NAHDLATUL ULAMA
BANYUWANGI
2017
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan Ridlo dan Petunjuk – Nya, sehingga Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien
dapat diselesaikan dan diterbitkan.
Kebijakan ini disusun untuk menjadi pedoman bagi Komite Mutu dan dalam
Melaksanakan Program Mutu dan Keselamatan Pasien di RumahSakit Nahdalatul Ulama
Banyuwangi.
Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terimakasih semua pihak sehingga Kebijakan
Mutu dan keselamatan pasien RumahSakit Nahdalatul Ulama Banyuwangi dapat terbit.
Kepadanya, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal.
Penyusun
2
RS NAHDLATUL ULAMA BANYUWANGI
TENTANG
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
NAHDLATUL ULAMA BANYUWANGI
3
2004 tentang Praktik Kedokteran;
4 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan;
5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
6 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Banyuwangi
pada tanggal 12 Juli 2017
DIREKTUR,
4
Lampiran : KEBIJAKAN - DIREKTUR RSNU BANYUWANGI
Nomor : 145/ RSNU/PER/DIR/VIII/2017
Tanggal : 12 Juli 2017
Tentang : Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSNU Banyuwangi
A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
1) Direktur berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien dengan mengusulkan program PMKP kepada Yayasan RS NU
Banyuwangi
2) Direktur membentuk Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Rumah sakit yang bertugas sebagai penanggungjawab pelaksana kegiatan yang
keanggotaannya terdiri dari unsur manajemen dan unsur profesi Rumah sakit
3) Direktur berpartisipasi dalam menetapkan dan melaksanakan proses atau mekanisme
pengawasan program PMKP
4) Direktur berpartisipasi dalam menetapkan dan melaksakan keseluruhan proses atau
mekanisme dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dengan
melibatkan seluruh unsur organisasi di RS NU Banyuwangi
5) Direktur bertanggungjawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamtan pasien kepada Yayasan RS NU Banyuwangi secara berkala, minimal 1
tahun sekali
6) Rumah Sakit memberikan dukungan anggaran, staf, system informasi, guna
menunjang tugas-tugas yang berhubungan dengan program PMKP Rumah Sakit
7) Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dikomunikasikan dan
dipublikasikan kepada masyarakat, seluruh pimpinan yang terkait melalui mekanisme
umpan balik dan dikomunikasikan dalam pelatihan internal, pertemuan rutin lintas
fungsi dan pertemuan khusus yang diselenggarakan oleh Komite Mutu dan KPRS
Rumah sakit
8) Direktur menetapkan prioritas rumah sakit dalam kegiatan evaluasi
5
5) Setiap tahun ditentukan paling sedikit lima (5) area prioritas dengan focus penggunaan
pedoman klinis, clinical pathway dan / atau protocol klinis
6
output dari asuhan pelayanan yang mudah dikenali oleh masyarakat misal hasil operasi
section caesare
6) Direktur RSNU Banyuwangi menetapkan cakupan, metologi, dan frekuensi untuk
masing – masing indicator klinik dan secara berkala melakukan evaluasi terhadap
efektivitas dari peningkatan mutu
7) Data dari indicator klinik dimonitor secara harian dan dikumpulkan setiap bulan
kepada Komite Mutu dan KPRS untuk dianalisa dan digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap efektivitas dari peningkatan mutu
8) Direktur RSNU Banyuwangi menetapkan cakupan, metologi, dan frekuensi untuk
masing – masing indicator klinik dan secara berkala melakukan evaluasi indicator
klinik mencakup struktur, proses dan output
1) Komite Mutu dan KPRS mendokumentasikan data – data yang berhubungan dengan
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, termasuk data capaian target
indicator / sasaran mutu dan data mengenai perbaikan yang dicapai
2) Komite Mutu dan KPRS bekerjasama dengan unit lain melakukan proses manajemen
risiko untuk mencapi suatu perbaikan
7
F. KESELAMATAN PASIEN
1) Sasaran Keselamatan Pasien sebagai prioritas dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
2) Dalam rangka menerapkan standar keselamatan pasien, RSNU Banyuwangi
melaksanakan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit ”, yaitu :
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Mengembangkan system pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien
3) RSNU Banyuwangi menetapkan area prioritas sasaran keselamatan pasien rumah sakit
sebagai berikut :
4) Sasaran keselamatan pasien ditujukan untuk peningkatan mutu dan keselamatan semua
pasien
5) Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,
Kejadian Nyaris Cidera, Kejadian Tidak Cedera, Kejadian Potensial Cedera, dan
Kejadian Sentinel
8
6) Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien
7) Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien
8) Jenis kejadian yang harus dilaporkan sebagai KNC selanjutnya diatur dalam Pedoman
Keselamatan Pasien
9) Proses pelaporan KNC dijelaskan dalam pedoman dan prosedur
10) Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
11) Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
12) Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang
serius, yang meliputi tapi tidak terbatas pada :
a. Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya ( contoh : bunuh diri )
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya
c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah
d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang yang bukan orang
tuanya
13) Rumah sakit melakukan Root Cause Analysis (RCA / analisa akar masalah pada
semua kejadian sentinel yang terjadi dalam batas waktu tertentuyang ditetapkan yang
harus ditindak lanjuti oleh Direktur Rumah Sakit
14) Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden
adalah suatu system untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien,
analisa dan solusi untuk pembelajaran
15) Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada Komite Mutu dan Keselamtan
Pasien dalam waktu paling lambat 2 x 24 jam
16) Rumah sakit memberikan dukungan kepada staf serta pasien dan keluarganya apabila
terjadi insiden
17) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan analisa dan
memberikan rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan
18) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamtan Pasien melpaorkan hasil kegiatannya
kepada direktur rumah sakit
19) Rumah sakit harus melaporkan insiden, analisa, rekomendasi dan solusi Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
9
20) System pelaporan insiden dilakukan di internal rumah sakit dan kepada Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
21) Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
mencakup KTD, KNC, KTC, dan kejadian sentinel, dilakukan setelah analisis dan
mendapatkan rekomendasi dan solusi dari Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
22) System pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonym (tanpa identitas), tidak mudah
diakses oleh yang tidak berhak
23) Pelaporan insiden ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi system dalam
rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang (non
blaming)
24) Perubahan kebijakan dapat dilakukan sejalan dengan upaya meningkatkan dan
mempertahankan mutu dan keselamatan pasien
Ditetapkan di Banyuwangi
pada tanggal 12 Juli 2017
DIREKTUR,
10
11