Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

CNC
(COMPUTER NUMERIC CONTROL)
TURNING MACHINE
CNC TU–2A

Disusun oleh:

ODE ARYA INDRANATA (1421700177)


IGAP MANDALA PUTRA (1421700171)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM CNC
(COMPUTER NUMERIC CONTROL)
TURNING MACHINE
CNC TU–2A

Disusun oleh :

ODE ARYA INDRANATA (1421700177)


IGAP MANDALA PUTRA (1421700171)

Surabaya, 27 Mei 2019

Mengetahui Menyetujui
Ka. Lab CNC Dosen pembimbing

Ir. Zainun Achmad.MT Edwin Ramadhani, S.ST, MT


(NIP : 20420.90.0210) (NIP : 20420.18.0793)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan CNC ini.
Praktikum CNC merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi setiap Mahasiswa
Fakultas Teknik Mesin yang telah mengikuti mata kuliah CAD - CAM & CNC di Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya.
Kami menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk
menyempurnakan dan melengkapi laporan ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca maupun dosen pembimbing kami.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Zainun Achmad.MT, selaku Ka.lab. CNC Jurusan Teknik Mesin Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
2. Edwin Ramadhani, S.ST, MT yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Para asisten praktikum CNC, yang telah membantu kami dalam melaksanakan praktikum
dan segenap rekan–rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa peyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini berguna bagi kita semua.

Surabaya, 27 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB 1 .............................................................................................................. 1
1.1 PENGERTIAN MESIN CNC .................................................... 1
1.2 BAGIAN MEKANIK ................................................................. 1
1.3 BAGIAN KONTROL................................................................. 3

BAB 2 ............................................................................................................. 4
2.1 PEMROGRAMAN ABSOLUT ................................................. 4
2.2 PEMROGRAMAN RELATIF (INKREMENTAL) ................... 4

BAB 3 ............................................................................................................. 5
3.1 SISTEM PENGOPERSIAN KODE CNC .................................. 5
3.2 FUNGSI TOMBOL CNC ........................................................... 5
3.3 FUNGSI TOMBOL GABUNGAN KODE-KODE ................... 5
3.4 FUNGSI KODE-KODE PROGRAM MESIN CNC TU-2A ..... 5
3.5 FUNGSI TOMBOL M ............................................................... 7
3.6 TANDA – TANDA ALARM ..................................................... 7

BAB 4 ............................................................................................................. 9
4.1 GAMBAR MESIN CNC TU-2A ............................................... 9
4.2 PENGUJIAN DATA DAN PEMROGRAMAN CNC TU-2A .. 9
4.3 PROGRAM ABSOLUT ............................................................. 10
4.4 PERHITUNGAN KECEPATAN PUTARAN TURRET……… 16

Kesimpulan .................................................................................................... 17

iii
BAB 1
PENGERTIAN MESIN CNC

1.1 PENGERTIAN MESIN CNC


Mesin CNC (Compter Numerically Controlled) adalah mesin–mesin perkakas yang
menggunakan pengendalian numeric untuk menentukan operasi mesin dari data numeris yang
disimpan pada komputer. pengendalian numeris untuk mesin perkakas merupakan
pengembangan dari pengendalian instruksi musik, seperti biola dan piano yang sudah terlebih
dulu dilaksanakan.

Karena digunakan informasi matematis, maka konsepnya disebut kendali numeris atau
NC. oleh sebab itu NC adalah operasi dari mesin perkakas dan mesin pemroses lainnya dengan
sederetan instruksi yang dikodekan.

1.2 BAGIAN MEKANIK


1.2.1 MOTOR UTAMA
Berfungsi untuk menggerakkan chuck untuk memutar benda kerja.
Spidel di gerakan oleh motor DC.
 Jelajah kecepatan 50- 4000 rpm
 tenaga pemasukan 500 w
 tenaga pengeluaran 300 w

1.2.2 ERETAN
Eretan adalah pergerakan untuk sumbu Z dan X (-) maupun (+)

1.2.3 STEPER MOTOR


Steper motor di gunakan untuk menggerakkan eretan.
Data teknis:
 satu putaran 72 langkah/satu langkah dalam matematis 360 ˚ /72 menghasilakan sudut
putarnya 5˚.
 Gerakan cepat dan maximum speed adalah 700 mm/menit.
 jenjang asutan variable 5-400 mm/menit.
 Feed rate dalam progam CNC 2-499 mm/menit.

1
 Gerakan eretan terkecil 0,0138 mm atau dalam sudut putarnya 5˚.
 Gerakan Z 300 mm
 Gerakan X 50 mm
 Tenaga asutan + 1,000,000 J/m atau 277,78 Wh.
 Penunjuk pada penyajian 0,01 mm.

1.2.4 PEMEGANG PAHAT (TOOL TURRET)


Tool turret adalah rumah pahat pada mesin CNC TU-2A yang di pasang dengan 6 tool
yang terbagi menjadi 2 jenis, yakni 3 tempat untuk alat potong luar dengan maksimum ukuran
tool 12 x 12 mm dan 3 tempat untuk alat potong dalam dengan ukuran maksimum diameter 8
mm.

1.2.5 MEJA MESIN


Meja mesin berfungsi sebagai papan luncur gerakan eratan mesin. Untuk itu
kebersihannya harus selalu dijaga karena kerusakan dari permukaan meja mesin akan sangat
mempengaruhi hasil produksi.

1.2.6 JENIS PAHAT

Pahat jenis ini dibentuk dengan campuran bahan kimia. Dalam bentuk dasarnya carbide
berbentuk butir – butir abrasif yang sangat halus, tetapi dapat dipadatkan dan dibentuk menjadi
peralatan dalam perindustrian. Carbide ini memiliki kekerasan 3 kali lipat dari baja. Sehingga
hanya dapat dilakukan proses pemolesan menggunakan silikon karbida, boron nitrida bahkan
berlian.

Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam bentuk pahat bubut. Ada
yang dibuat dengan lubang di tengahnya untuk baut pengunci ke holder/pegangannya,sepert
gambar di bawah ini.

2
Gambar : Pahat carbide pada CNC MACHINE TU-2A

1.3 BAGIAN KONTROL


Bagian pengendali ini berisi berupa tombol-tombol control mesin CNC,seperti gambar
4 11 3 1 9

13

Keterangan:
1. Pengaturan feed
2. Lampu signal kondisi mati
3. Cassette deck

3
4. Switch spindle utama (manual/CNC mode)
5. Amperemeter
6. Console untuk memasukkan program
7. Switch mode untuk putaran spindle
8. Papan digital (display digital) untuk program dan alarm
9. Tombol pemindahan hand operation/CNC operation
10. Main switch/ saklar utama
11. Tombol emergency (NO/NC)
12. Keyboard untuk menggerakkan eretan
13. Tombol start

4
BAB 2
DASAR PROGRAM CNC

2.1 PEMROGRAMAN ABSOLUT


Pemrograman absolut adalah pemrogramman yang dalam menentukan titik
koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Kedudukan titik dalam benda kerja
selalu berawal dari titik nol sebagai acuan pengukurannya. Sebagai titik referensi benda kerja
letak titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektifan program yang
akan dibuat. Penentuan titik nol mengacu pada titik nol benda kerja (TMB). Pada
pemrogramman benda kerja yang rumit, melalui kode G tertentu titik nol benda kerja (TMB)
bisa dipindah sesuai kebutuhan untuk memudahkan pemrogramman dan untuk menghindari
kesalahan pengukuran. Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem pemrogramman
mutlak,di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja. Kelebihan dari
sistem ini bila terjadi kesalahan pemrogramman hanya berdampak pada titik yang
bersangkutan, sehingga lebih mudah dalam melakukan koreksi.

2.2 PEMROGRAMAN RELATIF (INKREMENTAL)


Pemrogramman inkremental adalah pemrogramman yang pengukuran lintasannya
selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik akhir suatu lintasan merupakan titik
awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuan koordinatmya berdasarkan pada
perubahan panjang pada sumbu X (.X) dan perubahan panjang lintasan sumbu Y (.Y). Titik nol
benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titik referensi awal, letak titik nol benda kerja
ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektifan program yang akan dibuatnya.
Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu pada titik akhir suatu lintasan. Sistem
pemrogramman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrogramman berantai atau relative
koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titik berikutnya mengacu pada
titik pemberhentian terakhir alat potong. Penentuan titik setahap demi setahap. Kelemahan
dari sistem pemrogramman ini, bila terjadi kesalahan dalam penentuan titik koordinat,
penyimpangannya akan semakin besar.

5
BAB 3

SISTEM PENGOPERSIAN KODE CNC


DAN FUNGSI TOMBOL CNC

3.1 SISTEM PENGOPERASIAN KODE CNC


Pengoperasian mesin CNC semua gerakan secara otomatis dari awal hingga akhir,
karena semua gerakan sudah dikontrol dengan komputer melalui data yang telah di masukan
ke memori mesin. untuk mengenerate bahasa pemograman assembly yang terprogram dengan
benar ke memori mesin digunakan tombol console yang ada pada kontrol CNC.

3.2 FUNGSI TOMBOL CNC


Adapun fungsi dari tombol-tombol CNC sebagai berikut:
II/C = Pemindahan layanan CNC dan manual
INP = Memasukkan data ke memori mesin
DEL = Menghapus data
FWD = Kursor menuju ke blok berikutnya/ke bawah
REV = Kursor menuju ke atas/kembali ke blok sebelumnya
- = Penetapan harga negative
-> = Memindahkan kursor
M = Memasukkan data miscellaneous (M)pelaksanaan uji jalan(dry run)

3.3 FUNGSI TOMBOL GABUNGAN KODE-KODE


INP+FWD = Perintah berhenti sementara
INP+REV = Perintah menghapus alarm/perintah kembali ke nomor blok pertama
DEL+INP = Perintah menghapus program
~ + INP = Perintah memasukkan blok
~ + DEL = Perintah menghapus satu blok
START = Perintah jalan program

3.4 FUNGSI KODE-KODE PROGRAM MESIN CNC TU-2A


G-Code merupakan suatu perintah yang diikuti dengan 1~2 bit dibelakangnya
Format ;

6
G⎕ ⎕

Dimana ;
G = Alamat G
⎕ ⎕ = nilai

G00 = Gerakan cepat tanpa penyayatan


G01 = Gerakan sayat mendatar, melintang dan tirus
G02 = Gerakan sayat melingkar searah jarum jam
G03 = Gerakan sayat berlawanan arah jarum jam
G21 = Pembuatan blok baru
G25 = Pembuatan siklus sub rutin
G27 = Perintah meloncat ke nomor blok
G33 = Perintah siklus ulir tunggal
G64 = Perintah mematikan motor
G65 = Perintah pelayanan disket
G73 = Siklus pengeboran dan pemutusan tatal
G78 = Siklus pembuatan ulir
G81 = Siklus pengeboran
G82 = Siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 = Siklus pengeboran dengan penarikan
G84 = Siklus pembubutan memanjang
G85 = Siklus merimer
G86 = Siklus pembuatan alur
G88 = Siklus pembubutan melintang
G89 = Siklus merimer dengan waktu tinggal diam
G90 = Program absolute
G91 = Program incremental
G92 = Penetapan titik start absolute

3.5 FUNGSI TOMBOL M


M-Code pada proses pemograman berfungsi sebagai start atau stop pada proses

7
machining dan seterusnya seperti mengatur arah putaran spindle dan pengaturan coolant.

M03 = Spindle berputar searah jarum jam


M04 = Spindle berputar berlawanan jarum jam
M05 = Spindle berhenti berputar
M06 = Bergantian tool
M17 = Perintah melompat blok program pada program sub rutin
M30 = Program berhenti

3.6 TANDA – TANDA ALARM


Tanda-tanda alarm merupakan error yang di tunjukan pada monitor mesin CNC karena
adanya kesalahan dalam pemasukkan kode G sehingga error tersebut ditampilkan pada display
mesin CNC.

A00 : Salah kode G/M


A01 : Salah radius/M99
A02 : Salah nilai Z
A03 : Salah nilai F
A04 : Salah nilai Z
A05 : Tidak ada kode M30
A06 : Tidak ada kode M03
A07 : Tidak ada arti
A08 : Pita habis pada penyimpanan kaset
A09 : Program tidak di temukan
A10 : Pita kaset dalam pengamanan
A11 : Salah pemuatan
A12 : Salah pengecekan
A13 : Penyetelan inchi/mm dengan memori program penuh
A14 : Salah posisi kepala frais/penambahan jalan dengan LOAD ┴ / M atau ┤/ M
A15 : Salah nilai Y
A16 : Tidak ada nilai radius pisau frais
A17 : Salah sub program
A18 : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nol

8
BAB 4
PENGUJIAN DATA DAN PROGRAM CNC TU–2A

4.1 GAMBAR CNC MACHINE TRAINING UNIT – 2A

4.2 PENGUJIAN DATA DAN PEMROGRAMAN CNC TU–2A

Gambar 3.1 spesimen benda kerja progam CNC TU–2A

9
4.3 PROGRAM ABSOLUT

10
P

11
Keterangan Program:
0) Pengaturan titik nol benda kerja secara absolute dengan diameter benda kerja
x = 27 mm dan z = 100 mm (di ujung benda kerja)
1) Memutar spindle
2) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 4600 mm hingga diameter menjadi x = 2200 mm
3) Pemosisian pahat pada titik x = 2200 mm dan z = 100 mm
4) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1mm setiap pemakanan sepanjang
z = 4400 mm hingga diameter menjadi x = 1800 mm
5) Pemosisian pahat pada titik x = 1800 mm dan z = 100 mm
6) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 4100 mm hingga diameter menjadi x = 1700 mm
7) Pemosisian pahat pada titik x = 1700 mm dan z = 100 mm
8) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1mm setiap pemakanan sepanjang z =
2800 mm hingga diameter menjadi x =1600 mm
9) Pemosisian pahat pada titik x = 1600 mm dan z =100 mm
10) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 2700 mm hingga diameter menjadi x =1400 mm
11) Pemosisian pahat pada titik x = 1400 mm dan z = 100 mm
12) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 2200 mm hingga diameter menjadi x = 1200 mm
13) Pemosisian pahat pada titik x = 1200 mm dan z = 100 mm
14) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 1200 mm hingga diameter menjadi x = 970 mm
15) Pemosisian pahat pada titik x = 970 mm dan z = 100 mm
16) Pemakanan lurus secara siklus dengan ketebalan 1 mm setiap pemakanan sepanjang
z = 200 mm hingga diameter menjadi x = 600 mm
17) Pemosisian pahat pada titik x = 600 mm dan z = 100 mm
18) Pemosisian pahat pada titik x = 0 mm dan z = 100 mm
19) Pemosisian pahat pada titik x = 0 mm dan z = 0 mm (Namun dimungkinkan terjadi
pemakanan walau hanya sedikit maka menggunakan G01)
20) Pemakanan radius berlawanan arah jarum jam menuju x = 970 mm sepanjang z = 666
mm
12
C
R=700
I=215
K=666 SP

EP

21) Memasukkan titik perpotongan I = 215 mm dan K = 666 mm


22) Pemakanan radius berlawanan arah jarum jam menuju x = 800 mm sepanjang z = 1000
mm

EP C

R=700

I=700

SP
23) Memasukkan titik perpotongan I = 700 mm dan K = 00 mm
24) Pemakanan lurus menuju x = 800 mm dan z = 1200
25) Pemakanan lurus menuju x = 1200 mm dan z = 1200 mm
26) pemakanan lurus menuju x = 1200 mm dan z = 1500 mm
27) Pemakanan radius searah jarum jam menuju x = 880 mm sepanjang z = 1927 mm

EP

K=427 SP
I=490
R=650

13
28) Memasukkan titik perpotongan I = 490 mm dan K = 427 mm
29) Pemakanan radius searah jarum jam menuju x = 1000 mm sepanjang z = 2200 mm
SP

R=650

I=650

EP C
30) Memasukkan titik perpotongan I = 650 mm dan K = 00 mm
31) Pemakanan radius berlawanan arah jarum jam menuju x = 1400 mm sepanjang z = 2400 mm

R=200
C SP

EP
32) Pemakanan lurus menuju x = 1400 mm dan z = 2700 mm
33) Pemakanan lurus menuju x = 1600 mm dan z = 2800 mm
34) pemakanan lurus menuju x = 1700 mm dan z = 2800 mm
35) Pemakanan lurus menuju x = 1700 mm dan z = 3159 mm
36) Pemakanan radius searah jarum jam menuju x = 1406 mmsepanjang z = 3600 mm

EP

K=441 SP

I=583
R=730

C
37) Memasukkan titik perpotongan I = 583 mm dan K = 441 mm
38) Pemakanan radius searah jarum jam menuju x = 1800 mm sepanjang z = 4100 mm
14
SP

R=730

I=730

EP C
39) Memasukkan titik perpotongan I = 730 mm dan K = 00 mm
40) Pemakanan lurus menuju x = 1800 mm dan z = 4400 mm
41) Pemakanan radius berlawanan arah jarum jam menuju x = 2200 mm sepanjang z = 4600
mm

C R=200 SP

EP
42) Pemakanan lurus menuju x = 2700 mm dan z = 4600 mm
43) Pahat diposisika pada titik x = 2700 mm dan z = 100 mm
44) Program Ditutup.

15
4.3 PERHITUNGAN KECEPATAN PUTARAN TURRET
Hubungan Turret dengan benda kerja :

Kecepatan putaran benda kerja (RPM)


dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah perubahan dari mm ke
meter

Dimana ;
Vc = kecepatan pemotongan (mm/menit)
Dm = Diameter benda kerja (m)

Diketahui ;
Vc pada G-Code yaitu kode F = 100 mm/min dan memiliki diameter benda kerja yaitu 2700
mm, hitunglah keceptan putaran pada Turret mesin bubut.

100 𝑚𝑚/ min 𝑥 1000


n= 3,14 𝑥 2,7 𝑚
n = 1179,5 putaran/min
jadi, putaran turret yang dihasilkan per satuan menitnya adalah 1179,5 putaran.

16
Kesimpulan

 Kesimpulan Benda Kerja


Berdasarkan proses yang telah dilakukan pada mesin CNC turning dan miling
benda kerja yang telah dihasilkan sangat halus karena bahan atau material yang
digunakan tidak terlalu keras (bahan terbuat dari Teflon atau plastik) dan juga
penyayatan atau pemakanan pahat pada benda kerja tidak terlalu tebal, ini juga
dipengaruhi oleh putaran mesin atau putaran pahat yang cepat.
 Kesimpulan proses CNC
Proses pengerjaan dengan menggunakan mesin CNC ternyata sangat
memudahkan dalam mengerjakan benda kerja karena dapat menghasilkan benda kerja
yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan yang manual. Ini memungkinkan
kita untuk bisa memproduksi barang lebih banyak dalam waktu yang singkat.
Proses pengerjaan dengan mesin CNC akan berakibat fatal apabila terjadi
kesalahan pemasukan progam, penentuan titik referensi, cutting speed, penentuan pahat
yang akan dipakai tanpa mempertimbangkan material yang akan dikerjakan,dan feed
rate.Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada benda kerja maupun pahat
(tool).

17

Anda mungkin juga menyukai