Aditya Kurniawan
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, APIKES Citra Medika Surakarta
akur88@gmail.com
Abstrak
Keberadaan rumah sakit masih sering kali menjadi sorotan masyarakat. Instansi ini mesti siap
memberikan layanan maksimal jika ingin mendapat penilaian positif masyarakat. Tapi kenyataan
dilapangan pelayanan rumah sakit yang maksimal selama ini masih terkesan sulit didapatkan warga
ketika hendak berobat atau pelayanan lainya.. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara mutu
pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta.
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif analitik, yakni menganalisis hubungan mutu pelayanan
kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan dengan pendekatan secara “cross sectional” pada bulan
Maret 2015 dengan sampel sejumlah 94 responden. Hasil penelitian dari dimensi mutu pelayanan
kesehatan ada hubungan bermakna antara mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien. Saran
yang diberikan agar pihak rumah sakit memberikan prioritas pencermatan dan pengembangan yang
utama berdasarkan dimensi layanan kesehatan yang dinyatakan sangat penting karena dapat
mempengaruhi kepuasan pasien.
Kata Kunci : : Kepuasan, pasien, mutu pelayanan kesehatan
Abstract
The existence of the hospital was often the public spotlight. These agencies should be prepared to provide
maximum service if you want to get a positive assessment community. But the fact the field of hospital
services is the maximum for this still seem difficult to get residents when about treatment or other services
.. The purpose of the study determine the relationship between the quality of healthcare and patient's
satisfaction Outpatient Hospital Slamet Riyadi Surakarta. This type of research is descriptive analytic,
that analyze the relationship between the quality of healthcare and patient's satisfaction with outpatient
approach "cross-sectional" in March 2015 with a sample of 94 respondents. The results of the health
service quality dimensions no significant correlation between the quality of healthcare and patient's
satisfaction. The advice given in order for the hospital to give priority discernment and the development
of primary health care based on the dimensions of otherwise very important because it can affect patient
satisfaction.
Keywords: Satisfaction, patient, quality of health care
tidak puas, 21% pasien menyatakan kurang puas, c) Kebebasan melakukan pilihan (choice)
49% pasien menyatakan cukup puas, dan 17% Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika
pasien menyatakan puas, dari pelayanan yang kebebasan memilih serta menentukan
diberikan oleh RS Tingkat IV Slamet Riyadi pelayanan kesehatan diberikan kepada
Surakarta. dari hasil survey itu diketahui bahwa pasien, dan karena itu kebebasan
ada ketidak puasan yang muncul disebabkan oleh menentukan pilihan harus dapat
beberapa aspek yang belum memuaskan bagi dilaksanakan oleh penelenggara pelayanan
pasien seperti aspek informasi yang belum kesehatan.
menyeluruh bagi pasien, aspek kebersihan dan d) Pengetahuan dan kompetensi tehnis
waktu tunggu. (scientific knowledge and tehnicalt skill).
Penyelenggara pelayanan kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA seharusnya didukung oleh pengetahuan dan
Rumah Sakit kompetensi tehnis, supaya mutu pelayanan
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang dapat lebih meningkat.
melalui tenaga medis professional yang e) Efektifitas pelayanan (effectiveness)
terorganisir serta sarana kedokteran yang Semua tindakan dalam penyelengaraan
permanen menyelenggarakan pelayanan pelayanan kesehatan seharusnya di lakukan
kedokteran, asuhan keperawatan yang atas dasar efektif, sehingga mampu
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan memberikan kepuasaan bagi pasien.
penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar. f) Keamanan tindakan (safety)
A,1996) Keamanan tindakan merupakan bagian dari
Mutu Pelayanan Kesehatan kewajiban etik serta prinsip pokok
Mutu pelayanan kesehatan atau pemeliharaan penerapan standar pelayanan profesi,
kesehatan diterima dan didefinisikan dalam pelayanan kesehatan yang membahayakan
banyak pengertian. Mutu pelayanan kesehatan bagi pasien bukanlah pelayanan yang baik,
dapat semata-mata dimaksudkan dan aspek teknis sebab itu tidak boleh dilakukan.
medis yang hanya berhubungan langsung antara
pelayanan medis dan pasien saja, atau mutu METODE
kesehatan dari sudut pandang sosial dan system Jenis penelitian yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk penelitian ini adalah deskriptif analitik.
akibat-akibat manajemen administrasi, keuangan, Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional.
peralatan dan tenaga kesehatan lainnya. (Wijono, Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
1994: 37) teknik random sampling dimana Pengambilan
Kepuasan Pasien sampel diambil secara acak. Analisis Data yang
Menurut Sabarguna (2004) kepuasan pasien digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.
adalah merupakan nilai subyektif terhadap Pengumpulan data dilakukan Pengumpulan data
kualitas pelayanan yang diberikan. Kepuasan yang dilakukan berupa observasi yaitu
pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang pengumpulan data melalui pengamatan langsung
timbul sebagai akibat dari kinerja layanan atau peninjauan secara cermat dan langsung
kesehatan yang diperolehnya setelah pasien dilapangan. Observasi dilakukan dengan
membandingkannya dengan apa yang membagikan quesioner kepada pasien di rumah
diharapkannya. sakit tingkat IV Slamet Riyadi Surakarta.
Dimensi Kepuasaan
a) Hubungan dokter dengan pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN
Terbinanya hubungan bidan pasien yang Karakteristik Responden
baik adalah satu dari kewajiban etik, setiap Responden dalam penelitian ini berjumlah 94
bidan diharapkan dapat dan bersedia orang pasien rawat jalan yang telah mendapatkan
memberikan perhatian cukup kepada pelayanan di tempat pelayanan rawat jalan di RS
pasiennya secara pribadi, menampung dan Slamet Riyadi Surakarta. Karakteristik responden
mendengarkan semua keluhan, serta dalam penelitian ini dapat diuraikan menjadi :
menjawab dan memberikan keterangan yang a. Jenis Kelamin
sejelas jelasnya tentang segala hal yang ingin Hasil perhitungan karakteristik
diketahui pasien. responden berdasarkan jenis kelamin pasien
b) Kenyamanan pelayanan (amenity) rawat jalan di RS Slamet Riyadi Surakarta
Kenyamanan yang dimaksud di sini adalah pada bulan Maret tahun 2015 dapat dilihat
tidak hanya menyangkut fasilitas yang pada diagram 1 berikut ini:
diberikan tetapi yang terpenting lagi
menyangkut sikap tindakan para pelaksana
ketika menyelenggarakan tindakan
pelayanan kesehatan.
Prosentase
0.40 sebanyak masing-masing 7 responden
(7,45%), sedangkan responden yang paling
0.20 banyak dalam penelitian ini bekerja sebagai
0.00 PNS sebanyak 44 responden (46,81%).
Laki-Laki Perempuan
Jenis Kelamin d. Jenis Pendidikan
Hasil perhitungan karakteristik
Diagram 1. Distribusi Responden
responden berdasarkan jenis pendidikan
Berdasarkan Jenis Kelamin
pasien rawat jalan di RS Slamet Riyadi
Berdasarkan diagram 1 diatas dilihat
Surakarta pada bulan Maret tahun 2015
bahwa sebagian besar responden yang
dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:
menjawab kuesioner dalam penelitian ini
berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 38,30%
0.40 21,28%
responden (54,26%). 0.30 19,15%
b. Usia 14,89%
Prosentase
0.20
Hasil perhitungan karakteristik 6,38%
0.10 0,00%
responden berdasarkan usia pasien rawat 0.00
jalan Rawat Jalan di RS Slamet Riyadi
Surakarta pada bulan Maret tahun 2015
dapat dilihat pada diagram 2 berikut ini:
Jenis Pendidikan
34,04 43,62
0.50 %
%
DiDiagram 4
Prosentase
12,77%9,57%7,45% 2) Responsiveness
0.00 Dimensi responsiveness (daya tanggap), 63
orang (67%) menyatakan baik dan 4 orang
(4,3%) menyatakan kurang. Ini
menggambarkan capaian responsiveness
Jenis Pekerjaan pelayanan baik dalam mengacu kepedulian
terhadap keluhan dan harapan.
Diagram 3 Dsitribusi Responden
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
dideritanya. Semakin tinggi daya tanggap oleh kenyataan bahwa pasien sudah
maka semakin tinggi tingkat kepuasan mengenal petugas pelayanan tersebut atau
pasien. dapat dikatakan petugas tersebut sudah
3. Hubungan assurance (jaminan) dengan memilki hubungan secara pribadi dengan
kepuasan pasien pasien.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang menyatakan puas terhadap ada hubungan bermakna antara emphaty
pelayanan kesehatan di RS Slamet Riyadi (perhatian) dengan kepuasan pasien (p =
sebesar 50% menilai bahwa assurance 0,001; p<0,05), dengan kata lain bahwa
(jaminan) yang dimiliki sarana tersebut emphaty (perhatian) berpengaruh terhadap
adalah baik. Assurance dalam penelitian ini kepuasan pasien, semakin tinggi tingkat
adalah mencakup kemampuan ilmiah perhatian maka semakin tinggi kepuasan
maupun ketrampilan dari petugas pasien.
penyelenggara, kesopanan dan sifat dapat 5. Hubungan tangible (bukti langsung) dengan
dipercaya yang dimiliki oleh para pegawai kepuasan pasien
penyelenggara pelayanan serta bebas dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahaya tindakan dari penyelenggara maupun responden yang menyatakan puas terhadap
dari pasien. kualitas pelayanan di RS Slamet Riyadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 72,3% menilai bahwa tangible (bukti
ada hubungan bermakna antara assurance langsung) yang dimiliki sarana adalah baik.
(jaminan) pelayanan dengan kepuasan pasien Bukti langsung dalam penelitian ini
(p=0,000; p<0,05), dengan kata lain berkaitan dengan penampilan luar yaitu :
assurance (jaminan) dalam pelayanan peralatan perlengkapan medis, fasilitas fisik
berpengaruh terhadap kepuasan pasien, dan jumlah personal. Hal ini ternyata
semakin tinggi kenyamanan maka semakin mendapatkan penilaian yang positif dari
tinggi pula tingkat kepuasan pasien. responden sehingga dapat dikatakan bahwa
Pernyataan Azwar yang mengutip dati bukti langsung dapat mempengaruhi jumlah
ketentuan Din ISO 8402 yang menyatakan pasien yang berkunjung.
bahwa kualitas merupakan totalitas dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa
wujud serta ciri dari suatu barang jasa yang ada hubungan bermakna antara tangible
didalamnya terkandung juga pengertian (bukti langsung) pelayanan dengan kepuasan
mengenai pemenuhan kebutuhan dan rasa pasien (p=0,003; p<0,05), dengan kata lain
aman bagi penggunannya. Hasil penelitian bahwa tangible (bukti langsung) pelayanan
menunjukkan sebagian besar responden berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
menilai kenyamanan/jaminan adalah baik Pernyataan tersebut tidak bertentangan
dimana persentase pernyataan puas terhadap dengan pendapat dari Gani bahwa pasien
pelayanan sebanding dengan tingginya pengguna pelayanan sangat memperhatikan
persentase penilaian kenyamanan/jaminan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
yang baik olah responden. penyelenggara pelayanan kesehatan.
4. Hubungan emphaty (perhatian) dengan Semakin lengkap dan baik kualitas dari
kepuasan pasien sarana/alat yang dimiliki maka pasien lebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cenderung memilih pelayanan tersebut
responden yang menyatakan puas terhadap dibandingkan dengan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan di RS Slamet Riyadi yang memiliki sarana/alat yang sederhana.
sebesar 51,1% menilai bahwa emphaty Suryati (2002) menyatakan variabel
(perhatian) yang dimiliki rumah sakit yang mempengaruhi kepuasan pasien salah
tersebut adalah baik. Emphaty (perhatian) satunya kenyamanan ruang rawat inap,
yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi kebersihan dan kerapihan gedung, koridor
kemudahan dalam melakukan hubungan dan bangsal, kebersihan dan kerapihan
antara pasien dan pihak penyelenggara ruang perawatan, penerangan lampu dan
pelayanan, komunikasi yang baik dan kebersihan kamar mandi.
memahami kebutuhan para pasien. 6. Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan
Pasien dalam memilih pelayanan kepuasan pasien
kesehatan lebih terkait dengan sikap, Kualitas pelayanan didefinisan sebagai
perhatian dan keramah-tamahan petugas, mutu dari pelayanan yang diberikan oleh
mereka lebih menyukai pelayanan yang Puskesmas yang terdiri dari bukti langsung,
mempunyai sikap kekeluargaan dan moderat keterhandalan, daya tanggap,
yang tidak membedakan sesama pasien baik kenyamanan/jaminan dan perhatian. Hasil
mengenai jenis pekerjaannya maupun status penelitian menunjukkan bahwa sebagian
sosialnya di masyarakat. Sebagian besar besar responden (71,3%) menyatakan bahwa
kehadiran pasien ke tempat pelayanan kualitas pelayanan di RS Slamet Riyadi
kesehatan tertentu karena lebih didorong
adalah baik. Dari 71,3% tersebut 62,8% serta keramahatamahan petugas dalam
diantaranya menyatakan puas. melayani pasien atau kesembuhan penyakit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang sedang dideritanya. Tidak jarang pasien
ada hubungan bermakna antara mutu dan keluarganya merasa outcome tidak
pelayanan kesehatan dengan kepuasan sesuai dengan harapan, namun merasa cukup
pasien (p = 0,001; p<0,05), dengan kata lain puas karena dilayani dengan sikap yang
bahwa mutu pelayanan berpengaruh menghargai perasaan dan martabatnya.
terhadap kepuasan pasien, semakin tinggi Sebaliknya sering ketidak puasan karena
kualitas pelayanan maka semakin tinggi sikap yang berpangkal dari sikap petugas
kepuasan pasien. yang tak acuh dan tidak ramah.
Suryati (2002) salah satu varaibel
yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu KESIMPULAN
: pelayanan petugas, ketelitian dalam Kesimpulan yang dapat dibuat dari hasil
memeriksa pasien, kesungguhan perawat penelitian terutama yang berkaitan dengan analisa
dalam melayani kebutuhan dan permintaan univariat dan analisa bivariat, baik hasil
pasin serta sikap dan perilaku petugas. penelitiandalam bentuk uji tabel silang maupun
Kecepatan perawat dalam merawat, uji statistik dengan karakteristik responden
Penjelasan tentang tindakan keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
yang dilakukan, kecepatan mengatasi 1. Dimensi reliability (kehandalan) di RS
keluhan pasien, kesopanan dalam melakukan Slamet Riyadi baik (68,1%), dimensi
perawatan, tanggapan terhadap keluhan responsiveness (daya tanggap) di RS Slamet
pasien dan komunikasi dengan pasien. Riyadi adalah baik (67%), dimensi assurance
Kepekaan terhadap pasien merupakan kunci (jaminan) di RS Slamet Riyadi adalah baik
bagi pasien dalam menentukan pilihan (50%), dimensi emphaty (perhatian) di RS
tempat pelayanan. Pasien akan memilih Slamet Riyadi adalah baik (51,1%) dan
tempat pelayanan yang mempunyai staf yang dimensi tangible (bukti langsung) di RS
peka terhadap masalah pasien, ramah Slamet Riyadi adalah baik (72,3%).
memperhatikan kebutuhan pasien, 2. Sebagian besar pasien (69,1%) menyatakan
menunjukkan sikap bersahabat, tang gap, puas terhadap mutu pelayanan di RS Slamet
terampil dan mampu memberikan informasi Riyadi dan hanya 4,3% yang menyatakan
secara terperinci. Dalam memasarkan jasa tidak puas.
pelayanan tidak hanya dibutuhkan 3. Ada hubungan bermakna antara reliability
pemasaran eksternal (penerapan bauran (kehandalan) pelayanan dengan kepuasan
pemasaran), tetapi juga pemasaran internal pasien {p = 0,001; (p<0,05)}.
dan pemasaran interaktif yaitu.dengan 4. Ada hubungan bermakna antara
melatih dan memotivasi staf dan karyawan responsiveness (daya tanggap) pelayanan
agar dapat melayani pelanggan dengan baik dengan kepuasan pasien, {p = 0,000;
dan membina inetraksi antara pelanggan dan (p<0,05)}.
karyawan. 5. Ada hubungan bermakna antara assurance
Suryati (2005) variabel yang (jaminan) pelayanan dengan kepuasan pasien
mempengaruhi kepuasan pasien salah {p = 0,000; (p<0,05)}.
satunya adalah kemudahan dan kelancaran 6. Ada hubungan bermakna antara emphaty
administrasi, kelancaran dan kemudahan (perhatian) dengan kepuasan pasien {p =
pelayanan administrasi pasien masuk dan 0,001; (p<0,05)}.
pasien pulang. Dalam upaya 7. Ada hubungan bermakna antara tangible
mengantisipasi pelayanan administrasi (bukti langsung) pelayanan dengan kepuasan
yang buruk adalah dengan peningkatan pasien {p = 0,003; (p<0,05)}.
mutu pelayanan rumah sakit yang 8. Ada hubungan bermakna antara mutu
berorientasi terhadap kepuasan pasien, pelayanan dengan kepuasan pasien {p =
yang dalam hal ini diperlukan adanya 0,001 (p<0,05)}.
perbaikan dari sikap petugas administrasi
yang lebih ramah dan cepat dalam DAFTAR PUSTAKA
pelayanan. Mutu pelayanan yang baik Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
dikaitkan kesembuhan dari penyakit, Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
peningkatan derajat kesehatan, kecepatan Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi
pelayanan, keramahan petugas dan Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
kemudahan prosedur. Azwar, Syaifuddin. 2010. Metode Penelitian.
Bagi pemakai jasa pelayanan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kesehatan lebih terkait dengan dimensi Budiarto, E. 2001. Pengantar Kesehatan
ketanggapan petugas dalam memenuhi Masyarakat. Semarang : UNDIP
kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi Dahlan, Sopiyudin M. 2009. Statistik Untuk
anatra petugas dan pasien, keprihatinan Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pohan, S. Imbalo. 2007. Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Jakarta: EGC
Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam
Medis & Informatika Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit
Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Republik Indonesia. 2009. Undang- Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jakarta
Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit
untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Saryono, dan Anggraeni, Mekar Dwi. 2013.
Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sabarguna, Boy. 2004. Quality Assurance
Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Sabarguna, Boy. 2006. Sistem Bantu Keputusan
untuk Quality Management. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.