyeksi angkatan kerja dan proyeksi kesempatan kerja
berbagai karakteristik, termasuk proyeksi tingkat pengangguran. hal
ini merupakan langkah awal dalam pemecahan berbagai masalah
ketenagakerjaan. disamping itu kerjasama yang lebih erat dan
sungguh-sungguh dari semua pihak untuk implementasi di lapangan
guna merealisasikan berbagai target yang ditetapkan.
Menggarisbawahi apa yang menjadi prioritas dan arah
pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sesuai dengan isu strategis yang tertuang dalam RPJMD,
bahwa bersungguh-sungguh dan berupaya semaksimal mungkin
menurunkan angka penganggur terbuka dari 22.064 orang pada
tahun 2011 menjadi 19.160 orang pada tahun 2017 melalui berbagai
program pembangunan, diantaranya dengan dilanjutkannya program
revitalisasi pembangunan Balai Latihan Kerja Industri, hal ini perlu kita
dukung bersama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan calon tenaga kerja yang betul-betul siap dan mampu bersaing
dan melalui kegiatan pelatihan yang memenuhi standart kompetensi
diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. selain itu adanya sinergitas dan konektivitas program
dengan daerah Kabupaten dan Kota se Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Akhirnya saya berharap buku Perencanaan Tenaga Kerja
(PTK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 ini
dapat dijadikan pedoman oleh Pemerintah Daerah melalui SKPD
sektor terkait dalam merumuskan dan mengimplementasikan
berbagai kebijakan, strategi, dan program pembangunan yang
berkesinambungan dan pada gilirannya dapat mewujudkan akselerasi
pencapaian tujuan pembangunan ketenagakerjaan berupa perluasan
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
iv Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
dan penciptaan kesempatan kerja yang produktif, peningkatan
kualitas dan produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia dan Bapak Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
beserta jajarannya atas fasilitas dan bimbingannya dalam
penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung ini. Selain itu juga saya mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pimpinan dan staf Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Bappeda dan Statsitik, BPS, DPD Apindo, DPD SPSI,
Perguruan Tinggi Bangka, dan SKPD sektor di lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta seluruh pihak yang telah
turut berpartisipasi dalam penyusunan PTK Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2012-2017 ini.

PANGKALPINANG, OKTOBER 2012

GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

H. EKO MAULANA ALI

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 v
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA

Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – undang


Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh
Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan
Perencanaan Tenaga Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik
dalam lingkup kewilayahan (nasional, provinsi dan kabupaten/kota)
maupun lingkup sektoral/ sub sektoral (sektoral/sub sektoral nasional,
sektoral/sub sektoral provinsi, sektoral/sub sektoral kabupaten/kota),
dijadikan acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan
ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral
Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral Kabupaten/Kota. Sebagai
pelaksanaan ke dua peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.
16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.
Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya
pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat
besar, serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja,
rendahnya produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja,
sehingga bersifat multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi,
faktor sosial, dan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan kebijakan
yang komprehensif dan multi dimensi. Untuk itu maka diperlukan
suatu perencanaan tenaga kerja yang dapat dijadikan acuan oleh
seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 vii
Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017, maka dasar
pembangunan yang berpihak pada penciptaan perluasan kesempatan
kerja (pro job) sudah semakin jelas dan terarah, khususnya dalam
menghadapi masalah pengangguran, penciptaan kesempatan kerja,
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Namun
demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan
permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Untuk itu dalam penyusunan kebijakan, strategi dan
program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan
maka pemerintah daerah harus berpedoman pada Perencanaan
Tenaga Kerja untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yang
ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung atas tersusunnya buku Perencanaan
Tenaga Kerja ini.

Jakarta, Oktober 2012


Kepala
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja,

SYARIFUDDIN SINAGA, SH
NIP 19561118 197703 1 001

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


viii Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
KATA PENGANTAR
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung Tahun 2012-2017 adalah Perencanaan Tenaga Kerja yang
memuat tentang Kondisi Ketenagakerjaan, Perkiraan dan
Perencanaan Persediaan Tenaga Kerja, Perkiraan Ketenagakerjaan,
Perkiraan dan Perencanaan Keseimbangan Antara Persediaan dan
Kebutuhan Akan Tenaga Kerja di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sekaligus memuat Arah dan Kebijakan, Strategi dan Program
Pembangunan Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam persediaan tenaga
kerja, kebutuhan tenaga kerja dan masalah penganggur terbuka dan
setengah penganggur.

Angka-angka perkiraan dan proyeksi ketenagakerjaan dalam


Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) ini didasarkan pada data empiris
tahun yang lalu, yang selanjutnya diproyeksikan dengan berbagai
asumsi perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan asumsi perkembangan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung serta prospek ketenagakerjaan, khususnya perkiraan
penganggur terbuka.

Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) ini merupakan alat indikatif


yang digunakan untuk pembangunan ketenagakerjaan secara umum
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. oleh sebab itu, variabel,
koefisien dan angka-angka yang terdapat dalam buku ini dapat
dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan yang

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 ix
kemungkinan terjadi pada masa yang akan dating. Dari data yang
diolah ini, selanjutnya dianalisis untuk dijadikan rekomendasi dalam
rangka penentuan program-program yang dapat mendukung
pembangunan ketenagakerjaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Demikian yang dapat kami sajikan, akhirnya atas perhatian dan


masukan serta saran-saran dari semua pihak diucapkan terima kasih,
khususnya bagi mereka yang terlibat dalam penyusunan buku
Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung tahun 2012-2017 ini. Semoga data-data dan informasi yang
disajikan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
di bidang ketenagakerjaan.

Pangkalpinang, Oktober 2012

KEPALA DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

DIDIK SUPRAPTO, SH
PEMBINA TK.I
NIP 19580908 198603 1 006

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


x Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
RINGKASAN EKSEKUTIF
(EXECUTIVE SUMMARY)

Masalah ketenagakerjaan merupakan bagian integral dari masalah


ekonomi, sehingga masalah pembangunan ketenagakerjaan juga
merupakan bagian dari masalah pembangunan ekonomi. Untuk itu
perencanaan ekonomi harus mencakup juga perencanaan ketenagakerjaan,
atau dengan kata lain perlu disusun suatu perencanaan tenaga kerja.
Perencanaan Tenaga Kerja tersebut harus mampu menyesuaikan diri
dengan era baru pembangunan ekonomi yang memiliki cirri globalisasi,
demokratisasi, dan desentralisasi. Selain itu Perencanaan Tenaga Kerja
juga harus terkait dengan ketenagakerjaan secara dini dapat dideteksi dan
dapat ditetapkan kebijakan serta program yang dapat untuk mengatasinya.

Sehubungan dengan itu, melihat kondisi ketenagakerjaan Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung bahwa pada kurun waktu tahun 2009-2011
Penduduk Usia Kerja (PUK) mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu
sebanyak 64.791 orang yakni dari 829.103 orang pada tahun 2009 menjadi
893.894 orang pada tahun 2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja
(AK) terdapat penambahan sebanyak 72.288 orang pada periode tahun
tersebut yaitu dari 539.410 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi
sebanyak 611.698 orang pada tahun 2011. Dari data tersebut, terdapat
peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2009-
2011 yakni dari yang sebesar 65,06 persen pada tahun 2009 meningkat
menjadi sebesar 68,43 persen pada tahun 2011.

Kualitas PUK dan AK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada


tahun 2009-2011 masih didominasi yang berpendidikan rendah. Pada tahun
2009, PUK yang berpendidikan Maksimum SD memiliki jumlah terbesar
dibandingkan dengan kategori yang lain, yaitu sebanyak 466.248 orang
(56,24%), dan pada tahun 2011 juga masih memiliki jumlah terbesar yaitu
sebanyak 458.786 orang (51,32%). Begitu juga untuk angkatan kerja, yang
berpendidikan Maksimum SD pada tahun 2009 memiliki jumlah terbesar
yaitu sebanyak 292.452 orang (54,22%), dan pada tahun 2011 meningkat
menjadi sebanyak 309.065 orang (50,53%). Sedangkan PUK untuk yang
berpendidikan SMTP ke atas jumlahnya mengalami kenaikan. Pada periode
2009-2011 jumlah kenaikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xi
SMTA umum sebanyak 22.756 orang yakni dari 77.456 orang pada tahun
2009 meningkat menjadi sebanyak 100.212 orang pada tahun 2011.

Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung pada periode 2009-2011 bertambah sebanyak 83.350 orang.
Sektor pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja terbesar yaitu
sebanyak 158.341 orang pada tahun 2009 dan sedikit menurun pada tahun
2011 menjadi sebanyak 152.884 orang. Sektor pertambangan, perdagangan
dan jasa merupakan tiga sektor penyerap tenaga kerja terbanyak
selanjutnya setelah sektor pertanian. Sektor pertambangan menyerap
tenaga kerja sebanyak 105.122 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi
148.549 orang pada tahun 2011. Sektor perdagangan menyerap tenaga
kerja sebanyak 96.043 orang pada tahun 2009 dan meningkat menjadi
111.897 orang pada tahun 2011. Dan sektor jasa mampu menyerap tenaga
kerja sebanyak 73.366 orang pada tahun 2009 kemudian meningkat menjadi
91.443 orang pada tahun 2011. Pada tahun 2009, penduduk yang bekerja di
sektor formal sebanyak 199.557 orang (39,42%), meningkat menjadi
sebanyak 311.585 orang (52,84%) pada tahun 2011. Sedangkan penduduk
yang bekerja di sektor non formal pada tahun 2009 sebanyak 306.727 orang
(60,58%), dan pada tahun 2011 terjadi penurunan sehingga menjadi
sebanyak 278.049 orang atau sebesar 47,16 persen. Pada tahun 2009-
2011, jumlah yang bekerja penuh mengalami kenaikan sebanyak 65.013
orang yakni dari 347.297 orang (68,60%) pada tahun 2009 naik menjadi
412.310 orang (69,93%) pada tahun 2011. Sementara itu, jumlah
penganggur mengalami penurunan yang sangat signifikan dari sebanyak
33.126 orang (6,14%) pada tahun 2009 menurun menjadi 22.064 orang
(3,61%) pada tahun 2011.

Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 diperkirakan perekonomian
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mampu tumbuh sebesar 6,40 persen
pada tahun 2012 dan diharapkan terus meningkat sehingga menjadi
sebesar 7,31 persen pada tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi yang positif
tersebut juga diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja,
sehingga jumlah kesempatan kerja pada periode tahun 2012-2017
diperkirakan akan bertambah menjadi sebanyak 724.806 orang pada tahun
2017. Peningkatan kesempatan kerja ini juga berdampak positif terhadap
tingkat dan jumlah penganggur terbuka. Tingkat penganggur terbuka (TPT)
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan menurun dari 21.617

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xii Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
orang (3,40%) pada tahun 2012 menjadi 2,58 persen atau sebanyak 19.160
orang pada tahun 2017.

Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan
mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi
yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja.
Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja,
pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan
kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya
di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu
kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha
sendiri dan berusaha tanpa bantuan serta pekerja bebas dipertanian,
pekerja non pertanian, dan pekerja tidak dibayar. Jumlah angkatan kerja
yang perlu dilatih pada tahun 2012-2017 dengan fokus kewirausahaan
dengan latar belakang pendidikan sampai tamatan SMTA umum adalah
sebanyak 21.780 orang. Di bidang penempatan tenaga kerja, diprioritaskan
lima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai
target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2017 yakni sektor
pertanian, sektor pertambangan, sektor perdagangan, sektor jasa dan sektor
industri.

Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral


yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan
kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga
kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Pada tahun
2017 ditargetkan jumlah perusahaan yang melapor sebanyak 940
perusahaan. Sementara jumlah pegawai pengawas ditargetkan pada tahun
2017 sebanyak 48 orang. Di bidang Hubungan Industrial pada tahun 2012-
2017 diarahkan untuk mencapai kondisi hubungan industrial yang harmonis,
demokratis, berkeadilan, bermartabat melalui peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana Hubungan Industrial, seperti Peraturan Perusahaan,
Perjanjian Kerja Bersama, dan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit.
Perencanaan di bidang Hubungan Industrial juga menargetkan peningkatan
jumlah kepesertaan aktif perusahaan dan pekerja dalam program
Jamsostek. Demikian juga dengan tingkat upah diharapkan setiap tahunnya
meningkat disesuaikan dengan kebutuhan hidup layak.

Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi


strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja,
perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xiii
pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja,
peningkatan perekonomian makro. Strategi pemerataan kesempatan kerja
ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi perlindungan tenaga
kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan ketenagakerjaan
dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui pembangunan
hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang lebih baik dan
meningkat.

Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga


kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan
kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga kerja yang dapat
dilaksanakan diantaranya pengembangan kompetensi kerja (pengembangan
pola networking standarisasi dan sertifikasi, pengembangan sistem
standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standard
kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan
pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang
dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja
serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja.
Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh diantaranya
peningkatan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan hubungan kerja,
pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan
pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan.
Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh
diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan
kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan
industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xiv Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
DAFTAR ISI

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG...…. iii


KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA
KERJA……………………………………………...………..…………… vii
KATA PENGANTAR KEPALA DISNAKERTRANS PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ………………………………...… ix
RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY).….………… xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………..…… xv
DAFTAR TABEL…………………………………………………....…… xvii
BAB. I PENDAHULUAN ……………………………………...…… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………...….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………...….. 3
1.3 Hasil Yang Diharapkan ………………………..….… 4
1.4 Metodologi dan Sumber Data …………………...…. 4
1.5 Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi ……..…… 6
1.6 Kerangka Isi………………………………………...… 8

BAB. II KONDISI KETENAGAKERJAAN ………………….....…. 9


2.1. Kondisi Ekonomi………………………………..……. 9
2.2. Penduduk Usia Kerja (PUK).……………………...… 10
2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).…....….. 14
2.4. Angkatan Kerja (AK)……………………………......… 20
2.5. Penduduk Yang Bekerja (PYB).……………….......... 26
2.6. Penganggur Terbuka (PT)……………………......….. 37
2.7. Produktivitas Tenaga Kerja …………………..…....... 46

BAB. III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN


TENAGA KERJA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG ………………………………………...…….….. 49
3.1. Perkiraan Penduduk Usia Kerja (PUK)………...…… 49
3.2. Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK)..……………………………………………...… 54
3.3. Perkiraan Angkatan Kerja (AK)…………………...…. 59

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xv
BAB. IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
AKAN TENAGA KERJA PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 …………...…. 65
4.1. Perkiraan Perekonomian Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2012-2017……………….... 65
4.2. Perkiraan Kesempatan Kerja …………………...…… 70
4.3. Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja ……….….…. 79

BAB. V PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN


ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN
TENAGA KERJA DI PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG ……………………….…………….. 81
5.1. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan
Umur ………………………………………………..…. 82
5.2. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat
Pendidikan………………………………………….… 83
5.3. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis
Kelamin…………………………………………….…. 86
5.4. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut
Kabupaten/Kota.................................................…. 87
5.5. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut
Wilayah..........…………………………………….…. 88

BAB. VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-
2017……………………………………….......…………… 91
6.1. Kebijakan Pembangunan Ketenagakerjaan…….…. 92
6.2. Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan………….. 118
6.3. Program Pembangunan Ketenagakerjaan……….… 123

BAB. VII PENUTUP…………………………………....…………….… 135

DAFTAR PUSTAKA

TIM PENYUSUN

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xvi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga


KonstanMenurut Lapangan UsahaTahun 2009-2011 (Juta
Rupiah) ................................................................................... 9
Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ……. 11
Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .…… 12
Tabel 2.4. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011(Orang) .……. 13
Tabel 2.5. Penduduk Usia Kerja Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .…… 13
Tabel 2.6. Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ...……………….. 14
Tabel 2.7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Dalam Persen) ....................................................................... 16
Tabel 2.8. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2009-2011 (Dalam Persen) ..............................………………. 17
Tabel 2.9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Dalam Persen) ...................................………………………… 18
Tabel 2.10. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Dalam Persen) .................................………………………….. 19
Tabel 2.11. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Dalam
Persen) ...............................…………………………………….. 20
Tabel 2.12. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ...……………….. 22
Tabel 2.13. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ....…. 23
Tabel 2.14. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .......…………..… 24

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xvii
Tabel 2.15. Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ....…. 25
Tabel 2.16. Angkatan Kerja Menurut Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2009-2011(Orang) ............................ 26
Tabel 2.17. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ...….. 28
Tabel 2.18. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .....… 29
Tabel 2.19. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Orang) .................……………………………………………..… 31
Tabel 2.20. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ...….. 32
Tabel 2.21. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Orang) ................................……………………………...…….. 33
Tabel 2.22. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Tahun 2009-2011
(Orang)…………………………………………………………….. 34
Tabel 2.23. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .....… 35
Tabel 2.24. Penduduk Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .....… 36
Tabel 2.25. Penduduk Yang Bekerja Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ....…. 37
Tabel 2.26. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) ...….. 38
Tabel 2.27. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Persen) …………………………………………………………... 39
Tabel 2.28. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .…… 40
Tabel 2.29. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Persen) …………………………………………………………... 41
Tabel 2.30. Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .…… 42

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xviii Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.31. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Persen) …………………………………………………………... 42
Tabel 2.32. Penganggur Terbuka Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .….... 43
Tabel 2.33. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Persen) …………………….…………………………………….. 44
Tabel 2.34. Penganggur Terbuka Menurut Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Orang) .…………………. 45
Tabel 2.35. Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011 (Persen) …… 45
Tabel 2.36. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2011
(Rp./Tenaga Kerja) ……………………………………………… 46
Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) .............................………………………………………. 50
Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) .............................………………………………………. 51
Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ................................................................................... 52
Tabel 3.4 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ................................……………………………………. 53
Tabel 3.5 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Orang) ……. 54
Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Golongan Umur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 (Dalam Persen) .....................................………..... 55
Tabel 3.7 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Tingkat Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2012-2017 (Dalam Persen) ..............................……… 56
Tabel 3.8 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis
Kelamin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-
2017 (Dalam Persen) ..................................………………….. 57

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xix
Tabel 3.9 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 (Dalam Persen) ........................................……….. 58
Tabel 3.10 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-
2017 (Dalam Persen) .................................………………..…. 59
Tabel 3.11 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun
2012-2017 (Orang)………………………………………….……. 60
Tabel 3.12 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) .............................………………………………………. 61
Tabel 3.13 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Orang) ……. 62
Tabel 3.14 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Orang) .…… 62
Tabel 3.15 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Wilayah Tahun 2012-
2017 (Orang)……………………………………………………… 63
Tabel 4.1 Perkiraan Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Menurut
Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2012-2017 (dalam persen) .……………………………. 66
Tabel 4.2 Perkiraan Produk Domestik Bruto Berdasarkan Lapangan
Usaha Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2012-2017 (Dalam jutaan) .………….. 66
Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ................................................................................... 71
Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ..............................……………………………….…….. 72
Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) .............................……………………………………… 73
Tabel 4.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ..................…………………………………………….... 74
Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) ..................…………………………………………….... 74

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xx Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Orang) ....…. 75
Tabel 4.9 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan
Utama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-
2017 (Orang) ................................……………………………... 76
Tabel 4.10 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis
Pekerjaan/Jabatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2012-2017 (Orang) ............................………………… 78
Tabel 4.11 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (Orang) ..….. 79
Tabel 4.12 Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Jutaan Rp/TK) ………………………………………………..… 80
Tabel 5.1 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) …………………………………………………………… 82
Tabel 5.2 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Golongan
Umur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-
2017 (Dalam persen) ……….…………………………………… 83
Tabel 5.3. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) …………………….……………………………………… 84
Tabel 5.4. Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Tingkat
Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 (Dalam persen) ……….…………………………..… 85
Tabel 5.5. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(orang) …………………….………………………………………. 86
Tabel 5.6. Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis
Kelamin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-
2017 (Dalam persen) …………..………………………….…..… 87
Tabel 5.7. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Kabupaten/kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Orang) …………………………………………..…………..…… 87
Tabel 5.8. Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut
Kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 (Dalam persen) …..……………………………....… 88

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 xxi
Tabel 5.9 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (orang) …….. 89
Tabel 5.10 Perkiraan Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017
(Dalam persen) …………………………………………………... 89
Tabel 6.1 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status
Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (orang) …….. 93
Tabel 6.2 Kapasitas Terpasang Lembaga Latihan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2011 …………………………..…………………………..………. 94
Tabel 6.3 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status
Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2012-2017 (orang) ............................ 101
Tabel 6.4 Jumlah Perusahaan, Pengawas Ketenagakerjaan Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2011 ………………………….…………………………………… 111
Tabel 6.5 Peraturan Perusahaan, PKB, Serikat Pekerja, Lembaga
Bipartit, UMK, Mediator Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun2011 .……….……………. 114
Tabel 6.6 Kebutuhan Hidup Layak dan Upah Minimum Provinsi
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2010-2011 ………………….………………….. 118

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


xxii Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan Bab IV Pasal 7 dan 8, bahwa Perencanaan Tenaga Kerja
merupakan acuan dalam Pembangunan Ketenagakerjaan, demikian pula
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Tata Cara
Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan Serta
Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, menetapkan dan sekaligus
mengamanatkan agar dilaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan
penyusunan perencanaan tenaga kerja daerah, baik yang menyangkut
penyusunan laporan, monitoring, evaluasi dan pembinaan PTK.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam


menyelaraskan antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with
Equity dengan mempertimbangkan pelestarian, pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan
sesuai dengan fokus pembangunan nasional yaitu Pro Growth, Pro-Poor,
Pro-Job serta Pro-Environment.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung terfokus pada pro-job, yaitu mendorong penciptaan kesempatan
kerja sebanyak-banyaknya agar permasalahan ketenagakerjaan terutama
penganggur semakin berkurang. Berdasarkan data Sakernas Agustus 2011
tercatat jumlah penganggur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebanyak 22.064 orang atau sebesar 3,61 persen terjadi penurunan apabila
dibandingkan dengan bulan Agustus 2010 yaitu sebanyak 34.927 orang
atau sebesar 5.63 persen.

Berdasarkan sumber yang sama, jumlah angkatan kerja berdasarkan


Sakernas Agustus 2011 mencapai 611.698 orang menurun sebanyak 8.365
orang dibandingkan angkatan kerja Agustus 2010. Sementara itu
kesempatan kerja yang tercipta cukup signifikan jumlahnya, yakni dari
587.721 orang pada Agustus 2010 meningkat menjadi 589.634 orang pada
Agustus 2011 atau bertambah sebanyak 1.913 orang.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 1
Secara kualitas, penduduk yang bekerja di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung juga masih rendah. Ini terlihat dari data Sakernas Agustus
2011 yang menunjukan penduduk yang bekerja dengan latar belakang
pendidikan SD ke bawah masih cukup tinggi yaitu sebanyak 302.687 orang
atau sebesar 51,32 persen. Selain itu sebanyak 311.585 orang (52.8%)
bekerja pada kegiatan formal dengan status buruh/karyawan dan bekerja
dengan status berusaha dibantu buruh tetap dibayar, sementara sebanyak
278.049 orang (47.2%) bekerja pada kegiatan informal. Kondisi ini tentu saja
masih memperihatinkan karena akan sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri.

Dalam konteks penciptaan kesempatan kerja guna mengurangi


pengangguran,diharapkansemua sektor atau lapangan usaha berkewajiban
untuk mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja, sehingga
sasaran yang telah ditetapkan pemerintah daerah untuk menekan angka
pengangguran sampai pada 2,35 persen pada akhir tahun 2017 dapat
tercapai. Memang perlu kita sadari bahwa sasaran tersebut tidak mudah
untuk dicapai, terlebih perekonomian kita dihadapkan pada pengaruh kuat
akibat berbagai krisis. Untuk mengatasi permasalahan pengangguran dan
rendahnya kualitas tenaga kerja diperlukan berbagai upaya dari berbagai
pihak baik itu pemerintah, swasta dan berbagai elemen masyarakat. Peran
serta sektor mempunyai peran besar dalam penciptaan kesempatan kerja
untuk mengurangi pengangguran serta meningkatkan kualitas tenaga kerja
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Berkaitan dengan itu, maka mulai tahun 2012 ini pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah menetapkan arah dan kebijakan
penanggulangan kemiskinan sebagai berikut :

• PRO-PERTUMBUHAN (PRO GROWTH),


UNTUK MENINGKATKAN DAN MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN
EKONOMIMELALUI UPAYA MENARIK INVESTASI, EKSPOR, DAN
BISNIS TERMASUK PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

• PRO-LAPANGAN KERJA(PRO-JOB),
UNTUK MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA TERMASUK
DIDALAMNYA MENCIPTAKAN PASAR KERJA YANG FLEKSIBEL
DAN MENCIPTAKAN HUBUNGAN INDUSTRI YANG KONDUSIF

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


2 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
• PRO-MASYARAKAT MISKIN (PRO-POOR),
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS
MASYARAKAT AGAR DAPAT BERKONTRIBUSI TERHADAP
PEMBANGUNAN, MEMPERLUAS AKSES TERHADAP LAYANAN
DASAR, DAN MEREVITALISASI SEKTOR PERTANIAN,
KEHUTANAN, KELAUTAN DAN EKONOMI PEDESAAN

Arah dan Kebijakan ini adalah langkah terobosan strategis, untuk


melengkapi strategi pembangunan yang bersifat sektoral dan regional, yang
kita jalankan selama ini. Pengembangan ketiga arah dan kebijakan tersebut
diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan
pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengembangan
ekonomi menuntut peran yang besar terhadap seluruh pelaku dunia usaha,
agar mau menciptakan inovasi-inovasi produk maupun inovasi
pemasarannya.

Dalam kebijakan ini, diperlukan berbagai upaya dari berbagai pihak


terkait , karena faktor tenaga kerja merupakan faktor penting dalam kegiatan
ekonomi. Oleh sebabitu,dalampembangunan ke depanperlu ditetapkan
pengembangan berbasis sumber daya manusia. Maka untuk itu perlu di
susun Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi, melalui PTK
Provinsidapat diperkirakan persediaan tenaga kerja dan kebutuhan tenaga
kerjauntuk masa 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian dapat
dirumuskan berbagai kebijakan dan program, agar persediaan tenaga kerja
ke depan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, begitu pula untuk
mengembangkan pembangunan di berbagai sektor lapangan usaha
diperlukan tenaga kerja seperti apa.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 ini adalah memberikan
berbagai informasi ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat
digunakan sebagai bahan perumusan strategi, kebijakan dan program
ketenagakerjaan.

Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja


(PTK) Provinsi Kepulauan Bangka BelitungTahun 2012-2017 ini adalah :
a. Menggambarkan situasi terkini ketenagakerjaan tahun 2009 – 2011;
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 3
b. Memperkirakan persediaan tenaga kerja secara kuantitatif baik jumlah
maupun berbagai karakteristiknya lainnya;
c. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2012-2017 yang diturunkan
berdasarkan permintaan output provinsi dan sektoral;
d. Memperkirakan pengangguran terbuka yang dihitung berdasarkan
perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja
pada periode yang sama;
e. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah
ketenagakerjaan daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.3. HASIL YANG DIHARAPKAN

Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung Tahun 2012-2017 ini menjadi signal bagi semua sektor dalam
perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang berbasis
empiris, serta sebagai acuan bagi penyusunan rencana tenaga kerja di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.4. METODOLOGI DAN SUMBER DATA

1.4.1. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam menyusun Perencanaan
Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memperkirakan persediaan tenaga kerja, baik Penduduk
Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
dan Angkatan Kerja (AK) dengan menggunakan rumus linier
sederhana yaitu :

Y = a + bx

Keterangan:
Y = Hasil proyeksi PUK
a = Konstanta
b = Parameter
x = Tahun

b. Menghitung/memproyeksi kebutuhan tenaga kerja dapat


menggunakan berbagai macam metodologi, namun untuk

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


4 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
penghitungan/proyeksi pada Perencanaan Tenaga Kerja (PTK)
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini menggunakan
pendekatan elastisitas yang merupakan rasio antara perubahan
atau pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan
PDRB, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor –i
rli = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor–i pertahun
(%)
ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) –i per tahun (%)

Sedangkan menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja


menurut lapangan usaha sampai dengan tahun proyeksi,
menggunakan rumus:

Keterangan:
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor - i
Eai = Elastisitas perubahan
ryai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i

sementara untuk menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut


lapangan usaha, sampai dengan tahun proyeksi, menggunakan
rumus:

Keterangan:
KKti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i
KKoi = Data dasar penduduk yang bekerjasektor -i
rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i
t =Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data
dasar (to)

c. Data dasar yangdigunakan dalam penyusunan persediaan dan


kebutuhan tenaga kerja tersebut adalah data ketenagakerjaan
dan data ekonomi tahun 2009 s.d 2011.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 5
d. Perkiraan persediaan tenaga kerja selanjutnya ditabulasikan
menurut Jenis Kelamin, Golongan Umur, dan Tingkat Pendidikan,
serta Menurut Kabupaten/Kota.

e. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja ditabulasikan menurut Jenis


Kelamin, Golongan Umur, Lapangan Usaha, Status Pekerjaan,
Tingkat Pendidikan, Jam Kerja, dan Jabatan/Jenis Pekerjaan
Utama, serta Menurut Kabupaten/Kota.

1.4.2. Sumber Data

Data yang digunakan untuk penyusunan Perencanaan


Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2012-2017 ini bersumber dari publikasi hasil survei yang telah
dilakukan oleh BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bappeda
dan Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Instansi Sektoral
di Lingkup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Data tersebut antara
lain: sakernas dan sensus serta data sekunder dari instansi sektoral.
Data upah bersumber dari data Dewan Pengupahan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

1.5. PENGERTIAN DASAR, KONSEP, DAN DEFINISI

 Kebutuhan Tenaga Kerja


Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah
lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan
oleh seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam
arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut
jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau
keahliannya).

 Persediaan Tenaga Kerja


Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah
siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang
dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

 Penduduk Usia Kerja (PUK)


Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15
tahun ke atas.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


6 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
 Angkatan Kerja (AK)
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15
tahun ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan,
bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja;
dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.

 Bekerja
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.

 Penganggur Terbuka (PT)


Penganggur Terbuka terdiri dari :
a. Mereka yang mencari pekerjaan
b. Mereka yang mempersiapkan usaha
c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa
tidak mungkin dapat pekerjaan
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
bekerja.

 Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)


Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah
Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja.

 Setengah Penganggur
Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu.

 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan
antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh
penduduk usia kerja

 Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha


Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 7
bekerja seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia(KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLUI).

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu (biasanya 1 tahun)
b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan
jumlah balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah
dalam jangka waktu tertentu.

1.6. KERANGKA ISI


Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017 ini dibagi dalam 7
(tujuh) bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
BAB III : PERKIRAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 - 2017
BAB IV : PERKIRAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN
2012-2017
BAB V : PERKIRAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN
DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJADI PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
BAB VI : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
BAB VII : PENUTUP

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


8 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
BAB II
KONDISI KETENAGAKERJAAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2.1 KONDISI EKONOMI

Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2011


mempunyai kinerja yang baik, pertumbuhan ekonomi mencapai 3,04 persen,
lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2010 yang mencapai 5,85 persen.
Penurunan kinerja perekonomian tersebut terutama pada sektor
pertambangan dan sektor listrik, gas dan air. Hal ini tercermin pada tabel
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan
indikator PDRB berdasarkan harga konstan dalam jutaan rupiah tahun 2009,
2010 dan 2011 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
ATAS DASAR HARGA KONSTAN (JUTA RUPIAH)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011
Pertanian 2,313,695 2,488,017 2,596,387
Pertambangan 1,511,061 1,522,227 1,580,345
Industri 2,275,230 2,358,281 2,428,563
LGA 56,406 60,805 69,028
Bangunan 672,084 736,085 834,533
Perdagangan 1,984,715 2,120,986 2,318,351
Angkutan 366,996 395,063 432,244
Keuangan 363,105 397,019 432,589
Jasa 726,815 800,940 883,223
Jumlah 10,270,106 10,879,423 11,575,264
Sumber : Publikasi PDRB Menurut Lapangan Usaha Prov. Kep. Babel Tahun 2007-
2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 9
2.2 PENDUDUK USIA KERJA (PUK)
Penduduk usia kerja (PUK) selama tahun 2009-2011 mengalami
pertumbuhan sebesar 3,83 persen, yakni dari 829.103 orang pada tahun
2009 menjadi sebanyak 893.894 orang pada tahun 2011 atau bertambah
sebanyak 64.791 orang. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi adanya
perubahan faktor-faktor demografis seperti tingkat kelahiran, kematian dan
migrasi penduduk. Pertambahan penduduk usia kerja dengan berbagai
karakteristik seperti pada jenis kelamin, golongan umur, tingkat pendidikan
diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur


Penduduk usia kerja (PUK) pada tahun 2009-2011
pertumbuhannya mengalami kondisi fluktuatif di hampir semua
golongan umur. Laju pertumbuhan terbesar adalah pada golongan
umur 30-34 tahun sebesar 19,38 persen sedangkan yang mengalami
laju pertumbuhan minus adalah golongan umur 15-19 tahun (-2,86
persen), lansia (-1,44 persen) dan golongan umur 50-54 tahun (-0,55
persen). Ditinjau dari proporsinya pada periode ini didominasi oleh
golongan usia muda 15-39 tahun yaitu masing-masing di atas 10
persen.Pada tahun 2009 proporsi yang paling besar pada golongan
umur 15-19 tahun yaitu mencapai sebesar 14,02 persen, disusul
golongan umur 25-29 tahun yaitu mencapai sebesar 13,65 persen,
sedangkan golongan umur 60 tahun keatas mencapai sebesar 9,18
persen dan proporsinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan
proporsi golongan umur 40-44 tahun, 45-49 tahun, 50-54 tahun dan
55-59 tahun, ini menandakan bahwa angka harapan hidup di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009 relatif lebih
tinggi.

Pada tahun 2010, rata-rata proporsinya tumbuh negatif bila


dibandingkan dengan PUK Tahun 2009, kecuali golongan umur 25-
29 tahun tumbuh positif menjadi sebesar 13,95 persen dan golongan
umur 30-34 tahun menjadi sebesar 13,68 persen , golongan umur
35-39 tahun menjadi sebesar 10,38 persen dan golongan umur 40-
44 tahun menjadi 9,20 persen. PUK pada tahun 2011 proporsinya
tumbuh fluktuatif, sebagian tumbuh positif seperti golongan umur 20-
24 tahun, 30-39 tahun, 45-49 tahun, dan di atas 60 tahun, sementara
golongan umur lainnya proporsinya tumbuh negatif. (Lihat Tabel 2.2.)

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


10 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.2
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(orang)

2009 2010 2011


Golongan Umur
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
15-19 116,208 14.02 124,528 13.36 109,658 12.27
20-24 108,127 13.04 117,050 12.56 119,788 13.40
25-29 113,150 13.65 130,041 13.95 113,189 12.66
30-34 94,962 11.45 127,521 13.68 135,335 15.14
35-39 83,459 10.07 96,787 10.38 94,001 10.52
40-44 73,000 8.80 85,760 9.20 80,455 9.00
45-49 64,609 7.79 67,187 7.21 67,360 7.54
50-54 58,593 7.07 62,903 6.75 57,947 6.48
55-59 40,923 4.94 45,476 4.88 42,269 4.73
>60 76,072 9.18 74,808 8.03 73,892 8.27
Jumlah 829,103 100.00 932,061 100.00 893,894 100.00
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan


Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan pada tahun
2009-2011sebagian besar masih didominasi yang berpendidikan
sekolah dasar. Proporsi penduduk yang berpendidikan maksimum
SD sebesar 56,24 persen pada tahun 2009, menurun menjadi
sebesar 54,25 persen pada tahun 2010, dan menurun lagi menjadi
51,32 persen pada tahun 2011. Penurunan proporsi PUK yang
berpendidikan maksimum SD ini mendorong peningkatan proporsi
PUK yang berpendidikan di atasnya (SMTP s/d Universitas). Dengan
masih besarnya proporsi PUK yang berpendidikan maksimum SD ini
tingkat kualitas penduduk usia kerja masih sangat rendah,
sementaraPUK yang berpendidikan SMTP ke atas, semuanya
mengalami pertumbuhan positif. Apabila dilihat proporsinya maka
PUK berpendidikan SMTA Umum proporsinya masih terbesar yakni
mencapai 12,46 persen, kemudian diikuti SMTA Kejuruan pada
tahun 2009 proporsinya mencapai 7,42 persen disusul PUK yang
berpendidikan Diploma dan Universitas masing-masing sebesar 2,44
persen dan 2,12 persen.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 11
Pada tahun 2011, PUK yang berpendidikan SD proporsinya
masih terbesar tetapi mengalami penurunan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Demikian juga halnya dengan PUK yang
berpendidikan SMTP proporsinya menurun, sedangkan PUK lulusan
SMTA Umum, SMTA Kejuruan, Diploma dan Universitas porporsinya
meningkat. Hal ini menunjukkan terjadinya pergeseran kualitas PUK
dan adanya pola pikir masyarakat yang berubah dengan
mengutamakan pendidikan bagi usia muda.

Tabel 2.3
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(orang)

2009 2010 2011


Pendidikan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
≤ SD 466,248 56.24 505,633 54.25 458,786 51.32
SMTP 160,203 19.32 187,125 20.08 165,533 18.52
SMTA Umum 103,270 12.46 121,958 13.08 135,870 15.20
SMTA Kejuruan 61,556 7.42 72,627 7.79 77,545 8.67
Diploma 20,244 2.44 21,747 2.33 26,417 2.96
Universitas 17,582 2.12 22,971 2.46 29,743 3.33
Jumlah 829,103 100.00 932,061 100.00 893,894 100.00
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin


Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin pada tahun
2009-2011 menunjukkan terjadi fluktuasi di keduanya, namun jenis
kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan. Pada tahun 2009
penduduk usia kerja laki-laki dan perempuan masing-masing
sebanyak 438.806 orang(52,93%) dan 390.297 orang (47,07%),
pada tahun 2010 penduduk usia kerja laki-laki meningkat menjadi
sebanyak 485.347 orang (52,07%) atau naik sebanyak46.541 orang
(10,61%) dan penduduk usia kerja perempuan meningkat menjadi
sebanyak 446.714 orang (47,93 %) atau naik sebanyak 56.417 orang
(14,45%). Tahun 2011 penduduk usia kerja yang berjenis kelamin
laki-laki mengalami penurunan menjadi sebanyak 466.413 orang
(52,18%) atau berkurang sebanyak 18.934 orang (3,9%), begitu pula

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


12 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
yang berjenis kelamin perempuan juga menurun menjadi sebanyak
427.481 orang (47,82%) atau turun 19.233 orang (4,31%).
Tabel 2.4
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009-2011(orang)

2009 2010 2011


Jenis Kelamin
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Laki-laki 438,806 52.93 485,347 52.07 466,413 52.18
Perempuan 390,297 47.07 446,714 47.93 427,481 47.82
Jumlah 829,103 100.00 932,061 100.00 893,894 100.00
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.2.4. Penduduk Usia Kerja Menurut Kabupaten/Kota


Jumlah penduduk usia kerja menurut Kabupaten/Kota pada
tahun 2009-2011 menunjukkan kondisi yang variatif dan berfluktuasi.
Pada tahun 2009 penduduk usia kerja Kabupaten Bangka mempunyai
penduduk tertinggi yaitu sebesar 202.431 orang (24,42%), disusul
urutan kedua Kota Pangkalpinang dengan PUK sebanyak124.596
orang (15,03%). Pada tahun 2010 penduduk usia kerja yang
proporsinya tertinggi juga masih tetap berada di Kabupaten Bangka
sebanyak 212.543 orang (22,80%) namun untuk posisi kedua adalah
Kabupaten Bangka Barat sebanyak 131.944 orang (14,16%).
Sementara untuk tahun 2011 penduduk usia kerja tertinggi juga masih
berada di Kabupaten Bangka sebanyak 201.933 (22,59%) sedangkan
urutan kedua kembali berada di Kota Pangkalpinang sebanyak
129.644 orang (14,50%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011(orang)
KABUPATEN/KOTA 2009 2010 2011
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kab.Bangka 202,431 24.42 212,543 22.80 201,933 22.59
Kab. Belitung 108,347 13.07 121,649 13.05 115,053 12.87
Kab. Bangka Barat 111,072 13.40 131,944 14.16 125,921 14.09
Kab. Bangka Tengah 98,884 11.93 122,068 13.10 117,671 13.16
Kab. Bangka Selatan 111,796 13.48 130,371 13.99 124,523 13.93
Kab. Belitung Timur 71,977 8.68 83,529 8.96 79,149 8.85
Kota Pangkal Pinang 124,596 15.03 129,957 13.94 129,644 14.50
JUMLAH 829,103 100.00 932,061 100.00 893,894 100.00
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 13
2.2.5. Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah
Jumlah penduduk usia kerja (PUK) menurut wilayah pada tahun
2009-2011 menunjukkan kondisi yang berfluktuasi, dimana di
Pedesaan pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan kemudian
pada 2011 jumlah dan proporsinya menurun. Sebaliknya di perkotaan,
pada tahun 2010 jumlahnya sedikit meningkat namun proporsinya
turun dan pada 2011 jumlah maupun proporsinya mengalami
peningkatan. Pada tahun 2009 penduduk usia kerja di Pedesaan dan
perkotaan masing-masing sebanyak 461.810 orang(55.70%) dan
367.293 orang (44,30%), pada tahun 2010 penduduk usia kerja di
Pedesaan meningkat signifikan menjadi sebanyak 535.310 orang
(57.43%) atau naik sebanyak 73.500 orang (15,92%) dan penduduk
usia kerja di perkotaan meningkat menjadi sebanyak 396.751 orang
(42,57%) atau naik sebanyak 29.458 orang (8,02%). Tahun 2011
penduduk usia kerja yang di Pedesaan mengalami penurunan menjadi
sebanyak 453.847 orang (50.77%) atau berkurang sebanyak 81.463
orang (15,22%), sedangkan penduduk usia kerja di perkotaan
mengalami kenaikan menjadi sebanyak 440.047 orang (49,23%) atau
naik sebanyak 43,296 orang (10,91%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini.

Tabel 2.6
PENDUDUK USIA KERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(orang)

2009 2010 2011


Wilayah
Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Pedesaan 461,810 55.70 535,310 57.43 453,847 50.77


2. Perkotaan 367,293 44.30 396,751 42.57 440,047 49.23
Jumlah 829,103 100.00 932,061 100.00 893,894 100.00
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.3. TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA(TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2009 sebesar 65,06


persen, pada tahun 2010 meningkat menjadi 66,53 persen dan pada tahun
2011 meningkat menjadi 68,43 persen. TPAK secara umum menunjukkan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


14 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
perubahan pada angkatan kerja dan penduduk usia kerja. Apabila dilihat
khusus pada golongan umur muda (15-19 tahun) saja, maka terjadi
perubahan yang berfluktuasi pada penduduk usia kerja, sementara jumlah
angkatan kerja selama tahun 2009-2011 mengalami penurunan. Perubahan-
perubahan PUK dan AK pada tiga tahun terakhir mengakibatkan TPAK pada
golongan usia 15-19 mengalami kondisi fluktuatif.

2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dari tahun 2009-2011
menurut golongan umur sebagian besar menunjukkan peningkatan,
yaitu mulai dari golongan umur 25-29 tahun hingga golongan umur
45-49 tahun serta golongan lansia. Hanya golongan umur 20-24
tahun yang terus menunjukkan penurunan sementara untuk
golongan umur 15-19 tahun, 50-54 tahun dan 55-59 tahun TPAK-nya
berfluktuasi.

Dilihat pada Tabel 2.7 bahwa perkembangan tahun 2009-


2011 TPAK menurut golongan umur 25-29 tahun mengalami
kenaikan yang signifikan, kondisi tersebut tidak berbeda jauh dengan
golongan umur 30-34 tahun dan 35-39 tahun serta 40-44 tahun dan
45-49 tahun. Dari data ini menggambarkan bahwa golongan umur
antara 30-59 tahun merupakan kelompok usia produktif untuk
melakukan pekerjaan yang mempunyai hubungan kerja atau
berstatus formal. Sedangkan untuk golongan umur 15-19 tahun,
masih merupakan usia sekolah sehingga diarahkan agar TPAK nya
selalu menurun dan berdampak mengurangi angkatan kerja
memasuki pasar kerja. Sedangkan untuk TPAK golongan umur 60
tahun ke atas menunjukkan adanya kenaikan, kondisi tersebut
menggambarkan bahwa mereka walau telah memasuki kelompok
usia pensiun tetapi masih tetap melakukan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 15
Tabel 2.7
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009–2011
(Dalam persen)

Tahun
Golongan Umur
2009 2010 2011
15-19 39.21 35.84 38.69
20-24 71.08 70.98 66.26
25-29 71.74 73.94 77.10
30-34 73.74 73.78 77.07
35-39 75.43 77.20 80.71
40-44 75.17 79.49 82.37
45-49 78.63 79.38 80.02
50-54 74.07 74.82 72.25
55-59 65.23 62.59 71.77
60+ 35.60 40.57 40.71
Jumlah 65.06 66.53 68.43
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Kondisi pendidikan angkatan kerja secara umum


menggambarkan kualitas SDM yang relatif sangat rendah karena
masih didominasi tamatan sekolah dasar. Untuk mengupayakan agar
kualitas pendidikan angkatan kerja dapat meningkat maka
pemerintah mengeluarkan kebijakan program pendidikan wajib
belajar 9 tahun, agar penduduk usia kerja 15-19 tahun dapat
berkurang untuk memasuki dunia kerja, karena mereka melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Apabila dilihat dari program
pendidikan wajib belajar tersebut memberikan dampak positif
terhadap meningkatnya kualitas pendidikan angkatan kerja secara
keseluruhan yaitu terjadinya pergeseran dari pendidikan sekolah
dasar, dan meningkatnya yang berpendidikan SMTA ke atas yang
siap untuk memasuki lapangan kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


16 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.8
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 – 2011
(Dalam Persen)

Tahun
Pendidikan
2009 2010 2011
≤ SD 62.72 66.04 67.37
SMTP 55.20 55.13 54.49
SMTA Umum 75.00 70.14 73.76
SMTA Kejuruan 77.78 78.53 78.76
Diploma 84.05 89.52 87.63
Universitas 92.01 91.22 94.10
Jumlah 65.06 66.53 68.43
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Apabila dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja menurut


jenis pendidikan yang ditamatkan dari tahun 2009-2011
menunjukkan angkanya cukup berfluktuasi untuk masing-masing
jenjang pendidikan. Seperti pada tahun 2009 dimana TPAK lulusan
pendidikan SD sebesar 62,72 persen serta pada tahun 2010
mengalami kenaikan menjadi sebesar 66,04 persen dan pada tahun
2010 menjadi 67,37 persen terjadi peningkatan dari tahun
sebelumnya. Sebaliknya pada TPAK lulusan pendidikan SMTP
dalam tahun yang sama menunjukkan penurunan, dimana terlihat
pada tahun 2009 sebesar 55,20 persen dan pada tahun 2010
menurun menjadi 55,13 persen serta pada tahun 2011 berikutnya
terus mengalami penurunan menjadi 54,49 persen. Sedangkan untuk
TPAK tingkat pendidikan SMTA Umum pada tahun 2009 sebesar
75,00 persen, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan
menjadi sebesar 70,14 persen serta pada tahun 2011 terjadi
peningkatan menjadi sebesar 73,76 persen. Kondisi tersebut
menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan angkatan
kerja, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi angkatan kerjanya.

TPAK lulusan Universitas pada tahun 2009, 2010 dan 2011


kondisinya menggambarkan terjadinya fluktuasi, dimana pada tahun
2009 TPAK lulusan Universitas sebesar 92,01 persen dan tahun
2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 91,22 persen dan
tahun 2011 terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu menjadi
sebesar 94,10 persen. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dari

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 17
lulusan universitas banyak yang langsung masuk kedalam pasar
kerja,.

2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut jenis kelamin
pada jenis kelamin perempuan menunjukkan angka kenaikan yaitu
pada tahun 2009 sebesar 43,17 persen dan pada tahun 2010 terjadi
penurunan menjadi sebesar 46,07 persen serta pada tahun 2011
naik menjadi sebesar 49,13 persen, sedangkan untuk TPAK jenis
kelamin laki-laki pada tahun 2009 sebesar 84,53 persen dan pada
tahun 2010 naik menjadi sebesar 85,35 persen dan selanjutnya pada
tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi sebesar 86,12 persen.
Peningkatan TPAK perempuan cukup signifikan walau bila dilihat dari
besarannyaTPAK jenis kelamin perempuan masih lebih rendah
dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. TPAK perempuan
sangat dipengaruhi oleh peran ganda sebagai iburumah tangga dan
aktif di pasar kerja untuk menambah penghasilan kebutuhan rumah
tangga, disisi lain kesempatan kerja bagi perempuan juga sangat
besar untuk memenuhi berbagai sektor lapangan usaha.
Pertambahan TPAK pada jenis kelamin perempuan disebabkan
berbagai faktor antara lain semakin terbukanya kesempatan kerja
untuk perempuan, dipengaruhi juga adanya pengakuan yang lebih
baik bagi peranan perempuan yang berkiprah diluar rumah tangga,
serta adanya jaminan kerja, perlindungan, pelayanan serta hak
perempuan yang makin meluas dan sangat diperhatikan. Namun
demikian besaran TPAK pada jenis kelamin laki-laki masih tetap
dominan mengingat peranannya sebagai kepala rumah
tangga/penanggung jawab utama keuangan keluarga.

Tabel 2.9
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 – 2011
(Dalam persen)
Tahun
Jenis Kelamin
2009 2010 2011
Laki-laki 84.53 85.35 86.12
Perempuan 43.17 46.07 49.13
Jumlah 65.06 66.53 68.43
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


18 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.3.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut


Kabupaten/Kotapada tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa
sebagian besar kabupaten/kota mengalami peningkatan. Hanya
untuk Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Selatan yang
berfluktuasi. Kondisi untuk masing-masing Kabupaten/Kota
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja tertinggi pada
tahun 2009 adalah Kabupaten Bangka Selatan sebesar 68,23
persen, diikuti urutan kedua yaitu Kabupaten Belitung dengan TPAK
sebesar 67,78 persen. Sementara TPAK terendah di Kabupaten
Belitung Timur sebesar 61,03 persen. Pada tahun 2010 Kabupaten
Bangka Barat menduduki posisi TPAK tertinggi sebesar 71,06
persen, diikuti oleh Kabupaten Belitung dengan TPAK sebesar 68,58
persen, sementara posisi TPAK terendah berada di Kabupaten
Belitung Timur sebesar 62,03 persen. Untuk Tahun 2011 TPAK
tertinggi kembali berada di Kabupaten Bangka Selatan sebesar
70,38 persen, diikuti oleh Kabupaten Bangka Barat dengan TPAK
sebesar 69,27 persen, sedangkan pada posisi TPAK terendah
berada pada Kota Pangkalpinang sebesar 66,22 persen. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 2.10 berikut ini.

Tabel 2.10
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(Dalam Persen)
TAHUN
KABUPATEN/KOTA
2009 2010 2011
Kabupaten Bangka 63.75 65.17 68.25
Kabupaten Belitung 67.78 68.58 68.01
Kabupaten Bangka Barat 63.86 71.06 69.27
Kabupaten Bangka Tengah 66.28 67.20 68.94
Kabupaten Bangka Selatan 68.23 66.53 70.38
Kabupaten Belitung Timur 61.03 62.03 67.97
Kota Pangkal Pinang 64.40 64.47 66.22
JUMLAH 65.06 66.53 68.43
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 19
2.3.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Wilayah

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut wilayah


menunjukkan bahwa TPAK di Pedesaan lebih tinggi daripada di
perkotaan, selain itu di Pedesaan terus mengalami kenaikan yaitu
pada tahun 2009 sebesar 66,18 persen dan pada tahun 2010 terjadi
kenaikan menjadi sebesar 68,97 persen serta pada tahun 2011 naik
lagi menjadi sebesar 70,96 persen. Sedangkan di perkotaan
menunjukkan pada tahun 2009 sebesar 63,65 persen dan pada
tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 63,23 persen,
kemudian tahun 2011 terjadi kenaikan kembali menjadi 65,82
persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(Dalam persen)

Tahun
Wilayah
2009 2010 2011
1. Pedesaan 66.18 68.97 70.96
2. Perkotaan 63.65 63.23 65.82
Jumlah 65.06 66.53 68.43
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.4 ANGKATAN KERJA


Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja berumur
15 tahun ke atas yang dapat dilhat dari beberapa klasifikasi seperti golongan
umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Apabila dilihat
dari kondisi angkatan kerja dari tahun 2009-2011 menunjukkan angka yang
fluktuatif, baik menurut golongan umur, tingkat pendidikan maupun dari jenis
kelamin. Hal ini dapat dilihat kondisi angkatan kerja mulai tahun 2009
sebanyak 539.410 orang dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 620.063
juta orang atau 14,95 persen serta tahun 2011 mengalami penurunan
menjadi sebanyak 611.698 orang atau menurun 1,35 persen. Kondisi
tersebut mengambarkan bahwa jumlah angkatan kerja yang memasuki
pasar kerja mengalami kondisi yang fluktuatif pula. Berikut ini akan
dijelaskan secara rinci kondisi angkatan kerja menurut klasifikasinya.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
20 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur
Angkatan kerja menurut golongan umur dari tahun 2009-
2011sebagian besar mengalami kenaikan yang cukup signifikan
pada tahun 2010 dan kemudian menurun pada tahun 2011.
Golongan umur yang kondisinya seperti ini adalah pada golongan
umur 20-24 tahun, 25-29 tahun, 40-44 tahun, 50-54 tahun, dan
golongan umur di atas 60 tahun. Ada 4 (empat) golongan umur yang
jumlah angkatan kerjanya terus meningkat yaitu golongan umur 30-
34 tahun, 35-39 tahun, 45-49 tahun dan 55-59 tahun. Sedangkan
golongan umur muda 15-19 tahun angkatan kerjanya terus
mengalami penurunan.

Dengan demikian terlihat bahwa kondisi angkatan kerja


pada tahun 2010 hanya angkatan kerja muda saja (15-19 tahun)
yang mengalami penurunan karena memang seharusnya mereka
masih bersekolah dan belum masuk ke pasar kerja. Angkatan kerja
muda ini turun secara signifikan yaitu dari 45.561 pada tahun 2009
menjadi 44.625 pada tahun 2010 dan turun lagi menjadi 42.423 pada
tahun 2011. Sementara untuk angkatan kerja yang lain cenderung
meningkat pada tahun 2010 dan turun pada tahun 2011
menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang lebih punya prospek
pada tahun 2010 dibandingkan pada tahun 2011. Namun demikian
untuk empat golongan umur yang tergolong dalam usia yang mapan
dalam dunia kerja trennya terus menunjukkan kenaikan karena
golongan umur 30-39 tahun dan 45-49 tahun dalam masa membina
keluarga sehingga butuh untuk masuk pasar kerja juga kematangan
dalam kompetensi dan pengalamannya rata-rata yang paling
dibutuhkan dalam dunia kerja, demikian juga untuk golongan usia
pensiun 55-59 tahun masih banyak yang membutuhkan pekerjaan
sehingga apapun kondisi ketenagakerjaannya tetap berusaha aktif
sebagai angkatan kerja, masih merasa produktif dan semangat kerja
yang tinggi untuk mempertahankan eksistensi dan penghasilan
rumah tangga.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 21
Tabel 2.12
ANGKATAN KERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSIKEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011(orang)
Tahun
Golongan Umur
2009 2010 2011
15-19 45,561 44,625 42,423
20-24 76,852 83,087 79,377
25-29 81,170 96,158 87,266
30-34 70,021 94,090 104,305
35-39 62,954 74,723 75,868
40-44 54,876 68,171 66,272
45-49 50,800 53,333 53,902
50-54 43,398 47,063 41,867
55-59 26,695 28,465 30,338
60+ 27,083 30,348 30,080
Jumlah 539,410 620,063 611,698
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.4.2. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Bila dilihat menurut pendidikan, pada tahun 2009-2011masih


didominasi oleh mereka yang berpendidikan maksimum sekolah
dasar, namun perkembangan dari tahun 2009 sampai tahun
2011angkatan kerja pendidikan SD secara keseluruhan mengalami
fluktuatif, dimana pada tahun 2009 terdapat sebanyak 292.452
orangdan pada tahun 2010 terjadi kenaikan menjadi sebanyak
333.900 orang atau naik (14,17) persen, serta pada tahun 2011
terjadi penurunan menjadi sebanyak 309.065 orang (7,44%).

Dilihat dari pengurangan angkatan kerja berpendidikan


sekolah dasar menggambarkan bahwa pemerintah berhasil
melaksanakan program wajib belajar sembilan tahun, sehingga
kelompok umur tersebut berkurang untuk memasuki lapangan kerja.
Sedangkan pada angkatan kerja yang berpendidikan SMTP juga
mengalami fluktuatif, dimana pada tahun 2009 terdapat sebanyak
88.428 orang, dan tahun 2010 meningkat menjadi sebanyak 103.163
orang atau naik 16,66 persen, serta pada tahun 2011 menurun
menjadi sebanyak 78.248 orang atau turun 12,56 persen, kondisi
tersebut terlihat bahwa angkatan kerja berpendidikan SMTP juga
semakin menurun.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


22 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.13
ANGKATAN KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (orang)

Tahun
Pendidikan
2009 2010 2011
≤ SD 292,452 333,900 309,065
SMTP 88,428 103,163 90,205

SMTA Umum 77,456 85,540 100,212


SMTA Kejuruan 47,881 57,036 61,077
Diploma 17,016 19,469 23,150
Universitas 16,177 20,955 27,989

Jumlah 539,410 620,063 611,698


Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Komposisi angkatan kerja berpendidikan SMTA Umum terlihat


setiap tahunnya mengalami kenaikan, seperti pada tahun 2009
terdapat sebanyak 77.456 orang dan pada tahun 2010 terjadi
peningkatan menjadi sebanyak 85.540 orang atau meningkat
sebesar 10,44 persen, serta pada tahun 2011 juga mengalami
pertambahan yang cukup besar menjadi 100.212 orang atau sebesar
17,15 persen. Sementara dari sisi angkatan kerja berpendidkan
SMTA Kejuruan terlihat adanya kenaikan setiap tahunnya, dimana
pada tahun 2009 sebanyak 47.881 orang, dan pada tahun 2010
mengalami kenaikan menjadi sebanyak 85.540 juta orang atau
meningkat sebesar 19,12 persen, serta pada tahun 2011 terjadi
peningkatan menjadi sebanyak 61.077 orang atau meningkat
sebesar 7,08 persen. Dari kondisi tersebut menunjukkan bahwa
angkatan kerja yang berpendidikan SMTA Kejuruan mengalami
peningkatan yang cukup besar.

Angkatan kerja pendidikan yang lebih tinggi yaitu Diploma dan


Universitas terlihat selama tiga tahun kenaikannya lebih signifikan,
dikarenakan telah banyak yang mendapatkan pekerjaan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 23
menyesuaikan dengan keahlian dimiliki. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel.2.13.

2.4.3. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin


Komposisi angkatan kerja menurut jenis kelamin pada tahun
2009-2011 didominasi oleh angkatan kerja yang berjenis kelamin
laki-laki. Pada tahun 2009 angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 370.911 orang dan perempuan berjumlah sebesar
168.499 orang, pada tahun 2010 untuk angkatan kerja berjenis
kelamin laki-laki meningkatmenjadi sebanyak414.266 orang atau
naik sebesar 11,69 persen, danjumlah angkatan kerja perempuan
meningkat menjadi sebanyak 205.797 orang atau 22,14 persen,
selanjutnya pada tahun 2011 mengalami penurunan untuk angkatan
kerja jenis kelamin laki-laki sebanyak 401.696 orang atau menurun
sebesar 3,13 persen, sedangkan angkatan kerja jenis kelamin
perempuan terjadi peningkatan menjadi sebanyak 210.002 orang
atau 2,00 persen dari tahun sebelumnya. Dilihat dari komposisi jenis
kelamin angkatan kerja perempuan setiap tahun mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut secara umum
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya tingkat
pendidikan perempuan, perubahan gaya hidup keluarga yang
sebelumnya banyak anak sekarang menjadi sedikit, sehingga
dengan demikian sedikitnya jumlah anak serta berkembangnya
teknologi peralatan rumah tangga maka akan mendorong perempuan
untuk bersaing dengan laki-laki di pasar kerja. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.14 dibawah ini.

Tabel 2.14
ANGKATAN KERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUANBANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (orang)

Tahun
Jenis Kelamin
2009 2010 2011
Laki-laki 370,911 414,266 401,696
Perempuan 168,499 205,797 210,002
Jumlah 539,410 620,063 611,698
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


24 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.4.4. Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota

Pada periode 2009-2011, kabupaten yang paling tinggi


proporsinya adalah Kabupaten Bangka namun jumlahnya dan
proporsinya mengalami fluktuasi yaitu dari 129.056 orang (23,93%)
tahun 2009, meningkat menjadi sebanyak 138.510 orang (22,34%)
pada tahun 2010, serta pada tahun 2011 sedikit menurun menjadi
sebesar 137.829 orang (proporsinya meningkat menjadi 22,53%),
Kabupaten Belitung, Bangka Barat dan Bangka Tengah jumlah dan
proporsinya juga mengalami kondisi yang fluktuatif yaitu naik pada
tahun 2010 dan turun pada tahun 2011. Kabupaten Bangka Selatan
dan Kota Pangkal Pinang jumlah angkatan kerjanya terus mengalami
peningkatan namun proporsinya berfluktuasi. Sementara itu
Kabupaten Belitung Timur proporsi angkatan kerjanya yang paling
kecil di antara kabupaten/kota yang lain tetapi jumlah maupun
proporsinya terus mengalami peningkatan, yaitu dari 43.925 orang
(8,14 persen) pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 meningkat
menjadi 51.813 orang (8,36%) dan meningkat menjadi sebesar
53.796 orang (8,79%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel2.15 di bawah ini.

Tabel 2.15
ANGKATAN KERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(orang)

2009 2010 2011


Pendidikan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kab.Bangka 129,056 23.93 138,510 22.34 137,829 22.53
Kab. Belitung 73,440 13.61 83,428 13.45 78,248 12.79
Kab. Bangka Barat 70,929 13.15 93,757 15.12 87,221 14.26
Kab. Bangka Tengah 65,545 12.15 82,031 13.23 81,118 13.26
Kab. Bangka Selatan 76,273 14.14 86,742 13.99 87,635 14.33
Kab. Belitung Timur 43,925 8.14 51,813 8.36 53,796 8.79
Kota Pangkal Pinang 80,242 14.88 83,782 13.51 85,851 14.03
Jumlah 539,410 100 620,063 100 611,698 100
Sumber : BPS, Sakernas 2009, 2010, dan 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 25
2.4.5. Angkatan Kerja Menurut Wilayah
Secara umum persebaran komposisi angkatan kerja menurut
wilayah desa dan kota masih didominasi terbesar di Pedesaan,
namun pada periode 2009-2011 perkembangannya cenderung
fluktuatif sementara di perkotaan relatif lebih sedikit tetapi trennya
terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 di Pedesaan
sebanyak 305.619 orang, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi
369.182 orang atau meningkat sebanyak 63.563 orang (20,80%) dan
pada tahun 2011 mengalami penurunan sehingga menjadi sebanyak
322.039 orang atau menurun sebanyak 47.143 orang (12,77%).
Sementara penyebaran komposisi angkatan kerja di perkotaan pada
tahun 2009 sebanyak 233.791 orang, dan pada tahun 2010
meningkat menjadi sebanyak 250.881 orang atau bertambah
sebanyak 17.090 orang (7,31%), dan untuk tahun 2011 kembali
meningkat menjadi sebanyak 289.659 orang atau bertambah
sebanyak 38.778 (15,46%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel.2.16 di bawah ini.

Tabel 2.16
ANGKATAN KERJA MENURUT DESA DAN KOTA
PROVINSIKEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009-2011(orang)

Tahun
Wilayah
2009 2010 2011
1. Pedesaan 305,619 369,182 322,039
2. Perkotaan 233,791 250,881 289,659
Jumlah 539,410 620,063 611,698
Sumber : BPS, Sakernas 2009, 2010, dan 2011

2.5. PENDUDUK YANG BEKERJA


Penduduk yang bekerja selama tahun 2009-2011 mengalami
peningkatan yang signifikan, pada tahun 2010 penduduk yang bekerja
mengalami pertumbuhan sebesar 15,57 persen, yakni dari sebanyak
506.284 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi sebanyak 585.136
orang. Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja mengalami pertumbuhan
sebesar 0,77 persen atau mengalami pertambahan sebanyak 4.498 orang

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


26 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
sehingga menjadi 589.634 orang. Untuk mengetahui perkembangan
penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan usaha selama tahun 2009-
2011 dari berbagai karakteristiknya akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini.

2.5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha


Situasi perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung tahun 2009-2011 menunjukkan adanya perbaikan yang
cukup signifikan, terutama pada sektor pertambangan dan industri,
sehingga mempunyai dampak terhadap peningkatan didalam
penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja masih
didominasi sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, dan
sektor jasa kemasyarakatan. Pada Tabel 2.17 diketahui bahwa
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
pada sektor pertanian tahun 2009 sebanyak 158.341 orang dan
tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebanyak 191.468
orang atau tumbuh sebesar 20,92 persen, sedangkan untuk tahun
2011 menurun menjadi 152.884 orang atau turun sebesar 20,15
persen.

Sektor pertambangan pada penduduk yang bekerja tahun


2009 sebanyak 105.122 orang, pada tahun 2010 mengalami
peningkatan sehingga menjadi 117.020 orang atau tumbuh sebesar
11,32 persen serta pada tahun 2011 meningkat lagi sehingga
menjadi 148.549 orang atau tumbuh sebesar 26,94 persen. Sektor
perdagangan pada penduduk yang bekerja tahun 2009 sebanyak
96.043 orang, pada tahun 2010 mengalami peningkatan sehingga
menjadi 125.710 orang atau tumbuh sebesar 30,89 persen serta
pada tahun 2011 menurun sehingga menjadi sebanyak 111.897
orang atau turun sebesar 10,99 persen.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 27
Tabel 2.17
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011
(orang)
Tahun
Lapangan Usaha
1999 2010 2011

Pertanian 158,341 191,468 152,884


Pertambangan 105,122 117,020 148,549
Industri 25,017 26,128 32,186
Listrik, Gas dan Air 1,101 759 1,435
Bangunan 24,898 26,061 26,817
Perdagangan 96,043 125,710 111,897
Angkutan 15,621 15,119 13,214
Keuangan 6,775 5,430 11,209
Jasa 73,366 77,441 91,443

Jumlah 506,284 585,136 589,634


Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Sektor Jasa pada tahun 2009-2011 masih mendominasi di


dalam penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat, yaitu dari
sebanyak 73.366 orang pada tahun 2009 meningkat menjadi
sebanyak 77.441 orang pada tahun 2010 atau tumbuh sebesar 5,55
persen, pada tahun 2011 meningkat cukup besar sehingga menjadi
sebanyak 91.443 orang atau tumbuh sebesar 18,08 persen. Dilihat
dari perkembangan minat para pencari kerja telah mengalami
perubahan dari sektor pertanian ke sektor lainnya, hal tersebut
disebabkan adanya peningkatan dari sisi pendidikan sehingga pola
pencari kerja bergeser dari berbasis tradisional beralih pada cara
kerja yang lebih modern, sesuai dengan perkembangan
perekonomian global.

2.5.2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur


Penduduk yang bekerja di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menurut golongan umur tahun 2009-2011 yang paling besar
pada golongan umur 30-34 tahun. Pada tahun 2009 sebanyak67.468
orang dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebanyak
89.811 orang atau mengalami pertumbuhan 33,12 persen, pada

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


28 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
tahun 2011meningkat menjadi sebanyak103.181 orang atau tumbuh
sebesar 14,89 persen. Sedangkan golongan umur 15-19 tahunpada
tahun 2010 mengalami pertumbuhan minus sebesar 2,39 persen,
yakni dari 37.610 orang pada tahun 2009 menjadi 36.710 orang pada
tahun 2010. Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja rata-rata
mengalami pertumbuhan minus/penurunan, kecuali untuk golongan
umur 35-39 tahun tumbuh sebesar 3,97 persen dan golongan umur
45-49 tahun tumbuh sebesar 2,61 persen, serta golongan umur 55-
59 tahun tumbuh sebesar 3,24 persen dan golongan umur 60 tahun
keatas tumbuh sebesar 0,77 persen. Untuk golongan umur 30-34
tahun mengalami pertumbuhan yang paling besar, yakni mencapai
14,89 persen.

Tabel 2.18
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2009- 2011
(orang)
Tahun
Golongan Umur
2009 2010 2011
15-19 37,610 36,710 35,160
20-24 65,391 72,892 72,008
25-29 76,223 91,546 84,570
30-34 67,468 89,811 103,181
35-39 60,694 72,622 75,503
40-44 53,956 66,123 65,216
45-49 49,932 52,527 53,900
50-54 42,837 46,202 41,865
55-59 25,640 27,838 28,741
60+ 26,533 28,865 29490
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Besarnya laju pertumbuhan golongan umur ini, merupakan


indikasi keberhasilan pembangunan khususnya kesehatan sehingga
penduduk yang telah memasuki usia pensiun, namun tetap berada di
dunia kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.18.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 29
2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan ditamatkan merupakan gambaran kualitas


penduduk yang bekerja. Melihat kualitas sumber daya manusia yang
bekerja menurut pendidikan ditamatkan dari tahun 2009-2011
sebagian besar masih didominasi yang berpendidikan maksimum
Sekolah Dasar. Pada tahun 2009 penduduk yang bekerja dengan
pendidikan maksimum SD sebanyak 280.964 orang, pada tahun
2010 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 321.898 orang atau
tumbuh 14,57 persen, pada tahun 2011 turun menjadi sebanyak
302.687 orang atau mengalami pertumbuhan minus 5,97 persen,
kondisi tersebut disebabkan adanya program pemerintah wajib
belajar dua belas tahun, maka terjadi pergeseran ke tamatan SMTP
atau pendidikan lebih tinggi untuk memasuki pasar kerja.

Pada tahun 2010 penduduk yang bekerja dari semua jenjang


pendidikan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut
menggambarkan bahwa kualitas penduduk yang bekerja semakin
meningkat. Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja yang
berpendidikan di atas SD rata-rata mengalami peningkatan, kecuali
yang berpendidikan SMTP mengalami pertumbuhan minus sebesar
11,64 persen, penduduk yang bekerja dengan pendidikan Universitas
mengalami pertumbuhan yang paling besar, yakni mencapai sebesar
53,52 persen, disusul yang berpendidikan Diploma yakni mencapai
sebesar 28,33 persen. Besarnya laju pertumbuhan yang
berpendidikan Universitas ini,karena kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan.

Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja dengan pendidikan


Universitas mengalami pertumbuhan yang paling besar, yakni
mencapai 53,52 persen, yakni dari sebanyak 18.106 orang pada
tahun 2010 meningkat menjadi sebanyak 27.797 orang pada tahun
2011. Besarnya laju pertumbuhan penduduk yang bekerja dengan
pendidikan Universitas ini menandakan semakin meningkatnya
kualitas pekerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga
diharapkan produktivitas tenaga kerja meningkat sehingga dapat
berdampak pada kesejahteraan penduduk. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.19 dibawah ini.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


30 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.19
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 – 2011
(orang)

Tahun
Pendidikan
2009 2010 2011
≤ SD 280,964 321,898 302,687
SMTP 83,303 98,604 87,126
SMTA Umum 67,892 76,695 94,087
SMTA Kejuruan 43,296 52,542 55,748
Diploma I/II/III/Akademi 15,669 17,291 22,189
Universitas 15,160 18,106 27,797
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin


Penduduk yang bekerja menurut jenis kelamin didominasi
oleh jenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 penduduk bekerja jenis
kelamin laki-laki sebanyak 352.624 orang dan jenis kelamin
perempuan sebanyak 153.660 orang. Pada tahun 2010 jumlah
penduduk bekerja yang berjenis kelamin laki-laki meningkat menjadi
sebanyak 398.304 orang atau bertambah sebesar 12,95 persen,
sedangkan yang berjenis kelamin perempuan meningkat menjadi
sebanyak 186.832 orang atau tumbuh sebesar 21,59 persen, pada
tahun 2011 jumlah penduduk bekerja yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 390.726 orang atau mengalami pertumbuhan minus
sebesar 1,90 persen, sedangkan pekerja yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 198.908 orang atau mengalami pertumbuhan
sebesar 6,46 persen.

Kenaikan jumlah pekerja perempuan yang bekerja sangat


banyak pada tahun 2011 dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain, semakin terbukanya lapangan pekerjaan bagi perempuan,
semakin meningkatnya tingkat pendidikan perempuan serta adanya
keleluasaan perempuan untuk berkiprah diluar rumah tangga untuk
dapat menambah penghasilan didalam rumah tangga.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.20 dibawah ini.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 31
Tabel 2.20
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011
(orang)
Tahun
Jenis Kelamin
2009 2010 2011
Laki-laki 352,624 398,304 390,726
Perempuan 153,660 186,832 198,908
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.5.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama


Penduduk yang bekerja menurut satus pekerjaan utama
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu status
pekerjaan utama disektor formal (kegiatan ekonomi formal) dan
sektor informal (kegiatan ekonomi informal). Pada tahun 2009 yang
bekerja disektor formal sebagian besar berusaha sebagai
pekerja/buruh/karyawan 171.118 orang, dan selebihnya bekerja
dengan buruh tetap sebanyak 28.439 orang, sedangkan yang
termasuk pekerja informal yaitu berusaha sendiri sebanyak 143.353
orang, dan berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap sebanyak
61.006 orang serta berikutnya yang cukup banyak menyerap tenaga
kerja terdapat pada pekerja tidak dibayar atau termasuk golongan
pekerja keluarga sebanyak 52.437 orang.

Pada tahun 2010 pada pekerja formal mengalami kenaikan


sangat signifikan, di sektor formal pada pekerja/buruh/karyawan naik
menjadi 202.880 orang atau sebesar 18,56 persen dan bekerja
dengan menggunakan buruh tetap naik menjadi sebanyak 37.099
orang atau sebesar 30,45 persen. Sementara pada pekerja informal
yang berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain adanya peningkatan
sehingga menjadi sebanyak154.379 orang atau tumbuh sebesar 7,69
persen, berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap naik menjadi
sebanyak 78.021 orang atau tumbuh sebesar 27,89 persen,
berusaha sebagai pekerja tidak dibayar naik menjadi 76.488 orang
atau tumbuh sebesar 45,87 persen. Tahun 2011 penduduk bekerja
menurut status pekerjaan utama di sektor formal sebagai

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


32 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
pekerja/buruh/karyawan jumlahnya naik menjadi 272.607 orang atau
sebesar 34,37 persen, yang berusaha dengan buruh tetap
mengalami pertambahan menjadi sebanyak 38.978 orang atau naik
sebesar 5,06 persen.

Bila diperinci dalam tiga tahun terakhir 2009-2011, penduduk


yang bekerja masih didominasi pada sektor informal, seperti pekerja
tidak dibayar terus mengalami pertambahan cukup signifikan,
padahal kondisi tersebut tidak memberikan nilai ekonomis bagi
pekerja tersebut. Kondisi tersebut menggambarkan masih rendahnya
produktivitas kerja, rendahnya kemampuan perekonomian dalam
menyerap tenaga kerja sehingga berdampak pada banyaknya
setengah pengangguran serta meningkatnya pekerja paruh waktu,
walaupun secara umum bahwa pekerja informal tersebut merupakan
jaring pengaman dalam penyerapan tenaga kerja nasional. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.21 di bawah ini.
Tabel 2.21
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 – 2011
(orang)

Tahun
Status Pekerjaan
2009 2010 2011

Berusaha Sendiri 143,353 154,379 131,898


Berusaha Dibantu Buruh tidak tetap 61,006 78,021 56,320
Berusaha dibantu buruh tetap 28,439 37,099 38,978
Buruh/Karyawan/Pegawai 171,118 202,880 272,607
Pekerja bebas di pertanian 15,728 10,487 8,941
Pekerja bebas di non pertanian 34,203 25,782 26,456
Pekerja tidak dibayar 52,437 76,488 54,434
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 33
2.5.6. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan
Penduduk yang bekerja menurut jabatan tahun 2009-2011 di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi pada jabatan tenaga
produksi dan lainnya. Pada tahun 2009 sebanyak 229.614 orang
(45,35%), menurun menjadi 228.795 orang (39,10%) pada tahun
2010 dan pada tahun 2011 sedikit meningkat menjadi 237.384 orang
(40,26%). Jabatan terbanyak berikutnya adalah tenaga usaha
pertanian sebanyak 130.791 orang (25,83%) pada tahun 2009 naik
menjadi 176.762 orang (30,21%) pada tahun 2010 dan turun menjadi
sebanyak 147.832 orang (25,07%) pada tahun 2011. Sedangkan
yang paling kecil adalah jabatan tenaga kepemimpinan yaitu dari
9.271 (1,83%), naik signifikan menjadi 11.573 orang (1,98%)
kemudian pada tahun 2011 turun drastis menjadi 6.472 orang
(1,10%).

Sebagian besar jabatan perkembangannya berlangsung


fluktuatif kecuali untuk jabatan tenaga profesional dan tenaga tata
usaha yang dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, kondisi tersebut dikarenakan penduduk yang
bekerja mengalami peningkatan dalam pendidikan maupun keahlian
sebagai tenaga profesional. Untuk kenaikan tenaga tata usaha
sepadan dengan penduduk yang bekerja dengan status
pekerja/karyawan yang juga terus meningkat selama tiga tahun
terakhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.22.

Tabel 2.22
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT JABATAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009 – 2011(orang)
Tahun
Jenis Pekerjaan/Jabatan
2009 2010 2011
0/1 Tenaga Profesional 29,115 32,615 36,651
2 Tenaga Kepemimpinan 9,271 11,573 6,472
3 Tenaga Tata Usaha 17,772 22,381 34,982
4 Tenaga Usaha Penjualan 75,009 99,312 98,589
5 Tenaga Usaha Jasa 14,712 13,698 27,724
6 Tenaga Usaha Pertanian 130,791 176,762 147,832
7/8/9 Tenaga Produksi&Lainnya 229,614 228,795 237,384
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
34 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.5.7. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja

Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang


membaik biasanya tercermin dari meningkatnya berbagai kegiatan
produksi barang dan jasa diberbagai sektor lapangan usaha.
Peningkatan tersebut dapat dikatakan produktif jika penduduk yang
bekerja melaksanakannya diatas jam kerja normal (lebih 35 jam
seminggu). Dilihat dari tabel 2.23 bahwa penduduk yang bekerja
menurut jam kerja selama tahun 2009-2011 menggambarkan bahwa
penduduk yang bekerja di atas 35 jam perminggu mengalami
perkembangan yang fluktuatif.

Tabel 2.23
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT JAM KERJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011(orang)

Tahun
Jam Kerja
2009 2010 2011
0** 12,847 10,900 12,399
1-9 10,180 8,903 8,903
10-14 16,189 12,523 10,949
15-24 52,542 70,421 65,223
25-34 67,229 81,705 79,850
35-44 149,877 127,533 153,857
45-59 133,539 202,631 189,328
≥ 60 63,881 70,520 69,125
Jumlah 506,284 585,136 589,634
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Pada tahun 2009 penduduk yang bekerja antara 25-34 jam


kerja sebanyak 67.229 orang, 35-44 jam kerja sebanyak 149.877
orang, pada jam kerja 45-59 jam terdapat sebanyak 133.539 orang.
Pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 naik cukup
signifikan terutama pada 45-59 jam kerja sehingga menjadi
sebanyak 202.631 orang atau naik sebesar 51,74 persen, namun di
tahun 2011 pada jam kerja yang sama mengalami penurunan
sehingga menjadi sebanyak 189.328 orang atau turun sebesar 6,57

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 35
persen, demikian juga pada penduduk yang bekerja 60+ jam kerja
turun menjadi sebanyak 69.125 orang atau turun sebesar 1,98
persen. Menurunnya proporsi penduduk yang bekerja 45-59 jam
kerja dan 60+ jam kerja disebabkan adanya pergeseran tenaga kerja
yang semula aktif di sektor pertanian berpindah ke sektor lain. Hal ini
dapat dilihat dengan berkurangnya jumlah pekerja bebas dipertanian
dan bertambahnya jumlah buruh dan berusaha dibantu buruh tetap.

2.5.8 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

Penduduk yang bekerja menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2009-2011 mengalami
peningkatan pertumbuhan yang sangat signifikan, pada tahun 2010
pertumbuhan terbesar berada di Kabupaten Bangka Barat meningkat
menjadi sebanyak 89.828 orang (15,35%) atau bertambah sebanyak
23.004 orang (34,42%) dari tahun 2009. Sementara untuk tahun
2011 pertumbuhan terbesar pada Kota Pangkalpinang meningkat
menjadi sebanyak 81.016 orang (13,74%) atau bertambah sebanyak
5.082 orang (6,69%). Sedangkan pertumbuhan penduduk yang
bekerja terendah pada tahun 2010 berada di Kota Pangkalpinang
menjadi sebanyak 75.934 orang (12,98%) atau bertambah sebanyak
4.558 orang (6,39%) dan pada tahun 2011 berada di Kabupaten
Bangka Barat yang mengalami penurunan menjadi sebanyak 84.044
orang (14,25%) atau berkurang sebanyak 5.784 orang (-6,44%),
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.24 di bawah ini.
Tabel 2.24
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011(orang)
2009 2010 2011
KABUPATEN/KOTA
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Kab. Bangka 121,160 23.93 129,553 22.14 133,488 22.64
Kab. Belitung 71,410 14.10 80,279 13.72 75,921 12.88
Kab. Bangka Barat 66,824 13.20 89,828 15.35 84,044 14.25
Kab. Bangka Tengah 61,135 12.08 76,580 13.09 78,514 13.32
Kab. Bangka Selatan 72,649 14.35 83,210 14.22 84,203 14.28
Kab. Belitung Timur 41,730 8.24 49,752 8.50 52,448 8.90
Kota Pangkal Pinang 71,376 14.10 75,934 12.98 81,016 13.74
JUMLAH 506,284 100 585,136 100 589,634 100
Sumber : BPS, Sakernas 2009, 2010, dan 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


36 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.5.9 Penduduk Yang Bekerja Menurut Wilayah

Penduduk yang bekerja menurut wilayah desa dan kota


masih didominasi oleh penduduk yang bekerja di Pedesaan. Pada
tahun 2009 penduduk yang bekerja di Pedesaan sebanyak 291.325
orang (57,74%) dan di Perkotaan sebanyak 214.284 orang
(42,46%). Pada tahun 2010 jumlah penduduk yang bekerja di
Pedesaan meningkat menjadi sebanyak 353.977 orang atau
bertambah sebanyak 62.652 orang (21,51%), sedangkan yang
perkotaan meningkat menjadi sebanyak 231.159 orang atau
bertambah sebanyak 16.200 orang (7,54%), dan pada tahun 2011
jumlah penduduk yang bekerja di Pedesaan sebanyak 313.742 orang
(53,21%) atau mengalami penurunansebanyak 40.235 orang (-
11,37%), sedangkan penduduk yang bekerja di perkotaan berjumlah
275.892 orang (46,79%) atau mengalami penambahan sebanyak
44.733 orang (19,35%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.25 di bawah ini.

Tabel 2.25
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009–2011
(orang)

2009 2010 2011


WILAYAH
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Pedesaan 291,325 57.54 353,977 60.49 313,742 53.21
2. Perkotaan 214,959 42.46 231,159 39.51 275,892 46.79

Jumlah 506,284 100 585,136 100 589,634 100


Sumber : BPS, Sakernas 2009, 2010, dan 2011

2.6. PENGANGGUR TERBUKA


Penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari
pekerjaan, mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari
pekerjaan karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang
sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Dilihat dari tahun 2009-
2011 jumlah penganggur terbuka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dimana pada tahun 2009
jumlah pengangguran sebanyak 33.126 orang dengan Tingkat Penganggur
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 37
Terbuka (TPT) sebesar 6,14 persen, pada tahun 2010 terjadi peningkatan
pengangguran menjadi sebanyak 34.927 orang dengan TPT turun menjadi
5,63 persen sementara jumlah pengangguran pada tahun 2011 turun
menjadi sebanyak 22.064 orang atau dengan TPT sebesar 3,61 persen.

2.6.1. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur

Bila dilihat jumlah pengangguran menurut golongan umur


tahun 2009-2011 secara keseluruhan menunjukkan penurunan
terutama pada golongan umur 15-19 tahun sampai 50-54 tahun,
kecuali pada golongan umur 30-34 tahun, golongan umur 40-44
tahun dan golongan umur 55-59 tahun serta 60 tahun ke atas.
Penurunan jumlah pengangguran tersebut pada dasarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, makin membaiknya
perekonomian secara nasional sehingga terbukanya perluasan
kesempatan kerja diberbagai sektor lapangan usaha yang dapat
mengurangi jumlah tingkat pengangguran.

Tabel 2.26
PENGANGGUR TERBUKA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (orang)
Tahun
Golongan Umur
2009 2010 2011
15-19 7,951 7,915 7,263
20-24 11,461 10,195 7,369
25-29 4,947 4,612 2,696
30-34 2,553 4,279 1,124
35-39 2,260 2,101 365
40-44 920 2,048 1,056
45-49 868 806 2
50-54 561 861 2
55-59 1,055 627 1,597
60+ 550 1,483 590
Jumlah 33,126 34,927 22,064
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Pada tahun 2009 jumlah pengangguran terbuka menurut


golongan umur 15-19 tahun sebanyak 7.951 orang, pada golongan
umur 20-24 tahun sebanyak 11.461 orang, untuk golongan umur 25-

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


38 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
29 tahun sebanyak 4.947 orang. Namun pada tahun 2010 jumlah
golongan umur 25-29 tahun mengalami penurunan sehingga menjadi
sebanyak 4.612 orang, atau menurun sebesar 6,77 persen, pada
golongan umur 30-34 tahun dan 35-39 tahun mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya.

Tahun 2011 penganggur terbuka untuk semua golongan umur


mengalami penurunan kecuali pada golongan umur 55-59 tahun.
Menurunnya jumlah pengangguran karena penambahan perluasan
kesempatan kerja di beberapa sektor lapangan usaha seperti
pertambangan, industri, perdagangan, jasa dan angkutan serta
disektor informal cenderung juga mengalami kenaikan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.26 di atas.

Tabel 2.27
TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (persen)

Tahun
Golongan Umur
2009 2010 2011
15-19 17.45 17.74 17.12
20-24 14.91 12.27 9.28
25-29 6.09 4,80 3.09
30-34 3.65 4.55 1.08
35-39 3.59 2.81 0.48
40-44 1.68 3.00 1.59
45-49 1.71 1.51 -
50-54 1.29 1.83 -
55-59 3.95 2.20 5.26
60+ 2.03 4.89 1.96
Jumlah 6.14 5.63 3.61
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Berdasarkan kelompok umur, kecenderungannya adalah


semakin tinggi umur angkatan kerja semakin rendah pula tingkat
penganggurannya. Dilihat dari tingkat penganggur terbuka di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2009-2011 pada kelompok
umur 15-19 dan kelompok umur 20-24 tahun merupakan penduduk

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 39
usia sekolah yang selayaknya melakukan kegiatan pendidikan
menengah sampai pendidikan tinggi, serta pada dasarnya bahwa
golongan umur tersebut memang masih harus menempuh dunia
pendidikan yang belum siap untuk memasuki pasar kerja. Tingkat
penganggur terbuka menurut golongan umur 15-19 tahun dan 20-24
tahun serta 25-29 tahun rata-rata mengalami penurunan setiap
tahun, sedangkan pada golongan umur antara 55-60+ tahun rata-rata
mengalami fluktuatif.

2.6.2. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan


Penganggur terbuka menurut tingkat pendidikan tahun 2010
menunjukkan adanya penurunan pada jenis pendidikan menengah
yaitu SMTP, SMTA Umum dan SMTA Kejuruan sedangkan jenis
pendidikan dasar dan tinggi yaitu SD, Diploma dan Universitas
mengalami kenaikan. Angkatan kerja pada tahun 2010 menunjukkan
peningkatan pada seluruh tingkat pendidikan, dengan demikian
penurunan penganggur terbuka pada jenis pendidikan SMTP, SMTA
Umum dan SMTA Kejuruan tersebut disebabkan peningkatan
kesempatan kerja untuk jenjang pendidikan tingkat menengah.
Begitu pula kenaikan jumlah penganggur tingkat pendidikan dasar
(maksimum SD) dan tingkat pendidikan tinggi (Diploma dan
Universitas) disebabkan karena turunnya permintaan atau jumlah
kesempatan kerja yang tersedia dibandingkan kenaikan angkatan
kerjanya.
Tabel 2.28
PENGANGGUR TERBUKA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (orang)
Tahun
Pendidikan
2009 2010 2011
≤ SD 11,488 12,002 6,378
SMTP 5,125 4,559 3,079
SMTA Umum 9,564 8,845 6,125
SMTA Kejuruan 4,585 4,494 5,329
Diploma 1,347 2,178 961
Universitas 1,017 2,849 192
Jumlah 33,126 34,927 22,064
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


40 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Pada tahun 2010-2011 tingkat penganggur terbuka yang
berpendidikan SD sebesar 3,59 persen menurun menjadi sebesar
2,06 persen, pada tahun 2010 tingkat penganggur terbuka pada
pendidikan SMTP, SMTA Umum, dan SMTA Kejuruan mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang berfluktuasi, adapun yang
mengalami penurunan yang cukup besar terdapat pada pendidikan
SMTA Umum. Penurunan tingkat pengangguran pada jenis
pendidikan tersebut disebabkan terbukanya peluang kesempatan
kerja untuk pendidikan tersebut. Sedangkan tahun 2011 tingkat
pengangguran terbuka pada jenjang pendidikan tinggi menunjukkan
angka penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya, namun
masih menunjukkan jumlah tingkat pengangguran yang cukup
besar, kendala tersebut dikarenakan terbatasnya ketersediaan
lapangan pekerjaan sehingga membuat kompetisi semakin ketat
antar pencari kerja dan sering kali mereka melamar dan memerima
pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya.
Tabel 2.29
TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (Dalam Persen)
Tahun
Pendidikan
2009 2010 2011
≤ SD 3.93 3.59 2.06
SMTP 5.79 4.42 3.41
SMTA Umum 12.35 10.34 6.11
SMTA Kejuruan 9.58 7.88 8.72
Diploma 7.92 11.19 4.15
Universitas 6.29 13.60 0.68
Jumlah 6.14 5.63 3.61
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.6.3 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin


Apabila dilihat menurut jenis kelamin laki-laki, pada tahun
2009 pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 18.287 orang dan
perempuan sebanyak 14.839 orang, dan pada tahun 2010
penganggur laki-laki mengalami penurunan sehingga menjadi
sebanyak 15.962 orang, sedangkan penganggur terbuka perempuan
mengalami kenaikan sehingga menjadi sebanyak 18.965 orang naik

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 41
sebanyak 4.126 orang atau naik sebesar 27,81 persen, pada tahun
2011 jumlah penganggur terbuka laki-laki mengalami penurunan
sehingga menjadi sebanyak 10.970 orang, turun sebanyak 4.992 juta
orang atau turun sebesar 31,27 persen, sedangkan penganggur
terbuka perempuan menurun sehingga menjadi sebanyak 11.094
orang atau mengalami penurunan sebanyak 7.872 orang atau turun
sebesar 41,50 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
2.30 dibawah ini.
Tabel 2.30
PENGANGGUR TERBUKA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (orang)
Tahun
Jenis Kelamin
2009 2010 2011
Laki-laki 18,287 15,962 10,970
Perempuan 14,839 18,965 11,094
Jumlah 33,126 34,927 22,064
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Tingkat penganggur terbuka menurut jenis kelamin laki-laki


rata-rata mengalami penurunan setiap tahun, namun tingkat
pengangguran terbuka menurut jenis kelamin perempuan mengalami
fluktuatif, yang paling besar penurunan jumlah tingkat penganggur
terbuka terdapat pada jenis kelamin perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Pada tahun 2009 tingkat penganggur terbuka jenis
kelamin laki-laki sebesar 4,93 persen dan pada jenis kelamin
perempuan sebesar 8,81 persen, pada tahun 2010 mengalami
penurunan untuk tingkat penganggur terbuka jenis kelamin laki-laki
menjadi 3,85 persen, sedangkan untuk tingkat penganggur terbuka
jenis kelamin perempuan mengalami kenaikan menjadi 9,22 persen.
Pada tahun 2011 keduanya mengalami penurunan.
Tabel 2.31
TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009 – 2011 (Dalam persen)
Tahun
Jenis Kelamin
2009 2010 2011
Laki-laki 4.93 3.85 2.73
Perempuan 8.81 9.22 5.28
Jumlah 6.14 5.63 3.61
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


42 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2.6.4 Penganggur Terbuka Menurut Kabupaten/Kota
Apabila dilihat penganggur terbuka menurut Kabupaten/Kota,
pada tahun 2009, Kota Pangkalpinang memiliki angka penganggur
terbuka tertinggi dibanding Kabupaten/Kota yang lain yaitu sebanyak
8.866 orang, namun pada tahun 2010 turun menjadi sebanyak 7.848
orang, dan pada tahun 2011 kembali turun sangat signifikan menjadi
sebanyak 4.835 orang atau berkurang sebanyak 3.013 orang
(10,86%). Sementara angka penganggur terbuka terendah diperoleh
Kabupaten Belitung yang hanya 2.030 orang, namun pada tahun
2010 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 3.149 orang atau
bertambah sebanyak 1.119 orang (55,12%). Dan pada tahun 2011
kembali turun menjadi sebanyak 2.327 orang atau berkurang
sebanyak 822 orang (-3,97%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.32.

Pada Tabel 2.33 dapat dilihat tingkat penganggur terbuka


menurut Kabupaten/Kota, pada tahun 2009, Kota Pangkalpinang
memiliki tingkat penganggur terbuka tertinggi dibanding
Kabupaten/Kota yang lain yaitu sebesar 11,05 persen, namun pada
tahun 2010 turun menjadi sebesar 9,37 persen, dan pada tahun 2011
kembali turun sangat signifikan menjadi sebanyak 5,63 persen.
Sementara tingkat penganggur terbuka terendah diperoleh
Kabupaten Belitung sebesar 2,76 persen, namun pada tahun 2010
mengalami kenaikan menjadi sebesar 3,77 persen. Dan pada tahun
2011 kembali turun menjadi 2,97 persen.

Tabel 2.32
PENGANGGUR TERBUKA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(orang)
Tahun
KABUPATEN/KOTA
2009 2010 2011
Kabupaten Bangka 7,896 8,957 4,341
Kabupaten Belitung 2,030 3,149 2,327
Kabupaten Bangka Barat 4,105 3,929 3,177
Kabupaten Bangka Tengah 4,410 5,451 2,604
Kabupaten Bangka Selatan 3,624 3,532 3,432
Kabupaten Belitung Timur 2,195 2,061 1,348
Kota Pangkal Pinang 8,866 7,848 4,835
JUMLAH 33,126 34,927 22,064
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 43
Tabel 2.33
TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(Dalam persen)
Tahun
KABUPATEN/KOTA
2009 2010 2011
Kabupaten Bangka 6.12 6.47 3.15
Kabupaten Belitung 2.76 3.77 2.97
Kabupaten Bangka Barat 5.79 4.19 3.64
Kabupaten Bangka Tengah 6.73 6.65 3.21
Kabupaten Bangka Selatan 4.75 4.07 3.92
Kabupaten Belitung Timur 5.00 3.98 2.51
Kota Pangkal Pinang 11.05 9.37 5.63
JUMLAH 6.14 5.63 3.61
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

2.6.5 Penganggur Terbuka Menurut Wilayah


Apabila dilihat menurut tempat tinggal di wilayah desa dan
kota, pada tahun 2009 penganggur terbuka yang tinggal di perkotaan
masih mendominasi tertinggi sebanyak 18.832 orang (56,85%) dan
di Pedesaan sebanyak 14.294 orang (43,15%), pada tahun 2010
penganggur terbuka di Perkotaan mengalami kenaikan sehingga
menjadi sebanyak 19.722 orang (56,47%), sedangkan penganggur
terbuka di Pedesaan juga mengalami kenaikan sehingga menjadi
sebanyak 15.205 orang (43,53%) atau bertambah sebanyak 911
orang atau naik sebesar 6,37 persen, dan pada tahun 2011 jumlah
penganggur terbuka di Perkotaan mengalami penurunan yang
sangat signifikan sehingga menjadi sebanyak 13.767 orang, turun
sebanyak 5.955 orang atau turun sebesar 30,19 persen, sedangkan
penganggur terbuka di Pedesaan juga menurun yang sangat
signifikan sehingga menjadi sebanyak 8.297 orang atau turun
sebanyak 6.908 orang(-45,43%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.34 di bawah ini.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


44 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 2.34
PENGANGGUR TERBUKA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2009-2011(orang)

2009 2010 2011


DESA DAN KOTA
Jumlah % Jumla % Jumlah %
Pedesaan 14,294 43.15 15,205 43.53 8,297 37.60
Perkotaan 18,832 56.85 19,722 56.47 13,767 62.40
Jumlah 33,126 100 34,927 100 22,064 100
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Tingkat penganggur terbuka menurut desa dan kota rata-rata


mengalami penurunan setiap tahun, yang paling besar penurunan
jumlah tingkat penganggur terbuka terdapat di perkotaan
dibandingkan dengan Pedesaan. Pada tahun 2009 tingkat
penganggur terbuka di perkotaan sebesar 8,06 persen dan di
Pedesaan sebesar 4,68 persen, pada tahun 2010 tingkat
penganggur terbuka di perkotaan turun menjadi sebesar 7,86 persen,
sedangkan untuk tingkat penganggur terbuka di Pedesaan juga turun
menjadi sebesar 4,12 persen. Sementara untuk tahun 2011
keduanya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.35 di bawah ini.

Tabel 2.35
TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2009-2011
(Dalam persen)

Tahun
DESA DAN KOTA
2009 2010 2011

Pedesaan 4.68 4.12 2.58


Perkotaan 8.06 7.86 4.75
Jumlah 6.14 5.63 3.61
Sumber : BPS, Sakernas Agustus Tahun 2009, 2010, 2011

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 45
2.7. PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Produktivitas tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, karena pendapatan nasional maupun
pendapatan daerah banyak diperoleh dengan cara meningkatkan
keefektivitasan dan mutu tenaga kerja. Sampai dengan tahun 2011 nilai
tambah setiap tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih
rendah.

Tabel 2.36
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA MENURUT LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, TAHUN 2009-2011
(Juta Rp/TK)
LAPANGAN Tahun
USAHA 2009 2010 2011
Pertanian 14.612 12.994 16.983
Pertambangan 14.374 13.008 10.639
Industri 90.947 90.259 75.454
LGA 51.232 80,11 48.103
Bangunan 26.993 28.245 31.120
Perdagangan 20.665 16.872 20.719
Angkutan 23.494 26.130 32.711
Keuangan 53.595 73.116 38.593
Jasa 9.907 10.343 9.659
TOTAL 20.285 18.593 19.631
Sumber : BPS, data diloah
Berdasarkan Tabel 2.36 terlihat bahwa sektor industri merupakan
sektor yang mempunyai nilai produktivitas tertinggi, dan selama tiga tahun
terakhir nilai produktivitas pada sektor tersebut mengalami fluktuasi yaitu
Rp. 90,947 juta/tenaga kerja pada tahun 2009 menurun menjadi Rp. 75,454
juta/tenaga kerja pada tahun 2011.
Sektor listrik, gas dan air merupakan sektor kedua yang mempunyai
nilai produktivitas tinggi. Perkembangan produktivitas tenaga kerja sektor ini
pada periode tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi juga yaitu
dari Rp. 51,232 juta/tenaga kerja pada tahun 2009 menurun menjadi Rp.
48,103 juta/tenaga kerja pada tahun 2011.
Berdasarkan data sakernas tahun 2009-2011 dapat diketahui bahwa
laju pertumbuhan untuk sektor pertanian mengalami penurunan yaitu
sebesar 6,60 persen pada tahun 2010 menurun menjadi 2,47 persen pada
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
46 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
tahun 2011. Dengan laju pertumbuhan yang menurun tidak berarti nilai
produktivitas sektor tersebut menurun juga, hal ini terlihat dengan adanya
kenaikan nilai produktivitas pada tahun 2009 sampai dengan 2011 yaitu
sebesar Rp. 2,371 juta/tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 47
BAB III
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
PERSEDIAAN TENAGA KERJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

Dalam perencanaan tenaga kerja, perkiraan persediaan tenaga kerja


merupakan salah satu aspek penting. Perkiraan persediaan tenaga kerja
meliputi perkiraan penduduk usia kerja, perkiraan tingkat partisipasi
angkatan kerja, dan perkiraan angkatan kerja. Informasi lain yang
dibutuhkan dalam perkiraan persediaan tenaga kerja adalah pertumbuhan
penduduk, tingkat kelahiran, tingkat kematian, migrasi masuk, migrasi keluar
dan lainnya.

3.1. PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA


Penduduk usia kerja (PUK) dikelompokkan kedalam angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja. Secara teoritis, pertumbuhan penduduk usia
kerja berbanding lurus terhadap pertumbuhan penduduk dan kesehatan
penduduk. Jumlah penduduk usia kerja (PUK) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung periode 2012 – 2017 akan terus meningkat yang dipengaruhi oleh
faktor demografi dan perekonomian. Pada tahun 2012 penduduk usia kerja
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan sebanyak 920.900
orang, dan diperkirakan setiap tahun terus meningkat sampai pada tahun
2017 sehingga menjadi sebanyak 1.063.688 orang, dengan demikian ada
pertambahan sebanyak 142.788 orang atau dengan kata lain ada kenaikan
rata-rata per tahun sekitar 2,58persen.

Perkiraan Penduduk Usia Kerja (PUK) Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung tahun 2012 – 2017 menurut berbagai karakteristik, dipaparkan
dibawah ini.

3.1.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur


Pada periode tahun 2012 – 2017,penduduk usia kerja
menurut golongan umur, diperkirakan memiliki jumlah terbesar pada

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 49
golongan umur 30-34 tahun yakni sebanyak149.122 orang pada
tahun 2012, dan terus meningkat setiap tahun sehingga menjadi
sebanyak 219.648 orang pada tahun 2017. Pada tahun 2012-2017,
diperkirakan semua kelompok umur akan terus mengalami kenaikan
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Fenomena lainnya adalah relatif tingginya jumlah
penduduk usia kerja golongan umur 55 tahun ke atas yang
proporsinya diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 persen.
Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Golongan
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Umur
15 - 19 109.155 108.708 108.263 107.820 107.379 106.940
20 - 24 123.327 126.970 130.721 134.583 138.559 142.652
25 - 29 114.567 115.984 117.419 118.872 120.343 121.832
30 - 34 149.112 162.919 176.864 190.935 205.171 219.648
35 - 39 98.351 102.736 107.316 112.100 117.097 122.317
40 - 44 83.015 85.590 88.245 90.983 93.805 96.715
45 - 49 68.135 68.918 69.711 70.512 71.323 72.144
50 - 54 58.642 59.346 60.058 60.779 61.508 62.246
55 - 59 43.254 44.263 45.295 46.351 47.431 48.537
60 + 73.343 72.798 72.257 71.720 71.186 70.657
Jumlah 920.900 948.232 976.149 1.004.654 1.033.803 1.063.688

3.1.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan


Proporsi penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan
dalam hal ini dibatasi pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas (Umum), Sekolah
Menengah Tingkat Atas (Kejuruan), Diploma (D1–D3), dan
Universitas. Diharapkan proporsi penduduk usia kerja yang
berpendidikan rendah pada tahun 2012-2017 semakin mengecil
jumlahnya. Sejalan dengan hal tersebut, untuk tahun 2012-2017
proporsi jumlah penduduk usia kerja yang berpendidikan maksimum
SD diharapkan menurun yaitu dari 49,74 persen pada tahun 2012
menjadi sebesar 42,61 persen pada tahun 2017.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


50 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 3.2
PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Maksimum SD 458.064 457.262 456.390 455.430 454.334 453.200
SLTP 168.125 170.719 173.406 176.149 179.063 182.048
SMTA Umum 144.587 153.325 162.144 171.134 180.215 189.427
SMTA Kejuruan 86.266 95.024 103.892 112.934 122.260 131.739
D1 - D3 28.809 31.283 33.876 36.543 39.332 42.298
Universitas 35.049 40.619 46.440 52.464 58.599 64.976
Jumlah 920.900 948.232 976.149 1.004.654 1.033.803 1.063.688

Penurunan proporsi PUK berpendidikan maksimal SD


diperkirakan diikuti dengan peningkatan proporsi PUK pada tingkat
pendidikan diatasnya, terutama untuk PUK pendidikan SMTA umum,
SMTA Kejuruan, Diploma dan Universitas. Hal ini tidak terlepas dari
keberhasilan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun (sampai
tamat SMTP) yang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dengan besarnya perkiraan proporsi
PUK yang berpendidikan SMTA ke atas, diharapkan kualitas SDM
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke depan semakin meningkat.
Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.2.

3.1.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin


Selanjutnya ditinjau menurut jenis kelamin, penduduk usia
kerja menurut Jenis kelamin pada kurun waktu lima tahun periode
2012-2017 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Komposisi penduduk usia kerja di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa,
penduduk usia kerja berjenis kelamin laki-laki diperkirakan memiliki
proporsi yang lebih besar dari berjenis kelamin perempuan. Proporsi
penduduk usia kerja berjenis kelamin laki-laki pada tahun 2012
diperkirakan sebanyak 479.892 orang atau sebesar 52,11 persen,
dan diperkirakan pada tahun 2017 jumlahnya akan mengalami
peningkatan sehingga menjadi 550.762 orang atau sebesar 51,78
persen. Sedangkan proporsi penduduk usia kerja berjenis kelamin

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 51
perempuan diperkirakan sebanyak 441.009 orang atau sebesar
47,89 persen pada tahun 2012, dan jumlahnya diperkirakan akan
terus mengalami peningkatan sehingga menjadi sebesar 512.926
orang pada tahun 2017 atau naik menjadi sebesar 48,22 persen dari
total jumlah penduduk usia kerja. Secara lebih lengkap dapat dilihat
pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3
PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017(orang)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Laki-laki 479.892 493.504 507.384 521.532 535.976 550.762


Perempuan 441.009 454.728 468.765 483.122 497.827 512.926
Jumlah 920.900 948.232 976.149 1.004.654 1.033.803 1.063.688

3.1.4 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Kabupaten/Kota

Penduduk Usia Kerja menurut Kabupaten/Kotapada tahun


2012-2017 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang
signifikan bagi semua kabupaten/kota dan yang proporsinya terbesar
adalah Kabupaten Bangka yaitu sebesar 22,08 persen pada tahun
2012 dan diperkirakan lajunya tidak terlalu tinggi sehingga pada
tahun 2017 pertambahannya hanya sekitar 7.461 sehingga
proporsinya menjadi 19,82 persen. Selain Kabupaten Bangka Barat
Kota Pangkal Pinang walaupun posisinya sebagai ibukota provinsi
namun diperkirakan proporsinya juga mengalami penurunan yaitu
dari 14,38 persen menjadi 13,83 persen. Sedangkan untuk
kabupaten lainnya rata-rata akan mengalami pertumbuhan yang
lebih tinggi. Laju pertumbahan yang tertinggi adalah Kabupaten
Bangka Tengah dengan laju pertumbuhan 4,89 persen sehingga
pada periode ini akan bertambah sebanyak 33.506 orang. Dengan
demikian proporsinya akan meningkat dari 13,48 persen pada tahun
2012 menjadi 14,82 persen pada 2017. Angka proporsi ini masih di
bawah proporsi Kabupaten Bangka Barat dari 14,26 persen pada
tahun 2012 dan meningkat menjadi sebesar 15,10 persen pada
tahun 2017.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


52 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 3.4
PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017(orang)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Kabupaten Bangka 203.370 204.847 206.329 207.818 209.321 210.830
Kabupaten Belitung 118.287 121.559 124.858 128.244 131.723 135.295
Kabupaten Bangka Barat 131.360 136.884 142.622 148.456 154.502 160.669
Kabupaten Bangka Tengah 124.163 130.711 137.328 144.006 150.755 157.669
Kabupaten Bangka Selatan 129.242 134.082 139.085 144.271 149.540 154.998
Kabupaten Belitung Timur 82.012 84.860 87.771 90.780 93.894 97.112
Kota Pangkal Pinang 132.465 135.289 138.155 141.079 144.068 147.116
Jumlah 920.900 948.232 976.149 1.004.654 1.033.803 1.063.688

3.1.5 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah

Selanjutnya ditinjau menurut wilayah desa dan kota,


Penduduk Usia Kerja menurut desa dan kota pada kurun waktu lima
tahun periode 2012-2017 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Komposisi penduduk usia kerja di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut desa dan kota
menunjukkan bahwa, penduduk usia kerja di pedesaan diperkirakan
memiliki proporsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan
penduduk usia kerja di perkotaan. Proporsi penduduk usia kerja di
pedesaan pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 466.665 orang
atau sebesar 50,67 persen, dan diperkirakan setiap tahun akan terus
meningkat dan pada tahun 2017 diperkirakan akan mencapai
sebanyak 533.857 orang atau sebesar 50,19 persen dari total jumlah
penduduk usia kerja. Sedangkan proporsi penduduk usia kerja di
perkotaan diperkirakan sebanyak 454.236 orang atau sebesar 49,13
persen pada tahun 2012, dan diperkirakan juga akan terus
meningkat setiap tahun dan diperkirakan pada tahun 2017 menjadi
sebanyak 529.831 orang atau naik menjadi sebesar 48,81 persen
dari total jumlah penduduk usia kerja. Secara lebih lengkap dapat
dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 53
Tabel 3.5
PERKIRAAN PENDUDUK USIA KERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017(orang)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Perdesaan 466.665 479.594 492.766 506.180 519.862 533.857
Perkotaan 454.236 468.638 483.383 498.474 513.941 529.831
Jumlah 920.900 948.232 976.149 1.004.654 1.033.803 1.063.688

3.2 PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

Perkiraan tingkat partisipasi angkatan kerja ditentukan dengan cara


membandingkan Angkatan Kerja (AK) terhadap perkiraan Penduduk Usia
Kerja (PUK). Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkataan Kerja (TPAK) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dimasa yang akan datang masih cukup tinggi.
Tingkat pendidikan angkatan kerja yang semakin tinggi serta tingkat
kebutuhan hidup yang juga semakin tinggi sangat berpengaruh terhadap
tingkat partisipasi angkatan kerja. Secara umum TPAK Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung di masa lima tahun ke depan diperkirakan terus meningkat
dari level 69,08 persen pada tahun 2012 menjadi sebesar 69,94persen pada
tahun 2017. Berikut akan dipaparkan TPAK Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menurut berbagai karakteristik.

3.2.1 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan


Umur

Dengan cepatnya perkembangan sosial ekonomi di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung maka kondisi angkatan kerja juga akan
berkembang dengan berbagai variasinya, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Secara
teoritis semakin tinggi golongan umur (usia produktif), maka tingkat
partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula sejalan
dengan bertambahnya tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.6.

TPAK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk lima tahun


kedepan diperkirakan selalu meningkat. Pada tahun 2017
diperkirakan terjadi peningkatan yang sangat signifikan untuk
golongan umur 25 – 44 tahun. Sedangkan untuk golongan umur 15-
19 tahun diperkirakan mengalami penurunan yang sangat drastis dari

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


54 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
36,46 persen pada tahun 2012 menjadi sebesar 26,12 persen pada
tahun 2017. Hal ini sangat diharapkan karena rendahnya TPAK
untuk golongan umur 15 – 19 tahun ini berarti semakin kecil yang
memasuki pasar kerja dan berarti masih berada di dunia pendidikan.

Tabel 3.6
PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017(Dalam persen)

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016 2017


15 – 19 36,46 34,24 32,15 30,08 28,03 26,12
20 – 24 66,33 66,40 66,48 66,56 66,64 66,72
25 – 29 78,61 78,77 78,95 79,13 79,31 79,48
30 – 34 77,38 77,53 77,69 77,85 77,99 78,14
35 – 39 81,97 82,14 82,33 82,52 82,70 82,88
40 – 44 82,48 82,61 82,76 82,90 83,04 83,18
45 – 49 81,08 81,24 81,42 81,61 81,78 81,95
50 – 54 73,07 73,21 73,37 73,52 73,67 73,82
55 – 59 72,34 72,48 72,64 72,79 72,94 73,09
60 + 41,81 41,94 42,07 42,21 42,33 42,46
Jumlah 69,08 69,22 69,39 69,56 69,74 69,94

TPAK golongan umur 55-59 tahun atau usia pensiun, ke


depan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Peningkatan
TPAK golongan umur ini mengindikasikan tingginya kebutuhan para
kaum pensiun tersebut untuk tetap memelihara penghasilannya guna
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Selain itu
semakin meningkatnya usia harapan hidup sebagai akibat perbaikan
gizi pada golongan umur ini yang menyebabkan secara fisik mereka
merasa masih cukup produktif untuk kembali memasuki dunia kerja.

3.2.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat


Pendidikan

Dilihat dari jenjang lulusan sekolah atau pendidikan tingkat


partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung secara umum diperkirakan semuanya akan mengalami

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 55
kenaikan kecuali untuk jenjang pendidikan tingkat SD yang pada
tahun 2012 diperkirakan sebesar 65,49 persen dan diperkirakan
akan terus turun sehingga menjadi sebesar 58,80 persen pada tahun
2017. Sementara jenjang pendidikan yang mengalami kenaikan
TPAK terbesar adalah jenjang pendidikan SMTA Kejuruan dengan
perkiraan sebesar 82,00 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan
setiap tahun terus naik sehingga menjadi sebesar 86,90 persen pada
tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan-lulusan SMTA
Kejuruan telah siap memasuki pasar kerja dan memasuki pendidikan
yang lebih tinggi. Besarnya laju pertumbuhan TPAK SMTA Kejuruan
ini diperkirakan akan selalu mengalami peningkatan. Hal ini karena
gencarnya sosialisasi pemerintah tentang “SMK Bisa”. Untuk TPAK
pendidikan lainnya juga mengalami pertumbuhan positif. Selain itu
TPAK untuk tingkat pendidikan tinggi di masa yang akan datang
diperkirakan juga akan mengalami peningkatan yang signifikan, hal
ini memang yang sangat diharapkan di masa yang akan datang.
Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7
PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(dalam persen)

Tingkat
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pendidikan
Maksimum SD 65,49 64,51 63,25 61,97 60,21 58,80
SLTP 56,74 57,24 57,95 58,63 59,55 60,23
SMTA Umum 76,56 77,00 77,72 78,39 79,38 80,05
SMTA Kejuruan 82,00 82,71 83,73 84,70 86,01 86,90
Diploma 90,57 90,70 91,15 91,54 92,29 92,66
Universitas 94,99 95,09 95,35 95,53 96,09 96,25
Jumlah 69,08 69,22 69,39 69,56 69,74 69,94

3.2.3 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis


Kelamin

Tingkat partisipasi angkatan kerja(TPAK) laki-laki pada


periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 diperkirakan jauh
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
56 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
lebih dominan dibanding perempuan. Bila dilihat dari proporsinya,
pertumbuhan TPAK perempuan pada tahun 2012 diperkirakan
mencapai sebesar 50,11 persen dan diperkirakan setiap tahun terus
meningkat sehingga menjadi sebesar 51,59 persen pada tahun
2017, sementara pertumbuhan TPAK laki-laki pada tahun 2012
diperkirakan mencapai sebesar 86,52 persen, sedikit meningkat
sehingga menjadi sebesar 87,03 persen pada tahun 2017. Hal ini
menandakan bahwa dengan semakin tingginya pendidikan kaum
perempuan mendorong para perempuan untuk memasuki pasar
kerja serta adanya pengakuan terhadap perempuan dalam dunia
kerja semakin membaik dan juga dapat diartikan bahwa berbagai
jenis pekerjaan yang selama ini didominasi laki-laki sudah dapat
dikerjakan oleh tenaga kerja perempuan. Pergeseran TPAK tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8
PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Dalam persen)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Laki-laki 86,52 86,59 86,71 86,83 86,95 87,03


Perempuan 50,11 50,36 50,64 50,93 51,22 51,59
Jumlah 69,08 69,22 69,39 69,56 69,74 69,94

3.2.4 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut


Kabupaten/Kota

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menurut


kabupaten/kota keseluruhannya diperkirakan mengalami
peningkatan. Kabupaten/kota yang paling tinggi peningkatannya
adalah Kabupaten Bangka sebesar 1,43 persen sedangkan yang
paling kecil adalah Kabupaten Belitung Timur sebesar 0,27 persen.
Pada tahun 2012 TPAK terbesar di Kabupaten Bangka Selatan yaitu
sebesar 70,67 persen, sedangkan yang terkecil adalah di Kota
Pangkal Pinang sebesar 66,39 persen. Pada tahun 2017 yang
terbesar adalah di Kabupaten Bangka Barat sebesar 71,52 persen

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 57
dan yang terkecil masih di Kota Pangkal Pinang sebesar 66,88
persen. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(dalam persen)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten Bangka 69,15 69,40 69,68 69,97 70,27 70,58


Kabupaten Belitung 68,64 68,74 68,89 69,03 69,19 69,36
Kabupaten Bangka Barat 70,64 70,78 70,95 71,13 71,31 71,52
Kabupaten Bangka Tengah 69,51 69,70 69,92 70,15 70,38 70,63
Kabupaten Bangka Selatan 70,67 70,71 70,79 70,87 70,95 71,06
Kabupaten Belitung Timur 68,23 68,25 68,30 68,36 68,42 68,50
Kota Pangkal Pinang 66,39 66,46 66,55 66,65 66,75 66,88

Jumlah 69,08 69,22 69,39 69,56 69,74 69,94

3.2.5 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Wilayah

Tingkat partisipasi angkatan kerja(TPAK) di pedesaan pada


periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 diperkirakan lebih
dominan dibanding di perkotaan. Bila dilihat dari proporsinya,
pertumbuhan TPAK di perkotaan pada tahun 2012 diperkirakan
mencapai sebesar 66,64 persen dan diperkirakan setiap tahun terus
meningkat sehingga menjadi sebesar 68,07 persen pada tahun
2017, sementara pertumbuhan TPAK di pedesaan pada tahun 2012
diperkirakan mencapai sebesar 71,46 persen, cenderung stabil dan
sedikit meningkat sehingga pada tahun 2017 hanya mencapai
sebanyak 71,80 persen. Pergeseran TPAK tersebut dapat dilihat
dalam tabel 3.10 berikut.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


58 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 3.10
PERKIRAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
MENURUT WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017 (dalam persen)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Perdesaan 71,46 71,49 71,56 71,63 71,71 71,80
Perkotaan 66,64 66,89 67,17 67,47 67,76 68,07
Jumlah 69,08 69,22 69,39 69,56 69,74 69,94

3.3 PERKIRAAN ANGKATAN KERJA

Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja. Pada


tahun 2012 jumlah angkatan kerja diperkirakan sebanyak 636.182 orang
dan diperkirakan setiap tahun terus meningkat, sehinggapada tahun 2017
diperkirakan menjadi sebanyak 743.966 orang atau mengalami kenaikan
sebanyak 107.783 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 3,18 persen.
Dalam berbagai karakteristik, perkembangan angkatan kerja disajikan
sebagai berikut.

3.3.1 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Pada tabel 3.11 terlihat bahwa angkatan kerja pada golongan


umur muda 15–19 dan lansia (di atas 60 tahun) diperkirakan
mengalami penurunan, akan tetapi pada golongan umur lainnya
diperkirakan akan mengalamipeningkatan. Penurunan angkatan kerja
pada golongan umur15-19 tahun tersebut disebabkan kesadaran
angkatan kerja muda memasuki dunia pendidikan. Angkatan kerja
pada golongan umur 20-24 hingga golongan umur 40-44 tahun
diperkirakan proporsinya besar dibandingkan golongan umur muda
atau di atas 44 tahun, di dalamnya golongan umur 30-34 tahun
diperkirakan memiliki proporsi terbesar bila dibandingkan dengan
golongan umur lainnya yaitu dengan proporsi sebesar 18,14 persen
atau sebanyak 115.383 orang pada tahun 2012, dan diperkirakan
akan terus mengalami peningkatan sehingga menjadi sebanyak
171.636 orang pada tahun 2017 atau memilik proporsi sebesar 23,07
persen dari total jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja pada
golongan umur ini merupakan golongan usia produktif, telah
menamatkan pendidikan, dan pada umumnya telah menanggung

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 59
keluarga baik berupa anak-anak dan atau anggota keluarga lain,
sehingga harus aktif secara ekonomi dengan bekerja atau mencari
pekerjaan.

Tabel 3.11
PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016 2017
15 – 19 39.800 37.219 34.806 32.428 30.099 27.938
20 – 24 81.804 84.308 86.906 89.584 92.336 95.172
25 – 29 90.059 91.364 92.706 94.068 95.441 96.834
30 – 34 115.383 126.319 137.405 148.634 160.019 171.636
35 – 39 80.617 84.388 88.353 92.503 96.840 101.379
40 – 44 68.469 70.705 73.029 75.429 77.900 80.452
45 – 49 55.243 55.991 56.761 57.542 58.327 59.124
50 – 54 42.850 43.448 44.063 44.687 45.316 45.953
55 – 59 31.292 32.083 32.902 33.741 34.598 35.477
60 + 30.666 30.534 30.402 30.270 30.136 30.003
Jumlah 636.182 656.359 677.333 698.887 721.012 743.966

3.3.2 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan


Angkatan kerja menurut tingkat pendidikan diperkirakan pada
umumnya akan mengalami kenaikan kecuali angkatan kerja yang
berpendidikan maksimum SD diperkirakan setiap tahun mengalami
penurunan dengan laju minus 2,34 pada tahun 2012-2017. Hal ini
diperkirakan karena meningkatnya kesadaran akan pendidikan yang
lebih tinggi serta pengurangan alamiah yaitu banyaknya angkatan
kerja yang berpendidikan maksimum SD ini yang sudah berusia
lanjut meninggal dunia. Kenaikan laju pertumbuhan tertinggi pada
tahun 2017 diperkirakan terdapat pada tingkat pendidikan Universitas
sebesar 13,44 persen, kemudian pada tingkat SMTA Kejuruan
sebesar 10,11 persen. Keadaan Ini disebabkan adanya dorongan
bagi angkatan kerja muda untuk meningkatkan derajat
pendidikannya menjadi lebih tinggi. Disamping itu menandakan
bahwa kualitas angkatan kerja menurut pendidikan diharapkan
cenderung meningkat, terbukti dari perkembangan pergeseran SMTP

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


60 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
dan SMTA Umum yang lebih rendah dibanding Universitas dan
SMTA Kejuruan.

Tabel 3.12
PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Maksimum SD 299.979 294.979 288.674 282.240 273.554 266.469
SLTP 95.389 97.718 100.489 103.270 106.627 109.644
SMTA Umum 110.695 118.066 126.025 134.159 143.061 151.635
SMTA Kejuruan 70.735 78.596 86.987 95.650 105.161 114.483
Diploma 26.092 28.374 30.879 33.451 36.300 39.194
Universitas 33.292 38.626 44.279 50.117 56.309 62.541
Jumlah 636.182 656.359 677.333 698.887 721.012 743.966

3.3.3. Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Angkatan kerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang


berjenis kelamin laki-laki diperkirakan akan mendominasi
dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 415.208 orang pada tahun 2012, dan diperkirakan terus
meningkat sehingga menjadi sebesar 479.347 orang pada tahun
2017. Sementara yang berjenis kelamin perempuan juga
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan setiap tahun, yaitu
sebesar 220.975 orang pada tahun 2012 menjadi sebesar 264.619
orang pada tahun 2017. Sementara persentase perubahan angkatan
kerja laki-laki pada tahun 2012-2017 diperkirakan rata-rata sebesar
3,09 persen per tahun, sedangkan angkatan kerja perempuan
diperkirakan rata-rata sebesar 3,95 persen per tahun. Hal ini dapat
dimaklumi karena pada umumnya laki-laki merupakan kepala rumah
tangga dan mempunyai kewajiban untuk menafkahi keluarganya
sehingga tambahan angkatan kerja laki-laki lebih banyak dan lebih
besar.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 61
Tabel 3.13
PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Laki-laki 415.208 427.345 439.934 452.830 466.026 479.347
Perempuan 220.975 229.014 237.399 246.056 254.986 264.619
Jumlah 636.182 656.359 677.333 698.887 721.012 743.966

3.3.4 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota

Angkatan kerja menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2012-


2017 diperkirakan laju pertumbuhan terbesar di Kabupaten Bangka
Tengah sebesar 5,23 persen, yaitu dengan tambahan angkatan kerja
sebanyak 25.059 orang. Dengan demikian pada tahun 2017
diperkirakan jumlahnya mencapai 111.366 orang atau dengan
proporsi sebesar 14,97 persen. Proporsi tersebut adalah nomor 3
terbesar dimana proporsi di atasnya adalah Kabupaten Bangka
sebesar 20 persen (148.808 orang) dan Kabupaten Bangka Barat
sebesar 15,45 persen (114.906 orang). Sedangkan yang proporsinya
paling kecil adalah Kabupaten Belitung Timur yaitu dari 8,80 persen
pada tahun 2012 menjadi 8,94 persen pada tahun 2017.

Tabel 3.14
PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten Bangka 140.639 142.166 143.774 145.414 147.081 148.808


Kabupaten Belitung 81.188 83.565 86.009 88.533 91.136 93.841
Kabupaten Bangka Barat 92.798 96.887 101.192 105.598 110.181 114.906
Kabupaten Bangka Tengah 86.307 91.102 96.016 101.015 106.100 111.366
Kabupaten Bangka Selatan 91.340 94.813 98.452 102.241 106.100 110.135
Kabupaten Belitung Timur 55.961 57.919 59.950 62.057 64.243 66.523
Kota Pangkal Pinang 87.949 89.907 91.940 94.029 96.170 98.387

Jumlah 636.182 656.359 677.333 698.887 721.012 743.966

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


62 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
3.3.5 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Wilayah

Angkatan kerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang


berdomisili di pedesaan diperkirakan akan mendominasi
dibandingkan dengan yang berdomisili di perkotaan. Angkatan kerja
yang berdomisili di pedesaan pada tahun 2012 diperkirakan
sebanyak 333.476 orang, diperkirakan terus meningkat dan
diperkirakan pada tahun 2017 mencapai sebanyak 383.312 orang.
Sedangkan yang berdomisili di perkotaan diperkirakan setiap tahun
akan terus mengalami peningkatan. Diperkirakan angkatan kerja
diperkotaan pada tahun 2012 sebanyak 302.707 orang dan
diperkirakan pada tahun 2017 meningkat menjadi sebanyak 360.654
orang. Sementara persentase peningkatan angkatan kerja di
pedesaan pada tahun 2012-2017 diperkirakan rata-rata sebesar
2,99 persen per tahun, sedangkan angkatan kerjadi perkotaan
diperkirakan rata-rata sebesar 3,83 persen per tahun.Berikut
disajikan perkiraan angkatan kerja menurut Desa dan Kota
sebagaimana tertera pada Tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.15
PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Perdesaan 333.476 342.877 352.621 362.590 372.777 383.312


Perkotaan 302.707 313.482 324.712 336.297 348.235 360.654
Jumlah 636.182 656.359 677.333 698.887 721.012 743.966

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 63
BAB IV
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

Berdasarkan hasil analisis dari kondisi ketenagakerjaan dan segala


permasalahan ketenagakerjaan yang telah dibahas pada Bab II, maka
dalam bab ini akan dibahas perkiraan ketenagakerjaan yang meliputi
perkiraan perekonomian dan perkiraan kesempatan kerja,serta perkiraan
produktivitas tenaga kerja.

4.1 PERKIRAAN PEREKONOMIAN PROVINSI KEPULAUAN


BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 – 2017
Stabilitas perekonomian merupakan syarat untuk tercapainya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk terwujudnya hal tersebut
pemerintah sebagai fasilitator dapat memberikan jaminan kepastian
berusaha melalui kebijakan-kebijakan maupun regulasi. Salah satu
indikator keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi atau nilai tambah yang pada dasarnya dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu faktor produksi, kebijakan moneter dan inflasi,
serta adanya pengaruh perekonomian seperti naiknya harga bahan bakar
minyak.
Kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
digambarkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan 2000, pada lima tahun mendatang
diperkirakan akan terus membaik. Gambaran kinerja perekonomian
provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut dapat dilihat melalui
perkiraan laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) tahun 2012-2017
sebagaimana tercantum pada Tabel 4.1. Diperkirakan pada tahun 2012
laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi
sebesar 6,40 persen, dan diperkirakan terus meningkat sampai tahun 2017
sehingga menjadi sebesar 7,31 persen. Peningkatan ini terjadi di semua
sektor perekonomian termasuk sektor Pertambangan dan Penggalian serta
sektor Pertanian yang selama ini pertumbuhannya sangat besar.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 65
Perbaikan pertumbuhan ekonomi tahun 2012-2017 terjadi seiring dengan
meningkatnya permintaan domestik dan kondisi eksternal yang tetap kuat.
Tabel 4.1
PERKIRAAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB)
MENURUT LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(dalam persen)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pertanian 4.33 4.40 4.45 4.48 4.50 4.53
2. Pertambangan 3.80 3.88 3.92 3.92 3.96 3.98
3. Industri Pengolahan 2.94 3.12 3.26 3.38 3.59 3.79
4. Listrik, Gas dan Air 13.50 13.56 13.63 13.62 13.68 13.72
5. Bangunan 13.33 13.39 13.47 13.56 13.67 13.76
6. Perdagangan 9.27 9.34 9.39 9.46 9.51 9.53
7. Angkutan 9.38 9.45 9.50 9.55 9.57 9.59
8. Keuangan 8.91 8.98 9.06 9.16 9.18 9.21
9. Jasa Kemasyarakatan 10.24 10.34 10.40 10.45 10.47 10.49
Jumlah 6.40 6.61 6.79 6.96 7.14 7.31

Tabel 4.2 di bawah menunjukkan bahwa PDRB Provinsi Kepulauan


Bangka Belitung pada tahun 2012-2017 diperkirakan akan selalu
mengalami pertumbuhan positif. Proyeksi kinerja perekonomian yang
mampu menghasilkan laju pertumbuhan yang positif ini menunjukkan
bahwa perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam era
otonomi dari tahun ke tahun semakin membaik, sehingga diharapkan akan
dapat meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan akses terhadap
barang dan jasa serta mendorong terciptanya kesempatan kerja.

Tabel 4.2
PERKIRAAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
BERDASARKAN LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2012-2017(Dalam Jutaan)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pertanian 2,635,579 2,751,418 2,873,758 3,002,400 3,137,401 3,279,413
2. Pertambangan 1,582,331 1,643,685 1,708,155 1,775,154 1,845,365 1,918,722
3. Industri Pengolahan 2,511,410 2,589,766 2,674,090 2,764,575 2,863,881 2,972,470
4. Listrik, Gas dan Air 79,711 90,523 102,858 116,868 132,852 151,085
5. Bangunan 884,982 1,003,517 1,138,728 1,293,185 1,469,910 1,672,141
6. Perdagangan 2,387,716 2,610,845 2,855,958 3,126,083 3,423,319 3,749,502
7. Angkutan 464,070 507,929 556,198 609,333 667,665 731,715
8. Keuangan 442,263 481,973 525,637 573,782 626,452 684,145
9. Jasa Kemasyarakatan 925,933 1,021,701 1,127,964 1,245,843 1,376,291 1,520,672
Jumlah 11,913,995 12,701,359 13,563,347 14,507,222 15,543,135 16,679,864

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


66 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Dilihat dari pengaruh perekonomian terhadap penciptaan
kesempatan kerja, maka sangat berpengaruh positif. Perkembangan sektor
pertanian lebih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, hal ini tercermin dari kemampuannya dalam
menciptakan kesempatan kerja di sektor pertanian terutama sub sektor
perkebunan, dengan laju perekonomian pada tahun 2012 diperkirakan
sebesar 4,33 persen dapat mendorong kontribusi pertumbuhan PDRB
sebesar 22,12 persen dan penciptaan kesempatan kerja sebanyak
151.075 orang. Pada tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi sektor
pertanian diperkirakan sedikit meningkat menjadi 4,53 persen, dan dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar itu diperkirakan mampu meningkatkan
kontribusi pembentukan PDRB sebesar 19,66 persen, dan diperkirakan
mampu menciptakan kesempatan kerja sebanyak 142.069 orang.
Sektor pertanian pada tahun 2017 diperkirakan tetap menjadi
unggulan dalam penyediaan kesempatan kerja, hal ini disebabkan karena
sektor ini dijadikan sumber pendapatan bagi mayoritas penduduk Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan ketangguhan sektor ini dalam
menghadapi krisis ekonomi telah terbukti. Dengan kondisi tersebut,
pemerintah telah menetapkan beberapa komoditi untuk dikembangkan
secara terpadu melalui perluasan lahan, bantuan-bantuan fisik (sarana dan
prasarana), maupun dengan pendampingan langsung diharapkan mampu
memacu sektor pertanian secara umum ke arah yang lebih baik.
Sektor pertambangan pada tahun 2012 diperkirakan menyumbang
kontribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 13,28
persen dengan laju pertumbuhan sebesar 3,80 persen. Sedangkan pada
tahun 2017 sektor pertambangan mengalami penurunan dalam
menyumbang kontribusi PDRB yakni hanya sebesar 11,50 persen dengan
laju pertumbuhan sebesar 3,98 persen. Kecilnya laju pertumbuhan
ekonomi sektor pertambangan ini diperkirakan karena lemahnya transaksi
investasi dan akuisisi di sektor pertambangan yang dipicu oleh
berfluktuasinya harga timah dunia. Disamping peningkatan permintaan,
adanya pengetatan pemberian ijin pertambangan timah, peningkatan
standar dampak lingkungan dan buruknya infrastruktur juga menjadi
pertimbangan utama bagi perusahaan besar berskala global untuk
membentuk usaha patungan dengan perusahaan pertambangan lokal.
Diharapkan dengan adanya usaha patungan tersebut maka kecepatan
investasi, kegiatan eksplorasi dan penambangan dapat ditingkatkan.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 67
Pada sektor industri diperkirakan sebagai penyumbang terbesar
kedua dalam pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
yaitu menyumbang 21,08 persen pada tahun 2012 dengan laju
pertumbuhan sebesar 2,94 persen, dan pada tahun 2017 diperkirakan
menurun sehingga menjadi 17,82 persen walaupun posisi laju
pertumbuhan mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,79 persen.
Sektor industri tergolong besar pengaruhnya terhadap pembentukan PDRB
pada tahun 2017, namun penyerapan tenaga kerjanya urutan kelima
(41.011 orang) setelah sektor pertambangan, perdagangan, pertanian dan
jasa kemasyarakatan.
Laju pertumbuhan di sektor listrik, gas dan air pada tahun 2012 -
2017 diperkirakan menempati urutan pertama terbesar dibandingkan
sektor lainnya yakni mencapai 13,50 persen pada tahun 2012 dan 13,72
persen pada tahun 2017. Namun demikian, bila dilihat menurut proporsinya
sektor ini terkecil dalam pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung pada tahun 2012 yakni hanya sebesar 0,67 persen dan 0,91
persen pada tahun 2017. Sektor listrik, gas dan air, merupakan sektor
pendukung sektor lainnya, terutama untuk kegiatan konsumsi, industri, dan
rumah tangga.
Pada tahun 2012 - 2017 diperkirakan adanya peningkatan alokasi
pembangunan infrastuktur di berbagai bidang, maka sektor bangunan
diperkirakan mengalami laju pertumbuhan sebesar 13,33 persen pada
tahun 2012 dan diperkirakan pada tahun 2017 menjadi 13,76 persen.
Peningkatan sektor ini didukung peran swasta dalam pembangunan
infrastruktur yang terbuka luas. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan
oleh pemerintah baik berupa pembangunan jalan, memperbaiki layanan
irigasi dan rawa melalui peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi
meningkatnya kegiatan di sektor bangunan juga didukung oleh banyaknya
pembangunan perumahan (properti) yang ditujukan bagi masyarakat baik
berupa rumah-rumah sederhana maupun kawasan elite. Pembangunan
properti tersebut ikut menyumbang sektor bangunan dalam pembentukan
PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan
tumbuh sebesar 9,27 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 9,53 persen pada tahun 2017. Perkembangan sektor
perdagangan, hotel dan restoran dipengaruhi oleh aktivitas dan
perkembangan daya beli masyarakat. Salah satu faktor yang mendorong
meningkatnya pertumbuhan sektor ini adalah sub sektor perhotelan, yakni

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


68 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
dengan membaiknya tingkat hunian, baik dilihat dari jumlah maupun
lamanya menginap dari wisatawan domestik dan wisatawan asing.
Sektor angkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh sekitar 9,38
persen pada tahun 2012 dan diperkirakan meningkat menjadi sebesar 9,59
persen pada tahun 2017. Sumbangannya terhadap pembentukan PDRB
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2017 menempati urutan
ketiga terendah setelah sektor listrik, gas dan air dan sektor keuangan.
Peranan sektor angkutan dan komunikasi dalam pembentukan PDRB
terutama disumbang oleh sub sektor komunikasi akibat meningkatnya
pemakaian sarana komunikasi oleh masyarakat serta masih luasnya pasar
yang belum tersentuh memungkinkan sub sektor komunikasi mampu
tumbuh. Saat ini mobilitas masyarakat yang semakin tinggi dan inovasi di
bidang komunikasi yang meningkat serta persaingan pasar yang semakin
ketat sehingga memberikan keleluasan pada masyarakat untuk memilih
operator. Pertumbuhan sektor pengangkutan didorong oleh kondisi
ekonomi domestik yang semakin membaik serta aktivitas berbagai sektor
ekonomi yang semakin menggeliat menjadi pendukung meningkatnya
kinerja sub sektor angkutan. Aktivitas ekonomi yang meningkat akan
berdampak pada meningkatnya distribusi barang dan transportasi
penumpang. Volume angkutan kargo dan penumpang pesawat
diperkirakan akan terus meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan
peran sub sektor angkutan.
Kegiatan utama sektor keuangan adalah usaha perbankan,
lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan dan usaha
persewaan bangunan dan tanah. Sumbangan sektor keuangan terhadap
produk domestik regional bruto diperkirakan laju pertumbuhan terus
meningkat selama tahun 2012-2017 yakni sebesar 8,91 persen pada tahun
2012, meningkat menjadi 9,21 persen pada tahun 2017.
Aktivitas kegiatan ekonomi yang semakin meningkat tidak akan
lepas dari peranan sektor pemerintahan, pertahanan dan jasa lainnya.
Pada tahun 2012 sektor pemerintahan, pertahanan dan jasa lainnya
diperkirakan menyumbang pembentukan PDRB sebesar 7,77 persen
dengan laju pertumbuhan sebesar 10,24 persendan pada tahun 2017
sektor ini diperkirakan menyumbang PDRB sebesar 9,12 persen dengan
tingkat laju pertumbuhan sebesar 10,49 persen. Dengan keterbatasan
anggaran pemerintah dan adanya upaya penghematan maka peningkatan
pelayanan sektor ini akan lebih banyak dilayani oleh jasa swasta. Peranan
jasa swasta ini dalam perkembangannya akan menjadi penting, terutama

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 69
peranannya sebagai pendukung aktivitas perekonomian dan permintaan
domestik yang terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan
masyarakat di masa mendatang.

4.2. PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA


Penciptaan kesempatan kerja merupakan salah satu langkah untuk
penanggulangan pengangguran. Semakin banyak kesempatan kerja yang
tercipta menyebabkan rendahnya atau berkurangnya pengangguran.
Penciptaan kesempatan kerja di berbagai sektor atau lapangan usaha
sangat diharapkan sehingga memberikan peluang kepada penduduk untuk
bekerja. Perkiraan kesempatan kerja tahun 2012-2017 merupakan
perkiraan besarnya peluang kesempatan kerja pada tahun dimaksud.
Kesempatan kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada
tahun 2012–2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Diperkirakan
kesempatan kerja pada tahun 2012 sebanyak 614.565 orang, dan
diperkirakan akan terus meningkat sampai pada tahun 2017sehingga
menjadi sebanyak 724.806 orang, atau mengalami penambahan sebanyak
110.241 orang.

4.2.1 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha


Untuk tahun 2012-2017, perkiraan kesempatan kerja
menurut lapangan usaha masih didominasi oleh 3 lapangan usaha
yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, dan sektor
perdagangan. Untuk sektor pertanian diperkirakan memiliki
kesempatan kerja sebanyak151.075 orang pada tahun 2012 dan
diperkirakan terus menurun hingga tahun 2017 menjadi sebanyak
142.069 orang atau berkurang sebanyak 9.006 orang. Sektor
pertambangan diperkirakan memiliki kesempatan kerja sebanyak
153.860 orang pada tahun 2012 dan diperkirakan bertambah
sebanyak 29.556 orang sampai pada tahun 2017 sehingga menjadi
sebanyak 183.416 orang. Sektor ini diperkirakan akan terus
bertambah seiring dengan semakin besarnya sektor informal.
Di Sektor perdagangan diperkirakan memiliki kesempatan
kerja sebanyak118.176 orang pada tahun 2012 dan diperkirakan
sampai pada tahun 2017 memiliki kesempatan kerja menjadi
sebanyak 154.661 orang atau bertambah sebanyak 36.485 orang.
Sektor ini memiliki pertambahan terbesar diantara sektor-sektor
lainnya. Meningkatnya dunia perdagangan ini menyebabkan sektor

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


70 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
ini semakin terbuka kesempatan kerjanya. Sementara untuk sektor
listrik, gas dan air diperkirakan memiliki tambahan kesempatan
kerja terendah selama tahun 2012-2017 hanya sebanyak1.273
orang yaitu dari sebanyak 1.618 orang pada tahun 2012 menjadi
sebanyak 2.891 orang pada tahun 2017. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017


1. Pertanian 151.075 149.259 147.444 145.640 143.849 142.069
2. Pertambangan 153.860 159.289 164.975 170.863 177.013 183.416
3. Industri Pengolahan 34.833 35.877 37.010 38.224 39.556 41.011
4. Listrik, Gas dan Air 1.618 1.816 2.039 2.290 2.572 2.891
5. Bangunan 27.391 28.585 29.793 31.060 32.348 33.699
6. Perdagangan 118.176 124.640 131.489 138.769 146.491 154.661
7. Angkutan 14.028 14.898 15.615 16.341 16.977 17.591
8. Keuangan 13.854 14.452 15.080 15.743 16.437 17.163
9. Jasa Kemasyarakatan 99.730 106.386 113.193 119.761 126.084 132.304
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur


Kesempatan kerjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
tahun 2012-2017 untuk golongan umur 15-19 tahun diperkirakan
akan mengalami penurunan sebanyak 11.419 orang yaitu dari
sebesar 32.603 orang pada tahun 2012 menjadi 21.184 orang pada
tahun 2017, golongan umur tersebut termasuk dalam usia sekolah.
Menurunnya kesempatan kerja untuk golongan umur ini,
diperkirakan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
dan meningkatnya peranan pemerintah terhadap peningkatan
partisipasi sekolah. Kesempatan kerja untuk usia produktif
(golongan umur 25-54 tahun) diperkirakan akan mengalami
peningkatan. Peningkatan paling besar pada golongan umur 30-34
tahun yaitu sebanyak 56.548 orang, disusul golongan umur 35-39
tahun yaitu sebanyak 20.902 orang. Lain halnya dengan golongan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 71
umur 60+ yang mengalami penurunan sebanyak 488 orang, masih
banyaknya kesempatan kerja untuk golongan umur ini meskipun
ada sedikit penurunan, karena membaiknya kesehatan akibat
meningkatnya harapan hidup walaupun mereka yang sudah
memasuki usia pensiun.
Tabel 4.4.
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016 2017
15 – 19 32.603 30.053 27.680 25.451 23.264 21.184
20 – 24 74.574 77.120 79.778 82.556 85.406 88.327
25 – 29 87.530 88.874 90.268 91.717 93.162 94.599
30 – 34 114.320 125.353 136.470 147.781 159.230 170.868
35 – 39 80.298 84.105 88.120 92.287 96.651 101.200
40 – 44 67.547 69.818 72.189 74.592 77.129 79.806
45 – 49 55.078 55.858 56.638 57.433 58.223 59.027
50 – 54 42.496 43.124 43.776 44.410 45.044 45.759
55 – 59 29.975 30.848 31.756 32.605 33.470 34.378
60 + 30.144 30.049 29.964 29.860 29.748 29.656
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.3 Perkiraan Kesempatan KerjaMenurut Tingkat Pendidikan

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi pada


saat ini kebutuhan akan tenaga kerja yang berkualitas menjadi
sebuah kebutuhan. Oleh karena itu, kesempatan kerja untuk tingkat
pendidikan Maksimum SD di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
diperkirakan mengalami penurunan signifikan sebanyak 32.933
orang selama tahun 2012-2017, pada tahun 2012 diperkirakan
jumlah kesempatan kerja untuk jenjang pendidikan ini sebanyak
293.699 orang dan diperkirakan menurun sehingga menjadi
sebanyak 260.766 orang pada tahun 2017. Sementara kesempatan
kerja untuk jenjang pendidikan lainnya semuanya mengalami
peningkatan terutama untuk jenjang pendidikan SMTA Kejuruan
yang memiliki penambahan terbesar yaitu sebanyak 44.355 orang
atau menjadi sebanyak 109.836 orang pada tahun 2017.
Sedangkan untuk perkiraan kesempatan kerja dengan
jenjang pendidikan Universitas juga diperkirakan mengalami
penambahan sebanyak 29.320 orang, secara keseluruhan jumlah

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


72 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
kesempatan kerja yang tersedia sebanyak 33.130 orang pada
tahun 2012 dan 62.450 orang pada tahun 2017. Sedangkan
perkiraan jumlah kesempatan kerja yang dapat dikatakan relatif
masih kecil terdapat pada jenjang pendidikan Diploma, yakni hanya
sebanyak 25.166 orang pada tahun 2012 dan 38.592 orang pada
tahun 2017.

Tabel 4.5
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017
(orang)
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Maksimum SD 293.699 288.777 282.596 276.232 267.711 260.766
SLTP 92.348 94.694 97.474 100.335 103.828 106.951
SMTA Umum 104.741 112.291 120.376 128.540 137.477 146.211
SMTA Kejuruan 65.481 73.429 81.884 90.800 100.426 109.836
Diploma 25.166 27.519 30.150 32.780 35.682 38.592
Universitas 33.130 38.492 44.159 50.004 56.204 62.450
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Kesempatan kerja menurut jenis kelamin di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan masih didominasi oleh
laki-laki. Hal ini terlihat dari komposisi jumlah kesempatan kerja
untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 404.467 orang atau sebesar
65,81 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan terus bertambah
setiap tahun sampai tahun 2017 sehingga menjadi sebanyak
469.697 orang atau sebesar 64,80 persen. Sementara itu untuk
kesempatan kerja jenis kelamin perempuan diperkirakan juga
mengalami peningkatan dari sebanyak 210.098 orang (34,19%)
pada tahun 2012 meningkat menjadi sebanyak 255.108 orang
(35,20%) pada tahun 2017. Perkiraan kesempatan kerja laki-laki
lebih banyak daripada perempuan dikarenakan laki-laki sebagai
tulang punggung keluarga sehingga harus mencari nafkah.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 73
Tabel 4.6
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017
(orang)

Jenis 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Kelamin
Laki-laki 404.467 416.772 429.514 442.567 455.908 469.697
Perempuan 210.098 218.429 227.124 236.123 245.420 255.108
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota

Kesempatan kerja menurut di Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung diperkirakan yang terbanyak adalah di Kabupaten Bangka
yaitu dengan proporsi sebesar 22,18 persen pada tahun 2012, dan
sedikit menurun menjadi 21,70 persen pada tahun 2017. Hal ini
karena dari segi laju pertumbuhannya justru yang terkecil yaitu
sebesar 1,18 persen atau dengan tambahan 8.248 kesempatan
kerja.

Tabel 4.7
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten Bangka 136.321 137.863 139.513 141.157 142.837 144.570


Kabupaten Belitung 78.924 81.336 83.794 86.352 88.999 91.748
Kabupaten Bangka Barat 89.700 93.838 98.153 102.647 107.359 112.206
Kabupaten Bangka Tengah 83.757 88.589 93.757 99.020 104.192 109.554
Kabupaten Bangka Selatan 88.068 91.673 95.392 99.243 103.262 107.469
Kabupaten Belitung Timur 54.655 56.738 58.823 60.973 63.210 65.543
Kota Pangkal Pinang 83.140 85.164 87.206 89.299 91.470 93.716

Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


74 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tambahan terbesar adalah di Kabupaten Bangka Tengah
sebanyak 25.797 kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan
tertinggi yaitu sebesar 5,52 persen. Sedangkan untuk proporsi
terkecil adalah Kabupaten Belitung Timur sebesar 8,89 persen
pada tahun 2012 dan dengan laju pertumbuhan sebesar 3,70
persen (tambahan sebanyak 10.889 orang) pada tahun 2017
proporsinya menjadi 8,93 persen.

4.2.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Wilayah

Kesempatan kerja menurut desa dan Kota di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan masih di dominasi oleh
pedesaan. Hal ini terlihat dari komposisi jumlah kesempatan kerja di
pedesaan sebanyak 325.266 orang atau sebesar 52,93 persen
pada tahun 2012 dan diperkirakan terus bertambah setiap tahun
sampai tahun 2017 sehingga menjadi sebanyak 376.011 orang atau
turun menjadi sebesar 51,88 persen. Sementara itu untuk
kesempatan kerja di perkotaan diperkirakan juga mengalami
peningkatan dari sebanyak 289.299 orang (47,07%) pada tahun
2012 meningkat menjadi sebanyak 348.794 orang (48,12%) pada
tahun 2017.

Tabel 4.8
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2012-2017
(orang)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pedesaan 325.266 334.857 344.781 354.937 365.304 376.011


Perkotaan 289.299 300.345 311.857 323.754 336.025 348.794
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan

Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam


melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Kesempatan
kerja menurut status pekerjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2
(dua) kategori yaitu formal dan informal. Kesempatan kerja di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2012-2017

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 75
diperkirakan akan didominasi oleh sektor formal yaitu berusaha
dengan buruh tetap (pengusaha/majikan) dan pekerja
buruh/karyawan/pegawai. Hal ini terlihat pada tabel di bawah ini
yang pada tahun 2012 diperkirakan memiliki kesempatan kerja
sebanyak 324.710 orang atau sebesar 52,84 persen dan terus
meningkat sampai pada tahun 2017 yang mencapai sebanyak
380.821 orang atau sebesar 52,54 persen. Proporsinya terus
menurun, kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan yang
dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum cukup
mampu menyediakan banyak kesempatan kerja yang notabene
memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi. Sementara kesempatan
kerja yang masuk dalam kategori informal adalah mereka yang
berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu, pekerja bebas di
pertanian maupun non pertanian serta pekerja bebas tanpa dibayar,
diperkirakan sebanyak 289.856 orang atau sebesar 47,16 persen
dari total kesempatan kerja pada tahun 2012, dan diperkirakan
terus meningkat sampai pada tahun 2017 sehingga menjadi
sebesar 343.984 orang atau sebesar 47,46 persen. Sektor informal
ini terdapat hampir di semua sektor ekonomi, seperti pertanian,
perdagangan, industri pengolahan, jasa kemasyarakatan, dan
bangunan.

Tabel 4.9
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA
MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Status Pekerjaan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


1. Brsh Sendiri tanpa bantuan 136.998 140.990 145.029 149.090 153.160 157.298
2. Brsh Dengan Dibantu 60.050 63.440 66.990 70.693 74.550 78.596
3. Brsh. Dengan Buruh 42.453 45.814 49.418 53.272 57.387 61.802
4. Pekerja/Buruh/karyawan 282.257 289.568 296.929 304.283 311.607 319.019
5. Pkj. Bebas di Pertanian 7.525 6.275 5.230 4.303 3.493 2.764
6. Pkj. Bebas di Non
28.570 30.570 32.695 34.945 37.325 39.855
Pertanian
7. Pekerja tak dibayar 56.713 58.545 60.348 62.105 63.806 65.471
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


76 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Di sektor pertanian, termasuk petani kecil atau buruh tani. Di
sektor industri pengolahan mencakup industri kecil, industri rumah
tangga hingga unit paling kecil yakni self-emloyment. Di sektor
perdagangan mencakup pemilik toko kecil atau warung hingga
pedagang asongan. Di sektor bangunan mencakup tukang yang
bekerja sendiri. Sementara di sektor angkutan termasuk
didalamnya adalah angkutan gelap dan ojek. Ditinjau menurut
lapangan usaha, jumlah sektor informal diperkirakan lebih banyak
bekerja pada sektor pertanian dan sektor perdagangan.

4.2.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Pekerjaan/Jabatan

Kesempatan kerja menurut jenis pekerjaan/jabatan adalah


macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan
kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak
bekerja (KBJI 2002 yang mengacu kepada ISCO 88).
Perkembangan perekonomian yang mengalami perubahan
berimbas juga terhadap provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagai salah satu Provinsi yang baru tumbuh dan berkembang,
serta berimbas pada kesempatan kerja menurut Jenis
Pekerjaan/jabatan. Perkiraan kesempatan kerja menurut jenis
pekerjaan/jabatan pada tahun 2012-2017 menunjukkan bahwa
semua jenis pekerjaan/jabatan mengalami perubahan yang berarti.
Untuk tenaga produksi dan lainnya diperkirakan memiliki proporsi
terbesar dari semua jenis pekerjaan/jabatan yaitu mencapai
sebesar 40,12 persen atau sebanyak 246.578 orang pada tahun
2012, dan tetap memiliki proporsi terbesar sampai dengan tahun
2017 yang diperkirakan mencapai sebanyak 281.536 orang
walaupun dari segi persentase mengalami penurunan sehingga
menjadi sebesar 38,84 persen.

Sementara itu untuk proporsi kesempatan kerja terbesar


kedua diperkirakan jatuh pada TenagaUsaha Pertanian sebanyak
146.290 orang atau sebesar 23,80 persen pada tahun 2012, dan
diperkirakan terus meningkat hingga tahun 2017 yang mencapai
sebesar 135.005 orang walaupun terjadi sedikit menurun bila dilihat
dari persentase yaitu hanya mencapai sebesar 18,63 persen.
Sedangkan perkiraan proporsi kesempatan kerja terbesar ketiga
yaitu pada tenaga tata usaha penjualan yaitu sebanyak 105.294
orang atau sebesar 17,13 persen, dan diperkirakan juga terus

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 77
mengalami peningkatan yang signifikan hingga menjadi sebanyak
134.707 orang atau sebesar 18,59 persen.

Tabel 4.10
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA
MENURUT JENIS PEKERJAAN/JABATAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Jenis Pekerjaan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


0/1. Tenaga Profesional 39.864 42.861 46.011 49.271 52.639 56.133
2. Tenaga Kepemimpinan 7.106 7.713 8.358 9.035 9.745 10.490
3. Tenaga Tata Usaha 38.601 42.105 45.854 49.816 53.993 58.413
4. Tenaga Usaha Penjualan 105.294 111.059 116.955 122.863 128.767 134.707
5. Tenaga Usaha Jasa 30.833 33.896 37.205 40.737 44.501 48.522
6. Tenaga Usaha Pertanian 146.290 144.131 141.925 139.694 137.386 135.005
7/8/9. Tenaga Produksi &
246.578 253.436 260.329 267.275 274.299 281.536
lainnya
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.2.9 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja

Jam kerja menunjukkan pemakaian waktu yang dilakukan


oleh tenaga kerja selama mereka bekerja (tidak termasuk jam kerja
istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar
pekerjaan). Jam kerja dibagi 2 kategori yaitu bekerja penuh
(mereka yang bekerja lebih dari 35 jam seminggu) dan bekerja
setengah penganggur (mereka yang bekerja kurang dari 35 jam
seminggu).
Dalam konsep ketenagakerjaan, kelompok setengah
penganggur dimaksud dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
setengah penganggur terpaksa (mereka yang bekerja kurang dari
35 jam per minggu namun masih mencari pekerjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaan) dan setengah penganggur sukarela
(mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu tetapi tidak
mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain).
Namun demikian, apapun kategorinya menggambarkan rendahnya
tingkat pendayagunaan tenaga kerja serta mengindikasikan
rendahnya produktivitas pekerja. Hal tersebut tentu saja
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
78 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
mengakibatkan rendahnya penghasilan para pekerja serta
rendahnya pendapatan rata-rata anggota keluarganya, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
PerkiraanKesempatan kerja menurut jam kerja diatas 35 jam
pada tahun 2012-2017 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari
sebanyak 428.930 orang pada tahun 2012 menjadi sebanyak
500.727 orang atau sebesar 69 persen dari total kesempatan kerja.
Peningkatan ini untuk semua jam kerja, peningkatan terbesar terjadi
pada jam kerja 45-59 jam yaitu mencapai sebanyak 197.126 orang
pada tahun 2012, dan diperkirakan akan tetap terbesar pada tahun
2017 yang mencapai sebesar 231.070 orang. Peningkatan jam
kerja ini diperkirakan karena semakin meningkatnya produksi
perusahaan yang mengakibatkan para pekerja membutuhkan waktu
kerja lebih lama dibandingkan dengan waktu kerja normal.

Tabel 4.11
PERKIRAAN KESEMPATAN KERJA MENURUT JAM KERJA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Jam Kerja 2012 2013 2014 2015 2016 2017
0 13.156 13.842 14.565 15.323 16.116 16.950
1-9 9.640 10.351 11.115 11.934 12.808 13.748
10-14 11.749 12.501 13.303 14.153 15.053 16.011
15-24 68.096 70.499 72.994 75.561 78.196 80.927
25-34 82.994 85.537 88.167 90.859 93.606 96.442
35-44 160.323 165.657 171.186 176.862 182.675 188.689
45-59 197.126 203.520 210.144 216.936 223.885 231.070
≥ 60 71.481 73.295 75.164 77.064 78.989 80.968
Jumlah 614.565 635.201 656.638 678.691 701.329 724.806

4.3 PERKIRAAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA


Besarnya produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran
besarnya aktivitas tenaga kerja yang dapat dihasilkan. Tinggi rendahnya
tingkat produktivitas tenaga kerja yang dicapai setiap sektor lapangan
usaha tergantung pada nilai pendapatan dan banyaknya jumlah pekerja
yang bekerja di sektor tersebut.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 79
Tabel 4.12
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA MENURUT LAPANGAN USAHA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Juta Rp/TK)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016 2017


1. Pertanian 17.446 18.434 19.490 20.615 21.810 23.083
2. Pertambangan 10.284 10.319 10.354 10.389 10.425 10.461
3. Industri Pengolahan 72.098 72.185 72.254 72.325 72.400 72.480
4. Listrik, Gas dan Air 49.275 49.855 50.443 51.039 51.643 52.257
5. Bangunan 32.309 35.106 38.222 41.635 45.440 49.620
6. Perdagangan 20.205 20.947 21.720 22.527 23.369 24.243
7. Angkutan 33.082 34.093 35.619 37.288 39.327 41.597
8. Keuangan 31.922 33.351 34.857 36.447 38.113 39.861
9. Jasa Kemasyarakatan 9.284 9.604 9.965 10.403 10.916 11.494
Jumlah 19.386 19.996 20.656 21.375 22.162 23.013

Produktivitas tenaga kerja dihitung berdasarkan perbandingan nilai


produk domestik regional bruto menurut lapangan usaha dengan jumlah
kebutuhan tenaga kerjanya. Produktivitas tenaga kerja terbesar selama
tahun 2012-2017 diperkirakan terdapat pada sektor industri pengolahan
yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan setiap tahun yaitu
dari sebesar Rp. 72.098 juta/tenaga kerja pada tahun 2012, menjadi
sebesar Rp. 72.480 juta/tenaga kerja pada tahun 2017. Sektor lain yang
cukup tinggi dalam produktivitas tenaga kerjanya adalah sektor listrik, gas
dan air, yang pada lima tahun tersebut juga mengalami peningkatan
hingga mencapai Rp. 42.257 juta/tenaga kerja pada tahun 2017.
Sementara sektor lain yang diperkirakan terus menurun selama lima tahun
yaitu pada sektor keuangan dan sektor angkutan. Sedangkan sektor
lainnya seperti sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor bangunan,
sektor perdagangan, dan sektor jasa kemasyarakatan juga diperkirakan
akan mengalami peningkatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 4.12.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


80 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
BAB V
PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN
ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN
AKAN TENAGA KERJA
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

Dalam proses perencanaan tenaga kerja, persediaan tenaga kerja


menjadi tumpuan awal yang menentukan kuantitas dan kualitas tenaga
kerja, sedangkan kebutuhan tenaga kerja adalah sesuatu yang harus
diciptakan. Sementara itu dengan kondisi negara yang cenderung surplus
persediaan tenaga kerja seperti di Indonesia maka penciptaan kesempatan
kerja yang seluas-luasnya adalah upaya yang mutlak harus dilakukan
apapun kondisi tenaga kerja yang tersedia. Demikian pula perbaikan
berbagai sistem yang berkenaan dengan penanggulangan pengangguran.
Konsep ini berkaitan erat dengan kondisi nyata Indonesia untuk mengatasi
masalah pengangguran yang dengan jelas menunjukkan ketidak
seimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja sebagaimana
telah disampaikan pada Bab II.

Untuk itu berbagai cara dapat dilakukan antara lain dengan


peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal yaitu memindahkan calon
tenaga kerja menuju kesempatan kerja yang lowong dengan melatih ulang
keterampilannya untuk memenuhi kualifikasi di tempat yang baru atau
menempatkan modal/industri (padat karya) ke wilayah yang jumlah
penganggurnya sangat tinggi; mengelola permintaan/kebutuhan
masyarakat, yaitu strategi mengarahkan permintaan masyarakat ke
barang/jasa yang jumlahnya melimpah; menyediakan informasi yang cepat
dan akurat mengenai kebutuhan tenaga kerja, baik perusahaan di daerah
mana saja yang membuka lowongan berikut kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan; menciptakan pertumbuhan ekonomi yang dititikberatkan pada
upaya penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya, hal ini agar hasil
dari pembangunan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat,
paling tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya melalui hasil kerjanya
sendiri; mengefektifkan program pendidikan dan pelatihan agar dapat
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 81
langsung ditempatkan dan memenuhi kebutuhan di tempat kerja; serta
yang tidak kalah penting adalah menumbuh kembangkan jiwa
kewirausahaan agar mampu dengan cepat melihat peluang pasar dan
menciptakan kesempatan kerja paling tidak bagi dirinya sendiri.

5.1 PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT GOLONGAN


UMUR

Untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung angka penganggur


terbuka (PT) pada tahun 2012 diperkirakan menjadi 21.617 orang dan
pada kurun waktu lima tahun berikutnya pada tahun 2017 diperkirakan
akan turun menjadi 19.160 orang. Begitu juga untuk tingkat penganggur
terbuka (TPT)nya yang diperkirakan menjadi 3,40 persen pada tahun 2012
menjadi 2,58 persen pada tahun 2017 (lihat Tabel 5.1 dan Tabel 5.2).

Tabel 5.1
PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016 2017


15 - 19 7.197 7.167 7.126 6.977 6.835 6.753
20 - 24 7.229 7.188 7.128 7.028 6.929 6.845
25 - 29 2.528 2.489 2.438 2.352 2.279 2.235
30 - 34 1.063 966 936 853 789 768
35 - 39 320 283 232 217 189 179
40 - 44 922 887 840 837 770 645
45 - 49 165 134 123 109 104 96
50 - 54 354 324 287 278 272 194
55 - 59 1.317 1.236 1.146 1.136 1.128 1.098
60 + 523 485 438 410 388 347
Jumlah 21.617 21.158 20.695 20.196 19.683 19.160

Jika ditinjau dari golongan umur diperkirakan jumlah pengangguran


yang terbesar didominasi oleh golongan usia muda 15-19 tahun dan 20-24
tahun. Kondisi ini diperkirakan kurangnya lapangan kerja untuk usia muda
dan khusus golongan usia 15-19 tahun tergolong dalam pekerja anak.
Demikian juga untuk TPT yang tertinggi adalah pada usia sekolah yaitu
golongan umur 15-19 tahun yang diperkirakan TPTnya mencapai 18,08
persen pada tahun 2012 dan diperkirakan pada tahun 2017 akan mengalami
kenaikan menjadi 24,17 persen. TPT yang tergolong tinggi berikutnya

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


82 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
adalah pada golongan umur 20-24 tahun yaitu sebesar 8,84 persen pada
tahun 2012 dan pada tahun 2017 diperkirakan turun menjadi 7,19 persen.
Hal ini menunjukkan golongan umur tersebut sudah mulai dibutuhkan di
dalam dunia kerja.
Tabel 5.2
PERKIRAAN TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT GOLONGAN UMUR
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Dalam persen)

Golongan Umur 2012 2013 2014 2015 2016 2017


15 - 19 18,0 19,25 20,47 21,52 22,71 24,1
20 - 24 8,84
8 8,53 8,20 7,85 7,50 7,19
7
25 - 29 2,81 2,72 2,63 2,50 2,39 2,31
30 - 34 0,92 0,76 0,68 0,57 0,49 0,45
35 - 39 0,40 0,34 0,26 0,23 0,19 0,18
40 - 44 1,35 1,25 1,15 1,11 0,99 0,80
45 - 49 0,30 0,24 0,22 0,19 0,18 0,16
50 - 54 0,83 0,74 0,65 0,62 0,60 0,42
55 - 59 4,21 3,85 3,48 3,37 3,26 3,10
60 + 1,70 1,59 1,44 1,36 1,29 1,16
Jumlah 3,40 3,22 3,06 2,89 2,73 2,58

Tingginya angka penganggur usia sekolah ini mengindikasikan


bahwa upaya yang sungguh-sungguh dalam menahan agar penduduk yang
masih berusia sekolah ini masih harus ditingkatkan dan bukan
menitikberatkan pada penambahan kesempatan kerja bagi mereka. Hal ini
karena dalam upaya pengurangan penganggur ini selain menciptakan
kesempatan kerja seluas-luasnya di sisi lain harus juga ditekankan pada
peningkatan kualitas tenaga kerja secara fisik maupun psikis termasuk
tingkat kematangan dalam bekerja. Ini sejalan dengan upaya pengurangan
pekerja anak (di bawah 18 tahun) yang terus harus ditingkatkan.

5.2 PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT TINGKAT


PENDIDIKAN
Tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang
berpendidikan rendah baik dari segi persediaan maupun kebutuhannya
sehingga penganggur terbukanya juga masih didominasi oleh penganggur
terbuka berpendidikan rendah. Pada tahun 2012 jumlah penganggur terbuka

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 83
berpendidikan SD diperkirakan masih mencapai 6.280 orang atau sebesar
29,06 persen dan diperkirakan jumlahnya terus turun hingga tahun 2017
menjadi 5.702orang, namun jika dilihat dari persentase terjadi kenaikan
menjadi 29,75 persen. Demikian juga penganggur berpendidikan SMTP
diperkirakan pada tahun 2012 sebanyak 3.042 orang atau sebesar 14,07
persen dan diperkirakan akan turun menjadi banyak 2.693 orang atau
sebesar 14,05 persen pada tahun 2017.

Penganggur terbuka berpendidikan SMTA Umum diperkirakan


masih cukup tinggi mencapai sebanyak 5.954 orang pada tahun 2012 dan
pada tahun 2017 diperkirakan terus turun sehingga menjadi sebanyak
5.424 orang. Sedangkan untuk SMTA Kejuruan diperkirakan juga akan
terus turun dari sebanyak 5.253 pada tahun 2012 menjadi 4.648 orang
pada tahun 2017. Lebih tingginya angka penganggur terbuka yang
berpendidikan SMTA Umum dibanding SMTA Kejuruan karena dari segi
jumlah angkatan kerja SMTA Umum memang masih jauh lebih tinggi
daripada SMTA Kejuruan.

Tabel 5.3
PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Maksimum SD 6.280 6.203 6.079 6.008 5.843 5.702
SLTP 3.042 3.024 3.015 2.935 2.798 2.693
SMTA Umum 5.954 5.775 5.649 5.619 5.584 5.424
SMTA Kejuruan 5.253 5.167 5.103 4.849 4.735 4.648
Diploma 926 855 729 671 618 602
Universitas 162 134 120 113 104 91
Jumlah 21.617 21.158 20.695 20.196 19.683 19.160

Jumlah penganggur terbuka kategori lulusan pendidikan Diploma


dan Universitas walau secara jumlah masih jauh lebih kecil daripada
tingkat pendidikan di bawahnya namun mulai menunjukkan kecenderungan
untuk merambat turun. Walau demikian dengan berbagai upaya perluasan
kesempatan kerja baik untuk pekerjaan formal maupun upaya menumbuh
kembangkan jiwa usahawan di kalangan lulusan perguruan tinggi

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


84 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
diharapkan angka penganggurnya pada tahun 2012-2017 mengalami
penurunan.

Secara historis perbandingan penganggur terbuka antara yang


Umum dan Kejuruan ini berlangsung stabil sehingga perkiraan ke depan
juga masih dipengaruhi oleh kondisi di lapangan. Pemerintah dalam hal ini
melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah cukup gencar
mencanangkan program SMK Bisa untuk meningkatkan daya tampung dan
merubah mind set masyarakat terutama yang memiliki keterbatasan minat,
kemampuan dan biaya agar lebih memilih program kejuruan. Tujuannya
antara lain untuk meringankan beban orang tua dengan mempersingkat
masa pendidikan, mempersiapkan calon tenaga kerja agar lebih terampil
sesuai kejuruan yang menjadi minatnya dan juga yang tidak kalah penting
adalah dalam menjawab kebutuhan pasar kerja.

Tabel 5.4
PERKIRAAN TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Dalam persen)

Tingkat Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Maksimum SD 2,09 2,10 2,11 2,13 2,14 2,14
SLTP 3,19 3,09 3,00 2,84 2,62 2,46
SMTA Umum 5,38 4,89 4,48 4,19 3,90 3,58
SMTA Kejuruan 7,43 6,57 5,87 5,07 4,50 4,06
Diploma 3,55 3,01 2,36 2,01 1,70 1,54
Universitas 0,49 0,35 0,27 0,23 0,19 0,15
Jumlah 3,40 3,22 3,06 2,89 2,73 2,58

Pada kenyataannya dunia kerja akan lebih banyak membutuhkan


pekerja setingkat operator dibanding setingkat manajer yang seharusnya
merupakan ciri lulusan perguruan tinggi, demikian pula dengan berbagai
inovasi tidak menutup kemungkinan mereka membuka usaha mandiri
dengan bekal keterampilan yang dimilikinya tersebut. Bahkan bisa jadi
dengan peluang sukses yang lebih besar karena mereka langsung
berhadapan dengan kebutuhan pasar, tahu persis pekerjaan yang
digelutinya dan pada umumnya bisa dimulai dengan permodalan yang jauh
lebih kecil. Namun, harapan tersebut pada kenyataannya masih terkendala
dengan pola pikir yang cenderung standar mengikuti tatanan kebiasaan
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 85
baik bagi calon tenaga kerja dan pemberi kerja tapi terutama karena masih
sangat minimnya jiwa kewirausahaan masyarakat Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Dengan demikian perkiraan penganggur terbuka menurut
tingkat pendidikan SMTA Umum dan Kejuruan ini pun masih stabil
mengikuti pola pikir yang berkembang di tengah masyarakat.

5.3 PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT JENIS


KELAMIN
Pada tahun 2012-2017 jumlah penganggur perempuan diperkirakan
masih lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah penganggur laki-laki.
Jumlah penganggur baik laki-laki maupun perempuan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan akan terus menurun sampai
dengan tahun 2017. Apabila dilihat dari TPTnya maka tingkat penganggur
terbuka laki-laki mencapai 2,59 persen, sementara pada tahun 2017
diperkirakan menurun menjadi 2,01 persen. Sedangkan TPT perempuan
diperkirakan mencapai 4,92 persen, diharapkan pada tahun 2017
menurun hingga 3,59 persen.
Tabel 5.5
PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(dalam orang)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Laki-laki 10.740 10.573 10.420 10.263 10.118 9.650

Perempuan 10.877 10.585 10.275 9.933 9.565 9.511

Jumlah 21.617 21.158 20.695 20.196 19.683 19.160

Jika dibandingkan antara kedua jenis kelamin ini untuk angka


penganggur perempuan hingga saat ini memang masih cukup dominan,
hal ini karena banyak perusahaan yang lebih memilih perempuan sebagai
tenaga kerjanya bukan semata karena karakteristik jenis pekerjaannya
tetapi (di luar keterbatasan fisiknya) tenaga kerja perempuan dianggap
lebih menguntungkan pihak manajemen perusahaan seperti lebih telaten
dan lebih mudah diatur. Hal ini berbanding lurus dengan konsep
kesetaraan gender dari tahun ke tahun.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


86 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 5.6
PERKIRAAN TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Dalam persen)

Jenis Kelamin 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Laki-laki 2,59 2,47 2,37 2,27 2,17 2,01
Perempuan 4,92 4,62 4,33 4,04 3,75 3,59
Jumlah 3,40 3,22 3,06 2,89 2,73 2,58

5.4 PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT


KABUPATEN/KOTA
Penganggur terbuka (PT) pada tahun 2012-2017 di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang paling banyak adalah di Kota Pangkal
Pinang yaitu dengan proporsi sebesar 22,24 persen pada tahun 2012 dan
menjadi 22,42 persen pada tahun 2017. Berikutnya adalah Kabupaten
Bangka dengan proporsi 19,97 persen dan meningkat menjadi 20,34
persen pada tahun 2017. Jumlah penganggur yang cukup besar berikutnya
di Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka Barat. Sementara
itu, dari segi lajunya menunjukkan penurunan di seluruh kabupaten/kota,
dimana laju yang paling tinggi penurunannya adalah di Kabupaten Bangka
Tengah yaitu sebesar minus 6,61 persen. Berikutnya di Belitung Timur dan
Bangka Selatan dengan laju minus 5,59 persen dan minus 4,02 persen.

Tabel 5.7
PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kabupaten Bangka 4.318 4.303 4.261 4.257 4.245 4.238
Kabupaten Belitung 2.265 2.229 2.215 2.181 2.137 2.093
Kabupaten Bangka Barat 3.098 3.049 3.039 2.951 2.821 2.700
Kabupaten Bangka Tengah 2.550 2.513 2.259 1.995 1.909 1.812
Kabupaten Bangka Selatan 3.272 3.140 3.060 2.997 2.838 2.666
Kabupaten Belitung Timur 1.306 1.181 1.127 1.084 1.033 980
Kota Pangkal Pinang 4.809 4.743 4.734 4.730 4.700 4.671
Jumlah 21.617 21.158 20.695 20.196 19.683 19.160

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 87
Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) yang tertinggi juga di Kota
Pangkal Pinang, yaitu sebesar 5,40 persen pada tahun 2012 dan turun
menjadi 4,75 persen pada tahun 2017. Berikutnya adalah di Kabupaten
Bangka dan Bangka Barat. Sementara untuk kabupaten/kota dengan TPT
terendah adalah di Kabupaten Belitung Timur dan Kabupaten Bangka
Tengah.
Tabel 5.8
PERKIRAAN TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(Dalam persen)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Kabupaten Bangka 3,07 3,03 2,96 2,93 2,89 2,85
Kabupaten Belitung 2,79 2,67 2,58 2,46 2,35 2,23
Kabupaten Bangka Barat 3,34 3,15 3,00 2,79 2,56 2,35
Kabupaten Bangka Tengah 2,95 2,76 2,35 1,98 1,80 1,63
Kabupaten Bangka Selatan 3,58 3,31 3,11 2,93 2,67 2,42
Kabupaten Belitung Timur 2,33 2,04 1,88 1,75 1,61 1,47
Kota Pangkal Pinang 5,47 5,28 5,15 5,03 4,89 4,75
Jumlah 3,40 3,22 3,06 2,89 2,73 2,58

5.5. PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT WILAYAH


Pada tahun 2012-2017 penganggur terbuka (PT) di perkotaan
diperkirakan masih cukup besar bila dibandingkan dengan penganggur
terbuka di pedesaan. Jumlah penganggur terbuka baik di pedesaan
maupun di perkotaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan
akan terus menurun sampai dengan tahun 2017. Perkiraan proporsi
penganggur terbuka di pedesaan lebih kecil bila dibandingkan dengan
proporsi penganggur terbuka di perkotaan, yakni diperkirakan mencapai
8.162 orang pada tahun 2012, dan diperkirakan terus menurun sehingga
menjadi 11.096 orang pada tahun 2017. Sedangkan untuk penganggur
terbuka di pedesaan diperkirakan mencapai 8.162 orang pada tahun 2012
dan diperkirakan pada tahun 2017 penganggur terbuka di pedesaan juga
akan terus menurun hingga mencapai 6.746 orang.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


88 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 5.9
PERKIRAAN PENGANGGUR TERBUKA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Pedesaan 8.162 8,105 7,738 7,389 7,058 6,746
Perkotaan 13,691 12,957 12,524 12,069 11,594 11,096
Jumlah 21.617 21.158 20.695 20.196 19.683 19.160

Jika dilihat dari tingkat penganggur terbuka, di perkotaan masih


cukup tinggi bila dibandingkan dengan di pedesaan. Pada tahun 2012
tingkat penganggur terbuka diperkotaan diperkirakan sebesar 4,44 persen,
setiap tahun diperkirakan terus menurun hingga mencapai 2,77 persen
pada tahun 2017. Sedangkan untuk tingkat penganggur terbuka di
pedesaan juga mengalami hal yang sama yaitu pada tahun 2012
diperkirakan pada posisi 2,38 persen, dan diperkirakan pada tahun 2017
menjadi 1,52 persen. Kecendrungan menurunnya tingkat penganggur
terbuka ini dikarenakan semakin terbuka dan banyaknya lapangan usaha
yang tersedia baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Tabel 5.10
PERKIRAAN TINGKAT PENGANGGUR TERBUKA MENURUT WILAYAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(dalam persen)

Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pedesaan 2.38 2.24 2.03 1.84 1.67 1.52

Perkotaan 4.44 3.99 3.65 3.34 3.05 2.77

Jumlah 3,40 3,22 3,06 2,89 2,73 2,58

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 89
BAB VI
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

Dalam rangka percepatan transformasi ekonomi agar


kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dapat terwujud diupayakan melalui
langkah-langkah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi ini didukung oleh potensi demografi, kekayaan
sumber daya alam serta posisi geografis Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Demikian juga jumlah penduduk yang banyak dengan daya beli
yang terus meningkat adalah pasar yang potensial, sementara itu banyak
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terus membaik adalah potensi
daya saing yang luar biasa. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah
provinsi yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang
terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan
mineral), kekayaan sumber daya alam yang dimiliki harus dapat dikelola
seoptimal mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang
memberikan nilai tambah tinggi.

Dari berbagai kebijakan ekonomi dan analisa perkiraan dan


perencanaan persediaan tenaga kerja, kebutuhan tenaga kerja dan neraca
keseimbangan, maka kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan
dilaksanakan untuk mengatasi berbagai masalah yang diperkirakan akan
terjadi pada masa datang. Kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan yang akan dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyangkut pendayagunaan
tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja
dan kesejahteraan pekerja.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 91
Adapun kebijakan, strategi dan program pembangunan
ketenagakerjaan yang diperkirakan untuk dilaksanakan adalah sebagai
berikut :

6.1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

6.1.1. Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Kerja

Kebijakan ini merupakan suatu kegiatan yang terpadu untuk


dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi tenaga
kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai salah satu
tujuan pembangunan ketenagakerjaan sebagaimana tercantum
dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan maka diperlukan kebijakan yang bisa
meningkatkan pendayagunaan tenaga kerja itu sendiri. Kebijakan
tersebut menyangkut :

a. Kebijakan Pelatihan

Kebijakan pelatihan merupakan suatu kebijakan yang


bertujuan meningkatkan keterampilan, keahlian, kompetensi
tenaga kerja dan produktivitas. Kebijakan ini diperlukan untuk
mengatasi pokok persoalan yang dihadapi dalam membangun
daya saing. Jenis pelatihan dapat direncanakan lebih baik
apabila sistem informasi pasar kerja dapat dibangun. Hal ini juga
dapat mengurangi berbagai kegiatan pelatihan yang tidak
relevan terhadap permintaan pasar kerja. Terbentuknya sistem
informasi pasar kerja sangat bermanfaat pula bagi pengambil
kebijakan untuk menyusun kebutuhan pelatihan dalam rangka
peningkatan daya saing.

Kebijakan pelatihan memerlukan dukungan data tentang


seberapa besar sebenarnya tenaga kerja kita yang perlu dilatih.
Data ini dapat diperoleh dari tambahan kesempatan kerja.
Secara lebih spesifik data yang diperlukan untuk mendapatkan
jumlah tenaga kerja yang perlu mendapatkan pelatihan adalah
data penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan,
lapangan usaha, jabatan dan tingkat pendidikan. Dari keempat
data tersebut selanjutnya dilakukan perkiraan untuk
menghasilkan seberapa besar tambahan kesempatan kerja
yang tercipta.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
92 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Tabel 6.1
PERKIRAAN TAMBAHAN KESEMPATAN KERJA
MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA DAN TINGKAT PENDIDIKAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017
(orang)
Tingkat Pendidikan
Status Pekerjaan SMTA SMTA Jumlah
Maks SD SLTP Diploma Universitas
Umum Kejuruan
1. Brsh Sendiri tanpa bantuan (6.064) 2.689 7.636 8.168 2.472 5.399 20.300
2. Brsh Dengan Dibantu (5.540) 2.457 6.977 7.462 2.259 4.932 18.546
3. Brsh. Dengan Buruh (5.780) 2.563 7.279 7.785 2.357 5.146 19.349
4. Pekerja/Buruh/karyawan (9.136) 4.870 13.829 14.791 3.898 8.511 36.762
5. Pkj. Bebas di Pertanian (424) (631) (1.791) (1.915) - - (4.760)
6. Pkj. Bebas di Non Pertanian (3.371) 1.495 4.245 4.540 1.374 3.001 11.285
7. Pekerja tak dibayar (2.616) 1.160 3.295 3.524 1.067 2.329 8.758
Jumlah (32.933) 14.603 41.470 44.354 13.427 29.319 110.241

Berdasarkan perkiraan tambahan kesempatan kerja


menurut status pekerjaan utama dan Tingkat Pendidikan, bahwa
sebagai prioritas yang perlu dilatih adalah mereka yang akan
berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu dan pekerja/buruh
dengan tingkat pendidikan SMTP sampai dengan SMTA Umum
dan komponen status pekerjaan yang tergolong formal sebagai
pekerja/buruh/ karyawan. Berdasarkan perkiraan tambahan
kesempatan kerja tahun 2012-2017, bahwa yang perlu dilakukan
pelatihan tentang :
1. Kewirausahaan (berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu,
berusaha dengan buruh)sebanyak 29.601 orang.
2. Pekerja/buruh/karyawan sebanyak 18.699 orang.
Berdasarkan Tabel 6.2, bahwa kapasitas lembaga
pelatihan yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
saat ini sebanyak 1.552 orang. Sedangkan berdasarkan data
di atas yang perlu dilakukan pelatihan baik untuk
kewirausahaan dan pekerja/buruh/karyawan sebanyak 48.300
orang, sehingga yang belum terlayani sebanyak 46.748
orang. Untuk itu perlu ditingkatkan kesadaran pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka peningkatan kualitas SDM di
wilayahnya sehingga diharapkan masing-masing
Kabupaten/Kota dapat membangun BLK atau lembaga
latihan lainnya. Hal demikian akan sangat berdampak positif

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 93
terhadap peningkatan kapasitas lembaga latihan di masa
mendatang.
Tabel 6.2
Kapasitas Terpasang Lembaga Latihan
Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

Kapasitas Jumlah
Kabupaten/Kota Terpasang Instruktur
(LPK) (orang)
1. Kabupaten Bangka 144 3
2. Kabupaten Belitung 96 2
3. Kabupaten Bangka Barat 144 3
4. Kabupaten Bangka Tengah 96 1
5. Kabupaten Bangka Selatan 96 1
6. Kabupaten Belitung Timur 48 1
7. Kota Pangkalpinang 928 13
Jumlah 1,552 24
Sumber : Disnakertrans Prov.Kep.Babel bidang Pelatihan dan
Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2011

Jumlah instruktur pada tahun 2011 sebanyak 24


orang, sedangkan yang dilatih beberapa tahun terakhir rata-
rata sekitar 5.696 orang, maka rata-rata setiap instruktur
mampu melatih 4 angkatan kerja/pencari kerja. Untuk
mengoptimalkan lembaga pelatihan yang dibutuhkan, maka
diperlukan instruktur sebanyak 201 orang. Untuk memenuhi
kekurangan tenaga instruktur sebanyak itu bukan hal yang
mudah. Kendala keuangan, sarana dan prasarana tempat
melatih calon instruktur, serta BLKI yang hanya dimiliki oleh
pemerintah provinsi belum mampu untuk mencetak calon
instruktur-instruktur baru.

Berikut akan diuraikan beberapa kebijakan yang


berkaitan dengan pelatihan yang difokuskan kepada
kewirausahaan (berusaha sendiri, berusaha dengan dibantu)
dan pekerjaburuh/karyawan/pegawai.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


94 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
1) Pelatihan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama

a) Berusaha Sendiri dan Berusaha dibantu.


Dari perkiraan tambahan kesempatan kerja
berdasar Tabel 6.1 terdapat 29.601 orang pada tahun
2012-2017 yang perlu mendapatkan pelatihan dengan
fokus kewirausahaan (berusaha sendiri dan berusaha
dengan dibantu). Dengan banyaknya tenaga kerja yang
perlu dilatih maka dibutuhkan pula biaya besar yang
harus dikeluarkan. Selain itu, jumlah lembaga pelatihan,
instruktur, serta daya tampung lembaga pelatihan itu
sendiri perlu ditambah. Namun demikian walaupun
secara data masih banyak yang harus dilatih dan
terdapat kekurangan kapasitas pelatihan pada
kenyataannya justru sulit mencari orang yang mau
dilatih karena di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini
banyak yang tidak mau meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, karena sejak kecil banyak yang telah
terbiasa bekerja menambang dan merasa cukup dengan
itu. Dengan demikian yang lebih diperlukan adalah
sosialisasi dan pemberian motivasi agar mereka mau
meningkatkan taraf hidupnya tidak sekedar
mengandalkan pada hasil tambang yang tidak dapat
terbarukan dengan cepat dan pada suatu ketika akan
habis.

Program pelatihan yang potensial dikembangkan


untuk kelompok berusaha sendiri tanpa bantuan dan
dibantu diantaranya :
- Pelatihan budidaya perikanan dan peternakan
- Pelatihan penggunaan alat-alat mesin pertanian
- Pelatihan tata boga
- Pelatihan tata busana
- Pelatihan kerajinan tangan
- Pelatihan meubel
- Pelatihan pertukangan
- Pelatihan elektronika
- Pelatihan otomotif, dan lain-lain.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 95
b) Pekerja Buruh/Karyawan/Pegawai
Berdasarkan perkiraan tambahan kesempatan
kerja seperti pada tabel 6.1 diperkirakan akan terdapat
tambahan sebanyak 18.699 orang pada tahun 2012-
2017 yang perlu dilatih untuk menjadi
pekerjaburuh/karyawan/pegawai. Jumlah tersebut
adalah mereka yang berpendidikan SD - SMTA Umum.
Sedangkan untuk tingkat SMTA Kejuruan, Diploma dan
Universitas tidak perlu lagi diadakan pelatihan karena
mereka dianggap sudah siap bersaing di pasar kerja.
Prioritas pelatihan yang bisa dikembangkan bagi mereka
yang akan menjadi pekerja/buruh/karyawan/ pegawai di
antaranya:
- Pelatihan otomotif
- Pelatihan teknologi mekanik
- Pelatihan elektronika
- Pelatihan komputer
- Pelatihan operator mesin
- Pelatihan perhotelan, dan lain-lain.

c) Pelatihan Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Selain prioritas pelatihan tersebut di atas,
pelatihan yang perlu dilakukan juga bisa didasarkan
pada jenis pekerjaan yang akan dimasuki pencari kerja.
Dari beberapa jenis jabatan yang ada, dapat kita
bedakan jenis pelatihan prioritasnya agar pelatihannya
lebih terarah dan luarannya dapat diserap pasar kerja.

- Pertanian
Di sektor pertanian, ada beberapa jenis
pelatihan yang bisa dikembangkan, misalnya :
 Pelatihan peternak unggas
 Pelatihan operator mesin pertanian dan
kehutanan
 Pelatihan pekerja pertanian, perkebunan,
pembibitan, dan peternakan
 Pelatihan petani dan nelayan subsiten

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


96 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
- Industri Manufaktur
Untuk sektor industri manufaktur sebisa
mungkin disesuaikan dengan potensi daerah dan
jenis industri yang ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Hal ini diperlukan agar jenis
pelatihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dilapangan. Beberapa jenis pelatihan yang bisa
dikembangkan, diantaranya :
 Pelatihan pembuatan cenderamata
 Pelatihan pengolahan hasil laut
 Pelatihan tukang jahit
 Pelatihan penyulam
 Pelatihan tukang kayu dan meubel
 Pelatihan operator mesin jahit

- Keuangan
Di bidang keuangan, jenis pelatihan yang
masih bisa dikembangkan diantaranya :Pelatihan
operator komputer dan mesin pengolah data.

- Jasa-jasa
Untuk sektor jasa, banyak pelatihan yang
bisa dikembangkan, karena sektor ini memang
mengharuskan memiliki tingkat keterampilan yang
tinggi. Beberapa jenis pelatihan yang bisa
dikembangkan diantaranya :
 Pelatihan pemandu wisata
 Pelatihan pemangkas rambut, perias, dan
perawat kecantikan
 Pelatihan juru masak
 Pelatihan pelayan restoran
 Dll.

- Sektor lainnya
Untuk sektor lainnya, pelatihan yang bisa
dikembangkan, untuk menambah keterampilan
tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja
diantaranya :
 Pelatihan operator mesin forklift
 Pelatihan pembuat kerangka bangunan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 97
 Pelatihan teknisi teknik sipil
 Pelatihan teknisi teknik mesin
 Pelatihan teknisi teknik listrik
 Pelatihan operator komputer dan mesin pengolah
data
 Pelatihan perakit peralatan listrik, dan lain-lain.

Dari uraian diatas, diperlukan strategi yang dapat


mendukung terlaksananya pelatihan yang terencana dan
terarah. Strategi dimaksud antara lain :
1) Adanya perencanaan pelatihan berdasarkan pada
kebutuhan sektor, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan
status pekerjaan;
2) Mendayagunakan seluruh potensi lembaga pelatihan baik
yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan perusahaan,
serta membangun BLK baru;
3) Memberikan pelatihan kepada angkatan kerja baru untuk
meningkatkan kualitasnya agar mampu mengisi
kesempatan kerja yang ada di daerah;
4) Membangun link and match antara program pendidikan
dan program pelatihan dengan dunia kerja;
5) Penguatan infrastruktur pelatihan dan produktivitas;
6) Peningkatan kualitas sumberdaya pelatihan dan
produktivitas;
7) Penguatan sistem dan metoda pelatihan serta
produktivitas;
8) Penguatan sistem pendanaan pelatihan dan
produktivitas;
9) Revitalisasi lembaga pelatihan kerja;
10) Melakukan pelatihan berbasis kompetensi sesuai
kebutuhan baik untuk pembekalan masuk kerja maupun
untuk pengembangan karier, peningkatan produktivitas
dan kesejahteraan pekerja;
11) Percepatan pengakuan sertifikat kompetensi kerja.

b. Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja


Kebijakan penempatan tenaga kerja diarahkan untuk
pengembangan pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam
dan luar negeri, pengembangan kesempatan kerja serta

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


98 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
pengendalian penggunaan tenaga kerja asing. Keempat
kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan
di bidang ketenagakerjaan yaitu penganggur dan setengah
penganggur. Kebijakan bidang penempatan tenaga kerja
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja, yakni melalui
kebijakan lintas sektor yang mendorong setiap sektor untuk
menciptakan peluang kerja, serta melalui berbagai program
pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama
Pemerintah Kabupaten/Kota.

Secara lebih spesifik, kebijakan bidang penempatan


tenaga kerja diupayakan untuk diarahkan pada 3 (tiga) jenis
status pekerjaan yang dianggap penting pada 6 (enam)
lapangan usaha yang ditetapkan sebagai sektor prioritas dalam
pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Dengan demikian, pendekatan yang digunakan untuk
memformulasikan kebijakan penempatan tenaga kerja dalam
Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Tahun 2012-2017 ini
adalah dengan cara menentukan target utama penempatan
tenaga kerja berdasarkan jenis status pekerjaan dan lapangan
usaha.

Adapun dua jenis status pekerjaan yang menjadi target


utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2017 adalah
kesempatan kerja dengan status Berusaha Sendiri Tanpa
Bantuan, dan Berusaha Dengan Dibantu. Dasar pertimbangan
penetapan kesempatan kerja dengan status Berusaha Sendiri
Tanpa Bantuan serta Berusaha Dengan Dibantu sebagai target
utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2017 adalah
karena kedua jenis status pekerjaan tersebut merupakan bentuk
dari Kewirausahaan. Dengan menciptakan banyak
Kewirausahaan, maka akan mendorong terciptanya banyak
kesempatan kerja baru. Sedangkan, dasar pertimbangan
penetapan kesempatan kerja dengan status
pekerja/buruh/karyawan sebagai salah satu target utama
penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2017 adalah karena
pekerjaan ini merupakan jenis pekerjaan yang bersifat formal.
Seperti kita ketahui bersama bahwa penciptaan kesempatan
kerja formal dalam jumlah yang banyak merupakan salah satu

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 99
sasaran pembangunan ketenagakerjaan nasional. Hal ini
disebabkan pekerja sektor formal merupakan pekerja yang
bekerja pada segala jenis pekerjaan yang mendapatkan
perlindungan negara, menghasilkan pendapatan yang tetap,
dengan tempat kerja yang memiliki keamanan kerja (job
security), serta dengan status permanen pada unit usaha atau
lembaga yang berbadan hukum.

Keenam lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas


dan ditetapkan sebagai target utama penempatan tenaga kerja
pada tahun 2012-2017 adalah Sektor Jasa,Sektor Perdagangan,
Sektor Pertambangan, Sektor Keuangan, Sektor Bangunan, dan
sektor Industri. Sektor Pertambangan memiliki potensi yang
sangat besar dalam menciptakan banyak kesempatan kerja,
mengingat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah lama
dikenal sebagai daerah penghasil utama timah di Indonesia,
selain itu juga memiliki potensi bahan tambang galian golongan
C antara lain pasir kwarsa, pasir bangunan, kaolin, granit diabes
dan diperkirakan juga terdapat cadangan minyak dan gas di
sekitar utara Pulau Bangka. Sementara untuk Sektor Jasa,
Sektor Perdagangan danSektor Bangunan, serta Sektor Industri
dan Sektor Keuangan merupakan jenis lapangan usaha yang
terus berkembang seiring dengan implementasi perdagangan
bebas (free-trade).

Kesempatan kerja kemudian diperkirakan menurut jenis


jabatan dengan menggunakan basis 5 (lima) digit berdasarkan
klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI). Kesempatan kerja
menurut jenis jabatan ini difokuskan hanya pada keenam
lapangan usaha yang menjadi prioritas, yaitu Sektor Jasa,Sektor
Perdagangan, Sektor Pertambangan, Sektor Keuangan, Sektor
bangunan, dan sektor industri. Dengan demikian, dapat
diketahui jenis jabatan yang dibutuhkan pada tahun 2012-2017,
sehingga dapat diidentifikasi spesifikasi dan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh angkatan kerja guna mengisi jabatan-jabatan
tersebut. Selanjutnya dapat dirancang program-program
pelatihan yang mengacu kepada kebutuhan jabatan dimaksud.

Berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan akan terdapat


tambahan kesempatan kerja sebanyak110.241orang pada tahun

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


100 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2012-2017 (lihat Tabel 6.3). Berdasarkan status Pekerjaan
Utama, tambahan kesempatan kerja terbesar adalah untuk
Pekerja/Buruh/Karyawan sebesar 36.762 orang, sedangkan
berdasarkan Lapangan Usaha Utama, tambahan kesempatan
kerja terbesar adalah terdapat pada sektor perdagangan
sebesar 36.485 orang.

Tabel 6.3
Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja
Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017

Lapangan Usaha
Status Pekerjaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Brsh Sendiri tanpa bantuan (831) 5.237 1.095 226 1.118 6.465 631 586 5.772 20.300
2. Brsh Dengan Dibantu (759) 4.785 1.000 206 1.021 5.907 577 536 5.274 18.546

3. Brsh. Dengan Buruh (792) 4.992 1.043 215 1.065 6.162 602 559 5.502 19.349
4. Pekerja/Buruh /karyawan (1.505) 9.485 1.983 409 2.024 11.708 1.143 1.062 10.453 36.762
5. Pkj. Bebas di Pertanian (4.760) (4.760)
6. Pkj. Bebas di Non Pertanian 2.797 585 121 597 3.453 337 313 3.083 11.285
7. Pekerja tak dibayar (359) 2.260 472 97 482 2.789 272 253 2.490 8.758

Jumlah (9.006) 29.556 6.178 1.274 6.308 36.485 3.563 3.309 32.575 110.241

Untuk kesempatan kerja dengan status Berusaha Sendiri


Tanpa Bantuan pada tahun 2012-2017 ditargetkan bertambah
sebanyak 20.300 orang. Untuk kesempatan kerja dengan status
Berusaha Dengan Dibantu pada tahun 2012-2017 ditargetkan
bertambah sebanyak 18.546 orang. Dan untuk kesempatan kerja
dengan status Pekerja/Buruh/Karyawan pada tahun 2012-2017
ditargetkan juga bertambah sebanyak 36.762 orang.

Pada tahun 2012-2017, kesempatan kerja di sektor


perdagangan akan mengalami pertambahan terbesar pertama
yaitu sebanyak 36.485 orang. Di posisi kedua terbesar yaitu
pada sektor jasa diperkirakan bertambah sebanyak 32.575
orang. Dan disektor pertambangan diperkirakan menempati
posisi ketiga terbesar yaitu sebanyak 29.556 orang. Berikutnya
sektor industri pengolahan sebanyak 6.178 orang. Sektor

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 101
Bangunan diperkirakan sebanyak 6.308 orang. Sementara
sektor angkutan dan keuangan sampai tahun 2017 bertambah
3.563 dan 3.309 orang. Sementara Sektor LIstrik, Gas dan Air
pada tahun 2017 diperkirakan mengalami penambahan
kesempatan kerja terkecil sebanyak 1.274 orang. Sedangkan
kesempatan kerja sektor pertanian sampai tahun 2017
diperkirakan berkurang sebanyak 9.006 orang.

Berdasarkan data diatas diperlukan kebijakan


penempatan yang komprehensif untuk mengatasi besarnya
angkatan kerja yang perlu ditempatkan. Diantara kebijakan yang
harus dilakukan adalah :
1) Kebijakan Penciptaan Pasar Kerja yang Luwes Melalui
Penyempurnaan Peraturan Perundang-Undangan;
2) Konsolidasi Program Perluasan Kesempatan Kerja;
3) Peningkatan Kualitas Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja;
4) Peningkatan Kualitas Pusat-Pusat Pelayanan Informasi
Ketenagakerjaan;
5) Peningkatan Konsolidasi Program-Program Perluasan
Kesempatan Kerja;
6) Penambahan jumlah dan peningkatan kualitas pengantar
kerja;
7) Memberikan pelayanan informasi pasar kerja terhadap
pencari kerja;
8) Menempatkan pegawai Pengantar Kerja sesuai dengan
keahliannya;
9) Mengurangi turn over pengantar kerja :
a) Meningkatkan besarnya tunjangan jabatan Pengantar
Kerja.
b) Meningkatkan pangkat tertinggi dan usia pensiun
menjadi 60 tahun.

6.1.2. Kebijakan Pemerataan Kesempatan Kerja


Kebijakan pemerataan kesempatan kerja ini bukan hanya
dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung saja, namun
juga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan memberikan
kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
102 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
tenaga kerja Indonesia sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya. Demikian pula pemerataan penempatan tenaga
kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi kebutuhan di seluruh
sektor dan daerah. Pemerataan penciptaan kesempatan kerja baru
di berbagai sektor lapangan usaha adalah sebagai berikut :

1) Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan


Sektor pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam
konteks pembangunan nasional dapat dikembangkan dan harus
didukung sepenuhnya dari luar. Tak bisa hanya mengandalkan
inisiatif dari dalam (struggle from within). Karena kita tahu
bahwa kondisi petani amat rentan dan lahan pertanian yang
tersedia semakin kritis, kalah bersaing dengan pertumbuhan
industri, pertambangan dan pemukiman manusia.

Banyak orang menganggap bahwa masalah pertanian


ialah karena pendidikan petani yang rendah. Tetapi
kenyataannya kita melihat, saat keluarga petani diberi
pendidikan tinggi, malah tidak ada yang mau jadi petani. Karena
anak-anak petani gengsi untuk melanjutkan profesi keluarganya
yang terkesan kumuh. Kita harus mengubah citra pertanian
yang buruk itu. Menjadi petani juga bisa makmur dan sejahtera,
bahkan termasuk pilar penting kemakmuran bangsa. Mengubah
citra petani memerlukan kebijakan radikal dalam reformasi
agraria dan keuangan nasional, sehingga revitalisasi pertanian
bukan sekadar kata-kata.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


memandang sektor ini sangat prospektif dan potensial dalam
mengangkat pertumbuhan perekonomian daerah. Bahkan
pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
membangun komitmen yang tinggi dalam hal inovasi
pembangunan, baik dalam hal pertumbuhan PDRB maupun
penyerapan tenaga kerja. Untuk itu guna meningkatkan sektor
pertanian agar dapat menciptakan pemerataan kesempatan
kerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang bekerja
di dalamnya. Kebijakan yang dilakukan antara lain :
a) Peningkatan kualitas petani dan produktivitas pertanian,
perikanan dan kehutanan;

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 103
b) Peningkatan teknologi, sarana dan prasarana pertanian,
perikanan dan kehutanan;
c) Peningkatan diversifikasi pangan dan ketahanan pangan
berkelanjutanyang mengarah pada swasembada beras
dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap impor;
d) Peningkatan pemberdayaan tenaga penyuluh pertanian,
perikanan dan kehutanan;
e) Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk
mengelola resiko usaha serta untuk mendukung
pengembangan agroindustri.
Pada tahun 2017 laju perekonomian sektor pertanian di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan sedikit
meningkat menjadi 4,53 persen. Walaupun laju
pertumbuhannya sedikit meningkat namun kesempatan kerja
cenderung mengalami penurunan yang diperkirakan sebanyak
9.006 orang menjadi 142.069 orang.

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian


Sektor pertambangan dan penggalian ini memiliki daya
serap tenaga kerja yang paling tinggi kedua setelah sektor
pertanian. Kinerja sektor ini cukup positif, berupa pertumbuhan
PDRB serta daya serap yang tinggi terhadap tenaga kerja
membuat sektor pertambangan dan penggalian dapat membuat
banyak kesempatan kerja atau peluang usaha. Beberapa
kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja antara lain :
a) Perluasan skala usaha pertambangan dengan mekanisme
pemberian insentif yang lebih besar;
b) Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah bagi
tenaga kerja yang berada di sekitar lokasi penambangan;
c) Pengolahan barang tambang menjadi barang mentah atau
setengah jadi, sehingga tidak perlu melakukan ekspor untuk
mengolahnya.

Pada tahun 2017 laju perekonomian Sektor


Pertambangan dan Penggalian di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung diperkirakan meningkat menjadi 3,98 persen. Laju
pertumbuhan yang meningkat itu diperkirakan dapat mendorong
penciptaan kesempatan kerja sebanyak 183.416 orang.
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
104 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
3) Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan sampai saat ini juga masih
diharapkan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang besar.
Untuk mengembangkan penyerapan tenaga kerja pada sektor
ini adalah dengan menggenjot volume produksi dari industri
yang sudah ada untuk tujuan pasar ekspor setelah pasar dalam
negeri terpenuhi. Upaya ini memerlukan koordinasi antara dunia
usaha, dengan menyusun kebijakan yang berkaitan dengan
restrukturisasi industri, pembaharuan teknologi, penyediaan
energi, infrastruktur serta prosedur perdagangan.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam upaya


mendorong pertumbuhan sektor Industri, berbagai kebijakan
perlu dirumuskan secara hati-hati agar industri yang telah
dibangun, selain mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi
dalam perekonomian juga dapat menyediakan kesempatan
kerja dengan jumlah yang sangat banyak. Artinya implikasi
pembangunan sektor industri adalah berupa pertumbuhan
ekonomi selaras dengan penyerapan angkatan kerja di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

Berikut adalah kebijakan sektor industri dalam rangka


pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung diantaranya :
a) Terbinanya industri kecil menengah dalam memperkuat
klaster industri;
b) Tersedianya sarana dan prasarana kluster Industri
pengolahan terutama bijih timah;
c) Membangun industri berbasis pertanian yang mendorong
sektor pertanian;
d) Terselenggaranya pembinaan industri rumah tangga,
industri kecil dan menengah;
e) Mendorong dan meningkatkan jumlah penduduk usia
produktif untuk menjadi profesional di bidang Industri sesuai
dengan keahliannya;
f) Mengembangkan Industri Pariwisata;
g) Pengembangan Industri pengolahan bahan mentah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi;

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 105
h) Intensifikasi informasi sampai dengan tingkat daerah yang
meliputi informasi pasar, sumber pendanaan dan
ketenagakerjaan;
i) Penyiapan tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di
pasar kerja;
j) Penyederhanaan prosedur dalam perizinan usaha;
k) Menjaga stabilitas keamanan wilayah.

Dengan membaiknya sektor industri beberapa tahun


terakhir serta besarnya upaya pemerintah, maka laju
pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2017
diperkirakan mencapai sebesar 3,79 persen. Besarnya laju
pertumbuhan perekonomian sektor industri pengolahan sebesar
itu diperkirakan dapat menciptakan kesempatan kerja sebanyak
41.011 orang.

4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih


Sektor lapangan usaha ini diperkirakan penyerapan
kesempatan kerjanya paling rendah. Namun, peranan lapangan
usaha ini menjadi sangat penting dikarenakan keterkaitan
sektor ini dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Meskipun
penyerapan tenaga kerja di sektor ini relatif kecil namun
kesempatan kerja di sektor ini perlu tetap dipertahankan dengan
tetap mempertahankan prinsip efisiensi dan produktivitas.
Kesempatan kerja sektor ini akan meningkat sejalan dengan
peningkatan konsumsi listrik, gas dan air. Pada tahun 2017 laju
pertumbuhan ekonomi sektor listrik, gas, dan air bersih
diperkirakan akan mengalami laju pertumbuhan sebesar 13,72
persen. Dengan laju pertumbuhan sebesar itu, diperkirakan
dapat menciptakan kesempatan kerja hanya sebanyak 2.891
orang.

5) Sektor Bangunan/Konstruksi
Perkembangan sektor bangunan ini sangat bergantung
kepada kegiatan investasi bidang bisnis, infrastruktur publik,
pembangunan perkantoran, perumahan termasuk juga real
estate. Sehingga perkembangan sektor ini bergantung pada
pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Disamping itu
juga berimbas positif pada kehidupan sosial masyarakat.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


106 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
Keberadaan berbagai macam hasil kerja konstruksi seperti
pasar, sekolah, pusat bisnis, gedung pemerintahan, jembatan,
hingga sarana jalan raya akan menciptakan gerak
perekonomian sekaligus menopang kehidupan sosial budaya di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sehubungan dengan itu, beberapa kebijakan yang akan


dilaksanakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya:
a) Terlaksananya Program LPSE di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung;
b) Meningkatkan pembangunan proyek konstruksi dan
infrastruktur yang bersifat padat karya, pertokoan, gedung
perkantoran dan sebagainya;
c) Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung
investasi serta pertumbuhan dan perkembangan sektor
lainnya;
d) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi;
e) Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan dan
perdesaan, perkantoran, perumahan dan pemukiman;
f) Meminimalisir segala hambatan kelancaran pembangunan
fisik di antaranya pembebasan lahan dan ketersediaan
bahan baku;
g) Meminimalisir segala hambatan berbagai perizinan
pendirian bangunan dengan memperhatikan aspek
lingkungan.

Laju pertumbuhan ekonomi sektor bangunan,


diperkirakan terbesar pada tahun 2017 yaitu sebesar 13,76
persen. Dengan laju pertumbuhan sebesar itu diperkirakan
dapat menciptakan kesempatan kerja sebanyak 33.699 orang.

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


Sektor lapangan usaha ini aktifitas usahanya sangat
beragam dan luas mulai dari pedagang eceran skala besar dan
kecil, distributor dengan status usaha formal dan informal.
Berdasarkan pada data masa lalu, pertumbuhan sektor
perdagangan ini sejalan dengan pertumbuhan PDRB. Artinya, di
masa yang akan datang apabila PDRB meningkat maka sektor
perdagangan juga akan meningkat. Agar pertumbuhan sektor

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 107
ini tetap terjaga pertumbuhannya maka kebijakan yang
dilakukan adalah :
a) Penyusunan Feasibility Study (FS) peningkatan promosi
perindustrian perdagangan dan koperasi;
b) Mengurangi ijin pendirian pasar modern yang akan
mematikan pedagang kelas menengah dan bawah;
c) Tidak memberikan ijin pendirian pasar modern yang
letaknya berdekatan dengan pasar tradisional sebagaimana
yang banyak terjadi saat ini;
d) Memperbaiki manajemen pengelolaan pasar tradisional
sehingga lebih profesional, bersih, rapi dan indah;
e) Mendorong terus kemajuan pada sektor-sektor ekonomi
yang memproduksi barang;
f) Meningkatkan kualitas pelayanan hotel melalui perbaikan
manajemen pelayanan, pendidikan dan keterampilan tenaga
kerja perhotelan;
g) Promosi pariwisata ke luar negeri dengan menjual kekayaan
budaya lokal dan keindahan alam Indonesia.

Laju pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan, hotel


dan restoran pada tahun 2017 diperkirakan tumbuh pesat
sebanyak 9,53 persen. Laju pertumbuhan sebesar itu,
diperkirakan dapat menciptakan kesempatan kerja sebanyak
154.661 orang.

7) Sektor Angkutan dan Komunikasi


Sektor angkutan dan komunikasi penyerapan tenaga
kerjanya diperkirakan mengalami juga mengalami peningkatan
pada tahun 2017 sebanyak 3.563 orang. Kesempatan kerja
sektor angkutan erat kaitannya dengan perpindahan barang dan
orang. Semakin besar barang yang dihasilkan oleh sektor
pertanian, pertambangan, industri pengolahan dan bangunan
akan semakin besar pula mobilitas sektor angkutan ini. Dengan
semakin bertambahnya sektor angkutan dan komunikasi ini,
maka kebijakan yang perlu dilakukan adalah:

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


108 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
a) Regulasi struktur pasar industri angkutan yang lebih efisien;
b) Meningkatkan kemampuan para ahli dalam negeri melalui
alih teknologi sehingga dapat membangun industri angkutan
dan komunikasi sendiri;
c) Meningkatkan sumber daya manusia, manajemen dan
operasional agar dapat bersaing dengan operator angkutan
dan komunikasi dari luar negeri.

Laju pertumbuhan ekonomi sektor angkutan dan


komunikasi pada tahun 2017 diperkirakan meningkat sebesar
9,59 persen. Dengan laju pertumbuhan sebesar itu,
diperkirakan dapat menciptakan kesempatan kerja sebanyak
17.591orang.

8) Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa


Persewaan dan Jasa Perusahaan

Keberadaan sektor ini sangat penting dan strategis.


Keberadaan lembaga keuangan seperti bank, asuransi,
koperasi, pasar modal, dana pensiun, leasing dan lain-lain
memiliki fungsi yang strategis karena lembaga ini menyediakan
pendanaan bagi sektor riil. Sebaliknya, lembaga ini berfungsi
sebagai tempat menyimpan aset berupa uang bagi pihak yang
berlebih. Tidak berfungsinya atau terganggunya fungsi lembaga
keuangan ini akan berdampak buruk terhadap sektor barang
dan pada akhirnya merambat ke sektor perekonomian pada
umumnya. Yang pada gilirannya akan menurunkan penyerapan
kesempatan kerja. Untuk itu diperlukan kebijakan diantaranya :
a) Regulasi kelembagaan untuk mengamankan kepentingan
semua pemangku kepentingan lembaga;
b) Mendorong lembaga ini untuk mendanai usaha-usaha yang
dijalankan dengan prinsip padat karya.

Pada tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi Sektor


Keuangan, Sewa Bangunan, Jasa Persewaan dan Jasa
Perusahaan diperkirakan akan tumbuh sebesar 9,21 persen.
Dengan laju pertumbuhan sebesar itu, diperkirakan dapat
menciptakan kesempatan kerja sebanyak 17.163 orang.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 109
9) Sektor Pemerintah, Pertahanan dan Jasa Kemasyarakatan
Sektor lapangan usaha ini cakupannya sangat luas.
Mulai dari jasa pemerintahan, pertahanan dan
kemasyarakatan. Khusus untuk daya serap tenaga kerja jasa
pemerintahan tampaknya akan berkurang seiring dengan
diberlakukannya moratorium pegawai negeri sipil yang mulai
efektif 1 September 2011 sampai dengan 31 Desember 2012
atau sekitar 16 bulan. Tetapi kita masih bisa berharap adanya
penyerapan tenaga kerja pada jasa pertahanan dan
kemasyarakatan. Tingkat pendapatan dan spesialisasi kerja
akan sangat berpengaruh pada permintaan akan jasa ini. Sub
sektor lapangan usaha ini mencakup kegiatan rekreasi, jasa
perorangan dan rumah tangga, mulai dari jasa layanan yang
sangat sederhana hingga urusan yang rumit berskala besar.
Oleh karena itu, kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, baik
formal maupun informal akan sangat besar.

Kebijakan dan strategi khusus untuk mengembangkan


sektor ini relatif sulit, karena bidang cakupannya luas sekali,
disamping status hukum pengelolaan usaha ini lebih banyak
bersifat informal. Namun perlu diketahui bahwa sektor ini lebih
banyak muncul pada masyarakat perkotaan, dimana taraf
ekonomi lebih mapan dan pekerjaan semakin terspesialisasi.
Oleh karena itu, sektor ini akan berkembang dengan sendirinya,
sejalan dengan meningkatnya taraf perekonomian.

Laju pertumbuhan ekonomi sektor pemerintah,


pertahanan dan jasa kemasyarakatan pada tahun 2017
diperkirakan mengalami pertumbuhan terbesar kedua sebesar
10,49 persen. Dengan laju pertumbuhan sebesar itu,
diperkirakan dapat menciptakan kesempatan kerja terbesar
sebanyak 132.304 orang.

6.1.3. Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja


Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan ketenangan
bekerja dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi
antara pekerja dan pengusaha, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Dengan demikian kebijakan
perlindungan tenaga kerja ini berguna baik pada tenaga kerja itu

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


110 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
sendiri maupun bagi para pelaku usaha dan lainnya sehingga
mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif, menimbulkan
ketenangan bekerja dan berusaha, meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan pekerja, pengusaha, dan berbagai pihak terkait.
Dengan upaya ini pada akhirnya juga berpotensi membuka
berbagai peluang berusaha dan berinvestasi untuk menciptakan
perluasan kesempatan kerja baru.

1) Pengawasan Ketenagakerjaan
Kebijakan pengawasan ketenagakerjaan diarahkan agar
pelaksanaan hukum dan peraturan ketenagakerjaan dilaksanakan
secara konsisten oleh para pelaku yang mendayagunakan tenaga
kerja. Pengawasan ketenagakerjaan ditujukan untuk menghindari
berbagai perlakuan yang tidak adil, tidak manusiawi dan
diskriminatif. Bentuk pengawasan ini berlaku umum untuk seluruh
kegiatan yang menyangkut upaya produksi yang melibatkan bidang
ketenagakerjaan baik formal maupun informal, untuk kelas industri
berskala besar, menengah, kecil bahkan mikro dan perorangan
atau yang tidak dapat diklasifikasikan sekalipun. Hanya saja untuk
proses pengukuran dan perencanaan perlindungan yang terstruktur
dan sistematis perlu adanya landasan berupa data tempat
usaha/perusahaan.

Tabel 6.4
JUMLAH PERUSAHAAN, PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2011
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Perusahaan Tenaga
Jumlah Perusahaan Perusahaan Pengawas
Kabupaten/Kota Menurut Kerja
Perusahaan Anggota Menerapkan Ketenaga-
UU Anggota
Jamsostek SMK3 kerjaan
No.7/81 Jamsostek
1. Kabupaten Bangka 242 97 239 1 3,689 1
2. Kabupaten Belitung 270 214 150 - 8,800 1
3. Kab. Bangka Barat 135 43 20 2 6,400 1
4. Kab. Bangka Tengah 93 86 63 2 4,542 1
5. Kab. Bangka Selatan 140 19 8 - 213 1
6. Kab. Belitung Timur 68 63 39 1 6,415 1
7. Kota Pangkalpinang 208 208 160 4 6,279 2
Jumlah 1,156 730 679 10 36,338 8

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 111
Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan, pada tahun 2011 sebanyak 730 perusahaan yang
telah melaporkan kondisi ketenagakerjaannya. Kondisi ini masih jauh
dari jumlah perusahaan yang terdata di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang berjumlah 1.156 perusahaan dan yang diklasifikasikan
sebagai perusahaan kecil, menengah dan besar. Dengan demikian
perusahaan yang melaporkan ketenagakerjaan hanya 63,15 persen
dari total perusahaan.

Banyaknya perusahaan yang belum melaporkan tersebut


akan sangat mempengaruhi kualitas perlindungan ketenagakerjaan.
Dengan demikian melalui sosialisasi yang intensif jumlah perusahaan
yang melaporkan tersebut harus terus ditingkatkan, sehingga pada
tahun 2017 ditargetkan dapat meningkat sebanyak 210 perusahaan
menjadi 940 perusahaan (81,31 persen dari SE 2006). Atau
mengingat data perusahaan pada SE 2016 diprediksi makin
meningkat sehingga seharusnya pada tahun 2017 setidaknya
perusahaan yang telah melaporkan sudah mencapai keseluruhan
jumlah perusahaan menurut SE 2006 tersebut.

Sementara itu dalam mendukung peningkatan kuantitas dan


kualitas laporan sangat dibutuhkan pengawas ketenagakerjaan yang
memadai, sementara tenaga pengawas ketenagakerjaan yang ada
masih sangat minim dibandingkan jumlah perusahaan maupun
jumlah tenaga kerja yang ada. Untuk itu, pada tahun 2017 jumlah
pengawas ketenagakerjaan harus bertambah sebanyak 12 orang
sehingga menjadi 20 orang, dengan demikian setiap pengawas
ketenagakerjaan mampu mengawasi sekitar 60 perusahaan dalam
satu tahun, atau sesuai perundangan bahwa tiap tenaga pengawas
mengawasi 5 perusahaan per bulan. Untuk mempercepat
penambahan pengawas ketenagakerjaan perlu dilakukan :
a) Pembiayaan bersama (sharing) dengan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Pusat. Hal ini karena bidang
ketenagakerjaan merupakan bagian dari kewenangan/urusan
wajib setiap tingkat pemerintahan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan dasar pada masyarakat
sebagaimana diatur dalam PP Nomor 38 tahun 2007.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


112 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
b) Pelatihan jarak jauh (distance training) untuk materi dan teori,
praktek di kelas maupun di lapangan.
c) Pengadaan pengawas ketenagakerjaan oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Salah satu tugas utama dari pengawas ketenagakerjaan


adalah upaya pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja,
dimana sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia dan hanya
sebagian kecil yang disebabkan oleh faktor teknis. Untuk itu guna
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang
lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses
produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Selain itu penerapan SMK3 ini juga berguna untuk
mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi
perdagangan.Dalam jangka menengah atau hingga tahun 2017
jumlah perusahaan yang sudah diaudit penerapan SMK3-nya
diharapkan terus meningkat.

Pada tahun 2012 merupakan awal program penurunan


pekerja anak, program mengurangi/menarik pekerja anak dilakukan
dengan fasilitasi baik pada pendidikan formal dan keterampilan.
Yang telah dilakukan oleh Kemnakertrans berupa pendampingan
dan pembentukan Komite Aksi Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk Pada Anak (BPTA) di
Provinsi/Kabupaten/Kota, serta upaya pencegahan dan penarikan
pekerja anak. Program ini terintegrasi dengan Program Keluarga
Harapan (PKH) yang dicanangkan oleh pemerintah. Dalam PKH
penerima bantuan adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM)
yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15
tahun (atau usia 15-18 tahun namun belum menyelesaikan
pendidikan dasar) dan/atau ibu hamil/nifas.

2) Hubungan Industrial

Perlindungan tenaga kerja tidak hanya berkaitan dengan


pengawasan norma ketenagakerjaan sebagaimana tersebut di atas
tetapi juga menyangkut penyelesaian perselisihan hubungan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 113
industrial. Untuk penyelesaian yang bersifat antisipatif telah
diundangkan berbagai peraturan yang mengatur adanya perangkat
hubungan industrial ini yaitu minimal adanya Peraturan Perusahaan
(PP) atau lebih baik lagi jika ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang dapat menjadi acuan bersama bagi pekerja dan pemberi
kerja/ pengusaha. Selain itu sebagaimana aturan yang berlaku
secara internasional perlu dibentuk Serikat Pekerja (SP)/Serikat
Buruh (SB) yang menjamin kebebasan berpendapat bagi pekerja.
Perangkat hubungan industrial yang terutama adalah adanya
Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit karena diharapkan menjadi
‘jembatan’ utama dalam pencarian solusi yang menguntungkan
kedua belah pihak.

Tabel 6.5
PERATURAN PERUSAHAAN, PKB, SERIKAT PEKERJA,
LEMBAGA BIPARTIT, UMK, MEDIATOR
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTAHUN 2011

Peraturan Serikat Lembaga


Kabupaten/Kota PKB UMK Mediator
Perusahaan Pekerja Bipartit
1. Kabupaten Bangka 24 4 9 3 1,219,000 -
2. Kabupaten Belitung 46 9 5 12 1,219,000 1
3. Kabupaten Bangka Barat 17 2 3 6 1,219,000 -
4. Kabupaten Bangka Tengah 3 1 - 1 1,219,000 1
5. Kabupaten Bangka Selatan 4 4 2 - 1,219,000 1
6. Kabupaten Belitung Timur 15 4 4 2 1,219,000 -
7. Kota Pangkalpinang 20 5 1 6 1,265,000 1
PROVINSI 129 29 24 30 1,024,000 4

Jumlah perusahaan yang memiliki PP dan PKB diharapkan


terus meningkat, sehingga pada tahun 2012 jumlah perusahaan
yang memiliki PP sebanyak 179 perusahaan dan pada tahun 2017
mencapai 379 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan yang
memiliki PKB ditargetkan sebanyak 43 perusahaan pada tahun
2012 dan menjadi 109 perusahaan pada tahun 2017. Kebijakan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


114 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
yang dapat dilakukan adalah melalui sosialisasi pada perusahaan
yang dihimbau segera menyusun PP dan PKB.
Dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan industrial
langkah terbaik adalah dengan adanya dialog antara pekerja dan
pengusaha dalam penyelesaian yang menguntungkan kedua belah
pihak (win-win solution). Untuk itu seharusnya pekerja memiliki
kebebasan berpendapat yang disalurkan secara terarah dan pada
jalurnya melalui Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Dengan demikian
upaya perlindungan tetap menitikberatkan pada upaya preventif
sebelum terjadinya kasus-kasus yang harus diselesaikan secara
hukum. Untuk itu jumlah Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang
dicatatkan berdasarkan Kepmenakertrans Nomor 16/Men/2001,
Tahun 2012 diharapkan jumlah Serikat Pekerja/Serikat Buruh
meningkat menjadi 54, dan pada tahun 2017 diharapkan meningkat
menjadi 204 Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Namun demikian, pemerintah tidak dapat mengintervensi


pekerja/buruh untuk membentuk serikat pekerja/serikat buruh
(SP/SB), sesuai Pasal 28 UU 21 Tahun 2000 tentang SP/SB, bahwa
Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa
pekerja/buruh untuk membentukatau tidak membentuk, menjadi
pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau
tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak
menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara:
a) melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan
sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;
b) tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
c) melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d) melakukan kampanye anti pembentukan serikat
pekerja/serikat buruh.
Kerjasama yang baik antara pekerja dan pengusaha akan
menimbulkan ketenangan bekerja bagi pekerja karena yakin hak-
haknya akan dijamin sesuai dengan kontribusinya. Pengusaha pun
akan memetik keuntungan dengan peningkatan produktivitas dan
terciptanya budaya kerja yang baik. Untuk itu dari keseluruhan
perangkat hubungan industrial berupa adanya PP, PKB maupun
SP/SB dan tenaga mediator maka yang terbaik adalah keberadaan
perangkat hubungan industrial berupa Lembaga Kerjasama (LKS)
Bipartit. LKS Bipartit yang berfungsi baik akan meminimalisir peran

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 115
pemerintah walau dalam kondisi harus turun tangan telah pula
diwadahi melalui LKS Tripartit. Pada tahun 2011LKS Bipartit
berjumlah 30 LKS, sementara dari 7 Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang belum memiliki LKS
Bipartit adalah Kabupaten Bangka Selatan.Diharapkan dengan
sosialisasi dan penekanan pelaksanaan peraturan perundangan yang
berlaku maka pembentukan LKS Bipartit ini diharapkan semakin
meningkat sehingga ditargetkan pada tahun 2012 menjadi 37 dan
pada tahun 2017 mencapai 72perusahaan yang memiliki LKS
Bipartit.
Melihat tugas dan fungsi Mediator yang sangat besar tersebut
dan memperhatikan hari kerja dalam 1 (satu) bulan rata-rata 21 (dua
puluh satu) hari kerja maka diharapkan 1 (satu) orang Mediator dapat
melakukan tugas dan fungsi pembinaan hubungan industrial dan
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial pada 8 (delapan)
perusahaan dalam 1 (satu) bulan. Sehingga dalam 1 (satu) tahun
Mediator dapat melakukan pembinaan terhadap 96 (Sembilan puluh
enam) perusahaan. Dari data hubungan industrial dengan
menggunakan asumsi bahwa Mediator dalam melakukan tugas dan
fungsinya memiliki hambatan dalam melakukan pembinaan
hubungan industrial seperti ; Mediator yang dibutuhkan sebanyak 12
orang Mediator, sementara Mediator yang tersedia sebanyak 4
orang, sehingga terdapat kekurangan Mediator sebanyak 8 orang.
Maka untuk dapat memenuhi kebutuhan Mediator diperlukan waktu ±
3 tahun, dengan ketentuan tidak ada Mediator yang pensiun,
meninggal dunia dan dimutasi. Untuk mengefektifkan tugas dan
fungsi Mediator maka ditempuh kebijakan sebagai berikut :
a) Memperioritaskan pembinaan terhadap perusahaan besar dan
perusahaan sedang;
b) Meningkatkan kualitas Mediator melalui : Konsolidasi Mediator;
Pelatihan; Forum Konsolidasi dan Bimtek bagi Petugas
Administrasi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
c) Menyiapkan pedoman pembinaan hubungan industrial;
penyelesaian perselisihan hubungan industrial; dan penanganan
mogok kerja;
d) Membentuk Tim Deteksi Dini di Daerah yang padat industri;
e) Menyusun peta potensi dan kondisi hubungan industrial dan
pengadaan kendaraan tanggap darurat.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


116 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
6.1.4. Kebijakan Kesejahteraan Pekerja

Perlindungan tenaga kerja erat pula kaitannya dengan


pemenuhan jaminan sosial terhadap tenaga kerja dan juga bagi
keluarganya. Pekerja dan keluarganya yang hidup sejahtera inilah
yang hakekatnya menjadi tujuan dari konstitusi. Pada
kenyataannya, tenaga kerja memang relatif mempunyai kedudukan
yang lebih lemah sehingga tanggung jawab utama dalam
perlindungan dan kesejahteraan pekerja ini berada di tangan
pengusaha selain tenaga kerja itu sendiri yang juga turut berperan
aktif dalam pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja ini.
Adanya program jaminan sosial ini berkenaan dengan
pemeliharaan kesejahteraan pada saat tenaga kerja kehilangan
sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya
resiko-resiko sosial seperti kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia
dan hari tua. Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa
aspek, antara lain:
1) memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya;
2) merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah
menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan
tempat mereka bekerja.

Upaya perlindungan tenaga kerja tetap merupakan suatu


kondisi yang bersifat menyeluruh dan saling terkait. Upaya
pencegahan terjadinya suatu musibah dalam lingkungan kerja
harus pula diikuti dengan berbagai perangkat yang menjaga agar
segala sesuatu berjalan dengan baik dan seharusnya. Jika terjadi
sesuatu, pemerintah berkewajiban menyelenggarakan suatu
program yang menjamin kepastian berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau
seluruh penghasilan yang hilang karena sesuatu hal.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 117
Tabel 6.6
KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DAN UPAH MINIMUM
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2010 DAN 2011

2010 2011
NO PROV/KAB/KOTA
KHL UM % KHL UM %
1 BANGKA 1,633.800 1,060.000 64.88 1,497.305 1,219.000 81,4
2 BANGKA TENGAH 1,666.400 1,060.000 63.61 1,514.717 1,219.000 80,4
3 BANGKA BARAT 1,561.400 1,060.000 67.89 1,818.642 1,219.000 67,0
4 BANGKA SELATAN 1,468.000 1,060.000 72.21 1,609.948 1,219.000 75,7
5 BELITUNG 1,373.800 1,060.000 77.16 1,563.151 1,219.000 77,9
6 BELITUNG TIMUR 1,378.300 1,060.000 76.91 1,535.323 1,219.000 79,3
7 PANGKALPINANG 1,633.800 1,232.000 75.41 1,427.323 1,265.000 88,6
8 PROVINSI 1,195.000 910.000 76.15 1,427.323 1.024.000 71.7

Untuk melindungi buruh/pekerja pemerintah setiap tahun


menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP). Perlindungan dalam
bentuk UMP ini agar para buruh/pekerja tidak memperoleh upah
dibawah UMP. Hal ini dimaksudkan agar kesejahteraan para
buruh/karyawan tetap terjaga, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak, serta mampu mempertahankan
dan meningkatkan produktivitas kerjanya.

6.2. STRATEGI PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

6.2.1. Strategi Pendayagunaan Tenaga Kerja

Masih besarnya jumlah penganggur terbuka dan masih


besarnya jumlah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
perminggu serta masih besarnya jumlah tenaga kerja dengan
status pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar dan sebagainya. Hal
ini menggambarkan bahwa tenaga kerja di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung masih banyak yang belum digunakan secara
maksimal. Untuk itu, jumlah tenaga kerja yang belum didaya
gunakan tersebut ke depan harus dikurangi sedikit demi sedikit.
Pengurangan tersebut dengan melalui strategi peningkatan kualitas
angkatan kerja, kebijakan makro dan kebijakan wilayah.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


118 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
a. Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja
Secara teoritis keseluruhan aspek pembangunan
ketenagakerjaan atau investasi di bidang sumber daya manusia
dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu melalui perbaikan
kesehatan dan gizi, melalui pendidikan dan pelatihan kerja,
serta melalui kemampuan mengakses informasi
ketenagakerjaan dan bermobilitas untuk memperoleh
pekerjaan. Dalam kerangka peningkatan kualitas angkatan kerja
melalui pelatihan kerja harus dikembangkan program-program
pelatihan kerja yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
bisa memenuhi permintaan pasar. Untuk memenuhi hal tersebut
perlu dibangun system pelatihan kerja yang diarahkan untuk
peningkatan dan penyesuaian kualitas mengikuti perubahan
permintaan pasar kerja. Sistem ini meliputi pengembangan
standar lembaga, standar program, maupun standar kelulusan.
Untuk mendorong partisipasi berbagai kalangan baik
masyarakat, industri maupun swasta dibangun landasan hukum
untuk memfasilitasi keikutsertaan dalam penyelenggaraan
pelatihan kerja.

Lebih lanjut, industri harus didorong dan difasilitasi agar


secara langsung dapat berperan sebagai lembaga
penyelenggara latihan khususnya untuk pelatihan-pelatihan
yang bersifat khusus serta menggunakan teknologi tinggi,
konsep kepesertaan industri ini dirancang dalam suatu program
latihan pemagangan. Dengan demikian, dari satu sisi industri
dapat dilihat sebagai penghasil barang atau jasa dan dari sisi
lain sebagai lembaga penyiapan tenaga kerja yang handal dan
kompeten. Sedangkan, peran pihak swasta difasilitasi melalui
ketersediaan standar pelatihan kerja yang meliputi standar
sarana dan fasilitas, standar program pelatihan kerja, serta
standar penyediaan subsidi program secara selektif.

b. Kebijakan Makro
Kebijakan makro sangat berpengaruh terhadap
pembangunan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Kebijakan dimaksud terdiri dari kebijakan penarikan
investasi dan kebijakan pendidikan. Dengan adanya
kemudahan-kemudahan dalam proses perizinan dan keamanan
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 119
terjaga diharapkan dapat mendorong investor asing untuk
memilih Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai tujuan
penanaman modal. Selain itu,dengan adanya kemudahan dan
kenyamanan dalam berusaha diharapkan dapat membantu
pengusaha dalam memperoleh keuntungan lebih banyak,
sehingga dapat menginvestasikan kembali keuntungannya
tersebut dan berimplikasi pada peningkatan upah pekerjanya,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya beli
masyarakat. Selain itu, kebijakan penarikan investasi juga harus
selalu diusahakan guna mengelola sumber daya alam yang
melimpah serta pendayagunaan sumber daya manusia.
Sedangkan kebijakan pendidikan, khususnya wajib belajar 9
tahun yang mulai mengarah kepada 12 tahun, harus
ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kualitas angkatan
kerja serta menahan laju anak-anak usia sekolah memasuki
pasar kerja dan tetap berada dibangku sekolah.Seluruh
kebijakan makro tersebut di atas harus bermuara pada
penciptaan kesempatan kerja, mempertahankan orang yang
bekerja, meningkatkan kesejahteraan pekerja, serta
mengurangi pengangguran. Kebijakan tersebut tidak akan
berjalan dengan optimal apabila tidak ada komitmen yang kuat
dari semua pihak.

c. Kebijakan Wilayah
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan
Kabupaten/Kota mempunyai keleluasan untuk mengembangkan
wilayahnya masing-masing dengan tidak melupakan kesatuan
dan persatuan Indonesia. Kebijakan wilayah jangan sampai
menghambat perkembangan usaha dan investasi. Wilayah
harus berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dengan pengembangan usaha dalam rangka pengembangan
dan perluasan kesempatan kerja. Strategi untuk pengembangan
dan perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan melalui
berbagai kegiatan seperti :

1) Antar Kerja Antara Daerah (AKAD)


Penempatan angkatan kerja ke daerah lain atau
perekrutan kesempatan kerja dari daerah lain disamping
bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan yang tidak bisa
dipenuhi dari daerahnya sendiri adalah untuk memasukan
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
120 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
budaya kerja daerah, sehingga budaya kerja akan semakin
baik. Untuk itu pemerintah daerah Tingkat II harus
membuka kesempatan kerja dari daerah tingkat II yang lain.

2) Pengupahan
Kebijakan pengupahan diharapkan berdampak
terhadap kelangsungan usaha dan peningkatan
kesejahteraan pekerja, maka kebijakan Upah Minimum
Provinsi/Kabupaten/Kota (UMP/K) selalu disesuaikan
dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

3) Alokasi fiskal untuk pengembangan SDM setempat.


Pembangunan SDM memerlukan biaya yang relatif
mahal dan tidak dapat dirasakan secara langsung seperti
membangun jembatan, namun bila pembangunan SDM
tidak menjadi prioritas, maka akan berdampak negatif
terhadap kemajuan suatu daerah. Untuk itu pemerintah
daerah harus memprioritaskan pembangunan SDM guna
mengelola secara profesional sumber daya yang ada untuk
memenuhi pasar tenaga kerja.

6.2.2. Strategi Pemerataan Kesempatan Kerja

a. Pengembangan Pasar Kerja


Penyelenggaraan pasar kerja sebagai media yang
menghubungkan antara pencari kerja dan pemberi kerja
dirasakan belum bekerja secara optimal. Hal ini masih terlihat
dari berbagai ketimpangan baik dalam antar kerja lokal antar
kerja antar daerah Kabupaten/Kota maupun antar kerja antar
provinsi. Berbagai ketimpangan tersebut dapat dilihat dari
berbagai hal seperti angka pengangguran yang masih relatif
tinggi, namun disisi lain masih banyak jabatan yang tidak dapat
diisi. Dalam kondisi seperti tersebut di atas, pasar kerja dituntut
mampu menyajikan berbagai Informasi Pasar Kerja (IPK).
Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
program pelatihan kerja, serta memudahkan pemberi kerja
dalam mengetahui ketersediaan tenaga kerja untuk tujuan
rekrutmen calon pekerja/karyawan/buruh.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 121
b. Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya
pergerakan aliran modal dan investasi ke berbagai penjuru
dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau pergerakan tenaga
kerja antar Negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut
berlangsung karena investasi yang dilakukan di Negara lain
pada umumnya membutuhkan pengawasan secara langsung
oleh pemilik/investor. Menyadari kenyataan sejauh ini Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung masih memerlukan investor asing.
Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing,
dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat,
terutama cara mewajibkan bagi perusahaan atau korporasi
yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan membuat rencana
penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Nomor PER.02/MEN/III/2008 tentang
Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

6.2.3. Strategi Perlindungan Tenaga Kerja (Pengawasan


Ketenagakerjaan )

Pengawasan ketenagakerjaan bertujuan untuk menjamin


dilaksanakannya keseluruhan peraturan perundangan maupun
norma ketenagakerjaan di dalam praktek hubungan kerja untuk
menghindari berbagai hal, seperti tidak terpenuhinya hak-hak
pekerja, kecelakaan akibat kerja, serta penyakit akibat kerja.
Dengan demikian, fungsi pengawasan adalah menciptakan
keadilan bagi pekerja dan pengusaha.
Peraturan yang mengatur pelaksanaan pengawasan
merupakan peraturan perundangan-undangan baik dalam produk
nasional maupun internasional. Hal ini mengingat bahwa standar
yang digunakan dalam pengawasan ketenagakerjaan tidak hanya
merupakan standar nasional tetapi harus juga memenuhi standar
internasional, sehingga memberikan perlindungan terhadap tenaga
kerja dan pengusaha.
Untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan
pengusaha ke depan perlu penyesuaian terhadap perkembangan
ketenagakerjaan dunia pada umumnya. Untuk itu, diperlukan
penyesuaian peraturan dan ratifikasi terhadap Konvensi

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


122 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
International Labour Organization (ILO) atau bahkan peraturan-
peraturan yang telah diterbitkan negara lain.

6.2.4. Strategi Kesejahteraan Pekerja (Pembangunan Hubungan


Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

Hubungan industrial merupakan gambaran hubungan kerja


di perusahaan antara pekerja dan pemberi kerja atau manajemen.
Hubungan kerja harus harmonis, demokratis dan bermartabat.
sehingga bila ada masalah dapat diselesaikan melalui dialog antara
wakil pekerja dan wakil pengusaha. Untuk mencapai sasaran
pembangunan tersebut, perlu dikembangkan kelembagaan
hubungan industrial yang merupakan media perwakilan masing-
masing kepentingan pekerja/buruh dan pengusaha/managemen.
Kelembagaan tersebut antara lain Serikat Pekerja (SP) dan
Asosiasi Pengusaha (Apindo). Kedua kelembagaan ini harus
berperan membangun sinergitas masing-masing kepentingan,
menghindari pertentangan kepentingan secara bersama-sama
memberikan solusi-solusi yang bersifat membangun dan
meningkatkan kinerja usaha melalui kelembagaan Bipartit dan
Lembaga Kerja Sama Tripartit (LKS Tripartit) serta kelembagaan
hubungan industrial lainnya seperti Mediator, Konsiliator dan
Arbiter.

6.3. PROGRAM PEMBANGUNANKETENAGAKERJAAN

6.3.1. Program Pendayagunaan Tenaga Kerja (Pengembangan


Kompetensi Kerja)
Standarisasi dan sertifikasi kompetensi sebagai alat
pengendalian kualitas sumberdaya manusia, khususnya yang telah
mengikuti pelatihan harus ditangani oleh lembaga yang
independen. Independensi lembaga standarisasi dan sertifikasi
adalah untuk mewakili keinginan pengguna tenaga kerja. Untuk
itu,stakeholder lembaga standarisasi dan sertifikasi adalah para
profesional di bidangnya dan berpengalaman bekerja di industri.
Untuk meningkatkan akselerasi pengembangan kelembagaan ini,
maka setiap sektor perlu didorong dan difasilitasi dalam
mengembangkan lembaga standarisasi dan sertifikasi di setiap
sektor sebagai penanggungjawab pengembangan standarisasi dan
sertifikasi kompetensi pada sektor yang bersangkutan. Standar
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 123
kompetensi nasional yang telah mendapatkan pengakuan oleh
semua sektor harus dijadikan acuan dalam pengembangan
program pelatihan di berbagai sektor.

Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan


dalam rangka pengembangan kompetensi kerja :

a. Pengembangan Pola Networking Standarisasi dan


Sertifikasi
Standar kompetensi merupakan keinginan pengguna
tenaga kerja tentang tingkat dan kualitas tenaga kerja yang
diinginkan agar dapat berproduksi secara optimal di
perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, maka harus
dikembangkan jaringan kerja dengan negara-negara tetangga.
Melalui hal ini dapat diperoleh model standar kompetensi untuk
diterapkan diberbagai sektor dan juga dapat digunakan sebagai
sarana pertukaran informasi tentang perkembangan dunia kerja
di masing-masing sektor dimaksud.

b. Pengembangan Sistem Standarisasi dan Sertifikasi


Penciptaan sistem standarisasi dan sertifikasi yang
dapat mengakomodir kebutuhan semua bidang pekerjaan
merupakan tugas yang sangat krusial untuk dilaksanakan.
Salah satu sub sistem yang perlu dipikirkan adalah
pengintegrasian antara sistem pendidikan umum dan sistem
pelatihan. Untuk itu, perlu dibuat satu pola atau kerangka
kualifikasi sebagai acuan pendidikan dan pelatihan.

c. Penyesuaian Standar Kompetensi yang Dinamis


Memperhatikan pesatnya perkembangan teknologi yang
berdampak langsung pada standar kompetensi tenaga kerja
yang diperlukan dunia kerja, maka diperlukan kerjasama yang
baik antara lembaga penyelenggara pelatihan dan asosiasi
profesi.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


124 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
6.3.2. Program Pemerataan Kesempatan Kerja(Program Perluasan
dan Pengembangan Kesempatan Kerja)
Berbagai persoalan dalam bidang ketenagakerjaan pada
tahun mendatang diperkirakan akan tetap sama seperti yang ada
saat ini yaitu tingginya tingkat pengangguran yang tidak dapat
diimbangi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan daya serap
tenaga kerja di sektor formal yang tetap terbatas. Untuk
mengatasi berbagai pokok permasalahan dalam bidang
ketenagakerjaan yang diperkirakan akan terjadi pada tahun-tahun
mendatang, maka dibutuhkan berbagai kekuatan seperti
penajaman program, peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pelatihan berbasis kompetensi dan program three-in-one
yaitu keterkaitan pelatihan, sertifikasi dan penempatan, serta
peningkatan hubungan industrial dan pengawasan
ketenagakerjaan.

Dalam menjalankan arah kebijakan yang tertuang dalam


RPJMD 2012-2017,Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membuat beberapa program
kegiatan di setiap Bidang Teknis dan Unit Pelayanan Teknis
Daerah, sehingga sasaran pembangunan dalam bidang
ketenagakerjaan diharapkan dapat dicapai yaitu :
a. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan
berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar
kerja serta menciptakan wirausaha baru;
b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif dan
perluasan penciptaan lapangan kerja;
c. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan
meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;
d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri
(independent) tidak memihak (fair treatment), profesional dan
seragam.

6.3.3. Program Perlindungan Tenaga Kerja

a. Peningkatan Kelembagaan Hubungan Industrial

Hubungan industrial dilakukan melalui kelembagaan


hubungan industrial. Peningkatan kelembagaan hubungan
industrial akan menjadi prasyarat terciptanya peningkatan
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 125
kualitas hubungan industrial. Sarana hubungan industrial yang
harus dibentuk dan dibangun dalam rangka peningkatan
kelembagaan hubungan industrial adalah:

1) Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Serikat pekerja/buruh adalah organisasi yang


dibentuk darioleh dan untuk pekerja/buruh baik di
perusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab
guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Pekerja/buruh sebagai pelaku hubungan industrial
mempunyai peran penting dalam pelaksanaan hubungan
industrial yang dapat dilakukan secara langsung atau
melalui sistem perwakilan dalam bentuk serikat
pekerja/serikat buruh (SP/SB).
Berdasarkan data dari Bidang Pengawasan dan
Hubungan Industrial Disnakertrans Provinsi Kepulauan
Bangka Belitungtahun 2011 terdapat 24 SP/SB. Kehadiran
serikat pekerja/buruh dalam hubungan industrial menjadi
sangat penting mengingat peran dan fungsinya dalam
mencapai industrial harmony, antara lain melalui:
a) membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
b) mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan
perselisihan industrial;
c) mewakili pekerja/buruh dalam lembaga
ketenagakerjaan;
d) membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan
pekerja/buruh;
e) melakukan kegiatan lain di bidang ketenagakerjaan yang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
f) Melindungi dan membela kepentingan anggota dari
pelanggaran hak-hak pekerja/buruh;
g) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


126 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2) Organisasi Pengusaha

Organisasi pengusaha adalah organisasi yang


dibentuk dari, oleh dan untuk pengusaha yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri demokratis dan bertanggung jawab
guna memperjuangkan kepentingan pengusaha serta
meningkatkan kemajuan perusahaan. Sama halnya dengan
pekerja/buruh, para pengusaha juga mempunyai hak dan
kebebasan untuk membentuk atau menjadi anggota
organisasi. Organisasi pengusaha sebagai organisasi atau
perhimpunan wakil pimpinan perusahaan merupakan mitra
kerja serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah dalam
pelaksanaan hubungan industrial dan pemecahan masalah-
masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial. Fungsi
organisasi pengusaha adalah sebagai berikut :
a) Mengusahakan perbaikan kesejahteraan pekerja/buruh
yang bekerja di perusahaan;
b) Meningkatkan kegairahan kerja dan etos kerja di
perusahaan;
c) Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pembinaan sumber daya manusia,
manajemen, dan teknologi;
d) Mendorong pimpinan perusahaan untuk membuat
Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama;
e) Meningkatkan harkat dan martabat pekerja/buruh di
perusahaan, menciptakan kondisi yang sehat dalam
pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan;
f) Meningkatkan produktivitas perusahaan melalui
produktivitas kerja dan lain-lain.

3) Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit)

Lembaga Kerjasama Bipartit adalah forum


komunikasi dan konsultasi antara wakil pengusaha dan
wakil pekerja/buruh pada tingkat perusahaan, untuk
membahas masalah hubungan industrial di perusahaan
dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya yang
menjamin kelangsungan usaha dan ketenangan kerja. LKS

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 127
Bipartit berperan untuk melakukan pertemuan secara
periodik atau sewaktu-waktu bila diperlukan untuk
mengkomunikasikan kebijakan pengusaha dan menampung
aspirasi pekerja/buruh dan kelangsungan usaha; melakukan
deteksi dini dan menampung permasalahan hubungan
industrial di perusahaan; menyampaikan saran dan
pertimbangan kepada pengusaha dalam menetapkan
kebijakan perusahaan; menyampaikan saran dan pendapat
kepada pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh.

4) Lembaga Kerjasama Tripartit (LKS Tripartit)

Lembaga kerjasama tripartit adalah forum


komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tentang masalah
ketenagakerjaan yang keanggotaannya terdiri dari unsur
pemerintah, organisasi pengusaha dan serikat
pekerja/serikat buruh. Fungsi utama lembaga kerjasama
tripartit adalah memberikan saran dan rekomendasi kepada
pemerintah untuk perumusan kebijakan ketenagakerjaan
secara umum dan khususnya yang berkaitan dengan
masalah hubungan industrial.

b. Pengaturan Hubungan Kerja


Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Hubungan
kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh dan
pengusaha, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu (buruh)
mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada
pihak lainnya (pengusaha) yang mengikatkan diri untuk
mempekerjakan buruh dengan membayar upah.

1) Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dengan pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
mengetahui kondisi hubungan kerja terdapat 3 (tiga) unsur
yang mempengaruhi yaitu perintah, pekerjaan dan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


128 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
upah/gaji. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan karena satu dan lainnya
mempunyai hubungan, baik secara vertikal maupun
horizontal. Perikatan hubungan kerja yang dikenal dengan
perjanjian kerja terdiri dari Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan Perjanjian
Kerja Harian Lepas. Ketiga jenis perjanjian kerja dimaksud
wajib ditulis dalam bahasa Indonesia dan memuat hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

2) Peraturan Perusahaan (PP)


Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat
secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat
kerja dan tata tertib perusahaan, sebagai pedoman bagi
pengusaha dan pekerja/buruh. Perusahaan yang
mempekerjakan pekerja/buruh 10 orang atau lebih wajib
membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Peraturan
perusahaan disusun dengan memperhatikan saran dan
pertimbangan dari wakil pekerja/buruh atau wakil serikat
pekerja/serikat buruh di perusahaan yang bersangkutan.
Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat hak
dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban
pekerja/buruh, syarat kerja, tata tertib perusahaan dan
jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan. Masa
berlaku Peraturan perusahaan paling lama 2 tahun dan
wajib diperbarui setelah masa berlakunya habis.

Pengesahan Peraturan Perusahaan dilakukan oleh:


a) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di tingkat kabupaten/kota untuk
perusahaan yang terdapat hanya dalam satu wilayah
kabupaten/kota;
b) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan di provinsi untuk perusahaan yang
terdapat pada lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu
provinsi;
c) Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk perusahaan
yang terdapat pada lebih dari satu provinsi;
Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 129
3) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian


yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat
buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua
belah pihak. Hal ini sejalan dengan prinsip hubungan kerja
yang didasarkan atas kesepakatan antara pekerja/buruh
dengan pengusaha, sehingga kedua belah pihak
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Di setiap
perusahaan hanya ada satu PKB dan berlaku untuk seluruh
pekerja di perusahaan itu. Masa berlakunya PKB paling
lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1
(satu) tahun berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Tercapainya kesepakatan antara pengusaha dan
serikat pekerja/serikat buruh dalam pembuatan PKB
mencerminkan terakomodasinya aspirasi pekerja/buruh dan
pengusaha dan merupakan implementasi prinsip kemitraan
di perusahaan serta mencegah terjadinya diskriminasi
syarat kerja di perusahaan.

c. Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan


Industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib
dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/buruh secara musyawarah untuk mufakat. Obyek
perselisihan hubungan industrial terdiri dari :
1) Perselisihan Hak
Perselisihan yang timbul karena tidak terpenuhinya hak
akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


130 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
2) Perselisihan Kepentingan
Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan
atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama.
3) Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak.
4) Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Perselisihan antara Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan
Serikat Pekerja/Serikat Buruh lain hanya dalam satu
perusahaan karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban
keserikatpekerjaan.

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial dapat


dilakukan di luar pengadilan dan melalui pengadilan hubungan
industrial. Proses penyelesaian perselisihan di luar pengadilan
dimaksud ditempuh melalui:
1) Perundingan Bipartit
Perundingan antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial.
2) Mediasi hubungan industrial yang selanjutnya disebut Mediasi
Penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan
antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu
perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang
atau lebih Mediator yang netral.
3) Konsiliasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut
Konsiliasi
Penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan didorong untuk
diselesaikan melalui musyawarah yang ditengahi oleh
seorang atau lebih Konsiliator Netral.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 131
4) Arbitrase hubungan Industrial yang selanjutnya disebut
Arbitrase
Arbitrase didorong untuk berperan menyelesaikan suatu
perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

6.3.4. Program Kesejahteraan Pekerja


a. Pengupahan
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh, yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau
peraturan perundangan atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan. Penetapan upah berdasarkan
perjanjian kerja/kesepakatan dilakukan melalui proses tawar
menawar/perundingan, sedangkan penetapan upah berdasarkan
peraturan perundangan dilakukan dalam rangka perlindungan
terhadap pekerja/buruh. Salah satu acuan dalam penetapan upah
minimum adalah Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Penyusunan
konsep KHL didasari pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1) Kebutuhan dasar yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja
yaitu makanan dan minuman, sandang, perumahan,
pendidikan, kesehatan, transportasi, kemasyarakatan,dan
rekreasi serta tabungan;
2) Keseimbangan kebutuhan kalori dan protein;
3) Dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita yang
memasuki pasar kerja, maka perlu dipertimbangkan
kebutuhan khusus wanita;
4) Perlu dipertimbangkan kebutuhan perlengkapan ibadah;
5) Perlu menambahkan beberapa jenis kebutuhan fisik maupun
non fisik yang secara riil dibutuhkan oleh pekerja yang
sebelumnya belum ada dalam komponen KHM.

b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Berdasarkan Undang-Undang No,13 Tahun 2003 yang
dimaksud dengan jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu
perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


132 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.Jaminan
sosial tenaga kerja bertujuan untuk memberikan perlindungan
dasar kepada tenaga kerja terhadap resiko-resiko sosial ekonomi
yang dihadapi tenaga kerja, Program jaminan sosial tenaga kerja
terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT). Dalam pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek belum semua
perusahaan yang tergolong perusahaan wajib daftar
mendaftarkan pekerjanya mengikuti program jaminan sosial.
Akibatnya, di setiap provinsi masih ditemukan perusahaan-
perusahaan yang belum mendaftarkan pekerja dalam program
Jamsostek. Disamping itu juga ada perusahaan yang baru
mendaftarkan sebagian tenaga kerjanya untuk mengikuti program
Jamsostek namun hanya melaporkan sebagian upah pekerja
sebagai dasar perhitungan iuran.

c. Kesejahteraan
Peningkatan kesejahteraan dilaksanakan melalui program
jaminan sosial, penyediaan fasilitas kesejahteraan dan
pembentukan koperasi pekerja/buruh di perusahaan serta
pengembangan usaha produktif. Penyediaan fasilitas
kesejahteraan oleh perusahaan masih bersifat sukarela oleh
karena itu penyediaan fasilitas kesejahteraan dimasukkan dalam
Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama
(PKB). Sampai tahun 1998 perusahaan yang menyediakan
fasilitas kesejahteraan jumlahnya masih relatif kecil bila
dibandingkan jumlah perusahaan yang ada. Beberapa fasilitas
kesejahteraan yang perlu disediakan oleh perusahaan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan adalah:
1) Koperasi Pekerja/Buruh

Program penumbuhkembangan koperasi pekerja di


perusahaan dimaksudkan untuk menambah penghasilan
pekerja/buruh di luar upah. Program ini sangat dibutuhkan
pekerja/buruh mengingat tingkat upah saat ini masih relatif
rendah. Koperasi pekerja terutama sangat dibutuhkan pada
perusahaan-perusahaan yang bersifat padat karya dimana
sebagian besar dari pekerjanya menerima upah sebesar
upah minimum.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 133
2) Pengembangan Usaha Produktif
Upaya lain yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja ialah pengembangan
usaha produktif. Usaha produktif adalah usaha yang
dilakukan oleh pekerja/buruh maupun keluarganya diluar
jam kerja tanpa mengganggu waktu kerja. Usaha-usaha
produktif tersebut dapat berupa pemanfaatan lahan
perusahaan yang tidak terpelihara atau belum terpakai dan
sisa bahan proses produksi yang tidak terpakai untuk diolah
menjadi barang yang mempunyai nilai jual, sehingga bisa
menambah penghasilan pekerja/buruh dan keluarganya
diluar upah.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


134 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
BAB VII
PENUTUP

Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung Tahun 2012-2017 merupakan dasar acuan perencanaan
pembangunan ketenagakerjaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan yang berbasis pendayagunaan tenaga kerja melalui
pengendalian tambahan angkatan kerja baru, penciptaan kesempatan
kerja sektoral, serta perencanaan pelatihan, penempatan tenaga
kerja, hubungan industrial dan jamsostek serta pengawasan
ketenagakerjaan. Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi ini
merupakan dasar penyusunan kebijakan, strategi, dan program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan
sebagaimana diamanatkan Pasal 7 Ayat (3) Undang-Undang No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Dokumen ini dirancang untuk mampu mengakomodir


kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, Perencanaan Tenaga Kerja (PTK)
Provinsi ini dapat direview secara berkala untuk menyelaraskan
berbagai kebijakan dan program yang ada terhadap perubahan dan
perkembangan baru, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan
pembangunan ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
saat itu.

Akhirnya, perlu digarisbawahi bahwa keberhasilan


pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja (PTK) Provinsi ini akan
sangat bergantung pada komitmen, integritas dan dedikasi seluruh
stakeholders (pihak terkait), sehingga tujuan pembangunan

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017 135
ketenagakerjaan yaitu untuk pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya
dalam rangka meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga
kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan
merata baik materil maupun spiritual dapat terwujud.

Perencanaan Tenaga Kerja ( PTK )


136 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2012-2017.
Badan Pusat Statistik, 2009, 2010, dan 2011, Pendapatan Nasional
Indonesia, BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Pangkalpinang
Badan Pusat Statistik, 2009, 2010, dan 2011, Keadaan Angkatan
Kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pangkalpinang.

Bappenas dan UNSFIR, (2002), Indonesia 2020: Long Term Issues


and Priorities, Jakarta.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2010),
Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Tahun 2011-2012
Kementerian Tenaga Kerja dan Trnsmigrasi Republik
Indonesia, Jakarta.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, (2012), Review
Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan
Trnsmigrasi Tahun 2010-2014, Jakarta.
Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Model Terpadu
Perencanaan Sumber Daya Manusia Nasional, UI dan
Bappenas, Jakarta.
Universitas Indonesia dan Bappenas, (1992), Studi Pengembangan
Sistem dan Kebijaksanaan Sumber Daya Manusia, UI dan
Bappenas, Jakarta.
TIM PENYUSUN
PERENCANAAN TENAGA KERJA (PTK)
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2012-2017

Pembina : Gubernur Kepulauan Bangka Belitung

Pengarah : 1. Kepala Disnakertrans

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2. Kepala BAPPEDA dan Statistik

Prov. Kep. Bangka Belitung

3. Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Ketua Tim Penyusun : PADLI, SIP ; Kabid BPEP

Disnakertrans Prov. Kep. Bangka Belitung

Anggota : 1. AGUNG DWI CHANDRA, ST,MSE ;

BAPPEDA & Statistik Babel

2. WIJI NOGROHO, SSi;

BPS Prov.Kep.Bangka Belitung

3. ABUJAYA ; Kasi Evaluasi

Disnakertrans Prov.Kep.Bangka Belitung

Sekretariat : Staf Bidang BPEP

Disnakertrans Prov. Kep. Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai