Anda di halaman 1dari 2

1. Pembuatan formularium puskesmas menurut teori harus ada tim pembuatan formularium.

Tim dibentuk oleh kapus..akan tetapi pada teori nya waktu pembuatan formularium
puskesmas panarung hanya dibuat oleh bu inverda,berhubung mepetnya waktu
pembuatan dengan penilaian akreditasi. Dan sekarang ketua pokja 3 sedang membuat tim
baru untuk formularium puskesmas, dimana ibu Hj. Yulianti sebagai sekretaris (mohon
Kerjasamanya demi puskesmas panarung). Tim terdiri dari Apoteker, TTK, dokter dan
nakes lain yang akan dipilih oleh kepala puskemas.

2. Formularium bukan dibuat untuk kesesuain resep tapi sebagai pedoman penulis resep dan
tim pengadaan obat. Kesesuaian dimasukan dalam EP akreditasi sebagai tolak ukur
kepatuhan penulis resep dan tim pengadaan obat. Untuk revisi formularium di
perbolehkan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebutuhan hukum sesuai kajian pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Untuk fornas
2017 sudah direvisi pada 2018. Baca poin 4 di pengertian dalam SOP EVALUASI
KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM,HASIL DAN TINDAK
LANJUT
3. Obat dengan nama dagang tidak diperbolehkan dimasukkan dalam formularium, jadi bisa
dipakai nama generic nya..misal
a. vitalex dituliskan di formularium dengan nama Multivitamin Ibu Hamil
b. Becefort Syr dituliskan di formularium dengan nama Multivitamin anak syrup
c. Livro B plex Multivitamin dewasa tab dituliskan di formularium dengan nama
Multivitamin dewasa tab
d. Multivitamin Mineral Antoioksidan untuk Lansia dituliskan di formularium dengan
nama Griavita
e. VOLTADEX GEL dituliskan di formularium dengan nama Obat oles gel pereda
nyeri otot dan sendi (tiap gram mengandung diklofenac diethylamine setara dengan
diclofenac sodium)
f. TRIFED SYR dituliskan di formularium dengan nama syr obat flu akibat alergi sal.
Napas atas mengandung tripolidine dan pseudoefedrin)
g. TRIFED TAB dituliskan di formularium dengan nama tab obat flu akibat alergi
saluran napas atas
4. Sangat jelas harus mengacu pada fornas, coba Hj. Yulianti lihat dan baca SOP
EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM,HASIL DAN
TINDAK LANJUT
5. dengan seksama dan mendalam di bagian REFERENSI
6. Apabila obat yang dituliskan oleh penulis resep tidak terdapat dalam formularium
puskesmas artinya sangat jelas TIDAK SESUAI FORMULARIUM
7. Apabila terdapat ketidaksesuai peresepan dengan formularium puskesmas sesuai SOP
EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM,HASIL DAN
TINDAK LANJUT maka petugas farmasi mengevaluasi dan melaporkan kepada kepala
puskesmas , memberikan masukkan tentang tindak lanjut yang harus dilakukan.. untuk
persentase ketidaksesuaian yang masih diperbolehkan bisa dikonsultasikan dengan kepala
puskesmas (jangan lupa setiap konsultasi dengan kepala puskesmas ada bukti tertulis,
berupa hari dan tanggal konsultasi,apa yang dikonsultasikan dan arahan yang diberikan
oleh kapus disertai tanda tangan kapus dibuku konsultasi)
8. Tidak pernah ada daftar obat non formularium kecuali Hj. Yulianti ingin membuat
inovasi di kefarmasian puskesmas panarung dan jangan lupa konsultasikan dulu dengan
kepala puskesmas. Sedangkan formularium di buat sebagai panduan terapi pasien.
Memang kenapa ada ketidak sesuaian karena puskesmas tidak 100 % pengadaan obat
sendiri masih mendapatka drop dari IFK
9. Silakan buat SOP pembuatan puyer dan lama waktu masukkan dalam SOP
10. Silakan baca PMK no. 30 Tahun 2014 dengan seksama
11. Silakan baca PMK no. 30 Tahun 2014 dengan seksama lampiran 10
12. Baca lagi dengan seksama SOP EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM,HASIL DAN TINDAK LANJUT
13. Silakan revisi SOP EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM,HASIL DAN TINDAK LANJUT (apakah bisa menggambarkan
kesesuaian dengan peresepan karena sedikit nya data yang diambil dari Form data
kefarmasian)
14. Prosedur yang harus dilakukan Setelah penyiapan Obat sesuai yang kita pelajari waktu
sekolah dan kuliah dan sesuai PMK no. 35 tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah
Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan
efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker (apabila
diperlukan);

Anda mungkin juga menyukai