Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam ke Spanyol
Semenanjung Liberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini,
menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit itu dengan ujung benua afrika.
Bangsa Grik Tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan diseberang selat sempit itu
terletak benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan
Atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukan bagsa Visigoths pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa
Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vadalusia. Dengan mengubah ejaannya dan
cara menyembunyikannya, bagsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan
Andalusia.
Sejarah bangsa Vandal tidak bayak diketahui karena sebelum mereka sempat berbuat bayak, pada
permulaan abad keenam datanglah bagsa Gothia Barat merebut negeri itu dan mengusir bagsa Vandalusia ke
Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Ghotia di Spanyol merupakan kerajaan yang sangat kuat, tetapi
pada akhir pemerintahannya menjadi lemah dengan berdirinya wilayah-wilayah kecil sebagai akibat adanya
perpecahan dalam pemerintahan.
Di samping itu, pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyat hidup
dalam keadaan kemelaratan karena banyak dan beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut
menimbulkan kegelisahan di kalangan rakyat, banyak diantara mereka yang mengeluh dengan keadaan itu.
Suasanan demikian bertambah panas, ketika pejabat Ghotik memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar
masuk agama Nasrani. Orang-orang Yahudi di kejar-kejar dan untuk mencari keselamatan dirinya, banyak
yang masuk agama Nasrani walaupun dengan terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai kekuatan untuk
melawan, maka mereka haya berdiam diri walaupun merasa menderita dengan perlakuan tersebut. Namun
dalam hati, mereka selalu mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa yang
zalim itu.
Diangkatnya Witiza sebagai Raja Ghotia Bara yang terakhir membuka jalan bagi rakyat Spanyol untuk
keluar dari kungkungan penderitaan yang telah lama mereka rasakan. Sepeninggal Witiza terjadi perebutan
kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick, panglima perang Spanyol, yang ingin menjadi raja. Putra
Witiza merasa lebih erhak menggantikan ayahnya. Namun, ia tidak mampu menghadapi Roderick. Oleh
kareana itu, Putra Witiza bersekutu dnegan Graff Yukian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderick.
Bersekutunya dua kekuatan itu ternyata belum dapat mematahan pertahanan Roderick. Oleh karena it, untuk
menambah kekuatan, Graff Yulian meminta bantuan Musa bin Nushair yag menjabat sebagai Gubernur
Afrika Utara di bawah pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.
Susungguhnya musa telah lama mencari kesempatan untuk menyeberang ke Spanyol, maka dengan
permohonan Graff itu berarti telah datang kesempatan yang telah ditunggunya sekian lama. Ada bebarapa
hal yang mendorong Musa bin Nushair mengabulkan permohona Graff Yulian, diantaranya adalah :
1. Karena antara penduduk Spanyol dengan Afrika Utara terlibat perang dalam suasana perang. Sebab
penduduk Spanyol terutama yag beragama Kristen pernah melakukan beberapa kali penyerangan terhadap
daerah pantai Afrika yag sudah dikuasai oleh kaum muslimin.
2. Penduduk Spanyol pernah memberikan batuan kepada tentara Romawi da berusaha menduduki beberapa
daerah muslim di Pantai Afrika. Dasar pertimbagan itu dikemukakan Musa pada Khalifah Walid bin
Abdul Malik, sewaktu Musa minta izin untuk mengirim batuan tentara ke Spanyol. Khalifah menyetujui
rencana Musa.
Spanyol diduduki umat Islam pada zama khalifah Al-Walid (705-715M), salah seorang khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus,. Sebelum penakluka Spayol, umat islam telah menguasai Afrika
Utara dan manjadikan sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas
Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat
Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Wahid, Hasan bin
Nu’ma sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-wahid itu, Musa bin Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair da Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan
penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bagsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka
menyatakan setia dan berjanji tidak aka membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan
sebelumnya.
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi
basis kekuasaan kerajaan romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar
membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan islam. Setelah kekuasaan ini betul-betul dapat dikuasai, umat
islam mulai memusatkan perhatiannya untk menaklukan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi
batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penakluka wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tifa pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa
memimpin saatuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Trariq bin Ziyad, dan
Musa bin Nushair.
Trarif dapat disebut sebagai peintis dan penyidik. Ia memyeberangi selat yang berada diantara Maroko
dan benua Eropa itu dengan satu pasukan oerang, 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka
menaiki empat buat kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat
perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak
sedikit jumlahnya. Di dorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi didalam tubuh kerajaan
Visigoths yang berkuasa di Spayol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta
rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7.000
oorang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Sejarah mencatata bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan selesai mendarat di wilayah tersebut,
membakar seluruh alat penyeberangan. Ia pun mengucapkan pidato singkat yang bersejarah : Al-Aduwwu
amamakum wal bahru wara’akum fakhtar ayyuma syai’tum. ( musuh di depan kamu, lautan di belakang
kamu, silahkan pilih mana yang kamu kehendaki).
Sorak sorai pasukan yang berkekuatan 12.000 orang pada tahun 93 H/711 M, yang memilih maju ke
depan, telah meninggalakan jejak besar dalam sejarah Islam. King Redorick maju dengan pasukan
berkekuatan 100.000 orang. Jumlah pasukannya besar, tetapi semangat tempurnya telah dikalahkan oleh
kemewahan hidup selama ini. Pertempuran di Guadalete pada tahun 711 M, di pinggir sungai Guadalquivir,
telah menentukan nasib kerajaan Visigoths. King Redorick tewas di tempat itu. Sikap penduduk yang apatis,
karena dihisap dan diperas dengan beban-beban pajaka yang berat, dan bantuan aktif dari pihak Yahudi,
yang menderita siksaaan dan menindas selama ini, sekaligus yang menyebabkan pasukan panglima Thariq
bin Ziyad bagaikan berlari-lari layaknya ke berbagai penjuru semenanjung Iberia. Sebuah faktor lainnya
sangat menentukan bagi mempercepat kemenangan itu ialah disiplin yang ketat dari pasukan besar tersebut,
memperlakukan penduduk dengan baik pada setiap wilayah yang di kuasai, memperlihatkan ketaaatan dan
kepatuhan menjalankan kebaktiann-kebaktian keagamaan setiap harinya
Dalam penyerbuan ke Spanyol, Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa
bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyeberangi selat dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad temapat dimana Thariq dan pasukannya mendarat
untuk pertama kali, kemudian dikenal dengan nama Gibraltar-Jabal Thariq, Bukit Thariq, diambil dari
namanya sendiri Thariq.
Dengan dikuasainya daerah ini maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam
pertempuran disuatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Redorick dapat dikalahkan. Daro sini Thariq dan
pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cardova, Granada , dan Teledo ( ibukota kerajaaan
Gothik ketika itu). Daerah Visigoth di Spanyol termasuk juaga provinsi Narbonne (sekarang Prancis Selatan)
da ini juaga diduduki Islam dalam tahun 715 atau sesudahnya.
Sebelum Thariq menaklukan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di
Afrika Utara. Musa mengirimkan pasukan sebanyak 5.000 perdonel, sehingga jumlah pasukan Thariq
seluruhnya 12.000 orang, jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Ghotik yang jauh lebih besar, yaitu
100.000 orang.
Dikarenakan cemburu terhadap kemenangan-kemenangan yang diraih letnannya yang tidak disangka
sangat luar biasa itu, Musa pun dengan tergesa-gesa berangkat ke Spanyol pada bulan juli 712, sambil
memimpin pasukan tentara yang berjumlah 10.000 orang, semuanya terdiri dari orang-orang Arab dan
Arab-Syiria. Sebagai sasaran dipilihnya kota-kota dan kubu-kubu yang tidak diganggu oleh Thariq, seperti
Medina, Sedonia, dan Carmona. Sevilla yang merupakan kota terbesar dan pusat kecerdasan Spanyol dan
yang pernah menjadi ibu kota pada zaman Romawi, mempertahankan diri hingga akhir Juni 713. Akan tetapi
dekat kota Merida, Musa menemui perlawanan yang sengit. Namun demikian, setelah terkepung selama
setahun, setapak demi setapak kota itu dapat diduduki dalam bulan Juli 713 M. Musa kemudian bergabung
dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol,
termasuk bgaian utaranya mulai dari Saragosa smapai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Al-
Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan
Prancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada As-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri
terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Dengan
pasukannya, ia menyerang kota bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan
tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Prancis
gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu masih banyak penyerangan , seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Layon tahun 734 M, dan
pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian
dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayyah.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang gerakannya dimulai pada permulaan
abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melenbar jauh menjangkau Prancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana,
Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari 7,5 abad.
Menurut Prof. Dr. Hamka, kekuasaan islam di Spanyol itu dibagi kepada tiga masa berikut :
1) Suatu provinsi dai kerajaan bani Umayyah di Damaskus (Damsik) diperintah oleh wakil khalifah yang
dikirim ke sana, mulai tahun 93 H sampai 138 H.
2) Diperintah oleh para amir yang berdiri sendiri, terpisah dari khalifah Bani Abbas di Baghdad, dimula
dari Amir Abdurrahman ad-Dakhil pada tahun 138 H sampai 315 H.
3) Abdurrahman An-Nashir memaklumkan dirinya menjadi khalifah di Andalusia, yaitu mulai tahun 315 H
sampai 422 H.
Dalam kurun waktu 7,5 abad, Islam Spanyol telah berkembang dengan pesatnya yang pada gilirannya
mampu membawa dampak yang sangat besar bagi dunia keilmuan dan pengetahuan yang terjadi di Eropa
pada umumnya. Selama Islam berkuasa di Spanyol, banyak terdapat penguasa negeri yang memerintah,
diantaranya adalah :
1. Amir-Amir Bani Umayyah,
2. Khalifah-khalifah Banh i Umayyah,
3. Daulah Ziriyah di Granada,
4. Daulah Bani Hamud di Malaga,
5. Daulah Bani Daniyah,
6. Daulah Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa,
7. Daulah Aniriyah di Valensia,
8. Daulah Bani Ubbad di Sevilla,
9. Daulah Jahuriyah di Cardova,
10. Daulah Bani Zin-Zun di Teledo, dan
11. Daulah Bani Ahmar di Spanyol.
Dunia di Spanyol mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, semenjak diperintah
oleh para Amir keturunan Bani Umayyah yang berdiri sendiri terpisah dari pemerintahan Bani Abbasiyah di
Baghdad, dimulai dari Abdurrahman Ad-Dakhil. Pada tahun 756, kekayaan pengetahuan dan inteletual di
Islam Spanyol sangat berpengaruh di Eropa, baik filsafat, sains, fiqh, musik, kesenian, bahasa, sastra
maupun pembangunan fisik.

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Islam Mudah Masuk ke Spanyol


Faktor-faktor yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal.
Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa
penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam
keadaan menyedihkan. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk
ke Spanyol, ekonomi masyarakat lumpuh. Padahal sewaktu Spanyol berada di bawah kekuasaan Romawi,
berkat kesuburan tanahnya pertanian dan perdagangan, dan industri maju pesat. Akan tetapi setelah Spanyol
berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat lumpuh.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang
kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir dikalahkan
Islam.
Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan
para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama
dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin menyebabkan penduduk Spanyol menyambut
kehadiran Islam di wilayah tersebut.
C. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memainkan
peran yang sangat besar.Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad. Menurut Dr. Badri
Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam enam periode :
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol di bawah pemerintahan para wali yang diangkat khalifah Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus.Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elite penguasa.Di samping itu,
terdapat perbedaan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di
kairawan.Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol
yang tinggal di daerah pegunungan.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir
pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar
Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil
lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukan Bani Umayyah di
Damaskus. Selanjutnya Ad-Dakhil berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol. Saat periode ini,
umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang politik maupun
peradaban.Abdurrahman Ad-Dakhil merdirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar
Spanyol.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-
Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok”.Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa
dengan gelar khalifah.Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad.Abdurrahman An-Nasir mendirikan Universitas
Cordova.Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku.Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa Negara kecil yang berpusat di
kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti
Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya. Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki
pertikaian intern.Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu
meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.Namun, walaupun demikian, kehidupan intelektual terus
berkembang pada periode ini.Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
dari satu istana ke istana yang lain.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat
satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143M) dan Dinasti
Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf bin bin Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dan akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya.Dalam
perkembangan selanjutnya, pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-
penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum
Kristen.Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M.
hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik
dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir
di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu
Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai
penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan
itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin Sa’ad. Abu abdullah kemudian meminta
bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat
mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan,
dan akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa
menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya kalah. Abu Abdullah
akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke
Afrika Utara. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. Pada tahun
1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di wilayah ini. Walaupun Islam telah berjaya dan
dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.
D. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang Intelektual
yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau
arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi
kemajuan peradaban Eropa.
1. Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-
manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada masa khalifah
Abbasiyah, Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai aktivitas penerjemahan hingga masa khalifah
Al-Makmum (813-833 M). Pada masanya banyak filsafat karya aristoteles yang diterjemahkan.
Tokoh ulama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin
As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan
eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid.
Perkembangan filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu
pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemahkan
dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 154 H/771 M. Di samping itu, ulama Arab
telah menciptakan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, sehingga melahirkan
ilmu apotek dan farmasiTokoh utama kedua adalah Abu Bakr bin Thufail, karyanya adalah Hayy bin
Yaqzhan. Tokoh filsafat Islam Spanyol lainnya adalah Ibnu Rusyd yang di Eropa terkenal dengan
Averros dan Cordova (1126-1198 M), pengikut aliran Aristoteles. Di samping sebagai tokoh filsafat,
ia juga dikenal sebagai ulama Bidayat Al-Mujtahid. Averros juga menulis buku kedokteran Al-
Kulliyah fi Ath-Thip.
b. Sains
Sains yang terdiri dari ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani,
zoologi, geologi, ilmu obat-obatan, juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan
geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal. Beberapa tokoh Sains
dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Syuhaid. Adapun di bidang kedokteran, yaitu Abbas bin
Farnas, Ibrahim bin Yahya An-Naqqash, Ibnu Safar, Al-Brituji. Dalam bidang obat-obatan , anatara
lain Ahmad bin Iyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibn Abdurrahman bin Syuhaid. Adapun
di bidang kedokteran, yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, seorang tokoh dokter wanita. Dalam
bidang geografi, yaitu Ibnu Jubar dari Valencia (1145-1228 M), Ibnu Batuthah dari Tangier (1304-
1377 M) pengeliling dunia sampai Samudra Pasai (Sumatra) dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun
dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah, penulis buku Muqadimah.
c. Bahasa dan Sastra
Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, di antaranya: Ibnu
Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibnu Khuruf , Ibnu Al-Hajj,
Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
Dalam bidang sastra banyak bermunculan, seperti Al-Aqd Al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, Adz-
Dzakirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah karya Ibnu Bassam, Kitab Al-Qalaid karya Al-Fath bin
Khawan, dan lain-lain.
d. Musik dan Kesenian
Musik dan Kesenian pada masa Islam di Spayol sangat masyhur. Musik dan seni banyak
memperoleh apresiasi dari para tokoh penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan
bin Nafi kyang mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu.
2. Bidang Keilmuan Keagamaan
a. Tafsir
Salah satu mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi
(wafat 1273 M). Adapun karyanya dalam bisang tafsir adalah Al-Jami’a li Ahkam Alquran, kitab
tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.
b. Fiqh
Dalam bidang Fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Adapun yang
memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman.
Para ahli fiqh lainnya adalah Abu Bakr bin Al-Quthiyah, Muniz bin Sa’id Al-Baluthi, Ibnu Rusyd,
penulis kitab Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid, Asy-Syatibi, penulis buku Al-
Muwafaqat fi Ushul Asy-Syati’ah (ushul fiqh), dan Ibnu Hazm.
3. Bidang Arsitektur Bangunan
Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa.
Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai
alat transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam,
kanal-kanal, saluran air, dan kembatan-jembatan.
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil oleh Dinasti
Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun
di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibukota
Spanyol Islam itu. Pohon-pohon yang megah diimpor dari Timur. Di seputar ibukota berdiri istana-
istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan. Setiap istana dan taman diberi nama
tersendiri dan dipuncaknya terpancang istana Damsik. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya
adalah Masjid Cordova. Kota Cordova memiliki 491 masjid.
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sini berkumpul sisa-sisa
kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil oleh Granada di masa-masa akhir
kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-
Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Kisah
tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana Al-Zahra,
istana Al-Gazar, dan menara Girilda.
c. Sevilla
Kota Sevilla dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahidin. Sevilla pernah menjadi ibukota
yang indah bersejarah. Semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama
Romula Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah berada di bawah
kekuasaan Islam selama lebih kurang 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada
tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid
menjadi gereja dengan nama Santa Maria de La Sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan raja Ferdinand
pada tahun 1248 M.
d. Toledo
Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi
menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai
Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat Islam setelah direbut oleh Raja
Alfonso VI dari Castilia. Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja
oleh umat Kristen.
Banyak faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung oleh adanya
penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam,
seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan politik para pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan para penguasa lainnya
yang mempelopori kegiatan ilmiah. Di antara mereka penguasa dinasti Umayyah di Spanyol yang
berjasa adalah Muhammad bin Abdurrahman (852-866 M), dan Abdurrahman An-Nashir.
Di samping itu, toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan
Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam Spanyol. Meskipun ada
persaingan sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur
dan Barat tidak selalu berupa peperangan.Sejak abad ke-11 M, dan seterusnya, banyak kalangan
cendikiawan mengadakan perjalanan dari ujung barat wiilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa
buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam
beberapa kesatuan politik terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dalam Islam.
E. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Spanyol
Adapun beberapa faktor penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol adalah sebagai
berikut :
1. Munculnya khalifah-khalifah yang lemah
Masa kejayaan Islam di Spanyol dimulai dari periode Abd. Rahman III yang kemudian dilanjutkan
oleh putranya, yaitu Hakam. Sang penguasa cinta ilmu pengetahuan dan kolektor buku serta pendiri
perpustakaan (K.Ali, 1981: 311). Pada masa kedua penguasa tersebut, keadaan politik dan ekonomi
mengalami puncak kejayaan dan kestabilan. Namun, keadaan negara yang stabil dan penuh kemajuan
ini tidak bertahan lagi setelah Hakam II wafat dan digantikan oleh Hisyam II yang baru berusia 11 tahun
(K. Ali, 1981: 311). Dalam usia yang sangat muda ini, ia diharuskan memikul tanggung jawab yang
amat besar.
Karena tidak mampu mengendalikan roda pemerintahan, jalannya pemerintahan dikendalikan oleh
ibunya dengan dibantu oleh Muhammad Ibn Abi Umat yang bergelar Hajib Al-Mansur yang ambisius
dan haus kekuasaan. Sejak itulah, khalifah hanya dijadikan sebagai boneka oleh Al-Mansur dan para
penggantinya.
Ketika Al-Mansur wafat, ia diganti oleh anaknya, yaitu Abd. Malik Al-Muzaffar dan pengganti Al-
Muzaffar adalah Abd. Rahman, seorang penguasa yang tidak punya kecakapan, gemar berfoya-foya. Ia
tidak disenangi rakyatnya, sehingga negara menjadi tidak stabil dan lambat laun mengalami
kemunduran.
2. Konflik antara Islam dan Kristen
Setelah menaklukkan Spanyol, para penguasa muslim tidak menjalankan kebijakan Islamisasi
secara sempurna. Penduduk Spanyol dibiarkan memeluk agamanya, mempertahankan hukum dan tradisi
mereka. Penguasa Islam hanya mewajibkan mereka membayar upeti, dan tidak memberontak.
Kebijakan ini ternyata menjadi bumerang. Penduduk Spanyol menggalang kekuatan untuk melawan
penguasa Islam. Pertentangan Islam dan Kristen tak pernah berhenti sampai jatuhnya kekuasaan Islam.
Orang-orang Kristen selalu merasa bahwa kehadiran umat Islam merupakan ancaman bagi mereka.
Setelah kekuasaan Islam melemah, satu-persatu kota-kota di Spanyol yang dikuasai Islam jatuh ke
tangan orang Kristen.
3. Munculnya Muluk Ath-Thawaif
Munculnya Muluk Ath-Thawaif (dinasti-dinasti kecil), secara politis telah menjadi indikasi akan
kemunduran Islam di Spanyol, karena dengan terpecahnya kekuasaan khalifah menjadi dinasti-dinasti
kecil, kekuatan pun terpecah dan lemah. Keadaan ini membuka peluang bagi penguasa provinsi pusat
untuk mempertahankan eksistensinya. Masing-masing dinasti menggerakkan segala daya upaya
termasuk meminta bantuan orang-orang Kristen .
Melemahnya kekuasaan Islam secara politis telah dibaca oleh orang-orang Kristen dan tak disia-
siakan oleh pihak musuh untuk menyerang imperium tersebut. Pada tahun 1080 M, Al-Fonso dengan tiga
kerajaan Kristen (Galicia, Leon, dan Castile) berhasil menguasai Toledo dan Bani Dzu An-Nur.
Demikian juga, kerajaan Kristen Aragon berhasil merebut Huesea pada tahun 1096 M, Saragosa (1118
M), Tyortosa (1148 M), dan Kenida (1149 M). Pada tahun 1212 M, penaklukkan Las Navas De Tolosa
oleh koalisi raja-raja Kristen mengakibatkan Dinasti Al-Muwahiddin yang selama beberapa waktu telah
memulihkan keamanan negara, stabilitas politik, dan lain-lain harus menarik diri dari Spanyol. Sebagian
besar kota penting yang dikuasai Islam satu-persatu jatuh ke pihak Kristen. Cordova jatuh tahun 1236 M,
dan Seville jatuh pada tahun 1248 M . Pada pertengahan abad ke-13, satu-satunya kota penting yang
masih dikuasai Islam adalah Granada di bawah pemerintahan Gani Ahmar. Awalnya orang-orang Kristen
membiarkan Dinasti Ahmar di Granada tetap eksis dengan persetujuan bahwa orang-orang muslim harus
membayar pajak kepada penguasa Kristen. Akan tetapi, setelah terjadi perselisihan antara mereka dan
telah bersatunya orang-orang Kristen, proyek kekuasaan Dinasti Ahmar menjadi gelap. Dipihak lain
terjadi konflik internal di tubuh Ahmar, yakni perebutan kekuasaan yang berakhir perang saudara dan
dinasti menjadi terpecah. Sejak itu, kekuatan semakin melemah dan semakin mempercepat tamatnya
riwayat umat Melemahnya kekuasaan Islam secara politis telah dibaca oleh orang-orang Kristen dan tak
disia-siakan oleh pihak musuh untuk menyerang imperium tersebut. Pada tahun 1080 M, Al-Fonso
dengan tiga kerajaan Kristen (Galicia, Leon, dan Castile) berhasil menguasai Toledo dan Bani Dzu An-
Nur.
Demikian juga, kerajaan Kristen Aragon berhasil merebut Huesea pada tahun 1096 M, Saragosa
(1118 M), Tyortosa (1148 M), dan Kenida (1149 M), (Ira M, Lapidus, 1993: 384). Setelah penaklukan
Granada, orang-orang Islam mengalami nasib yang sangat menyedihkan. Pada tahun 1556, penguasa
Kristen melarang pakaian Arab dan Islam di seluruh wilayah Spanyol, bahkan pada tahun 1566, bahasa
Arab tidak boleh digunakan di wilayah ini.
4. Kemerosotan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam Spanyol, para penguasa mementingkan pembangunan fisik dengan
mendirikan bangunan-bangunan megah dan monumental. Demikian juga bidang iptek. Pemerintah
dengan giat mengembangkan bidang ini, sehingga bidang perekonomian kurang mendapat perhatian.
Selain itu, banyak anggaran negara yang terserap untuk membiayai tentara bayaran demi keamanan
negara.
5. Sistem Peralihan Kekuasaan yang Tidak Jelas
Salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran suatu dinasti adalah perebutan kekuasaan antara
elit penguasa maupun antarputra mahkota. Terjadinya perebutan kekuasaan ini menyebabkan perang
antara elit atau keluarga yang pada akhirnya dapat menggerogoti kekuatan dan stabilitas negara.
Di masa kekhalifahan ada dua nama khalifah yang cukup terkenal yaitu Abd al-Rahman III yang
bergelar an-Nashir dan putranya yang bernama Hakam al-Mustanshir. Setelah pemerintahan kedua
khalifah besar tersebut, kemuadian pola pemerintahan mudah berpindah dari satu penguasa ke penguasa
lain yang terkadang tidak lebih dari satu tahun, artinya betapa lemahnya kekuatan politik Islam Spanyol
saat itu. Pergantian khalifah demi khalifah ini hingga tahun 1031 M. Terdapat 6 khalifah yang mana
masing-masing khalifah tersebut masing-masing menjabat khalifah sebentar dan boleh dikatakan tidak
mempunyai kekuasaan yang nyata.
F. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa
Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar Negara.Orang-orang Eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan Negara-negara
tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains disamping bangunan fisik.
Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran di Eropa adalah Ibnu Rusyd, yang
dikenal di Eropa dengan Averros (1120-1198 M). Averros dikenal sebagai orang yang melepaskan belenggu
taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir.Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat
minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan sunatullah menurut pengertian Islam terhadap
ajaran pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Pengaruh Averros demikian besar di Eropa, sehingga
muncul gerakan Averroeisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir.Pihak gereja menolak
pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.
Dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme
pada abad ke-17 M. beberapa buku karya Ibnu Rusyd dicetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan
1500 M. karya-karya Ibnu Rusyd juga diterbitkan pada abad ke-16 di Napoli, Bologna, Lyons, dan
Starsbourg, dan di awal abad ke-17 di Jenewa.
Pengaruh-pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari
banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di berbagai Universitas Islam di Spanyol, seperti
Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemah-kan buku-buku karya ilmuan muslim; Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo. Setelah
pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa
adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu
Rusyd.Di akhir zaman pertengahan Eropa baru berdiri 18 buah universitas.Di dalam universitas-universitas
tersebut, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan seperti ilmu kedokteran, ilmu
pasti, dan filsafat.Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi dan Ibnu
Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. berkembangnya
pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Latin. Akan tetapi, walaupun Islam akhirnya terusir dari
negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, namun ia telah membidani gerakan-gerakan penting di
Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik pada abad ke-14 M,
yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-14 nasionalisme pada abad ke-17, dan pencerahan
(Aufklarung) pada abad ke-18 M.
Demikian juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa.Selama Islam berada di Andalusia, telah
banyak nama-nama benda yang dikenal di Barat berasal dari bahasa Arab. Karena lamanya Islam di sana,
tidak kurang dari 7.000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.
Di antara kata-kata bahasa Arab banyak yang masuk ke dalam suku kata bahasa Eropa seperti kedalam
bahasa Spanyol, Inggris, Prancis, dan Jerman. Misalnya kata-kata as-sukkar (gula), menjadi aznkar
(Spanyol), sugar (Inggris), al-kuhul (alcohol) menjadi alcohol.
Demikian besar pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa, sehingga jika saja mesyarakat Eropa tidak
mempelajari peradaban-peradaban Islam, bukan tidak mustahil bahwa Eropa masih tertinggal di belakang
dalam hal perdaban dunia.Bangsa Eropa maju dalam ilmu pengetahuan dan peradaban dikarenakan mereka
belajar kepada kaum muslimin terutama melalui literatur dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia
Spanyol.

Anda mungkin juga menyukai