Anda di halaman 1dari 7

PEMICU 2

STEP 1

1. Leopold = teknik pemeriksaan pada perutibu bayi untuk menentukan posisi dan letak
janin dengan melakukan palpasi abdomen.
- Leopold I : bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri
- Leopold II : bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal
- Leopold III : bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan sudah
masuk dalam pintu panggul
- Leopold IV : bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk
pintu atas panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau
kepala, sikap/attitude(fleksi atau ekstensi), dan station(penurunan bagian presentasi)
2. Kepala engage = Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan
telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul
3. Portio lunak = portio  bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina
4. Effacement = penipisan serviks
5. Bidang hodge = garis khayal dalam panggul ibu dalam masa persalinan yang diciptakan untuk
mengetahui posisi penurunan kepala janin
- Bidang Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium.
- Bidang Hodge II : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah
symphisis
- Bidang Hodge III : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri
- Bidang Hodge IV : bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os
coccygeus.
6. Partograf = alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik.
7. Amniotomi = Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil
yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di
dalam rongga amnion diyakini dapat merangsang timbulnya kontraksi rahim yang lebih kuat,
sehingga leher rahim terbuka dan bayi bisa lahir lebih cepat.
8. Akselerasi persalinan = upaya meningkatkan frekuensi, lama dan kekuatan kontraksi uterus
dalam persalinan sehigga proses persalinan akan jd lebih cepat
9. Oksitosin drip  membantu induksi persalinan
10. Fetal disstres (gawat janin) = keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen dan
nutrisi janin sehingga menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme
anaerob menyebabkan hasil akhir metabolismenya terakhir bukan karbondioksida.
- kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk
11. Ekstraksi forcep = suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam
yang dipasang pada kepalanya. Bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan
menarik bagian bawah janin (kepala) dengan cunam
12. Manual plasenta = pemisahan plasenta dari dinding uterus dengan menggunakan jari
13. Uterotonika= obat yg memperngaruhi kontraksi uterus  mengandung ergonovine,
ergometrine/ oxytocin
- Indikasi : induksi, penguatan persalinan, manajemen aktiif kala 3 (utk mencegah perdarahan
postpartum), menghentikan perdarahan akibat abortus inkompletikus
14. Cairan serosanguinous = istilah yang digunakan untuk menggambarkan cairan yang mengandung
darah dan cairan kuning jernih yang dikenal sebagai serum darah.
15. His = kontraksi Rahim yang teratur

STEP 2

1. Apa arti lendir bercampur darah yang keluar dari vagina? Tanda persalinan normal apa aja?
2. Bagaimana fisiologi persalinan normal? Kriteria persalinan normal apa?
3. Kenapa dilakukan amniotomi dan akselerasi persalinan dg oksitosin drip?
4. Kenapa bisa terjadi fetal distress?
5. Kenapa dilakukan tindakan ekstraksi forcep? Syarat dilakukannya ?
6. Bagaimana membedakan dilakukan tindakan forcep dan vakum?
7. Cara persalinan apa saja yang dapat dilakukan ?
8. Apa yg menyebabkan ibu mengalami keluhan setelah persalinan? (lemas, kunang2 perdarahan)
9. Kenapa diberkan uterotonika?
10. Kenapa sinta mengeluhkan demam dan BAK BAB sulit ditahan dan terdapat cairan
serosangionous yg berbau?

STEP 3

1. Tanda persalinan normal : Tanda-tanda permulaan persalinan sebelum terjadi persalinan yang
sebenarnya, beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya”
atau hari-nya. Yang disebut kala pendahuluan. Kala pendahuluan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut:
- Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul,
terutama pada primigravida. Pada multipara, hal tersebut tidak begitu jelas.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian bawah janin.
- Perasaan nyeri di perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah uterus,
kadang-kadang disebut ”false labor pains”.
- Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, mungkin bercampur
darah (bloody show)
2. Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan
peningkatan aktifitas myometrium ( frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah ("show") dari vagina.
- PERUBAHAN BIOKIMIA PADA WANITA HAMIL SAAT MEMASUKI PROSES PERSALINAN
Pada mulai terjadinya proses persalinan terdapat perubahan-perubahan morfologik dan
biokimia tersendiri didalam jaringan uterus yang mempersiapkan kontraksi yang kuat dan
terkoordinasi. Diantara perubahan ini adalah :
1. Perlunakan dan pematangan serviks.
2. Perkembangan gap junction diantara sel-sel miometrium
3. Peningkatan jumlah reseptor oksitosin pada miometrium.
4. Peningkatan reseptor kontraktif darimiometrium terhadap uterotonin. Persalinan
mulai saat benteng pemeliharaan kehamilan dilepaskan yang menyebabkan pembentukan
uterotonin dan uterotropin. Diantara yang paling poten dari uterotonin ini adalah
prostaglandin, oksitosin, angiotensin II, arginin vasopresin, dan bradikinin. Beberapa
uterotonin ini diproduksi dalam jaringan intrauterin, seperti desidua uterus dan membran
janin ekstraembrionik yang merupakan jaringan sangat potensial enzimatik untuk
pembentukan PGE2 dan PGF2ά. Tampak yang paling mungkin adalah bahwa persalinan
diawali sebagai respon terhadap uterotonin dan uterotropin yang diproduksi dalam uterus,
yaitu dalam jaringan uterus atau pada jaringan janin ekstraembrional. Sejumlah agen
bioaktif, yang diproduksi dalam jaringan-jaringan ini, berkumpul didalam cairan amnion
selama proses persalinan. Pengaturan dan pembentukan gap junction merupakan subjek
yang cukup penting. Bukti telah diperoleh, dengan penelitian in vitro dan in vivo pada
binatang percobaan, bahwa progesteron menghambat dan estrogen meningkatkan
pembentukan gap junction. Beberapa prostanoid seperti PGE2, PGF2ά dan tromboksan dan
mungkin endoperoksida. Merangsang pembentukan gap junction pada kehamilan cukup
bulan gap junction meningkat pada setiap sel dan selama proses persalinan jumlah dan
ukurannya semangkin meningkat. Gap junction menghilang pada 24 jam postpartum. PGE2
dan PGF2ά adalah stimuli yang poten untuk kontraksi miometrium dan diyakini bekerja
meningkatkan kontraksi miometrium dan diyakini bekerja meningkatkan konsentrasi Ca 2+
bebas intraselular, suatu proses yang menghasilkan aktiviotas myosin light chain kinase,
fosforilasi miosin, dan kemudian interaksi miosin terfosforilasi dan aktin. PGE2 dan PGF2ά
juga bekerja menginduksi perubahan-perubahan pada pematangfan serviks, yaitu aktivitas
kolagenase-kolagenasa dan suatu perubahan konsentrasi glikosaminoglikan. Untuk
beberapa lama, kita sudah bergulat deangn tiga teori umum yaitu :
1. Hipotesis " progesteron withdrawal "
2. teori oksitosin.
3. postulat sistem komunikasi ibu-janin. Sekarang bukti yang paling besar menentang
bentuk progesteron withdrawal yang sudah dapat diketahui atau yang tersembunyi sebelum
onset persalinan spontan manusia. Tidak ada penurunan kadar atau kecepatan produksi
progesteron dalam darah sebelum mulainya persalianan dan tidak ada bukti yang nyata
untuk sekuestrasi khusus, penarikan produksi ekstraglandular, metabolisme unik, atau
kegagalan kerja progesteron yang menandai saat mulainya persalinan manusia. Demikian
juga, sebagian fakta menentang peranan elementer oksitosin dalam inisiasi persalianan
spontan. Oksitosin merupakan suatu uterotonin yang sangat poten yang penting dalam
mempermudah kontraksi uterus pada stadium dua persalinan namun tidak terbukti
mengininsiasi persalinan. Sedangkan peran janin dalam inisiasi persalinan yaitu dalam
penarikan agen pemeliharaan kehamilan melalui lengan plasenta sistem komunikasi janin-
ibu. Sebagai jalur alternatif janin yaitu melalui paru-paru janin atau ginjal lewat sekresi atau
eksresi yang memasuki cairan amnion ( lengan parakrin sistem komunikasi janin-ibu ).
3. Amniotomi : manfaat yang diperkirakan adalah persalinan bertambah cepat, deteksi dini
pewarnaan mekonium pada cairam amnion. bila amniotomi dilakukan hendaknya dilakukan
teknik asepsis dan kepala harus tetap di panggul untuk menghindari prolaps tali pusat. bahwa
amniotomi dapat mengurangi lamanya persalinan, namun tidak menunjukan perbedaan efek
terhadap ibu dan janin.
- Akselerasi persalinan  baca buku, step 1
4. Penyebab gawat janin :
- Persalinan lama  persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada primigravida dan
lebih dari18 jam pada multigravida Persalinan lama dapat mengakibatkan ibu
menjadi Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Bandle Ring, oedema
serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
- Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum inpartu baik secara
operatif maupun mesinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga
terjadi persalinan. Akibat pemberian oksitosin yang berlebih-lebihan dalam
persalinan dapat mengakibatkan relaksasi uterus tidak cukup memberikan pengisian
plasenta
- Perdarahan yang dapat mengakibatkan gawat janin yaitu karena solusio plasenta.
Terjadinya solusioplasenta dipicu oleh perdarahan kedalam desidua basalis.
Desidua tersebut kemudian terbelah sehingga meninggalkan lapisan tipis yang
melekat pada miometrium. Sebagai akibatnya, proses tersebut dalam stadium awal
akan terdiri dari pembentukan hematoma desidua yangmenyebabkan pelepasan,
kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian
tersebut.
- Kehamilan postterm  Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah bahwa
dengan diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif
terhadap gawat janin pada intrapartum, terutama bila disertai dengan
oligohidramnion. Penurunan cairan amnion biasanya terjadi ketika usia kehamilan
telah melewati 42 minggu, mingkin juga pengeluaran mekonium oleh janin ke dalam
volume cairan amnion yang sudah berkurang merupakan penyebabnya terbentuknya
mekonium kental yang terjadi pada sindrom aspirasi meconium

 Manifestasi gawat janin :


Manifestasi Klinik Penyebab tanda-tanda gawat 1. Hipoksia awal pada janin Janin melakukan
kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan stimulasi simpatik atau
melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.
2. Demam pada maternal
Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia akselerasi
simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam. 1. Hipertensi pada ibu
2. Saturasi oksigen;oksigen ibu berkurang:penyakit jantung
3. Kelainan pasukan plasenta:solution plasenta,lilitan tali pusa
 Kejadian asphyxia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir.17Penyebab secara umum dikarenakan
adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir
 e/ asfiksia neonatorum : faktor ibu, plasenta dan neonates.
- Hipoksia ibu : Hipoksia dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat
analgetik atau anestesi dalam. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa umumnya
asphyxia neonatorum yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
hipoksia ibudan kondisi ini akan menimbulkan hipoksiajanin dengan segala
akibatnya.
 Hipertensi dalam kehamilan dapat menimbulkan berkurangnya aliran darah pada
uterus akan menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke
janin.
- Faktor plasenta : Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu
dalam bentuk oksigen, asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan
membuang sisa metabolisme janin dan CO2. Menurut penelitian Carolyn Salafia,
gangguan yang terjadi pada plasenta berhubungan dengan asfiksia perinatal.
Plasenta dapat memberikan latar belakang untuk membantu interpretasi dari urutan
kejadian yang menyebabkan asfiksia perinatal akut. Gangguan pertukaran gas di
plasenta yang akan menyebabkan asfiksia janin. Pertukaran gas antara ibu dan janin
dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta, asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat
gangguan mendadak pada plasenta, misalnya plasenta previa, solusio plasenta dsb.
- Faktor neonatus & persalinan : Bayi prematur  bayi lahir dari kehamilan antara 28
minggu – 36 minggu. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat-alat tubuh
belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Makin muda umur
kehamilan, fungsi organ tubuh bayi makin kurang sempurna, prognosis juga semakin
buruk.Karena masih belum berfungsinya organ-organ tubuh secara sempurna
seperti sistem pernafasan maka terjadilah asfiksia
 Kehamilan ganda : Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan ganda dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap ibu
dan bayi. Pertumbuhan janin pada kehamilan ganda tergantung dari faktor
plasenta apakah menjadi satu atau bagaimana lokasi implementasi plasentanya
 kehamilan ganda menaikkan resiko terjadinya asphyxia neonatorum sebesar
4,8 %
 Persalinan dengan tindakan dapat menimbulkan asphyxia neonatorum yang
disebabkan oleh tekanan langsung pada kepala, menekan pusat-pusat vital pada
medula oblongata, aspirasi air ketuban, mekonium, cairan lambung dan
perdarahan atau odema.30 Persalinan anjuran dengan menggunakan
prostaglandin akan menimbulkan kontraksi otot rahim yang berlebihan
mengganggu sirkulasi darah sehingga menimbulkan asphyxia janin
 Persalinan lama yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primipara, dan lebih dari 18 jam pada multipara. Partus lama masih merupakan
masalah di Indonesia. Mochtar menyebutkan bahwa kejadian partus lama
sebesar2,8% - 4,9%. Persalinan pada primipara biasanya lebih lama 5 - 6 jam
dari pada multipara. Bila persalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan
komplikasi baik terhadap ibu maupun pada bayi yang dapat meningkatkan angka
kematian ibu dan bayi.
5. Beda forsep dan vakum.
Bentuk: Forsep berbentuk mirip tang, sedangkan vakum seperti topi.
Fungsi: Forsep dapat menggantikan tenaga ibu yang sama sekali sudah tidak mampu mengejan.
Vakum digunakan bila ibu masih kuat mengejan, walau tidak dengan kekuatan penuh.
Penggunaan. Forsep dan vakum baisanya digunakan pada kondisi persalinan:

 Janin atau ibu mengalami gangguan kesehatan pada persalinan kala 2 ketika mulut rahim
sudah terbuka lengkap. Misalnya, denyut jantung janin tiba-tiba melemah (gawat janin),
atau ibu tidak mampu lagi mengejan, misalnya karena hilang kesadaran atau gara-gara
penyakit asma kambuh.
 Proses persalinan kala 2 tidak mengalami kemajuan. Bayi tetap belum bisa dilahirkan
setelah ibu mengejan selama 30 menit sampai 2 jam.
 Ibu mengalami masalah kesehatan yang mengakibatkan tidak diperbolehkan mengejan.
Misalnya, terkena pre-eklampsia berat dengan tekanan darah yang tidak terkontrol, atau
ibu menderita kelainan jantung berat. Apakah ibu harus dibius? Pada pemakaian kedua
alat ini, Anda tidak perlu dibius terlebih dahulu,
6. Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage(jalan
lahir), passanger (janin), power(kekuatan). Persalinan dapat
berjalan dengan normal (Euthocia) apabila ketiga faktor
terpenuhi dengan baik.
- Macam2 persalinan : spontan, buatan dan anjuran
7.

Anda mungkin juga menyukai