PALIATIF
Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1. Alfiyan Hasna S
2. Alif Nur Saidah
3. Afiati Devita
4. Cici Alvita
5. Desy Putri O
6. Eka Bela A
7. Endah Yuli P
8. Hanifatun Najibah
9. Iin Damayanti
10. Paquita Chandra N.R
11. Rico Dwi Resmana
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal kita tahu
hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan didalam keperawatan
kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat
disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran
saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan
Dalam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai
patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu juga ada mata kuliah
etika keperawatan yang tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan sikap profesional sesuai
dengan tuntutan dunia keperawatan, yang tentu saja diharapkan dengan ini sudah cukup
untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan
tindakannya sesuai dengan tuntutan etika dalam keperawatan yang pengertiannya tidak
jauh beda dengan akhlak. Karena kalau kita berbicara tentang akhlak yang mulia, mengapa
keperawatan saja sudah cukup,Karena itu mengapa agama tetap diajarkan dibangku kuliah.
Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekan)kan aspek tertentu bagi
masyarakat kita peran agama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu
dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak
mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut saya tidak ada gunanya dan jadinya
hanya formalitas mengajarkan agama, karena tidak mau disebut sebagai institusi yang tidak
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Konsep Teori
Palliative Care (Perawatan palliative) bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dan
pencegahan, penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah, fisik, psikososial dan
Fokus perawatan palliative adalah peredaman rasa sakit dan gejala serta stress akibat
Perawatan palliative dapat dilakukan segera setelah diputuskan terapi yang akan diterima
klien bersifat palliative sampai pasien meninggal. Perawatan ini mencakup perawatan
holistik bagi pasien dan keluarganya, serta pemberian informasi terkini sehingga mereka
dapat mengambil keputusan ketika dihadapkan pada peristiwa anggota keluarganya akan
Perawatan spesialis berlanjut setelah kematian pasien sampai anggota keluarga yang
berduka telah memulai proses pemulihan. Perawatan palliative merupakan kombinasi unik
dukungan di rumah sakit, hospice, day-centre (tempat perawatan lansia dan orang
palliative, meliputi :
asuhan keperawatan,
dukungan psikologis,
Perawatan palliative dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat. Perawatan
Menyediakan bantuan untuk rasa sakit dan gejala lain yang menganggu klien.
Tindakan yang bersifat medis harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pelaksana dengan pembuat kebijakan harus dipelihara (Kepmenkes RI Nomor: 812, 2007)
Pelaksanaan palliative care tetap harus memperhatikan kode etik profesi, hak dan
kewajiban perawat dan pasien terutama menghormati atau menghargai martabat dan harga
diri dari pasien dan keluarga serta pemberian dukungan untuk caregiver, karena masa-masa
secara professional dan soisial support sangat perlu dengan pengembangan melalui
Beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam agama dan keyakinan
spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius.
Macdonald, 2013 :101). Studi pasien dengan penyakit kronis atau terminal telah
menunjukkan kejadian insiden tinggi depresi dan gangguan mental lainnya. Dimensi lain
menunjukkan bahwa tingkat depresi sebanding dengan tingkat keparahan penyakit dan
hilangnya fungsi tambahan. Sumber depresi adalah sekitar isu yang berkaitan dengan
spiritualitas dan agama. Pasien di bawah perawatan palliative dan dalam keadaan seperti itu
sering mempunyai keprihatinan rohani yang berkaitan dengan kondisi mereka dan
Spiritual dan keprihatinan keagamaan dengan pasien biasanya bersinggungan dengan isu
sehari-hari penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dengan orang tua dan mereka yang
menghadapi kematian yang akan datang. Kekhawatiran semacam itu telah diamati, bahkan
pada pasien yang telah dirawat di rumah sakit dengan penyakit serius non-terminal (Ferrell
& Coyle, 2009: 52). Studi lain telah menunjukkan bahwa persentase yang tinggi dari pasien
di atas usia 60 tahun menemukan hiburan dalam ketekunan bergama yang memberi mereka
kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi kehidupan, sampai batas tertentu. Kekhawatiran
di saat sakit parah mengasumsikan berbagai bentuk seperti hubungan seseorang dengan
Allah, takut akan neraka dan perasaan ditinggalkan oleh komunitas keagamaan mereka.
Sering menghormati dan memvalidasi individu pada dorongan agama dan keyakinan
adalah setengah perjuangan ke arah menyiapkan mereka pada sebuah kematian yang baik
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan
makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari
keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika,
hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200
agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang
apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci.
Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa
atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan
pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau
kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda
dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" Émile
Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri
atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak
pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan
36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan
agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang
mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama,
terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen
Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni Agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama,
kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh
Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK)
KRITISI JURNAL
Judul Jurnal
Hidayanti, Siti Hikmah Universitas, Wening Wihartati, Maya Rini Handayani, 2016 )
Dakwah Terhadap Pasien: Telaah Terhadap Model Dakwah Melalui sistem layanan Bimbingan Rohani
nasuha), mendekatkan diri pada Allah, tekun salat, dan menjalani kehidupan
juga sekaligus sebagai sarana dakwah Islam. Hal tersebut secara teoritik
bangsa) ke jalan Allah (Qs. al-Nahl: 125) atau untuk berbuat kebaikan dan
Dakwah terhadap pasien di rumah sakit seperti ini tentu memiliki cara (manhaj)
“normal”. Jika terhadap mad’u yang terbilang “normal” bisa diterapkan metode
ceramah, maka kurang tepat bila diterapkan untuk pasien. Cara berdakwah yang
tepat untuk orang sakit adalah dengan cara atau pendekatan yang
empati dan berbagai hal yang menyangkut aspek kejiwaan (Basit, 2006: 141).
Hasil Penelitian, formulasi layanan ideal bimbingan dan konseling Islam bagi
kegiatan layanan seperti itu harus pula tercatat dan teradministrasi dengan rapi
Pembahasan Kelompok
yang menjadi landasan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat serta mempercayai
Berdasarkan Jurnal yang telah kami baca dapat kami tarik kesimpulan bahwa pada jurnal
mendekatkan diri pada Allah, tekun salat, dan menjalani kehidupan selanjutnya dengan
lebih bermakna serta dukungan dari keluarga. Dari Jurnal kedua yang menggunakan
metode dakwah lebih jelas arah perjalanan dalam penyampaian dahwahnya seperti adanya
tahapan awal dapat disebut sebagai tahap eksplorasi, tahap pertengahan dan akhir.
Pustaka Jurnal
SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG”. Vol. 19 No. 1, April 2016. Hlm.
113-132. Semarang.
Riyadi Agus, 2014.” Dakwah TeRhaDaP Pasien: Telaah Terhadap Model Dakwah
Melalui sistem layanan Bimbingan Rohani islam di Rumah sakit”. Vol. 5, No. 2,
Desember 2014.Semarang.
BAB IV
PENUTUP
keluhan nyeri, pengelolaan keluhan fisik lain, maupun pemberian intervensi pada asuhan
keperawatan, dukungan psikologis, dukungan social saja tetapi kita tahu fungsi perawat
sebelumya yaitu salah satunya adalah holistic care pada keperawatan palliative yaitu kultural dan
spiritual, serta dukungan persiapan dan selama masa duka cita (bereavement). Berdasarka
penelitian-penelitian yang sudah ada ternyata peran aspek agama dalam keperawatan paliative
sangatlah penting dilihat dari psikologis pasien yang memerlukan dukungan dalam menghadapi
penyakitnya. Banyak penelitian juga mengatakan terapi yang menggunakan keagamaan seperti
ceramah, dakwah, siraman rohani, membaca doa-doa, berserah diri kepada Tuhan TYE cukup
membantu pada pasien palliative dalam mengurangi rasa cemas, ataupun nyeri yang di alami.
Saran : Kami menyarankan bahwa kegiatan terapi menggunakan metode holistic keagamaan
atau mendekatkan kepada Tuhan sangatlah berdampak positif bagi kualitas hidup pada pasien
terminal, karena dengan rasa bersyukur, pasrah, menyadari bahwa kehidupan ini tidaklah semua
abadi pastilah semua mahluk hidup akan wafat pada akhirnya. Akan lebih meringankan beban
bagi pasien terminal baik secara psikologis dan fisiknya siap menerima keadaanya sampai
Dengan ini kelompok kami telah menyelesaikan tugas perkuliahan tentang aspek agama pada
keperawatan palliative, saran dan kritik senantiasa sangat kami butuhkan dalam
menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami mohon maaf jika ada kurang berkenanya baik dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://www.syauqiya.com/2015/03/peran-perawat-dalam-paliative-
care.htmlhttp://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/
SULTAN AGUNG SEMARANG”. Vol. 19 No. 1, April 2016. Hlm. 113-132. Semarang. http://e-
journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Religia/article/view/662
Riyadi Agus, 2014.” Dakwah TeRhaDaP Pasien: Telaah Terhadap Model Dakwah Melalui sistem
layanan Bimbingan Rohani islam di Rumah sakit”. Vol. 5, No. 2, Desember 2014.Semarang.
http://ejournal.wiraraja.ac.id/index.php/JIK/article/view/119