Anda di halaman 1dari 5

“Relevansi antara Ideologi Pancasila dengan Agama Islam”

Secara umum, pengertian ideologi adalah kumpulan ide, cita-cita, pandangan atau
gagasan yang bersifat sistematis dan fundamental. Ideologi menjadi suatu landasan sistematis
yang dibutuhkan oleh negara agar dalam mencapai tujuan bersama memiliki konsep dasar yang
konkrit dan solutif jika ada suatu permasalahan bangsa. Yang menjadi problematika bangsa saat
ini adalah ideologi seperti apa yang harus digunakan ketika timbul suatu permasalahan pada
negera Indonesia, apakah harus menggunakan ideologi pancasila atau menerapkan dan
memukul rata semua permasalahan dengan ajaran islam atau mengkolaborasikan keduanya.
Indonesia menganut ideologi Pancasila, karena pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah bagi seluruh rakyat indonesia
dalam membentuk sikap, moral, watak, perilaku, tata nilai, etika karena Pancasila adalah way of
life bangsa Indonesia, sedangkan di sisi lain Indonesia merupakan negara yang mayoritas
muslim dan harus taat pada sekat Islam secara kaffah. Ketika pandangan masyarakat Indonesia
terbingungkan oleh kiblat ideologi yang diametral ini, maka perlu adanya kesadaran
pengetahuan tentang wawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia merupakan negara demokratis yang memiliki keragaman kultural dan agama,
konstitusi Indonesia juga menjamin kebebasan memilih agama apa yang dianut dan
melestarikan budaya daerahnya masing-masing. Keragaman kultural dan agama inilah yang
menjadikan Indonesia bisa dianalogikan seperti sebuah bangunan yang memiliki banyak
pondasi dan harus dijaga agar tetap kokoh, yaitu dengan cara memperbaiki pola pikir
masyarakat serta memberi kesadaran akan pentingnya sebuah ideologi dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Artikel ini akan mengulas tentang ideologi yang menjadi
pondasi di Indonesia yaitu antara Ideologi bangsa dengan agama Islam dengan menggunakan
parameter pancasila, saling berkaitan kah? Atau justru malah bertentangan?
Dari waktu ke waktu, tampaknya bangsa Indonesia mengalami kemunduran intelektual
tentang substansi pancasila, hal ini dapat dicermati dari fakta semakin banyaknya generasi
muda yang tidak hafal terhadap sila-sila Pancasila. Bahkan Prof. Mahfud MD pada buku
Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi menyatakan bahwa “Gema
pancasila sekarang ini memang semakin mengendur". Hal ini tidak berlebihan karena semangat
dalam mengamalkan pancasila tidak mampu ter-implementasi dengan baik. Menurut
pandangan penulis terciptanya polemik di negara ini disebabkan karena masyarakat hanya
bangga terhadap eksistensi saja, sehingga masyarakat tidak bisa masuk ke ranah esensi
pancasila sehingga terbentur dengan islam. Sebagai contoh kasus pembakaran bendera yang
berlafadz tauhid terjadi beberapa waktu silam, masyarakat Indonesia tersulut amarahnya
karena bendera tersebut dinilai merupakan simbol umat Islam padahal tauhid sebenarnya ada
di dalam sukma manusia, seperti yang dikatakan oleh KH. Marzuki Mustamar (Ketua
Tanfidliyyah PWNU Jatim) pada sambutan Istighotsah Kubro Hari Santri “Orang iman atau tidak
apa kata hati, orang tauhid atau tidak apa kata hati asal hatinya iman bertauhid, kemudian ikrar
dengan lisan, dan melaksanakan perintah Allah, itulah orang tauhid. Bukan mereka yang bangga
meng obat-abitkan bendera tauhid tapi tidak ada tauhid di hatinya”. Jadi, segala hal itu harus
berorientasi pada esensi substantif suatu topik bukan bangga terhadap eksistensi atau simbol
saja. Dalam pengamalan pancasila juga harus berlaku seperti itu, manusia melihat sila sebagai
ideologi yang memiliki esensi persatuan serta bisa di-implementasikan dalam kehidupan
bernegara sehingga bukan berarti pancasila diciptakan hanya sebagai formalitas negara saja.
Rumusan pancasila pada awalnya menggunakan piagam jakarta sebagai pedoman
pembuatan, namun isi sila pertama berubah dari “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” hal
ini karena ada utusan kelompok dari tokoh Indonesia timur yang "mengancam" akan
memisahkah diri dari Indonesia bila rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta tetap
menggunakan frasa "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Setelah
perubahan sila pertama tersebut, isi yang terkandung sudah bersifat final hingga sekarang dan
sehingga pancasila bisa dijadikan sebagai sebuah ideologi yang bisa berdampingan dengan
agama apapun tidak terkecuali Islam, berikut relevansi-nya antara Agama Islam dengan
Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan dalam Islam disebut tauhid dan Konsep Tauhid harus diyakini secara
kaffah oleh umat Islam, sehingga ketauhidan ini tidak hanya berwujud pengakuan secara
lisan saja namun juga harus dibuktikan dengan tingkah laku kita sehari-hari. Sila pertama
ini pun merupakan refleksi dari Surat Al-Ikhlas ayat 1 sehingga hal ini sudah tepat bagi
umat Islam dan harus di implementasikan pada kehidupan bernegara.
Agama lain memandang sila pertama sebagai substantif dari Ketuhanan yang
menciptakan segalanya dan yang mengatur serta menguasai kehidupan sehingga sila
pertama ini bernilai religiusitas atas keyakinan agama masing-masing dan tidak
memandang satu agama saja melainkan semua agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pada sila ke-dua ini relevansinya dengan Agama Islam terletak pada QS. An-Nisa
ayat 135 yang mana substansi tafsir dari surat ini adalah perintah untuk berbuat adil dan
toleransi kepada siapapun, dalam hal materi tidak membandingkan hak antara orang
kaya dan orang miskin, atau dalam konteks agama harus berlaku adil dengan memberi
hak secara berimbang.
Warga Indonesia khususnya muslim harus memiliki adab untuk bertoleransi
kepada agama lain. Contoh seperti di kampung nenek saya yang ada di Sumbertempur
(Gunung Kawi), masjid dan gereja hanya berjarak 20 meter namun kondusifitas kedua
agama tetap terjaga dan saling memenuhi hak untuk menghadiri undangan saat ada
acara kegiatan keagamaan secara kultural.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan sebagai pondasi negara Indonesia juga termaktub pada Al-Quran
tepatnya surat Al-Hujarat ayat 13, kata kunci dari tafsir ayat ini adalah saling kenal
mengenal, artinya sebagai persatuan disini tidak ada batasan untuk berkenalan dengan
suatu golongan. Semua orang bebas berkenalan dengan agama apapun, suku apapun,
atau golongan apapun demi menjunjung tinggi persatuan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Sila ke-4 sesuai dengan (QS.As-Syura:38), dijelaskan bahwa suatu urusan atau
masalah diselesaikan dengan musyawarah. Dan hal ini sudah dapat di implementasikan
di Negara Indonesia dalam suatu formatur pemilihian ke-Negaraan seperti pemilihan
presiden maupun organisasi yang ada di desa karena Indonesia menganut konsep
demokrasi.
Namun untuk saat ini demokrasi di Indonesia sedang mengalami masa sakit,
disebabkan banyak kasus yang mengkhianati sistem demokrasi. Ketika ada pihak yang
ingin mengkritisi para elit jabatan yang tersandung kasus kenegaraan, pihak yang
mengkritisi selalu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan seperti kasus dari
Novel Baswedan yang mengkritisi seorang koruptor, namun seakan ada orang yang tidak
suka dengan layangan kritik itu dan hasilnya Novel Baswedan disiram air keras.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan merupakan hal yang harus di massif kan implementasinya. Karena
dalam Agama Islam, fokus ini terletak pada Surat An-Nahl ayat 90. Sudah merupakan
kewajiban bagi umat Islam untuk menerapkan keadilan pada semua golongan dalam hal
apapun serta perintah untuk meninggalkan perbuatan keji dan permusuhan.
Akan tetapi permasalahan di negeri ini adalah adanya beda perlakuan hukum
antara pejabat dengan rakyat kecil yang seakan hukum itu tajam kebawah tumpul
keatas. Contohnya seperti kasus Nenek Asyani dari Situbondo yang diduga mencuri 7
batang kayu jati berukuran 15cm milik Perum Perhutani, beliau mendapat ancaman dari
pengadilan maksimal kurungan 5 tahun penjara. Berbeda perlakuan dengan koruptor
yang dilakukan pejabat, bahkan ia bisa membeli ruangan yang mewah untuk
penjaranya.
Jadi kesimpulannya pancasila itu relevan dengan agama Islam, dan juga pancasila harus di
implementasikan dalam kehidupan bernegara agar mampu menjadi sebuah pondasi yang kokoh
serta terjaminnya negara untuk terhindar dari tindak kriminalitas dan ketidakadilan. Sehingga
seharusnya tidak ada lagi penolakan terhadap Ideologi Pancasila, karena Pancasila terbukti
mampu menyatukan perbedaan. Dan tugas kita sebagai Warga Negara Indonesia harus
mengimplementasikan esensi 5 sila tersebut dalam kehidupan agar eksistensi pancasila tetap
terjaga sehingga pondasi negara Indonesia tetap kokoh. Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul
Khairat...!
Wassalamu’alaikum warahmatullahii wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai