Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam ke Spanyol
Semenanjung Liberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini,
menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit itu dengan ujung benua afrika.
Bangsa Grik Tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan diseberang selat sempit itu
terletak benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan
Atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukan bagsa Visigoths pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa
Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vadalusia. Dengan mengubah ejaannya dan
cara menyembunyikannya, bagsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan
Andalusia.
Sejarah bangsa Vandal tidak bayak diketahui karena sebelum mereka sempat berbuat bayak, pada
permulaan abad keenam datanglah bagsa Gothia Barat merebut negeri itu dan mengusir bagsa Vandalusia ke
Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Ghotia di Spanyol merupakan kerajaan yang sangat kuat, tetapi
pada akhir pemerintahannya menjadi lemah dengan berdirinya wilayah-wilayah kecil sebagai akibat adanya
perpecahan dalam pemerintahan.
Di samping itu, pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyat hidup
dalam keadaan kemelaratan karena banyak dan beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut
menimbulkan kegelisahan di kalangan rakyat, banyak diantara mereka yang mengeluh dengan keadaan itu.
Suasanan demikian bertambah panas, ketika pejabat Ghotik memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar
masuk agama Nasrani. Orang-orang Yahudi di kejar-kejar dan untuk mencari keselamatan dirinya, banyak
yang masuk agama Nasrani walaupun dengan terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai kekuatan untuk
melawan, maka mereka haya berdiam diri walaupun merasa menderita dengan perlakuan tersebut. Namun
dalam hati, mereka selalu mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa yang
zalim itu.
Diangkatnya Witiza sebagai Raja Ghotia Bara yang terakhir membuka jalan bagi rakyat Spanyol untuk
keluar dari kungkungan penderitaan yang telah lama mereka rasakan. Sepeninggal Witiza terjadi perebutan
kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick, panglima perang Spanyol, yang ingin menjadi raja. Putra
Witiza merasa lebih erhak menggantikan ayahnya. Namun, ia tidak mampu menghadapi Roderick. Oleh
kareana itu, Putra Witiza bersekutu dnegan Graff Yukian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderick.
Bersekutunya dua kekuatan itu ternyata belum dapat mematahan pertahanan Roderick. Oleh karena it, untuk
menambah kekuatan, Graff Yulian meminta bantuan Musa bin Nushair yag menjabat sebagai Gubernur
Afrika Utara di bawah pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.
Susungguhnya musa telah lama mencari kesempatan untuk menyeberang ke Spanyol, maka dengan
permohonan Graff itu berarti telah datang kesempatan yang telah ditunggunya sekian lama. Ada bebarapa
hal yang mendorong Musa bin Nushair mengabulkan permohona Graff Yulian, diantaranya adalah :
1. Karena antara penduduk Spanyol dengan Afrika Utara terlibat perang dalam suasana perang. Sebab
penduduk Spanyol terutama yag beragama Kristen pernah melakukan beberapa kali penyerangan terhadap
daerah pantai Afrika yag sudah dikuasai oleh kaum muslimin.
2. Penduduk Spanyol pernah memberikan batuan kepada tentara Romawi da berusaha menduduki beberapa
daerah muslim di Pantai Afrika. Dasar pertimbagan itu dikemukakan Musa pada Khalifah Walid bin
Abdul Malik, sewaktu Musa minta izin untuk mengirim batuan tentara ke Spanyol. Khalifah menyetujui
rencana Musa.
Spanyol diduduki umat Islam pada zama khalifah Al-Walid (705-715M), salah seorang khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus,. Sebelum penakluka Spayol, umat islam telah menguasai Afrika
Utara dan manjadikan sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas
Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat
Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Wahid, Hasan bin
Nu’ma sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-wahid itu, Musa bin Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair da Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan
penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bagsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka
menyatakan setia dan berjanji tidak aka membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan
sebelumnya.
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi
basis kekuasaan kerajaan romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar
membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan islam. Setelah kekuasaan ini betul-betul dapat dikuasai, umat
islam mulai memusatkan perhatiannya untk menaklukan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi
batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penakluka wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tifa pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa
memimpin saatuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Trariq bin Ziyad, dan
Musa bin Nushair.
Trarif dapat disebut sebagai peintis dan penyidik. Ia memyeberangi selat yang berada diantara Maroko
dan benua Eropa itu dengan satu pasukan oerang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka
menaiki empat buat kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat
perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak
sedikit jumlahnya. Di dorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi didalam tubuh kerajaan
Visigoths yang berkuasa di Spayol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta
rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7.000
oorang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Sejarah mencatata bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan selesai mendarat di wilayah tersebut,
membakar seluruh alat penyeberangan. Ia pun mengucapkan pidato singkat yang bersejarah : Al-Aduwwu
amamakum wal bahru wara’akum fakhtar ayyuma syai’tum. ( musuh di depan kamu, lautan di belakang
kamu, silahkan pilih mana yang kamu kehendaki).
Sorak sorai pasukan yang berkekuatan 12.000 orang pada tahun 93 H/711 M, yang memilih maju ke
depan, telah meninggalakan jejak besar dalam sejarah Islam. King Redorick maju dengan pasukan
berkekuatan 100.000 orang. Jumlah pasukannya besar, tetapi semangat tempurnya telah dikalahkan oleh
kemewahan hidup selama ini. Pertempuran di Guadalete pada tahun 711 M, di pinggir sungai Guadalquivir,
telah menentukan nasib kerajaan Visigoths. King Redorick tewas di tempat itu. Sikap penduduk yang apatis,
karena dihisap dan diperas dengan beban-beban pajaka yang berat, dan bantuan aktif dari pihak Yahudi,
yang menderita siksaaan dan menindas selama ini, sekaligus yang menyebabkan pasukan panglima Thariq
bin Ziyad bagaikan berlari-lari layaknya ke berbagai penjuru semenanjung Iberia. Sebuah faktor lainnya
sangat menentukan bagi mempercepat kemenangan itu ialah disiplin yang ketat dari pasukan besar tersebut,
memperlakukan penduduk dengan baik pada setiap wilayah yang di kuasai, memperlihatkan ketaaatan dan
kepatuhan menjalankan kebaktiann-kebaktian keagamaan setiap harinya
Dalam penyerbuan ke Spanyol, Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa
bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyeberangi selat dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad temapat dimana Thariq dan pasukannya mendarat
untuk pertama kali, kemudian dikenal dengan nama Gibraltar-Jabal Thariq, Bukit Thariq, diambil dari
namanya sendiri Thariq.
Dengan dikuasainya daerah ini maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam
pertempuran disuatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Redorick dapat dikalahkan. Daro sini Thariq dan
pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cardova, Granada , dan Teledo ( ibukota kerajaaan
Gothik ketika itu). Daerah Visigoth di Spanyol termasuk juaga provinsi Narbonne (sekarang Prancis Selatan)
da ini juaga diduduki Islam dalam tahun 715 atau sesudahnya.
Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di
Afrika Utara. Musa mengirimkan pasukan sebanyak 5.000 perdonel, sehingga jumlah pasukan Thariq
seluruhnya 12.000 orang, jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Ghotik yang jauh lebih besar, yaitu
100.000 orang.
Dikarenakan cemburu terhadap kemenangan-kemenangan yang diraih letnannya yang tidak disangka
sangat luar biasa itu, Musa pun dengan tergesa-gesa berangkat ke Spanyol pada bulan juli 712, sambil
memimpin pasukan tentara yang berjumlah 10.000 orang, semuanya terdiri dari orang-orang Arab dan
Arab-Syiria. Sebagai sasaran dipilihnya kota-kota dan kubu-kubu yang tidak diganggu oleh Thariq, seperti
Medina, Sedonia, dan Carmona. Sevilla yang merupakan kota terbesar dan pusat kecerdasan Spanyol dan
yang pernah menjadi ibu kota pada zaman Romawi, mempertahankan diri hingga akhir Juni 713. Akan tetapi
dekat kota Merida, Musa menemui perlawanan yang sengit. Namun demikian, setelah terkepung selama
setahun, setapak demi setapak kota itu dapat diduduki dalam bulan Juli 713 M. Musa kemudian bergabung
dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
termasuk bgaian utaranya mulai dari Saragosa smapai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Al-
Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan
Prancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada As-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri
terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Dengan
pasukannya, ia menyerang kota bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan
tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Prancis
gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu masih banyak penyerangan , seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Layon tahun 734 M, dan
pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian
dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang gerakannya dimulai pada permulaan
abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melenbar jauh menjangkau Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana,
Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari 7,5 abad.
Menurut Prof. Dr. Hamka, kekuasaan islam di Spanyol itu dibagi kepada tiga masa berikut :
1) Suatu provinsi dai kerajaan bani Umayyah di Damaskus (Damsik) diperintah oleh wakil khalifah yang
dikirim ke sana, mulai tahun 93 H sampai 138 H.
2) Diperintah oleh para amir yang berdiri sendiri, terpisah dari khalifah Bani Abbas di Baghdad, dimula
dari Amir Abdurrahman ad-Dakhil pada tahun 138 H sampai 315 H.
3) Abdurrahman An-Nashir memaklumkan dirinya menjadi khalifah di Andalusia, yaitu mulai tahun 315 H
sampai 422 H.
Dalam kurun waktu 7,5 abad, Islam Spanyol telah berkembang dengan pesatnya yang pada gilirannya
mampu membawa dampak yang sangat besar bagi dunia keilmuan dan pengetahuan yang terjadi di Eropa
pada umumnya. Selama Islam berkuasa di Spanyol, banyak terdapat penguasa negeri yang memerintah,
diantaranya adalah :
1. Amir-Amir Bani Umayyah,
2. Khalifah-khalifah Banh i Umayyah,
3. Daulah Ziriyah di Granada,
4. Daulah Bani Hamud di Malaga,
5. Daulah Bani Daniyah,
6. Daulah Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa,
7. Daulah Aniriyah di Valensia,
8. Daulah Bani Ubbad di Sevilla,
9. Daulah Jahuriyah di Cardova,
10. Daulah Bani Zin-Zun di Teledo, dan
11. Daulah Bani Ahmar di Spanyol.
Dunia di Spanyol mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, semenjak diperintah
oleh para Amir keturunan Bani Umayyah yang berdiri sendiri terpisah dari pemerintahan Bani Abbasiyah di
Baghdad, dimulai dari Abdurrahman Ad-Dakhil. Pada tahun 756, kekayaan pengetahuan dan inteletual di
Islam Spanyol sangat berpengaruh di Eropa, baik filsafat, sains, fiqh, musik, kesenian, bahasa, sastra
maupun pembangunan fisik.