Tujuan akhir perusahaan yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan
yang semaksimal mungkin. Dalam usaha untuk mencapai keuntungan yang maksimal, tingkat biaya
perlu direncanakan secara teliti dan sangat hati-hati terutama dalam hubungannya dengan proyeksi
arus kas keluar dan pengawasan biaya.
Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara pengeluaran dengan
manfaat yang perusahaan peroleh dari pengeluaran tersebut. Terkadang perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan manfaat tersebut. Meskipun demikian,
biaya harus diawasi. Pengawasan biaya harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang dipikul kepala bagian
dalam perusahaan.
Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya kita perlu mengetahui sifat-sifat
biaya. Pada dasarnya dikenal 3 macam biaya menurut sifatnya, yakni :
1. Biaya tetap
Yaitu biaya yang cenderung bersifat konstan secara total dari bulan ke bulan tanpa
terpengaruh volume kegiatan dengan beberapa ansumsi tertentu seperti kebijaksanaan
manajemen, periode waktu dan lain-lain.
Biaya yang termasuk biaya tetap ini antara lain :
Gaji
Pajak kekayaan
Asuransi
Penyusutan
2. Biaya Variabel
Yaitu biaya yang secara total mengalami perubahan dimana perusahan tersebut
mengikuti dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Biaya yang termasuk biaya variabel ini antara lain :
Biaya bahan mentah langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga
3. Biaya semi variabel
Yaitu biaya yang tidak bersifat variabel dimana biaya ini mengalami perubahan namun
tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Biaya yang termasuk biaya semi variabel antara lain :
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya pemeliharaan
Biaya peralatan
Biaya bahan mentah tidak langsung
Terhadap 3 kategori biaya tersebut, dapat dilakukan penggolongan lain atas dasar dapat tidaknya
biaya ini dikendalikan, sehingga diperoleh cara pengelompokan lain yakni :
Tetapi harus sangat berhati hati dalam mengelompokkan biaya controllable atau noncontrollable,
karena sangat erat kaitannya dengan tanggung jawab dan waktu
PEMBAHASAN
Anggaran Biaya
Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang direncakan. Anggaran biaya biasanya disusun berdasarkan jenis
biaya yang akan dikeluarkan. Kelompok anggaran biaya ini dapat berupa :
Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi sangat kompleks jenisnya, Yang termasuk
biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses
produksi. Karena banyaknya biaya yang terjadi dalam pabrik, maka memerlukan perhatian khusus
dalam perencanaannya.
Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarakan untuk anggaran biaya
overhead pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yaitu :
Biaya overhead juga memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya
produksi. Sehingga jika biaya overhead terlalu besar, maka secara langsung akan mempengaruhi
harga pokok produksi dan akan memperkecil tingkat keuntungan yang diperoleh atau terpaksa
menjual dengan harga tinggi.
Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biaya bagian jasa kepada bagian produksi. Hal ini timbul karena biaya yang timbul
pada bagian jasa selain utnuk keperluan bagian itu sendiri juga untuk keperluan bagian produksi.
Dalam pengalokasiannya diperlukan satu cara pendekatan yang disebut clean cost concept. Cara ini
merupakan salah satu cara alokasi biaya di mana biaya overhead pada bagian jas secara langsung di
alokasikan ke bagian produksi dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing
bagian produksi. Di antara kedua bagian ini terjadi tukar menukar jasa. Ada satu cara yang mudah
untuk mengalokasikan biaya overhead bagian jasa apabila terjadi hal yang demikian yakni dengan
metode aljabar. Dalam metode ini biaya overhead yang timgul pada masing-masing bagian jasa
dinyatakan dalan bentuk persamaan aljabar seperti :
X = 𝑎1 + 𝑏1 Y dan Y = 𝑎2 + 𝑏2 X
Penjelasan :
X = jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y
Y = jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X
Contoh :
Pada PT SUKA MAKMUR, selama tahun 2012 akan timbul biaya overhead sebagai berikut :
Bagian jasa selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana terjadi
tukar menukar jasa antara bagian jasa I dan bagian jasa II. Proporsi pemakaiannya sebagai berikut :
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dengan persamaan :
1. X = 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y = 4.000.000 + 0,10 X
X – 0,015 X = 5.600.000
0,985 X = 5.600.000
X = 5.685.279 (dibulatkan)
Y = 4.000.000 + 0,10 X
Y = 4.000.000 + 565.527
Y = 4.568.528 (dibulatkan)
Artinya :
1. Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa II
adalah sebesar Rp. 5.685.279,00
2. Biaya overhead bagian jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa I
adalah sebesar Rp. 4.568.528,00
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing-masing bagian ditentukan
sebagai berikut :
Kedua biaya BOP neto dari departemen jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada
departemen produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut :
Satuan kegiatan adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah
dilakukan bagian produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan ini
sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik karena pada garis besarnya
biaya overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah tertentu sebagai
tarif biaya overhead. Satuan kegiatan umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa antara
lain :
1. Bagian Produksi
a. Unit barang yang dihasilkan
b. Jam buruh langsung
c. Jam mesin langsung
d. Biaya bahan mentah
e. Biaya tenaga kerja langsung
2. Bagian jasa
a. Jam reparasi langsung
b. Kilowatt hours, untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c. Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
d. Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum dan
administrasi pabrik.
Pemillihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer perusahaan. Kesalahan dalam
memilih satuan kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian
atau kesalah pembebanan biaya overhead kepada barang barang yang dihasilkan. Ini akan
mengakibatkan kesalahan penentuan harga pokok produksi.
Harga pokok produksi barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal hal
sebagai berikut :
PT DUNIA BATU memprodusir 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari budget produksi,
diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut :
Terdapat 2 bagian produksi, yakni bagian Produksi I dan II, serta I bagian jasa, yakni bagian
reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian produksi II dilalui oleh
kedua macam barang. Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
Barang DMH
A 4
B 3
Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data rencana biaya tenaga kerja langsung
untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut :
Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi masing-masing barang
Jawab :
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian
produksi sebagai berikut :
Tingkat kegiatan
Bagian Produksi I : 7.000 Unit
Bagian Produksi II 40.000 DMH
Setelah diketahui tarif biaya overhead bagi masing masing bagian produksi, maka dapat dihitung
harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut :
Keterangan Barang A (7000 unit) Barang B (4000 unit)
Total per unit Total Per unit
Biaya bahan Rp. 70.000 Rp. 10 Rp. 60.000 Rp. 15
mentah langsung
Biaya Tenaga Rp. 35.000 Rp. 5 Rp. 14.000 Rp. 3,5
Kerja Langsung
Biaya Overhead
barang A
Bagian I
= 7.000 x Rp. 4
= Rp. 28.000
Bagian II
= 7,00 x 4DMH x
Rp. 0,50
= 14000 Rp. 42.000 Rp. 6
Barang B
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH
x Rp. 50,00 Rp. 6000 Rp. 1,5
Jumlah Rp. 147.000 Rp. 21 Rp. 80.000 Rp. 20