Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN TEORI

Tujuan akhir perusahaan yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan
yang semaksimal mungkin. Dalam usaha untuk mencapai keuntungan yang maksimal, tingkat biaya
perlu direncanakan secara teliti dan sangat hati-hati terutama dalam hubungannya dengan proyeksi
arus kas keluar dan pengawasan biaya.

Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara pengeluaran dengan
manfaat yang perusahaan peroleh dari pengeluaran tersebut. Terkadang perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan manfaat tersebut. Meskipun demikian,
biaya harus diawasi. Pengawasan biaya harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang dipikul kepala bagian
dalam perusahaan.

Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya kita perlu mengetahui sifat-sifat
biaya. Pada dasarnya dikenal 3 macam biaya menurut sifatnya, yakni :

1. Biaya tetap
Yaitu biaya yang cenderung bersifat konstan secara total dari bulan ke bulan tanpa
terpengaruh volume kegiatan dengan beberapa ansumsi tertentu seperti kebijaksanaan
manajemen, periode waktu dan lain-lain.
Biaya yang termasuk biaya tetap ini antara lain :
 Gaji
 Pajak kekayaan
 Asuransi
 Penyusutan
2. Biaya Variabel
Yaitu biaya yang secara total mengalami perubahan dimana perusahan tersebut
mengikuti dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Biaya yang termasuk biaya variabel ini antara lain :
 Biaya bahan mentah langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Tenaga
3. Biaya semi variabel
Yaitu biaya yang tidak bersifat variabel dimana biaya ini mengalami perubahan namun
tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Biaya yang termasuk biaya semi variabel antara lain :
 Biaya tenaga kerja tidak langsung
 Biaya pemeliharaan
 Biaya peralatan
 Biaya bahan mentah tidak langsung

Terhadap 3 kategori biaya tersebut, dapat dilakukan penggolongan lain atas dasar dapat tidaknya
biaya ini dikendalikan, sehingga diperoleh cara pengelompokan lain yakni :

1. Biaya yang dapat dikendalikan


2. Biaya yang tdak dapat dikendalikan

Tetapi harus sangat berhati hati dalam mengelompokkan biaya controllable atau noncontrollable,
karena sangat erat kaitannya dengan tanggung jawab dan waktu

PEMBAHASAN

Anggaran Biaya

Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang direncakan. Anggaran biaya biasanya disusun berdasarkan jenis
biaya yang akan dikeluarkan. Kelompok anggaran biaya ini dapat berupa :

1. Anggaran Bahan Baku


Anggaran bahan baku adalah rencana besarnya biaya bahan baku yang dikeluarkan
perusahaan di dalam suatu periode tertentu.
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di dalam
produksi dalam suatu periode.
3. Anggaran Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik adalah rencana besarnya biaya produksi di luar biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Anggaran Biaya Pemasaran
Anggaran biaya pemasaran adalah rencana tentang besarnya biaya distribusi yang akan
dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan produknya.
5. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang direncanakan untuk operasi
kantor administrasi di dalam suatu periode tertentu.
Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi sangat kompleks jenisnya, Yang termasuk
biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses
produksi. Karena banyaknya biaya yang terjadi dalam pabrik, maka memerlukan perhatian khusus
dalam perencanaannya.

Perencanaan Besarnya Anggaran

Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarakan untuk anggaran biaya
overhead pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yaitu :

1. Penanggung jawab perencanaan


Dalam masalah ini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawab. Atas dasar
prinsip ini deikenal adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen
jasa untuk kegiatan layanan di pabrik. Berdasaekan pembagian ini maka dikenal dua
macam biaya overhead pabrik yakni biaya overhead pabrik langsung yang terjadi pada
departemen produksi dan biaya overhead pabrik tidak langsung yang terjadi pada
departemen jasa atau pembantu.
2. Cara menentukan jumlah anggaran
Masing-masing departemen baik produksi maupun jasa berhak merencanakan biaya
sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawab mereka. Sedangkan untuk
menentukan jumlah biaya masing masing departemen , perlu diperhatikan beberapa hal
yakni :
a. Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi tiga macam yakni jenis biaya fixed,
biaya variabel dan biaya semi variabel. Sehingga ada biaya yang jumlahnya
sudah jelas seperti penyusutan dan juga gaji pegawai kecuali manajemen
mengubah kebijaksanaannya. Lain halnya dengan biaya yang sifatnya variabel
dimana jumlahnya berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat aktivitas
yang direncanakan sebelumnya.
b. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang wewenang
menentukannya terletak dibagian itu sendiri, adapula biaya yang dihitung atas
dasar ketentuan yang wewenangnya terletak di luar atau di atas bagian itu
sendiri.
Kegunaan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

.Tujuan Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik adalah :

1. Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien.


2. Menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.
3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat dimana biaya
dibebankan.
4. Sebagai alat pengawan biaya overhead pabrik.

Pengawasan Biaya Overhead

Biaya overhead juga memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya
produksi. Sehingga jika biaya overhead terlalu besar, maka secara langsung akan mempengaruhi
harga pokok produksi dan akan memperkecil tingkat keuntungan yang diperoleh atau terpaksa
menjual dengan harga tinggi.

Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biaya bagian jasa kepada bagian produksi. Hal ini timbul karena biaya yang timbul
pada bagian jasa selain utnuk keperluan bagian itu sendiri juga untuk keperluan bagian produksi.
Dalam pengalokasiannya diperlukan satu cara pendekatan yang disebut clean cost concept. Cara ini
merupakan salah satu cara alokasi biaya di mana biaya overhead pada bagian jas secara langsung di
alokasikan ke bagian produksi dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing
bagian produksi. Di antara kedua bagian ini terjadi tukar menukar jasa. Ada satu cara yang mudah
untuk mengalokasikan biaya overhead bagian jasa apabila terjadi hal yang demikian yakni dengan
metode aljabar. Dalam metode ini biaya overhead yang timgul pada masing-masing bagian jasa
dinyatakan dalan bentuk persamaan aljabar seperti :

X = 𝑎1 + 𝑏1 Y dan Y = 𝑎2 + 𝑏2 X

Penjelasan :

X = jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y

Y = jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X

a1 = biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi

a2 = biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi


b1 = persentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X

b2 = persentase pengunaan jasa bagian X oleh bagian Y

Contoh :

Pada PT SUKA MAKMUR, selama tahun 2012 akan timbul biaya overhead sebagai berikut :

Bagian Biaya overhead


Bagian produksi :
Bagian I Rp. 10.000.000,00
Bagian II Rp. 15.000.000,00
Bagian jasa :
Bagian I (x) Rp. 5.000.000,00
Bagian II (y) Rp. 4.000.000,00

Bagian jasa selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana terjadi
tukar menukar jasa antara bagian jasa I dan bagian jasa II. Proporsi pemakaiannya sebagai berikut :

Pemberian jasa Pemakai jasa


Bagian Produksi Bagian Jasa
I II I(X) II(Y)
Bagian jasa I (x) 50% 40% - 10%
Bagian jasa II (y) 55% 30% 15% -

Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dengan persamaan :

1. X = 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y = 4.000.000 + 0,10 X

Kedua persamaan diatas dikombinasikan menjadi :

X = 5.000.000 + 0,15 ( 4.000.000 + 0,10 X)

X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015

X – 0,015 X = 5.600.000

0,985 X = 5.600.000
X = 5.685.279 (dibulatkan)

Y = 4.000.000 + 0,10 X

Y = 4.000.000 + 0,10 ( 5.685.279)

Y = 4.000.000 + 565.527

Y = 4.568.528 (dibulatkan)

Artinya :

1. Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa II
adalah sebesar Rp. 5.685.279,00
2. Biaya overhead bagian jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa I
adalah sebesar Rp. 4.568.528,00

Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing-masing bagian ditentukan
sebagai berikut :

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Neto


Bagian I (X) 5.000.000 685.279 568.528 5.116.751,00
Bagian II (Y) 4.000.000 568.528 685.279 3.883.249,00

Kedua biaya BOP neto dari departemen jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada
departemen produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut :

Bagian Produksi I Bagian Produksi II


(1) BOP Langsung Rp.10.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
(2) BOP Tidak
Langsung
a. Dep Jasa I (X) : Rp. 2.842.639,00 40/90 x BOP Rp. 2.274.112,00
50/90 x BOP neto
neto
b. Dep Jasa II (Y) Rp. 2.512.691,00 30/85 x BOP Rp. 1.370.558,00
: 55/85 x BOP neto
neto
Jumlah Biaya Rp. 15.355.330,00 Rp. 18.644.670,00
Masalah Satuan Kegiatan

Satuan kegiatan adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah
dilakukan bagian produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan ini
sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik karena pada garis besarnya
biaya overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah tertentu sebagai
tarif biaya overhead. Satuan kegiatan umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa antara
lain :

1. Bagian Produksi
a. Unit barang yang dihasilkan
b. Jam buruh langsung
c. Jam mesin langsung
d. Biaya bahan mentah
e. Biaya tenaga kerja langsung
2. Bagian jasa
a. Jam reparasi langsung
b. Kilowatt hours, untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c. Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
d. Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum dan
administrasi pabrik.

Pemillihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer perusahaan. Kesalahan dalam
memilih satuan kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian
atau kesalah pembebanan biaya overhead kepada barang barang yang dihasilkan. Ini akan
mengakibatkan kesalahan penentuan harga pokok produksi.

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal hal
sebagai berikut :

1. Volume produksi masing-masing barang.


2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang.
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang.
4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa.
5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa.
6. Angka standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian jasa.
Contoh :

PT DUNIA BATU memprodusir 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari budget produksi,
diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut :

Barang Unit Produksi


A 7000
B 4000

Terdapat 2 bagian produksi, yakni bagian Produksi I dan II, serta I bagian jasa, yakni bagian
reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian produksi II dilalui oleh
kedua macam barang. Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

Bagian Satuan Kegiatan


Produksi I Unit Barang A
Produksi II Jam Mesin langsung
Reparasi Jam Reparasi langsung

Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut :

Barang DMH
A 4
B 3

Angka standar pada bagia reparasi :

Bagian yang menggunakan jasa DRH


Produksi I 0,20 DRH per unit A
Produksi II 0,07 DRH per DMH

Bagian Biaya Overhead


Produksi I Rp. 26.000
Produksi II Rp. 16.000
Reparasi Rp. 6.000
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-
masing jenis barang sebagai berikut :

Barang Biaya Bahan Mentah


A Rp. 70.000
B Rp. 60.000

Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data rencana biaya tenaga kerja langsung
untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut :

Barang Biaya tenaga kerja langsung


A Rp. 35.000
B Rp. 14.000

Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi masing-masing barang

Jawab :

Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian sebagai berikut :

Bagian Perhitungan Satuan Kegiatan Tingkat Kegiatan


Produksi I (dari aggaran produksi) Unit A 7.000
Produksi II Barang A =
7.000x4DMH = 28.000
Barang B = 4000x3DMH DMH 40.000
= 12.000
Reparasi Bagian I = 7000 x 0,20 =
1.400 DRH 4.200
Bagian II = 40.000 x 0,07
= 2.800

Jadi tingkat kegiatan masing-masing adalah :

Bagian Produksi I = 7.000 unit barang A

Bagian Produksi II = 40.000 DMH


Bagian Reparasi = 4.200 DRH

Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian
produksi sebagai berikut :

Keterangan Bagian Produksi


I II
Biaya overhead bagian Rp. 26.000 Rp. 16.000
produksi pegalokasian biaya
overhead bagian reparasi :
Bagian Produksi I =
(1.400/4.200) x Rp. 6.000 Rp. 2000
Bagian Produksi II =
(2.800/4.200) x Rp. 6.000 Rp. 4.000

Jumlah biaya overhead yang


akan di alokasikan ke barang A Rp. 20.000
dan B Rp. 28.000

Tingkat kegiatan
Bagian Produksi I : 7.000 Unit
Bagian Produksi II 40.000 DMH

Tarif biaya overhead


Bagian Produksi I Rp. 4,00
Bagian Produksi II Rp. 0,50

1. Rp. 28.000/7.000 Unit = Rp. 4,00/unit


2. Rp. 20.000/40.000 DMH = Rp. 0,50/DMH

Setelah diketahui tarif biaya overhead bagi masing masing bagian produksi, maka dapat dihitung
harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut :
Keterangan Barang A (7000 unit) Barang B (4000 unit)
Total per unit Total Per unit
Biaya bahan Rp. 70.000 Rp. 10 Rp. 60.000 Rp. 15
mentah langsung
Biaya Tenaga Rp. 35.000 Rp. 5 Rp. 14.000 Rp. 3,5
Kerja Langsung
Biaya Overhead
barang A
Bagian I
= 7.000 x Rp. 4
= Rp. 28.000
Bagian II
= 7,00 x 4DMH x
Rp. 0,50
= 14000 Rp. 42.000 Rp. 6
Barang B
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH
x Rp. 50,00 Rp. 6000 Rp. 1,5
Jumlah Rp. 147.000 Rp. 21 Rp. 80.000 Rp. 20

Anda mungkin juga menyukai