Oleh
Syelin S. Lolowang
15 504 107
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
usaha sadar dan terencana secara sistematis dan kreatif dimana peserta didik
memajukan daya pikir manusia. Matematika tidak hanya sekedar mengetahui hal-
hal yang berhubungan dengan perhitungan tapi juga memakai logika untuk
mencari pola sehingga persoalan dapat diselesaikan dengan cepat. Disamping itu,
mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar
bentuk soal cerita. Soal cerita berbeda dengan soal biasa lainnya, karena dalam
soal cerita siswa harus benar-benar memahami setiap kalimat yang ada dalam soal,
diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui tahap demi tahap sehingga dapat
dilihat alur berpikirnya. Oleh sebab itu, soal cerita lebih sulit dipecahkan dari pada
matematika.
tersebut berupa faktor dari dalam diri siswa seperti penguasaan konsep dasar,
motivasi, minat dan faktor dari luar seperti lingkungan, model dan strategi
banyak pengaruhnya terhadap capaian hasil belajar, seperti peran guru dalam
efktif dari pada yang bersifat “ Teacher center “ untuk membelajarkan siswa.
guru bersifat dominan sedangkan siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran.
model yang tepat untuk mengajar matematika. Salah satu model yag sesuai dalam
masalah. Model pembelajaran ini mampu membuat siswa untuk lebih kreatif dan
kritis dalam menyelesaikan suatu masalah matematika. Oleh karena itu, peneliti
Modoinding.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
PBL dan dampaknya terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah pada
materi SPLTV.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
a) Bagi siswa
b) Bagi Guru
c) Bagi Penulis
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
(dalam Asizah:2014) pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu
untuk merespon atau mengatasi halangan ketika suatu jawaban belum tampak
sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan mencapai suatu tujuan
latihan merupakan hal yang penting agar siswa semakin terampil. Semakin siswa
menggunakan informasi yang ada untuk menentukan apa yang harus dikerjakan
masalah (hal-hal yang tidak rutin) dengan cara-cara yang rasional. Sedangkan
kemampuan, yakni :
2) Membuat model matematika dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan
menyelesaikannya.
dengan proses dan cara yang rasional, dan juga merupakan metode penemuan
pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan.
disajikan dalam bentuk soal cerita. Raharjo dan Astuti (Wijaya dan
yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi
matematika dapat berbentuk soal cerita. Soal cerita merupakan modifikasi dari
soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan
merupakan modifikasi sari soal hitungan yang dinyatakn dalam bentuk kalimat
belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata.
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka berbicara dengan teman lain
mendegarkan ide orang lain, mencoba dan selanjutnya menerima balikkan untuk
pemecahan masalah.
learning; (2) belajar secara integrated; (3) belajar secara keseluruhan; (4) belajar
untuk memahami; (5) belajar untuk memecahkan masalah; (6) belajar berdasar
masalah; (7) peran guru sebagai fasilitator; dan (8) penilaian berdasarkan solusi
melakukan kegiatan belajar secara aktif baik fisik maupun intelektualnya. Siswa
dan menyeluruh
empati; dan (7) meningkatkan ketrampilan intelektual, sosial dan personal siswa,
dalam pemecahan masalah; dan (7) meningkatkan semangat dan motivasi siswa
adalah (1) bagi siswa yang malas tujuan dari model pembelajaran PBL tidak akan
tingkat tinggi sehingga siswa yang tidak suka bernalar akan sulit mengimbangi.
nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang open ended yang ada dalam
kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur
ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara
berkelompok.
untuk beerja sama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai
sesamanya.
Langkah Deskripsi
Langkah 1 Guru menyajikan fenomena yang mengandung
Klarifikasi masalah yang sesuai dengan kompetensi dasar atau
Permasalahan indikator. Bentuknya bisa berupa gambar, teks, video,
vignetts, fenomena riil, dan sebagainya.
Siswa melakukan identifikasi terhadap fenomena yang
ditampilkan guru untuk menemukan masalah dari
fenomena yang ditampilkan.
Siswa melakukan klarifikasi terhadap masalah yang
ditemukan
Sistem persamaan linear tiga variabel ada suatu sistem persamaan linear
adalah
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
{𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
persamaan linear tiga variabel (SPLTV), yaitu : suku, variabel, koefisien dan
konstanta.
Metode penyelesaian :
a. Metode substitusi.
b. Metode eliminasi
B. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit
dan dipahami oleh siswa. Motivasi serta minat siswa dalam belajar matematika
masih sangat kurang. Hal ini disebabkan model pembelajaran matematika yang
digunakan guru masih kurang tepat. Dalam pembelajaran matematika itu sendiri
Model pembelajaran yang selama ini digunakan masih bersifat terpusat pada
hasil belajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa membuat siswa lebih
akan lebih berkembang lagi dalam hal ketrampilan berpikir dalam memecahkan
masalah.
matematika SPLTV akan mencapai hasil yang maksimal bila menggunakan model
C. Hipotesis Penelitian
yang diajar menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dari
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
SPLTV. Untuk itu diperlukan data kemampuan pemecahan masalah siswa dari
perlakuan kedua model tersebut. Bentuk penelitian yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah bentuk penelitian eksperimen dengan jenis eksperimen semu.
Adapun mengenai pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun
ajaran 2019/2020.
seluruh siswa kelas X MIA SMA N 1 Modoinding yang terdaftar pada tahun
ajaran 2019/2020 yang berjumlah 3 kelas. Dan sampel diambil 2 kelas dari 3 kelas,
salah satunya di jadikan kelas eksperimen sedangkan kelas yang lainnya sebagai
kelas kontrol.
D. Variable penelitian
a. Variable Bebas
b. Variabel Terikat
hasil posttest siswa kelas X MIA khususnya kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
E. Desain Penelitian
Postest Only Control Group Design. Kelompok pertama dilakukan perlakuan dan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok lain tidak dilakukan perlakuan dan
beda, digunakan statistik t-test. Model eksperimennya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Eksperimen X1 Y1
Kontrol X2 Y2
Ket.
pengumpulan data adalah pemberian tes tertulis sebagai tes akhir (posttest) dalam
bentuk uraian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mendapatkan data
G. Intrument Penelitian
terdiri dari silabus, RPP dan LKPD sedangkan tes kemampuan pemecahan
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap yakni tahap persiapan, tahap
1. Tahap persiapan
Peneliti membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media yang hendak digunakan
2. Tahap pelaksanaan
b) Memberikan tes akhir untuk kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Tahap evaluasi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi pada akhir pelajaran berupa
1. Uji Prasyarat
prasyarat data yang terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas varians.
a. Uji normalitas
normal atau tidak. Dalam penelitian ini untuk pengujian kenormalan data akan
𝑥𝑖 −𝑥̅
menggunakan rumus 𝑧𝑖 = (𝑥̅ dan masing-masing merupakan rata-rata
𝑠
Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
𝑆(𝑧𝑖 )| = 𝐿0
Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
b. Uji homogenitas
merupakan syarat dari suatu eksperimen terhadap kedua kelas yang akan diambil
kesamaan dua ragam dengan statistic uji F. dengan hipotetis pengujian sebagai
berikut :
𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎22
𝐻1 ∶ 𝜎12 ≠ 𝜎22
melalui uji kesamaan dua ragam dengan statistik uji-F dengan rumus:
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2. Uji hipotesis
̅̅̅𝟏 − ̅̅̅)
(𝒙 𝒙𝟐
𝒕=
𝑺 𝟏 𝟏
√(
𝒏𝟏 𝒏𝟐 )
+
̅̅̅𝟏 − ̅̅̅)
(𝒙 𝒙𝟐
𝒕=
𝟐 𝟐
√ 𝒔𝟏 + 𝒔𝟐
𝒏𝟏 𝒏𝟐
Keterangan :
s : standar deviasi
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Kriteria uji hipotesis dalam penelitian ini adalah jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0
diterima dan H1 ditolak, dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Refika Aditama,2017
Paul Eggen dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta : PT
Indeks, 2012
2014
UNESA, 2012
UNESA, 2012
Hidayatullah, 2014